BAB 12

Setelah menghabiskan beberapa waktu, akhirnya dua piring yang tadi berisi nasgor itupun kosong tanpa sisa dan ayah pun kini sudah tertidur dengan lelap di atas sofa sementara Nayla sudah tidak ada di ruang keluarga. Gadis itu sudah berada di garasi, untuk mengeluarkan si kuning.

Nayla mengeluarkan motornya dengan cara mendorongnya sampai depan rumah lalu dia berhenti sejenak untuk membuka pintu gerbang dengan sangat pelan, setelah pintu gerbang terbuka, Nayla kembali mendorong skuter kuningnya keluar melewati pintu gerbang lalu kembali menutup pintu gerbang. Karena perumahan yang menjadi tempat tinggalnya adalah perumahan elit dan selalu aman, jadi Nayla tidak khawatir ketika meninggalkan pintu gerbang yang tidak terkunci.

Nayla menaiki skuter kuningnya, setelah mengenakan cardingan hitamnya yang ditinggalnya tadi di motornya sewaktu pulang. Sebelum melesat pergi, gadis itu terlebih dahulu mengirim pesan kepada seseorang, namun setelah beberapa menit menunggu dia tidak mendapat respon. Akhirnya dia menelfon orang itu, karena dia sangat yakin orang yang dikirimi pesan itu tengah bermain game.

“Ada apa Nay?” keluhan kesal terdengar dari seberang telefon.

“Aku udah kirim nomor ke kamu, sekarang kamu lacak lokasinya.”

“Iya bentar.”

“Se.ka. ra.ng!”

“Iya…” ketus Jojo lagi.

Sambungan telfon pun berakhir, dan Nayla pun menyalakan motornya lalu melajukannya perlahan sambil menunggu kabar dari Jojo, sahabatnya yang sangat jago dalam masalah hacker.

TRIING...

Nayla menghentikan laju motornya dan melihat pesan yang masuk di ponselnya. Nayla membulatkan matanya ketika membaca pesan dari jojo.

Joviana Angelia: “club malam xxxx…”

Benar-benar yah anak itu. ternyata dia mau cari mati, kalau sampai ayah tahu kelakuannya. Nayla menggerutu dalam hati lalu melajukan motornya dengan kecepatan yang terbilang biasa saja, namun gadis itu menganggap jika laju motornya sudah sangat kencang. Menuju ke lokasi yang disebutkan oleh Jojo.

Setelah berkendara hampir dua puluh menit kini gadis berpakaian piyama kuning itupun tiba ditujuan dan sekarang dia sedang memarkirkan skuter kuningnya di sembarang tempat, setelah itu gadis itu langsung masuk ke dalam gedung yang terlihat sepi dari luar namun di dalam sangat ramai.

Lampu kelap kelip serta suara musik yang berisik, menyambut gadis itu ketika dirinya sudah berada di dalam klub itu. Sejak awal Nayla masuk, dia sudah menjadi pusat perhatian. Pasalnya gadis itu masuk ke dalam tempat itu dengan menggunakan piyama kuning pikachunya yang dilapisi cardingan berwarna hitam. Berbagai celaan terdengar di telinganya.

“Nggak salah tuh… harusnya dia ke kamar untuk tidur, bukannya ke klub.”

“Sepertinya dia sedang tidur lalu bermimpi dan mimpinya itu datang ke tempat ini, makanya dalam keadaan setengah sadar dia kesini…

“Mungkin dia sedang mabuk… dan bla… bla… blaa…

Nayla tidak memperdulikan orang-orang yang tengah berbisik dan menatapnya dengan tatapan aneh, gadis itu fokus pada tujuan utamanya datang ke tempat yang pertama kali dikunjunginya ini.

Matanya berkeliling diantara manusia yang tengah berjoget-joget di lantai dansa sementara di sudut lain ada beberapa wanita yang tengah menggoda sekelompok pria berdasi, di sudut yang lain lagi terlihat beberapa orang tengah minum-minum. Melihat pemandangan itu membuat Nayla ingin segera keluar dari tempat itu. Gadis itu benar-benar muak berada di tempat seperti ini, dia tidak tahan dengan suara musik, lampu disko, dan aroma minuman keras, semua itu membuat kepalanya pusing.

Namun dia belum bisa pergi dari tempat itu, jika dia belum menemukan Rina. Entah dimana gadis itu berada. Nayla masih terus mencari sosok yang dia cari dan tak butuh waktu lama pencariannya berhenti pada sosok gadis yang tengah bergoyang kiri kanan sambil terus menggesek-gesekkan punggungnya pada punggung pria.

Benar-benar membuat Nayla murka, tanpa pikir panjang gadis berambut panjang di kuncir kuda itupun langsung bergerak membelah kerumunan manusia yang tengah berjoget-joget dengan hati yang menggerutu. Gadis itu tidak habis fikir, ini adalah pengalaman pertamanya datang ke tempat seperti ini, dan entah bagaimana caranya gadis yang masih belasan tahun itu seperti memiliki pengalaman yang jauh darinya.

Sebelum tangannya menarik bocah ingusan itu Nayla menghentikan langkahnya, tiba-tiba saja sebuah ide melintas dipikirannya. Nayla kemudian mengeluarkan ponselnya lalu mengarahkan kameranya pada gadis yang masih sibuk berjoget tanpa menyadari tindakan Nayla. Gadis itu tersenyum puas sambil terus merekam kelakuan adiknya itu. Karena idenya itu, dia bisa menjadikan rekaman ini sebagai senjata untuk menundukkan gadis keras kepala ini. Sangat licik memang, tapi mau bagaimana lagi. Sudah berbagai cara yang baik Nayla lakukan untuk meluluhkan Rina, tapi tidak pernah berhasil. Dan jika dengan cara licik ini, akhirnya gadis itu bisa tunduk, kenapa tidak?

Setelah merekam, Nayla langsung menarik adik bungsunya itu keluar dari klub itu dengan tubuh yang terhuyung-huyung mengikuti langkah Nayla. Astaga, ternyata adiknya ini sedang mabuk.

Sejenak suasana di klub itu menjadi gaduh karena ulah Nayla. Namun gadis itu tidak perduli dengan hal itu. Dia hanya fokus terus menarik Rina, hingga kini mereka berhasil keluar dari klub itu dan melepaskan Rina yang sejak tadi memberontak dibelakannya.

“Siapa anda?... kenapa Anda melakukan hal ini?”

Pertanyaan itu bukan keluar dari mulut Rina, melainkan dari mulut pria yang bersama dengan Rina tadi, pria itu mengikuti Nayla hingga di depan.

“Siapa kamu?” Nayla balik bertanya dengan tatapan yang menyelidik. Pria ini terlihat seumuran dengan Rina.

“Saya pacarnya Rina.”

“Ohhh, jadi kamu pacarnya adik saya… berani sekali kamu mengajak adik saya ke tempat seperti ini dan sekarang adik saya, kamu buat mabuk,” Nayla berucap dengan geram sambil sebelah tangannya berkacak pinggang dan sebelahnya lagi menahan tubuh Rina yang bersandar padanya.

“Eh-eh… i-itu bukan salah saya… di-dia sendiri yang mabuk.” Pria itu tampak gelagapan menjawab Nayla.

“Harusnya kamu sebagai pacar melarangnya untuk melakukan hal itu… pacar apa kamu itu, kamu malah menikmatinya dengan berjoget-joget… menggesek-gesek punggung kamu pada punggung adik saya… lalu apa setelah ini? Kamu akan tidur dengannya?” Nayla berucap dengan kesal, matanya melotot menatap pria itu.

“Saya tidak pernah berniat seperti itu?” bantahnya lagi.

“Lalu apa, ha? Setelah kamu membuat adik saya mabuk seperti ini, bagaimana cara kamu membawanya pulang?” tanya Nayla lagi.

“Saya akan mengantarnya pulang dengan mobil saya.”

Nayla semakin frustasi dengan bocah ingusan ini, astaga enteng sekali mulutnya berucap akan mengantar Rina pulang dalam keadaan mabuk seperti ini. Nyalinya sangat besar, padahal belum tentu dia bisa pulang dengan nyawa yang masih bersarang di tubuhnya.

“Ayo joget lagi…” Rina meracau sambil menggoyangkan tubuhnya di tubuh Nayla, membuat Nayla kesal, ditambah lagi dengan aroma minuman keras dari tubuh Rina, membuat kepalanya semakin pusing.

Bagaimana dia bisa kembali ke rumah dalam keadaan Rina yang mabuk seperti ini, bisa-bisa gadis kecil ini di gantung oleh ayahnya. Tapi kemana juga dia harus membawa Rina di saat kondisinya seperti ini dan bagaimana cara gadis itu membawa gadis mabuk ini dengan motor, bisa-bisa Rina jatuh di tengah jalan? Otak Nayla buntu memikirkan jalan keluar. Tapi tiba-tiba saja sebuah ide cemerlang melintas lagi di otaknya. Sungguh otaknya ini sangat bisa diajak kerja sama ketika dia sedang kesulitan.

“Pegang Rina dulu.”

Nayla menyerahkan Rina pada pria yang masih berdiri di depannya, entah kenapa pria itu masih berdiri disitu.

Nayla kemudian membuka jok motornya lalu meraih ponselnya dari dalam sana. Setelah itu, Nayla kemudian mencari kontak dan terlihat ragu-ragu untuk memanggil kontak tersebut karena itu adalah kontak Riki. Dia yakin pria itu tak akan pernah mengangkat telfon darinya, tapi dia juga tidak punya pilihan selain menghubunginya, karena hanya pria itu yang bisa menyelamatkan nyawa adiknya.

Setelah mengumpulkan segenap keyakinan akhirnya Nayla memanggil kontak Riki. Nayla terlihat menunggu panggilannya terjawab, namun tak ada jawaban. Nayla mencoba hingga tiga kali, tapi tetap saja pria itu tidak menjawab telfonnya. Akhirnya Nayla menyerah, tidak ada cara lain, dia akan mengantar Rina ke apartemen Riki menggunakan skuter kuningnya, bagaimana caranya? Nayla sudah memiliki caranya sendiri.

“Sini adik saya.” Nayla meraih kembali tubuh Rina dari pria itu. Rina terlihat tertidur namun bibirnya tidak berhenti meracau.

“Kamu boleh pergi sekarang.”

Pria itu terkesiap mendengar ucapan Nayla. Dengan raut wajah yang terlihat kesal, pria muda itu berbalik dan melangkahkan kakinya. Namun baru selangkah pria itu melangkah, pria itu berhenti lagi ketika Nayla mencegatnya.

“Tunggu!!! Bantu aku untuk menaikkan Rina di motor.”

“Nggak usah pake motor, kak. Pake mobil aku aja?” tawar pria itu.

“Nggak… kamu fikir, aku bisa percaya sama kamu, setelah kamu bikin adik saya mabuk seperti ini?” kesal Nayla.

“Udah buruan bantuin aku.”

Akhirnya dengan susah payah, mereka menaikkan tubuh Rina di atas jok motor Nayla. Dan dengan cerdiknya, gadis itu membuka kardingan hitamnya lalu melilitkannya pada tubuh Rina dan tubuhnya, sebagai penahan agar adiknya itu tidak terjatuh saat dibonceng.

“Udah kamu pulang sekarang?” pinta Nayla lagi pada anak laki-laki itu, dan dia hanya mengangguk mengiyakan perkataan Nayla, lalu detik berikutnya Nayla pun melesat meninggalkan tempat berdosa itu.

-tbc-

Terpopuler

Comments

Vanty Vebria

Vanty Vebria

Thor kasih visual Nayla sama Riki donk pasti mereka unyu unyu banget

2020-11-24

0

N.A

N.A

jadi ini sedikit klarifikasi yah readers, sebenarnya Citra itu ambil jurusan kedokteran. Cuman waktu awal dia masuk kuliah dia ngga dikasi tau sama riko tentang jurusannya makanya dia asal nyebut, dan itu pas waktu mereka lagi ospek setelah ospek dia masuk di kedokteran karena semua data dirinya kan ada di fakultas kedokteran,, ok semoga faham gays, tengkyu.

2020-11-15

2

@larissa_arabella

@larissa_arabella

sebentar sebentar bukannya citra waktu itu ambik jurusan hukum ya? kok sekarang jadi dokter?

2020-11-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!