BAB 18

Nayla berjalan masuk ke dalam rumah setelah memarkirkan motornya, sudah dua hari ini gadis itu selalu pulang jam tujuh malam, biasanya dia selalu pulang jam sembilan malam, karena setelah pulang bekerja dia pasti ke apartemen Riki untuk membersihkan apartemen pria itu. Tapi kali ini berbeda, mereka sudah bukan keluarga lagi.

Perasaannya masih sangat sedih jika harus menerima kenyataan itu, tapi itulah yang harus dijalaninya. Pria itu sangat egois dan hanya memikirkan perasaannya sendiri.

Gadis itu meletakkan tas kameranya di atas sofa, lalu berjalan masuk ke dapur untuk mengambil minum. Suasana di rumah ini sangatlah sepi, karena seluruh penghuninya sedang pergi.

Bi Iyem dan pak Yusman meminta cuti karena anaknya sakit di kampung, Ayah tengah keluar kota dan bunda selalu ikut bersama ayahnya dan Rika ada kegiatan di kampusnya jadi dia tidak bisa pulang hari ini. Jadi yang tersisa hanya dirinya dan juga Rina.

Tapi jangan tanyakan keberadaan gadis itu karena sudah pasti gadis itu sudah keluyuran entah kemana. Apalagi orang tuanya tidak ada di rumah, jadi dia akan bebas sebebas-bebasnya.

Setelah mengambil sebotol air minum, gadis bertubuh ramping itu kembali kembali ke ruang keluarga. Setelah mengambil duduk di samping tas kameranya, gadis itu meletakkan botol minumnya di meja lalu merogoh saku tas kameranya untuk mengambil benda pipih dari dalam sana.

Nayla berencana untuk menelfon Rina, dan meminta gadis itu untuk segera pulang tepat waktu, namun jika gadis kecil itu tidak menjawab panggilannya lagi, dengan sangat terpaksa dia akan menggunakan senjata cadangannya itu. Baru saja Nayla hendak mencari kontak Rina, tiba-tiba saja Rika menelfonya.

“Halo, Ka.” Seru Nayla setelah menjawab dan menempelkan benda pipih itu ditelinganya.

“Iya kak… Kak Nayla dimana?”

“Di rumah… kenapa?”

“Rina ada di rumah sakit kak, kakinya terkilir saat latihan dance. Tadi dia nelfon aku, dan minta aku untuk jemput dia, tapi aku tidak bisa, karena aku sedang sibuk … apa kak Nayla bisa jemput dia sekarang?”

“Ya udah, kakak kesana sekarang… memangnya Rina di rumah sakit mana?”

“Rumah sakit harapan.”

“Aku kesana sekarang.”

“Hati-hati kak.”

“Mmm.” Sambungan telfon pun terputus.

Nayla pun segera berjalan keluar menuju garasi untuk mengambil motornya, tapi sesampainya disana gadis itu kembali lagi, karena dia melupakan kunci mobilnya. Nayla berjalan ke dalam sambil merutuki keteledorannya.

Setelah mengambil kunci motor dan kembali lagi ke garasi, gadis itu pun mengendarai motornya dan melesat menuju rumah sakit.

^_^

Nayla berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Dengan raut wajahnya yang terlihat cemas, gadis itu berjalan kearah receptionis untuk menanyakan keberadaan Rina, namun belum sempat gadis itu bertanya, dia sudah melihat Rina berjalan keluar dengan di papah oleh seorang perawat.

Tanpa pikir panjang Nayla langsung mendekati mereka, “kaki kamu nggak terluka parah kan?” Nayla menatap kaki kanan Rina yang terlihat di perban, raut wajahnya semakin cemas.

“Anda siapa?” tanya perawat itu.

“Aku kakaknya.” Nayla tersenyum ramah pada perawat itu.

“Kalau begitu saya serahkan dia pada anda.” Perawat itu pun menyerahkan Rina pada Nayla.

“Iya sus…,” Nayla meraih dan memapah Rina, “terima kasih sus.”

“sama-sama.” Perawat itu tersenyum ramah lalu meninggalkan mereka.

“Kenapa kamu yang datang?” ketus Rina.

“Administrasinya sudah kamu bayar.” Nayla tidak mengindahkan pertanyaan Rina, karena dia tidak ingin berdebat dengan gadis kecil itu.

“Kenapa bukan Rika yang datang?” tanyanya lagi.

“Sudah bayar administrasinya apa belum?”

“Belum.” Rina menekuk wajahnya kesal.

Nayla pun menadahkan tangannya pada Rina, gadis kecil itu berkerut heran dengan tingkah Nayla.

“Mana?”

“Apanya?” kesal Rina.

“Uang kamu… aku harus membayar biaya pengobatan kamu…”

“Untuk apa? Ini kan rumah sakit ayah…,” ketus Rina.

“Sejak kapan rumah sakit ini milik ayah.” Nayla mencoba menahan tawanya.

“Ini kan memang milik ayah, rumah sakit harapan…” bantahnya lagi.

“Rumah sakit ayah itu, rumah sakit permana. Bukan harapan. Dan lagipula rumah sakit ayah itu adanya di Bandung, bukan di Jakarta.” Jelas Nayla membuat Rina bungkam seribu bahasa.

“Ya udah mana?” tagih Nayla lagi.

“Aku nggak ada uang.” Lirihnya.

Nayla menyeringai, “Harusnya nggak usah ke rumah sakit kalau nggak punya uang… ah aku lupa, kamu kan mengira ini rumah sakit ayah…,” cerca Nayla lalu menuntun Rina ke tempat duduk.

“Tunggu disini, aku bayar administrasi kamu dulu.” Nayla pun pergi ke receptionis untuk menyelesaikan pembayaran rumah sakit Rina.

Dari tempat duduknya Rina hanya menatap Nayla yang terlihat sangat ramah pada perawat, Rina merasa heran dengan sifat Nayla yang sangat mudah tertawa.

“Ayo!” Nayla mengulurkan tangannya pada Rina, tapi gadis itu dengan sikap keras kepalanya mencoba berdiri sendiri.

“Ahhh…” Rina hampir saja terjatuh, namun dengan sigap menahan Rina.

“Makanya jangan keras kepala.” Ketus Nayla.

Mereka pun meninggalkan rumah sakit itu, dengan Nayla yang tergopoh-gopoh menuntun Rina sampai di parkiran. Nayla segera mengeluarkan motornya dari parkiran dan berhenti lagi tepat di depan Rina.

“Naik.” Pinta Nayla, namun gadis itu bergeming menatap skuter kuning Nayla dengan tatapan bingung.

“Kita pulang naik motor?” tanya Rina.

“Lalu? Apa kamu ingin jalan kaki.” Ketus Nayla.

“Kenapa tidak pake taksi saja.”

“Karena adanya cuma motor, jadi kita pulangnya juga naik motor… lagi pula hanya kaki kamu yang sakit, bukan kepala kamu…,” sarkas Nayla lagi, “ayo cepat naik.”

Dengan kesal Rina menaikkan kaki kanannya di atas jok motor belakang Nayla. Tapi gadis itu terlihat susah payah untuk menyeimbangkan tubuhnya. Alhasil Nayla pun turun dan membantu gadis itu untuk duduk dengan sempurna di atas jok motor.

Namun ketika Nayla hendak kembali naik, gadis itu menatap Rina terlebih dahulu. Pakaian gadis kecil itu terlihat terbuka di bagian atas, yaitu hanya mengenakan baju sepotong alias crop top.

Nayla pun melepaskan cardingan hitamnya, lalu menyerahkannya pada Rina. Gadis itu tidak mau menerimanya, karena Nayla tidak ingin berdebat, akhirnya gadis itu mengenakannya dengan paksa ke tubuh Rina. Setelah itu gadis itupun mengendarai motornya dan melajukannya meninggalkan rumah sakit.

-tbc-

Terpopuler

Comments

Ciprut Siwindaunyilendelz

Ciprut Siwindaunyilendelz

seru banget

2020-12-29

0

Vanty Vebria

Vanty Vebria

Surprise ini Prank. Pasti Kita kesel tapi seneng iya kan

2020-11-24

1

Qinoy Luchu

Qinoy Luchu

jiah..Mita dikerjain rame2 tuh..seru

2020-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!