BAB 2

Setelah beberapa karyawan dari divisi pemasaran meninggalkan ruang rapat. Tinggallah seorang wanita cantik berparas setengah bule bersama Riki di ruang rapat itu. Riki terlihat enggan untuk beranjak dari kursinya, pria itu terlihat asyik dengan ponselnya.

Sementara wanita yang seruangan dengan Riki, terlihat mencuri pandang pria tampan itu. Wanita cantik itu adalah seorang manager pemasaran di perusahaan Riki yang bernama Amanda.

Setelah beberapa menit mencuri pandang pada pria itu, akhirnya gadis itu mendekati Riki, karena dia sangat yakin pria itu menyadari keberadaannya, tapi tetap mangacuhkannya.

“Udah makan siang belum?” Amanda mengambil duduk di atas meja depan Riki dengan pose yang menggoda.

“Belum.” Pria itu tidak mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya, karena dirinya sudah sangat mengenal siapa yang sedang bertanya padanya. Siapa lagi kalau bukan wanita yang selalu menginginkannya.

“Makan siang bareng, yuk… hari ini menu yang tersedia di kantin adalah menu kesukaan direktur utama.”

Riki mengangkat pandangannya kearah wanita di depannya itu, yang tengah tersenyum menggoda. Riki mengakui kecantikan dari Amanda.

Bentuk tubuh proporsional serta berparas sedikit bule itu memang sangatlah mempesona, tapi entah kenapa dia sama sekali tidak tertarik.

“Mereka selalu mengatakan jika menu yang tersedia setiap hari adalah kesukaanku… tapi, pada kenyataannya rasanya tidak sesuai dengan seleraku… jadi kalau kamu mau makan siang, makan siang saja sendiri. Tidak usah mengajakku.” Riki kembali menatap layar ponselnya.

Amanda tersenyum kecut, selalu saja pria itu menolak ajakannya, “apakah makanan yang sesuai dengan selera kamu?” Amanda menggantung ucapannya, “adalah makanan kampung yang selalu disediakan oleh pacarnya Aldi.” Sambungnya.

Riki berkerut heran mendengar penuturan gadis di depannya ini. Apa katanya, makanan kampung dan pacar Aldi…

Riki tersenyum kecut mendengar Aldi memiliki pacar, asistennya itu mana punya pacar. Pria itu memiliki nasib percintaan yang sama dengan Riki, diberi harapan oleh wanita lalu ditinggalkan.

Hanya saja saat ini Aldi dan Riki berbeda, jika pria itu masih setia dengan kejombloannya sementara Riki? Ah sudahlah, tidak baik mengungkap aib pria berwajah kalem itu.

“Kamu nggak tau? Kalau wanita itu adalah pacarnya Aldi?” tanya Amanda lagi.

“Itu bukan pacar Aldi… dia hanya orang suruhan yang ditugaskan Aldi untuk selalu menyediakan makan siang untukku,” ucap Riki acuh.

“Kamu tau darimana, kalau wanita itu hanya suruhan?” Amanda menaikkan sebelah alisnya, “aku rasa wanita itu bukanlah suruhan… apa kamu pernah melihat interaksi mereka? mereka terlihat seperti sepasang kekasih… jika memang status mereka hanyalah sebatas atasan dan bawahan, tidak mungkin Aldi menatap wanita itu penuh cinta.”

Riki kembali menatap Amanda dengan tatapan menyelidik, kenapa wanita ini terlihat begitu tertarik dengan hubungan siwanita pengantar makanan dan Aldi.

“Kalau kamu tidak percaya? Kamu bisa membuktikannya sendiri.” Raut wajah Amanda berubah kesal.

Riki menyeringai, ketika melihat perubahan raut wajah Amanda, “aku fikir, kamu itu tipe wanita yang tidak suka mengurusi kehidupan orang lain… ternyata aku salah. Ternyata kamu sama saja dengan wanita penggosip yang selalu kepo dengan hidup orang lain, terutama pada kehidupan Aldi…,” Riki menyeringai lagi, “dari sini, aku bisa mengambil kesimpulan jika kamu, tertarik pada Aldi atau mungkin kalian pernah saling berhubungan?”

Riki bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Amanda dengan raut wajah cemas bercampur kesal. Namun baru saja pria itu diambang pintu, dia kembali berbalik menatap Amanda yang masih bergeming di atas meja.

“Dan satu lagi….”

Amanda menoleh pada Riki.

“Jaga sikap kamu… pada bos kamu….” Riki dengan raut wajah angkuhnya pun meninggalkan tempat itu.

Riki melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangannya. Sesaat setelah pria itu masuk, atensinya lalu tertuju pada kotak makanan yang sudah disiapkan asistennya di meja kerjanya.

Memang Riki memberi tugas pada Aldi untuk selalu menyiapkan makan siang untuknya dan Aldi selalu patuh akan hal itu, karena memang Riki tidak suka makan di tempat-tempat yang ramai, terlebih di kantin perusahaannya sendiri dan seperti yang dikatakannya tadi, bahwa menu di kantin perusahaannya itu tidak sesuai dengan seleranya, meskipun chef sudah menghidangkan menu makanan favoritnya tapi tetap saja, rasanya tidak cocok di lidahnya.

Riki kemudian melangkah mendekati meja kerjanya, detik berikutnya pria itu menghempaskan dirinya di kursi kekuasaannya. Sebelum menyentuh kotak makanan itu, terlebih dulu Riki menyidik wadah berbentuk kotak itu, memperhatikan secara rinci tiap bagian dari benda itu.

Warna kuning lemon yang dipenuhi gambar karakter pikachu, sangat kekanak-kanakan dan warnanya sangat norak.

Karena sudah sangat kelaparan, Riki pun membuka penutup kotak makanan itu dan berhenti mencela. Meskipun wadahnya tidak masuk seleranya, tapi isi dari wadah itu selalu menggugah seleranya.

Menunya memang biasa saja, hanya masakan rumahan biasa, seperti nasi, ayam geprek, telur dadar, sayur sup, dan pada sekat terkhir terdapat buah anggur, tapi ini bukanlah makanan kampung seperti yang dikatakan Amanda tadi.

Bagi Riki ini adalah makanan mewah, karena Riki sangat menikmati dan selalu menghabiskannya bahkan Riki ketagihan.

Riki selalu bertanya-tanya, dari mana asistennnya itu mendapat makanan seenak ini dan setiap kali Riki bertanya tentang hal itu, asistennya akan selalu menjawab, ‘dari wanita cantik yang berhati baik dan lembut yang selalu menarik perhatiannya.’

Sejenak Riki kembali memikirkan perkataan Amanda. Apa benar yang dikatakan oleh gadis itu, jika wanita yang membuat makanan ini adalah kekasih Aldi, tapi kenapa asistennya itu tidak pernah cerita.

Bukankan mereka sahabat dan lagipula, itu adalah hal yang bagus jika asistennya itu memiliki kekasih, itu artinya dia sudah move on.

Tapi ya sudahlah, itu adalah masalah pribadi yang terpenting bagi Riki adalah, dia menikmati makanan itu dan dia juga sudah membayar jasa dari wanita itu bukan. jadi mereka sama-sama untung.

Riki memikirkan hal itu sambil terus makan. Sesuap demi sesuap terus masuk ke dalam mulutnya, hingga tak terasa kotak makanan itupun kosong tanpa sisa dan Riki selalu merasa puas karena bisa merasakan lezatnya makanan ini.

-tbc-

Terpopuler

Comments

Vanty Vebria

Vanty Vebria

Yahh ampun 2 bumil yang menggemaskan

2020-11-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!