Setelah melakukan perjalan yang amat begitu jauh, akhirnya mereka bertiga tiba di Indonesia dengan selamat. Nesya sangat ingin segera menemui mama Renata dan memeluknya, selama diperjalanan Nesya lebih memilih diam tanpa mengeluarkan suara, rasanya enggan bicara dengan Destia apalagi Ravindra.
"Nesya sayang, anak mama sudah pulang." ucap mama Renata menyambut kedatangan Nesya dan Ravindra didepan pintu, memeluk dan mencium putri semata wayangnya berulangkali.
"Dimana Destia?" tanya mama Renata celingukan mencarinya.
"Dia langsung pulang kerumahnya, ma. Mama, Nesya sangat merindukan mama." ucap Nesya menarik mama Renata masuk kedalam setelah mereka puas melepaskan rasa rindu, Ravindra mengekor di belakang Nesya dan juga mama Renata.
"Nesya, kamu baik-baik saja?" tanya papa yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Seperti apa yang papa lihat, PUTRA dan PUTRI papa baik-baik saja." ucap Nesya penuh penekanan.
"Nesya?" ucap mama Renata mempertanyakan perkataan sang anak.
"Pa, sekarang kami semua sudah disini dan Nesya mohon sama papa, jelaskan pada kami apa hubungan kalian berdua sebenarnya!"
"Nesya! Maksud kamu apa nak?" tanya mama Renata bingung.
"Ma, biarkan papa yang menjelaskannya karena Nesya juga butuh penjelasan langsung dari papa."
"Ravindra, apa yang telah terjadi pada putriku?" tanya Jendral Rico dengan suara pelan dan tetap tenang.
"Nona Nesya hanya tengah salah paham, dia mengira saya putra kandung pak Jendral Rico." jawab Ravindra dengan tegas.
"Kenapa kamu berfikir seperti itu, Nesya? Dari mana kamu bisa berfikir bahwa nak Ravindra ini putra kandung papa?" tanya papa Rico menggeleng tak paham dengan pemikiran putrinya.
"Papa jangan bertanya padaku! Papa memperlakukannya seperti putra kandung papa, jauh lebih manis dari perlakuan papa terhadap Nesya, bahkan dia memanggil Big Bos dengan kata papa!" ucap Nesya berteriak lantang.
"Lihatlah putrimu, Renata! Jika sudah emosi maka hilanglah sudah rasa sopan santunnya!"
"Papa jelaskan! Apa sebenarnya hubungan kalian? Papa punya selingkuhan? Lalu, Ravindra ini anak dari selingkuhan papa, begitu?"
"Nesya!" ucap mama Renata meremas jemari Nesya yang digenggamnya.
"Mama jangan membela papa, atau mama akan terluka nanti!"
"Nesya, cukup! Papa tidak akan bicara kalau kamu masih terus berteriak seperti itu!"
Hening
"Ravindra bukan putra kandung papa, tapi dia adalah calon suami untukmu!" ucap papa Rico tegas. Nesya yang mendengarnya bagai tersambar petir disiang bolong.
"Apa maksud papa? Dia hanya seorang pengawal yang papa percayakan untuk menjaga Nesya! Bukan calon suami Nesya!" elak Nesya tak percaya.
"Dia yang pantas untukmu Nesya!" ucap papa Rico.
"Mama?" ucap Nesya menatap mama Renata, papa Rico, dan Ravindra secara bergantian, Nesya kemudian berlari menuju kamar, namun ia bertatap muka dengan seorang gadis cantik ketika hendak menaiki tangga, sedangkan gadis cantik yang seumuran dengannya itu hendak turun, mereka saling bertemu pandang untuk beberapa menit, lalu Nesya segera melangkah kembali menaiki tiap anak tangga.
"Kak Nesya, sudah pulang? Kenapa menangis? Kak Nesya tunggu aku, kak!" ucapnya membuntuti Nesya masuk kamar.
"Kakak ingin sendiri, kamu jangan ganggu kakak!" Nesya menutup pintu tak lupa menguncinya.
'Ada apa dengannya? Ya sudah, aku turun saja.' gumamnya dalam hati. Gadis cantik itu turun kembali untuk menemui tuan rumah.
"Om, tante? Kak Nesya ke- . . .. Kakak Kenzie?" ucap si gadis cantik seketika membuat papa Rico, mama Rena, dan Ravindra saling menatap satu sama lain.
"Ratu, kamu disini? Sedang apa?" tanya Ravindra.
"Kalian? Kalian berdua saling mengenal satu sama lain?" tanya mama Renata.
"Dia orang yang pernah menolongku tante Renata, om Rico?"
Flash back On
Surabaya
"Tolong! Tolong! Tolong!" suara Ratu berteriak saat beberapa orang preman datang mendekatinya.
"Gadis cantik, jangan teriak seperti itu! Tidak ada yang akan menolong kamu disini!" ucap salah satu preman.
"Mau apa kalian? Jangan mendekat padaku!"
"Nona, kami hanya ingin bermain-main denganmu! Tenang dan jangan berisik! Mari bersenang-senang bersama kami!"
"Aku bilang jangan mendekat atau aku akan menelepon polisi!" ancam Ratu yang terabaikan.
"Silahkan nona!" ucapnya terus mencoba mendekat.
"Berhenti atau aku akan berteriak!" ucap Ratu yang terus diabaikan oleh mereka hingga membuat seluruh tubuhnya kaku sesaat.
"Hei kalian! Jauhi gadis itu!" teriak seseorang dengan lantang.
"Owh, pahlawan kemalaman kamu datang nona." ucap salah satunya menatap ke arah Ratu dan tertawa keras.
"Apa kau pacarnya? Berani melawan kami?" tanya si preman itu. Tanpa memberi balasan sang Hero memukulnya habis-habisan hingga mereka semua babak belur dan lari dengan terbirit-birit dibuatnya.
"Ban*i! Beraninya dengan wanita lemah saja." teriaknya.
"Apa kamu tidak apa-apa?" tanyanya pada Ratu yang hanya mengangguk tanda iya baik.
"Kenapa tengah malam berada ditempat seperti ini sendirian?" tanyanya lagi.
"Mobilku mogok diujung sana! Aku memesan taksi tapi tidak kunjung datang akhirnya aku memutuskan untuk jalan kaki, tapi sialnya gerombolan preman itu datang menghampiriku." jawab Ratu menjelaskan.
"Siapa namamu?"
"Ratu Valisia."
"Baiklah Ratu, akan saya antar kamu sampai rumah."
"Terimakasih . . .."
"Kenzie Ravindra Adinata."
"Terimakasih kakak Kenzie." ucap Ratu girang, mereka mulai berjalan menuju mobil sang Hero untuk mengantar Ratu pulang ke rumah.
"Kenapa tengah malam begini berada diluar rumah? Apa orangtuamu tidak mencarimu?" tanya pria yang dipanggil Ratu kakak Kenzie.
"Aku dalam perjalanan pulang dari Rumah Sakit, mama opname, sedangkan kami hanya tinggal berdua karena ayah sudah lama meninggal." jawab Ratu menunduk.
"Maaf, saya tidak bermaksud membuat kamu bersedih. Saya kira kamu habis bersenang-senang dengan teman-teman seumuran kamu."
"Tidak apa-apa ini salahku. Tadi di Rumah Sakit mama juga sudah menahanku, tapi aku tetep kekeh untuk pulang. Karena aku sangat tidak suka dengan bau obat-obatan yang sangat menyengat."
"Makanya kalau dibilangin orang tua jangan bandel, kena batunya bukan? Sudah mobil mogok disamperin preman lagi." ucap Kenzie tersenyum jail.
"Terimakasih kakak sudah menolongku."
"Sama-sama. Kebetulan tadi saya lewat dan tidak sengaja melihat, maka saya berusaha menolong." balas Kenzie jujur. Tak terasa sudah sampai depan rumah. Ratu turun, tak lupa ia mengucapkan terimakasih untuk yang kesekian kalinya. Kenzie pun segera pergi dan mereka berpisah.
'Semoga kita bisa bertemu lagi kak Ken, kakak Kenzie. My Hero.' batin Ratu tersenyum bahagia.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
agussajiwo
siapa tu
2020-07-09
0