Setelah sampai Soekarno–Hatta International Airport, mereka segera check-in dan menuju pesawat. Mereka terbang tepat pukul 13.00 WIB. Dan setelah berada di pesawat kurang lebih 20 jam 30 menit akhirnya mereka sampai di New York City Airport dan segera menuju hotel.
"Destia, di hotel mana kita tinggal? Apa masih lama? Aku sudah sangat lelah!" keluh Nesya pada sang Asisten.
"Di hotel Mandarin Oriental New York. Tidak jauh sayang, beberapa menit lagi kita sampai kau pasti juga sudah mengantuk. Nanti setelah sampai istirahatlah dengan puas!" jelas Destia.
Kurang lebih pukul 11.00 malam (waktu New York), mereka tiba di hotel segera menuju ke kamar yang berada di lantai 17, tersedia 2 kamar untuk mereka. Tapi, karena kini mereka datang bertiga mau tak mau Nesya dan Destia sekamar berdua dikamar Nesya, sementara bodyguard itu menempati kamar yang seharusnya ditempati Destia.
"Nesya! Aku duluan mandi ya? Sudah lengket sekali badanku." ucap Destia melangkah ke kamar mandi.
"Iya, aku akan telepon rumah lebih dulu." ucap Nesya sambil menekan nomor telepon rumahnya yang mulai tersambung.
"Hallo mama. Nesya sudah sampai ma, Nesya baik-baik saja hanya sedikit lelah saja." kata Nesya pada mama Renata.
"Hallo sayang. Alhamdullilah. Jangan lupa jaga kesehatan dan pola makan kamu sayang! Ya sudah, segeralah bersihkan badan dan beristirahatlah yang cukup!" kata mama Renata dari sebrang sana.
"Iya ma, Nesya mau mandi dulu. Dah mama. Muach." kata Nesya yang dibalas ciuman jarak jauh dari mama Renata. Nesya menutup telepon dan segera membersihkan tubuhnya dan merebahkan diri di samping Destia yang sudah tertidur hingga pagi datang.
"Keluar ayo Des! Jalan kemana gitu? Mumpung hari libur dan pemotretan belum dimulai." ajak Nesya setelah keluar dari kamar mandi.
"Mau kemana Nesya? Memangnya capek kamu sudah hilang?" tanya Destia yang masih berada diatas kasur.
"Ya pokoknya keluarlah, Des. Masa iya jauh-jauh ke New York cuma tiduran aja, kan gak lucu Destia." kata Nesya menarik Destia turun dari kasur.
"Baiklah, aku akan bersiap dulu." jawab Destia semangat. Dan mereka mulai bersiap dan keluar, didepan pintu ternyata sudah ada orang yang berdiri membuat kedua gadis itu terkejut melihatnya.
"Kamu! Sejak kapan berdiri di depan pintu? Aku akan pergi dengan Destia! Kamu tak perlu ikut!" titah Nesya pada Ravindra.
"Tapi, tugas saya mengikuti kemanapun nona pergi. Dan saya akan melakukannya, karena ini adalah pekerjaan saya." jawab Ravindra tenang.
"Terserah!" jawab Nesya lemas.
"Nesya! Dia sangat tampan sekali." bisik Destia ditelinga Nesya, membuatnya geli karenanya.
"Ambil saja kalau kau mau!" kata Nesya sambil mulai berjalan, yang diikuti asisten dan bodyguardnya dibelakang.
"Kak Ravindra, sudah punya pacar atau malah sudah menikah?" tanya Destia gamblang, begitu penasaran entah kenapa Nesya juga ikut penasaran dan membiarkan obrolan mereka terjalin.
"Belum, mungkin karena terlalu sibuk dengan karier." jawab Ravindra jujur yang membuat Nesya menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap tubuh Ravindra.
"Apa kau sedang menyindirku! Berani sek-"
"Maaf nona jika anda tersindir, tapi saya hanya menjawab pertanyaan teman anda ini dengan apa adanya." jelas Ravindra pada Nesya, Nesya sendiri bingung kenapa ia bisa menanyakan hal itu, sungguh memalukan. Mereka mulai berjalan kembali dan berhenti disebuah restaurant.
"Nesya! Kamu jangan terlalu membencinya, nanti kamu akan sangat mencintainya." ucap Destia setengah berbisik, mereka duduk terpisah dengan meja Ravindra karena memang Nesya sengaja mencari meja yang hanya ada dua kursi saja.
"Apaan sih, bercandamu gak lucu. Masa seorang Nesya Adriana Faranisa Arora jatuh cinta dengan seorang bodyguard, No!" gerutu Nesya lirih, namun terdengar oleh Destia yang sibuk menikmati pesanan yang telah tersaji.
"Owh, ayolah Nesya! Suatu saat nanti akan tiba saatnya, saat dimana kalian mulai terbiasa dan saling bergantung satu sama lain, lagi pula sampai saat ini kamu belum ada pacar bahkan dekat dengan seseorang pun tidak, meski banyak yang jujur padamu tentang perasaan mereka, kamu selalu menolaknya mentah-mentah." ucap Destia membuat pusing kepala Nesya.
"Kamu! Lihat dia! Aku benci tatapannya. Kenapa dia menatapku begitu? Seperti aku ini mangsanya saja." gumam Nesya yang melirik lalu memelotkan mata pada Ravindra agar bodyguardnya itu tak lagi memandangnya seperti itu. Namun, apa yang gadis itu lihat? Pria itu malah tersenyum manis dan membuat hatinya bergetar seperti dilanda gempa bumi dengan kekuatan 9.99 SR.
'OMG Apa ini?' gumam Nesya dalam hati. Menekan dadanya yang bergetar hebat sambil melirik wajah Ravindra yang masih dengan setia mempertahankan senyumannya.
...( Kenzie Ravindra Adinata )...
|
|
|
|
|
^^^Gak kuat author sama senyum nya 😘😘^^^
jangan lupa like & komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Rosdiana Hubung
ganti aja deh visual revindranya😃😃
2020-07-11
1
agussajiwo
mantaaap
2020-07-09
0
siy@ yanti
revindranya kemanisan thor kurang keren ...udah gitu ngambil gambarnya dari samping .....jadi keliatan unyu2 😂😂😂
2020-06-27
1