Setelah beberapa menit tertidur, Nesya bangun lalu pergi mandi, berpakaian rapi dan mendudukkan tubuhnya di sofa lalu menyalakan laptopnya untuk menonton film. Sejak bangun tadi, ia tak melihat keberadaan Destia di ruangan ini dan entah pergi kemana asistennya itu.
"drtttt drtttt drtttt." dering ponsel Nesya dalam mode getar.
💌 Destia
^^^Nesya sayang, maaf aku keluar sebentar untuk mencari kebutuhan wanita.^^^
Kebutuhan wanita? Apa?
balas Nesya mengerutkan dahi. Namun, tak ada jawaban darinya Nesya hampir meletakkan kembali ponselnya, sebelum sempat terletak sempurna ponsel kembali bergetar.
💌 Aldo
^^^Nesya, aku dengar kamu sedang berada di New York. Apa bisa kita bertemu?^^^
'Aldo?' gumam Nesya kaget dalam hati. Pasalnya, Aldo sudah jarang menghubungi Nesya.
Iya Al, apa kamu juga berada disini?
balas Nesya bertanya.
^^^Iya, aku ada urusan disini. Nesya, temui aku di X Cafe sekarang! Ku mohon!^^^
"drttttt drttttt drttttt" dering ponsel Nesya kembali bergetar, namun kali ini bukan notifikasi pesan melainkan panggilan via telepon.
'Aldo! Ada apa dia sampai harus menelpon? Aku baru akan membalas pesannya.' gumam Nesya dalam hati.
"Hay Al, ada apa meneleponku? Aku baru saja akan menjawab pesanmu!" jawab Nesya.
"Nesya, temui aku di X Cafe sekarang juga! Aku mohon! Aku akan menunggumu! Datanglah! Sampai jumpa!" ucap Aldo yang langsung menutup telepon tanpa menunggu jawaban dari Nesya. Nesya bingung pergi atau tidak, sementara Destia belum juga kembali, Nesya mengambil tas dan jaketnya kemudian keluar kamar. Saat ia ingin mengetuk pintu kamar bodyguardnya, namun ia urungkan niat itu dan berjalan cepat keluar sendiri untuk mencari taksi.
'Untuk apa aku mengajak bodyguard itu? Bukannya aku hanya akan menemui teman masa kecilku sebentar saja?' pikir Nesya ketika telah berada didalam taksi.
•••
"Aldo?" panggil Nesya mendekat meja teman masa kecilnya itu.
"Nesya, akhirnya kau datang juga, aku merindukanmu! Minumlah! Aku sudah memesankan minuman khusus untukmu." ucap Aldo berdiri dari duduknya dan kembali duduk saat Nesya telah duduk didepannya dan kini memang telah tersaji dua minuman diatas meja mereka.
"Cocktail?" ucap Nesya dengan mengerutkan dahi.
"No, this is Mocktail, khusus untuk Nesya Adriana Faranisa Arora!" ucap Aldo tersenyum.
"Ok. Setelah sekian lama tidak bertemu ternyata masih mengingat jelas namaku. Apa kamu disini sedang ada pekerjaan?" tanya Nesya, sambil memainkan pipet dan meminum minuman yang telah Aldo pesankan.
"Iya. Nesya kamu terlihat semakin cantik sekarang. Nesya, aku masih sangat mencintaimu, Nes!" ucap Aldo membuat Nesya tersedak.
"Al, aku sudah bilang kalau aku tidak mencintaimu. Aku menganggap mu seperti kakakku sendiri dan kita berteman sejak kecil aku tidak ingin pertemanan kita rusak karena masalah ini Al, aku harap kamu paham tentang ini dan jangan pernah membahasnya lagi jika masih ingin bertemu denganku! Maaf, tapi aku harus segera pergi Al!"
"Tunggu Nesy- . . .!" ucap Aldo menghentikan Nesya, namun saat gadis itu akan melangkah tiba-tiba kepalanya terasa berat dan pandangannya kabur, Aldo yang melihat kondisi Nesya segera memapahnya.
"Aku akan antar kamu pulang, Nes!" ucap Aldo.
•••
Destia baru saja kembali dari swalayan, dirinya kini tengah kebingungan mencari keberadaan Nesya yang tidak ditemukan didalam kamar.
"Dimana dia? Kenapa tidak ada dikamar? Teleponnya juga tidak bisa dihubungi!" gerutunya kesal karena tak menemukan keberadaan Nesya.
'Apa dia pergi bersama kak Ravindra? kamarnya sedari tadi aku ketuk tak menunjukkan tanda-tanda dia berada didalam.' gumamnya dalam hati.
"Sebenarnya dimana mereka berdua? Kenapa tidak ada yang bisa dihubungi? Aku sangat khawatir! Nesya kamu dimana, Nes? Apa yang akan aku katakan pada mami Renata dan om Rico, jika sampai sesuatu yang buruk terjadi padamu?" ucapnya sambil mondar-mandir, kesana-kemari sambil terus mencoba menelepon Nesya ataupun Ravindra secara bergantian.
•••
Aldo memapah Nesya, membawanya masuk kedalam mobil, Nesya merasa kepalanya semakin berat dan ingin rasanya segera memejamkan mata.
"Al, kepalaku sangat sakit sekali!" ucap Nesya sambil memegang kepala.
"Tenang Nes, kamu akan baik-baik saja! Sebentar lagi kita sampai Nes." tenang Aldo.
Mata Nesya benar-benar terasa sangat mengantuk, kepalanya juga terasa sangat berat, perlahan kesadarannya juga berkurang. Nesya merasa mobil yang membawanya telah berhenti dan kini Aldo tengah membopong tubuhnya bak karung beras.
"Al, kita sudah sampai? Aku akan jalan sendiri Al." tanya Nesya pada Aldo yang bungkam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nie-tha
nyebelin deh nesya,,,gk nurut
2020-07-26
0
agussajiwo
seru ni
2020-07-09
0
Asri Handaya
Nesya....kok kamu menyulitkan diri sendiri...ada bodyguard paling enggak bisa bantuin nyopir....
2020-04-30
0