Setelah mereka selesai makan, Nesya memesan kembali menu yang sama satu porsi lagi dibungkus. Setelah itu mereka keluar berjalan menuju mobil.
"Bugh!"
"Maaf." ucap Nesya saat tidak sengaja menabrak seseorang.
"Nesya!" ucapnya sambil memegang lengan dan menyentuh pipi Nesya, tanpa aba-aba Ravindra menarik lengannya dan memberi pukulan diperutnya.
"Bugh! Berani kamu menyentuhnya lagi? Kepar*t tidak tahu malu! Jauhi dia atau aku benar-benar tak akan pernah membiarkanmu lolos begitu saja!" ucap Ravindra sangat marah dan mendorong tubuh Aldo hingga tersungkur dilantai.
"Ravindra, sudahlah kita pulang saja. Ayo!" ajak Nesya sembari menarik lengan Ravindra. Aldo masih dengan tatapannya hingga keduanya mulai menjalankan mobil dan menghilang dari pandangannya.
'Siapa lelaki itu? Kenapa dia selalu bersama Nesya? Apa dia pacar Nesya? Tidak mungkin bukan?' batin Aldo bicara.
"Aku tak akan melepasmu begitu saja, Nesya! Jika aku tak bisa memilikimu, maka siapapun itu tak akan ada yang bisa memilikimu!" gumam Aldo mencoba berdiri.
•••
"Lelaki tak punya malu beraninya menampakan wajah di hadapanmu dan menyentuhmu lagi di depan mataku!" gerutu Ravindra kesal.
"Pakailah seatbelt-nya!" imbuh Ravindra tak bersahabat dengan pandangan mata fokus ke depan.
"Tidak mau. Nanti macet, susah lagi dilepasnya!" jawab Nesya.
"Tidak akan, pakailah!" perintah Ravindra ulang dengan lebut, namun Nesya tak mempedulikannya.
"Aku bilang pakai **seatbelt**nya Nesya!" ucap Ravindra sedikit berteriak memaksa Nesya.
"Kenapa kamu marah? Apa karena kak Aldo?" Nesya kaget saat tiba-tiba Ravindra menghentikan mobilnya mendadak, hingga mobil belakang menekan klakson begitu panjang.
"Ravindra! Apa yang kamu lakukan? Ini sangat berbahaya! Apa kau akan membawaku mati bersamamu?" tanya Nesya yang bingung dengan sikap bodyguardnya itu.
"Tentu. Aku akan membawamu mati bersamaku!" gumamnya tak jelas.
"Ravindra apa yang kau katakan?" teriak Nesya heran.
"Apa kamu tetap akan berhubungan dengan kepar*t sial*n itu? Kenapa masih bersikap manis padanya?" tanya Ravindra membuat Nesya bingung.
"Sungguh aku tidak mengerti apa yang sedang terlintas di pikiranmu. Aku dan kak . . .."
"Jangan menyebut namanya lagi di depanku aku sangat muak dengannya!" ucap Ravindra dengan cepat sembari memasang seatbelt Nesya lalu mengemudikan mobilnya kembali menuju Hotel.
'Kenapa dia marah? Harusnya aku yang saat ini sedih dan marah karena bertatap muka dengan lelaki yang tidak tahu malu itu.' batin Nesya sembari menatap kearah Ravindra dengan rasa heran.
"Maafkan aku. Aku hanya tak ingin kamu berhubungan dengannya lagi!" ucap Ravindra membuka suara setelah beberapa menit hening.
"Memangnya kenapa?" tanya Nesya ragu.
"Kamu benar-benar membuatku darah tinggi hari ini." jawab Ravindra.
"Kenapa?" tanya Nesya menatapnya tajam.
"Nesya dengar aku! Dia orang jahat yang berniat buruk kepadamu, jauhi dia! Orang sepertinya akan melakukan hal bodoh dan kotor demi untuk mendapatkan apa yang dia ingin." jelas Ravindra.
"Baiklah. Berjanjilah jangan bersikap seperti itu lagi!" ucap Nesya pada Ravindra.
"Aku tidak yakin kamu tak akan mengulanginya lagi, Nesya. Karena aku yakin, kamu pasti akan membuatku melakukannya lagi!" ucap Ravindra meremehkan Nesya.
"Kamu tidak mempercayaiku? Baiklah kita lihat saja nanti!" jawab Nesya yang mulai keluar dari mobil, karena memang mobil telah berhenti, sebab telah sampai tujuan. Ravindra mengekor dibelakang Nesya hingga Nesya masuk kamar, Nesya menoleh ke arahnya yang masih setia menunggunya masuk dan segera menutup pintu.
"Gadis keras kepala! Tunjukan padaku! Bagaimana kamu akan menjauh darinya?" gumam Ravindra yang kemudian masuk ke kamarnya.
•••
"Nesya cantik, sudah pulang." ucap Destia menyambut Nesya.
"Ehm, ini untukmu." ucap Nesya sambil menyodorkan kantong kresek yang berisi makanan tadi.
"Makasih Nesya sayang." kata Destia yang telah membuka dan mulai memakannya sambil duduk di sofa.
"Des, aku akan tidur sebentar, tolong bangunkan aku satu jam lagi!" ucap Nesya, karena jadwal catwalk nanti jam delapan malam jadi ia harus berangkat pukul lima sore.
"Baiklah sayang." ucapnya sambil mengunyah makanan. Nesya memejamkan matanya yang lelah, kemudian terlintas wajah Ravindra yang sangat marah tadi secara tiba-tiba.
'Apa sebenarnya yang membuatnya sampai marah seperti itu? Untuk pertama kalinya, aku melihatnya marah dan itu sangat menakutkan.' batin Nesya saat hendak terlelap tidur.
'
'
'
'
'
'
Terimakasih buat readers yang masih setia dengan B I L Y. Ayo like dan komen dibawah ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
agussajiwo
mungkin cemburu
2020-07-09
0