Setelah beberapa hari tinggal di New York, kini Nesya mulai tujuan awalnya untuk melakukan pemotretan. Setelah bersiap, mereka berangkat ke lokasi. Dan setelah sampai, segera bergegas ke ruang make up.
"Pakai gaun yang ini dulu ya, Nesya." ucap Destia, sementara beberapa orang telah merias Nesya, setelah Nesya berganti pakaian, dan setelah beberapa jam selesai mereka menuju lokasi pemotretan.
"Tunggu! Aku kesulitan berjalan." keluh Nesya. Dengan segera Destia menghampirinya dan membantunya berjalan, sementara si bodyguard memegangi ekor gaun yang Nesya kenakan.
"Apakah sudah bisa dimulai?" tanya sang fotografer, setelah mereka sampai di lokasi pemotretan.
"Tentu." jawab Nesya singkat.
"Baiklah. Berdirilah di sana dan kita akan mulai pemotretannya!" perintah sang fotografer. Nesya mulai menempatkan dirinya diposisi yang telah diarahkan tadi dan mulai berpose dengan berbagai gaya, hingga menghasilkan banyak jepretan.
"Nesya, kemari! Kamu ganti gaun berikutnya!" ucap Destia, setelah mereka rehat beberapa menit lalu.
"Okay." jawab Nesya sambil berjalan menuju ruang ganti, saat menuruni tangga kaki Nesya tak sengaja menginjak gaun panjangnya, sehingga Nesya kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh, kalau saja Ravindra tidak cepat meraih tubuh gadis itu. Mata keduanya saling bertemu pandang dan dada Nesya berdebar sangat kencang, Nesya mengalihkan pandangannya dan segera mungkin menjauhkan tubuhnya dari Ravindra, sang bodyguard.
"Terimakasih." kata Nesya singkat.
"Lain kali berhati-hatilah saat melangkah! Ingat, jika sampai kamu terjatuh dan hidung mancungmu itu patah. Bagaimana? Kamu tak mungkin bisa kerja dengan keadaan wajah yang terluka, bukan?" ucap Ravindra mengingatkan, namun justru terkesan mengejek.
Nesya refleks menyentuh hidung mulusnya. "Kamu! Apa kamu baru saja menyumpahiku? Dasar! Minggir! Menjauhlah dariku!" teriak Nesya kesal, Nesya segera berjalan menuju ruang ganti dan juga make up kembali, karena memang selain baju dan warnanya yang berbeda, tema baju yang ia gunakan sekarang juga beda dengan yang sebelumnya. Beberapa jam kemudian pemotretan telah selesai dan ia merasa sangat lelah sekali. Nesya melihat beberapa hasil jepretan di kamera sang fotografer dan mereka puas dengan hasilnya.
...( hasil pemotretan gaun pertama )...
...( hasil pemotretan gaun kedua )...
Setelah puas melihat beberapa hasil fotonya, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena besok ada jadwal catwalk.
•••
Tidak ada pembicaraan selama perjalanan ke Hotel, suasananya benar-benar hening. Nesya sibuk dengan ponselnya sementara Destia, dia tertidur. Dan si bodyguard lebih fokus menyetir, namun sesekali bola matanya melirik memperhatikan Nesya dari kaca spion mobil depan.
"Kenapa melihatku?" tanya Nesya memecah keheningan. Menyadari sedari tadi diperhatikan diam-diam.
"Saya hanya melihat kondisi jalan dibelakang, nona Nesya." jawab Ravindra beralasan.
"Dasar! Cari restaurant seafood! Aku sudah sangat lapar!" perintah Nesya.
"Ok, baiklah." jawab Ravindra yang membuat suasana hening kembali. Sesampainya di restaurant seafood, Nesya membangunkan Destia dan segera bergegas masuk, lalu memesan beberapa macam olahan seafood. Setelah pesanan datang, ia dan Destia segera menyerbunya.
"Kenapa tidak makan? Apa kamu ada alergi dengan seafood?" tanya Nesya pada Ravindra yang hanya memperhatikan mereka berdua makan.
"Iya. Kenapa? Tidak! Aku hanya sedang tidak ingin saja." jawab Ravindra terkejut sadar dari lamunannya.
"Makanlah kak Ravindra! Ini sangat enak. Aaak, buka mulutmu kak!" pinta Destia tiba-tiba mengulurkan tangan hendak menyuapi udang pada Ravindra.
"Terimakasih, Destia. Aku akan memakannya sendiri!" Ravindra dengan cepat mengambil udang dari piring dan memakannya dengan tangan sendiri.
"Baiklah! Itu sangat baik." ujar Destia sambil memakan udang yang disodorkan pada Ravindra sebelumnya.
"Destia, Destia." ucap Nesya menggelengkan kepala pelan. Heran, menatap keduanya secara bergantian. Makanan sudah terkuras habis dan perut mereka sudah sangat kenyang, mereka melanjutkan perjalanan pulang ke Hotel.
•••
"Besok malam aku ada jadwal catwalk! Jadi, besok siang aku akan pergi ke Spa terlebih dulu." ucap Nesya saat hendak keluar mobil yang kini telah sampai di parkiran Hotel.
Mereka bergegas masuk ke kamar masing-masing. Nesya merebahkan tubuhnya di kasur tanpa melepas tas dan sepatu yang masih melekat ditubuhnya.
"Oh Nesya, ini adalah kebiasaan burukmu, cobalah untuk memperbaikinya!" tutur Destia.
"Destia, aku sangat lelah sekali. Berdiri beberapa jam dengan hak tinggi itu sangatlah menyakitkan, Des! Sungguh aku tersiksa." keluh Nesya pada Destia.
"Ya. Setiap habis pemotretan kamu akan selalu berkata seperti ini terus kan?" papar Destia yang telah lama mengenal kebiasaan Nesya.
|
|
|
|
|
|
|
|
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Dara Fuji
semangat thor...
MANTAN ADALAH JODOH YANG TERTUNDA
GAYS CEPAT MAMPIR
2020-08-18
0
agussajiwo
kok mirip fillm korea y
2020-07-09
0