"Maafkan aku! Seandainya saat itu aku mengajakmu atau menunggu Destia kembali, mungkin tak akan seperti ini jadinya. Dan kalau saja kamu tidak mengikutiku atau menyadari kepergianku atau datang terlambat saja, mungkin aku telah hancur saat ini." ucap Nesya menghapus air matanya.
"Kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri untuk kejadian ini. Cukup jadikanlah kejadian buruk kemarin sebagai pelajaran untuk kedepannya, agar kamu lebih berhati-hati dalam bertindak." ucap Ravindra menasehati Nesya.
"Terimakasih. Maaf selama beberapa hari kamu disini aku tidak pernah menganggap dan selalu berbuat semauku sendiri." ucap Nesya menyesal.
"Tentu saya memaafkanmu, karena kamu adalah **bos**ku. Mana mungkin bodyguard sepertiku marah pada atasan." jawab Ravindra bergurau.
"Apa kamu mau berteman denganku?"
"Saya bodyguardmu bos, bagaimana mungkin akan berteman denganmu? Nanti kalau sampai Big Bos Jendral tahu bisa tamat riwayat saya." balas Ravindra tersenyum.
"Apa salahnya berteman? Aku bosmu bukan? Jadi, turuti saja apa perintahku! Jadilah temanku! Papa tidak akan marah, meski dia begitu egois dan terkesan cuek, tapi untuk marah denganku tidak akan bisa dia lakukan." ucap Nesya memaksa.
"Ok. Baiklah Nesya. Sebagai teman barumu saya ingin memberi hadiah dan aku harap kamu senantiasa memakainya selalu. Ini sangat murah, tenang saja. Benda ini melambangkan arti pentingnya persahabatan dan ingat apapun yang terjadi tetap kenakan benda ini. Ok?" ucap Ravindra sembari memasang gelang kaki dikaki kanannya. Sementara Nesya hanya mengangguk tanpa kata.
"Bukankah kamu akan pergi Spa untuk menunjang penampilanmu nanti malam? Bersiaplah aku akan mengantarmu!" imbuh Ravindra.
"OMG. Kenapa aku melupakannya, ini hampir jam sembilan? Baiklah aku akan bersiap. Kamu tunggulah di kamarmu! Nanti akan aku panggil, jika aku sudah siap!" Nesya segera menuju kamar mandi dan bersiap keluar. Ravindra menggeleng dan beranjak pergi.
"Apa saja yang kalian berdua bicarakan? Kenapa lama sekali didalam! Aku sampai lelah menunggu disini!" ucap Destia kesal, saat melihat Ravindra baru saja keluar dari kamar Nesya.
"Siapa yang menyuruhmu menunggu kami diluar? Bersiaplah! Kita akan mengantar Nesya ke Spa!" kata Ravindra dengan senyum nakal.
"Memang tidak ada yang menyuruhku menunggu disini, tapi aku kan cukup peka memberi kalian berdua privasi." jawab Destia berjalan meninggalkan Ravindra diluar, sementara Destia menutup pintu lalu membanting tubuh lelahnya diatas kasur.
"Destia, kenapa belum siap? Aku harus pergi Spa dan kau malah tiduran sekarang?" ucap Nesya keluar kamar mandi dan malah melihat Destia tiduran di kasur.
"Nesya sayang, perutku sangat sakit sekali, aku kedatangan tamu jadi aku lebih nyaman tidur, untuk saat ini. Pergilah berdua saja dengan Ravindra!" jawabnya.
"Kamu tidak lagi bohong kan?"
"Untuk apa juga aku bohong padamu?"
"Habisnya kamu dari tadi kaya sengaja memberi ruang untukku dan Ravindra berdua." jelas Nesya ragu.
"Tentu tidak! Tidak salah! Maksudku, tidak masalah kalian pergi berdua, karena aku benar-benar sakit." ucap Destia meyakinkan.
"Ok. Hati-hati dirumah!"
"Kamu yang harus berhati-hati Nesya, jangan sampai pulang pingsan lagi, atau aku akan marah nanti!" ucap Destia mengancam. Nesya yang telah siap untuk pergi bergegas keluar hendak ke kamar Ravindra, tapi ternyata dia sudah berdiri didepan pintu, membuat pandangan mata mereka saling bertemu cukup lama.
"Dag. Dig. Dug." bunyi detak jantung Nesya nyaring tak beraturan.
'Kemana saja aku beberapa hari ini?' tanya Nesya dalam hati.
'Kenapa aku baru menyadarinya? Dia sangat manis, baik, dan . . ..Oh tidak! Kenapa memikirkanya? Dia . . ..' lamunan Nesya buyar saat mendengar suaranya.
"Nes, Nesya! Nesya! Kenapa bengong ayo berangkat!" ucap Ravindra sedikit keras untuk membangunkan Nesya dari lamunannya. Ravindra menarik tangan Nesya, menggandeng dan melangkah menuju parkiran, mata Nesya tak lepas melihat tangannya yang digandeng Ravindra layaknya anak kecil dengan ayah, begitu menenangkan dan nyaman.
•••
Selama di perjalan tak sering mereka mengobrol, hingga di dalam mobil terasa begitu lama untuk menempuh jarak yang tak seberapa jauh. Sesampainya di sana, Ravindra duduk menunggu di lobby sedangkan Nesya menikmati perawatan Spa didalam bilik. Setelah beberapa jam lamanya Nesya keluar dan menghampirinya yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Maaf menunggu lama." ucap Nesya mengejutkannya.
"Tidak masalah. Apa sudah selesai?" tanyanya.
"Sudah, ayo kita pulang!" ajak Nesya menarik tangan bodyguardnya membawa berjalan menuju mobil. Ravindra membuka pintu belakang untuk Nesya.
"Aku akan duduk didepan saja." ucap Nesya sembari menutup pintu belakang yang dibuka Ravindra untuknya.
"Kenapa?" tanya Ravindra yang masih diam ditempat.
"Kenapa? Apa ada masalah jika aku duduk didepan?" tanya Nesya melotot yang mendapat gelengan dari Ravindra. Mereka masuk mobil dan melaju menuju Hotel.
"Kita akan makan dulu, carilah Restaurant yang dekat!" perintah Nesya pada Ravindra.
"Disini saja!" ucap Ravindra membelokkan mobil dan mencari tempat parkir. Nesya hendak melepas sabuk pengaman tapi tidak bisa, hingga ia menoleh kearah Ravindra.
"Tolong! Sulit sekali! Apa ini rusak?" ucap Nesya pada Ravindra sambil terus mencoba melepaskan seatbelt.
"Mana mungkin? Mungkin karena kau lapar!" jawab Ravindra jail.
"Apa kamu bilang? Meski aku tidak makan selama tiga hari aku akan tetap bisa membukanya." ucap Nesya membela diri.
"Owh, pantas saja kurus, jarang makan!" ledek Ravindra yang mencoba melepaskan seatbelt Nesya, namun tak bisa juga, hingga kini tubuh keduanya sangat begitu dekat.
Dag. Dig. Dug.
"Aku bilang apa? Gak bisa juga kan? Pasti rusak! Bagaimana kalau tidak bisa dilepas? Apa aku akan terjebak di kursi ini?" gerutu Nesya menghilangkan perasaan aneh yang bergejolak dihatinya.
"Diam! Aku sedang berusaha melepasnya." ucap Ravindra menatap Nesya begitu dalam, hingga membuat Nesya semakin gerah karenanya, Ravindra terus berusaha membuka seatbeltnya. Setelah berusaha cukup lama akhirnya lepas juga, Nesya pun merasa sangat lega, mereka turun berjalan masuk Restaurant dan memesan beberapa menu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Uripno Yusup
masa mobilnya ky mobil butut, sabuk pengamannya sulit dilepas, pdhl kan yg memiliki top model dunia, pastinya mobilnya model trbaru
2021-02-21
0
Nie-tha
akhirnya,,,roman romannya ada yg falling in love deh
2020-07-26
0
agussajiwo
nahh,gitu donk
2020-07-09
0