Siang hari, setelah kejadian tadi pagi di meja makan, Nesya benar-benar tidak mood lagi untuk melakukan segala hal. Bahkan, ia telah melewatkan jadwal pemotretan pagi ini.
"Kau jaga selalu hatimu,
saat jauh dariku, tunggu aku kembali.
ku, mencintaimu selalu,
menyayangimu sampai akhir menutup mata."
( Jaga Selalu Hatimu - Seventeen Band )
Dering ponsel Nesya yang kesekian kalinya, yang terpaksa membuatnya harus segera mengangkatnya mau tak mau.
"Nesya Adriana Faranisa Arora! Kamu dimana, sayang? Are you okay? Kenapa melewatkan jadwal pemotretan pagi ini tanpa kabar, sayang?" tanya sang asisten menahan amarah.
"Owh, hallo Destia sayang. Bisakah kau bertanya satu-satu? Kenapa selalu memberiku pertanyaan beruntun? Aku TIDAK SUKA ini!" jawab Nesya pada orang diseberang sana, dengan sengaja ia menekankan kata akhir dari ucapannya.
"Oke, baiklah. Ada masalah apa, Nesya sayang?" tanya Destia pelan.
"Aku tidak bisa berbicara lewat telepon, terlalu panjang ceritanya, Des!" ucapnya lesu.
"Apa kau sedang patah hati, Nesya-ku sayang?"
"Apa aku harus patah hati untuk setiap masalah? Kenapa kamu selalu berkata begitu? Datanglah ke rumah sekarang! Aku sedang tak ingin keluar!" jawab Nesya emosi dan segera menutup telepon.
"Nesya sayang, buka pintunya nak! Mama ingin bicara." teriak mama Renata di depan pintu kamar Nesya, hingga bunyi pintu yang terbuka terdengar jelas.
"Ma, aku baik-baik saja. Mama tak perlu khawatir." ucap Nesya pada mama Renata sambil duduk di sofa kamar yang dengan segera disusul mama Renata yang ikut mendudukan diri disampingnya.
"Kalau Nesya baik-baik saja, lalu ini apa sayang?" ucap mama Renata, sambil menghapus air mata putrinya yang mulai menetes kembali.
"Ma, aku hanya tidak suka dengan keputusan papa yang selalu bersikap seperti itu, ma!"
"Nesya, kamu putri kami satu-satunya dan kami sangat menyayangimu nak. Mungkin cara papa memang sedikit tegas terhadapmu, tapi itu karena dia sangat-sangat menyayangi kamu."
"Nesya tahu ma, papa sedari dulu ingin memiliki seorang putra, dan aku bahkan selama 23 tahun ini selalu patuh dengan kata-katanya, aku harus ini dan itu, tidak boleh ini dan itu, bahkan untuk dekat dengan teman-temanku saja ayah tak memperbolehkannya. Okey, untuk saat itu aku masih bisa terima ma, tapi tidak untuk sekarang, ma!"
"Tapi Nesya, selama beberapa tahun belakangan ini papa telah memberimu kebebasan bukan? Dia mengizinkanmu pergi kemana saja dengan temanmu, dan juga memperbolehkanmu terjun ke dunia modeling, meski itu beresiko besar terhadapmu, nak. Makanya papa memilih jalan ini, setelah namamu dikenal banyak orang dan wajah cantikmu tersebar sampai ke berbagai negara tentu akan membuat kami khawatir sebagai orangtua."
"Memang itu benar, mungkin karena aku gagal masuk dunia militer, ma? Sejak saat itu papa mulai masa bodoh denganku. Aku ini putri yang tidak akan bisa menjadi putranya, yang selalu ia impikan, meski aku telah berusaha dan aku tak bisa menjadi apa yang papa inginkan."
"Mama tahu apa yang kamu rasakan. Mama bisa merasakannya nak, tapi untuk yang satu ini, mama mohon nak, turuti papa kamu!"
"Tanpa aku berkata ya atau tidak, papa juga pasti telah melakukannya. Sama seperti saat aku tidak menginginkan dunia militer itu." jawab Nesya pasrah.
"Itu benar, papamu memang sangat keras kepala, dia tidak bisa memahami keinginan putrinya bukan? Suatu saat nanti kamu pasti tau alasannya nak. Turunlah untuk makan siang! Mama tunggu dibawah." ucap mama Renata yang mulai melangkah pergi. Tak lama kemudian, Nesya turun dan ternyata Destia sudah duduk dimeja makan bersama mama.
"Destia, Apa kamu sudah lama datang?" tanya Nesya kaget dengan keberadaannya.
"Baru saja datang Nes, dan langsung disuruh mami ikut makan siang." jawabnya bahagia, ya memang dia sudah seperti anak sendiri kalau sama mama Renata, manggil mama saja mami, lebih manja dari panggilan Nesya.
"Ya sudah, ayo makan!" ucap mama Renata yang hanya mereka jawab dengan anggukan dan sedikit senyum. Waktu makan siang tidak ada pembicaraan lagi dan setelah selesai makan Nesya mengajak Destia ke taman belakang dan mulai menceritakan masalahnya dan tanpa sadar hari sudah petang. Hingga Destia memutuskan segera pamit pulang kepada mami.
... Selamat membaca readers semoga kalian love sama kisahnya, bukan hanya dengan Nesya atau bodyguardnya.
Jangan lupa like dan komen
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
agussajiwo
lanjut
2020-07-09
0
Asri Handaya
suka Thor...lanjut...
2020-04-30
0
Milah Kamilah
lanjut say
2020-02-01
2