Delapanbelas

Hari ini mereka akan kembali seharusnya masih ada satu hari lagi, tapi mendadak Daffa ada urusan penting di kantor yang tidak bisa di gantikan oleh kakak iparnya. Selain itu Sahara juga sudah mulai merengek meminta kedua orang tuanya yang sedang berbulan madu itu agar segera pulang dan saat di beri tau anak itu langsung meloncat karena senang.

Mereka menaiki pesawat saat sore hari dan sekarang keduanya sedang bersiap untuk berangkat menuju bandara. Sebenarnya Fahisa agak malas, tidak bukan karena dia ingin disini lebih lama melainkan karena dia sangat malas bergerak karena nyeri di bagian sana.

Tapi, mau bagaimana lagi suaminya tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

"Sudah siap?" Tanya Daffa yang di angguki oleh Fahisa

Di rangkulnya Fahisa dan diusap rambut hitam itu dengan lembut jujur saja Daffa masih belum mau pulang dia suka disini karena istrinya itu tidak terlalu pemalu berbeda sekali kalau di rumah. Mungkin karena di rumah ada Sahara juga beberapa pekerja rumah tangga kalau disini hanya berdua jadi Fahisa tidak terlalu malu dan canggung.

"Maaf ya aku malas sebenarnya, tapi ini masalah penting yang gak bisa di tangani sama Kak Farhan." Kata Daffa

"Hmm gk papa"

Memeluk pinggang suaminya Fahisa terlihat begitu manja dia malu sebenarnya bersikap seperti itu, tapi sumpah Fahisa benar-benar malas untuk bergerak tubuhnya masih sakit apalagi dibagian sana. Mereka berjalan keluar dan menaiki taxi menuju bandara selama perjalanan Fahisa terus menempel kepada Daffa membuat pria itu tersenyum penuh arti karena secara perlahan Fahisa sudah mulai terbiasa dengan kebersamaan mereka.

"Kamu bisa beristirahat di rumah nanti aku akan bilang Sahara supaya jangan ganggu kamu dulu." Kata Daffa sambil mengusap rambut hitam Fahisa dengan lembut

"Hmm"

Fahisa hanya menanggapinya dengan gumaman dan sisa perjalanan mereka dihabiskan dengan keheningan.

¤¤¤¤

Saat ini Sahara sangat bersemangat senyumnya mengembang dengan sangat lebar karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan kedua orang tuanya. Sejak siang Sahara sangat tidak sabaran dia bahkan tidak mau pergi untuk tidur siang dan terus bertanya kepada Tania kapan mereka akan pergi ke bandara.

"Oma ayoo Omaa cepetann"

Menarik tangan Tania anak itu ingin segera pergi menjemput kedua orang tuanya dia sangat rindu apalagi dengan Fahisa rasanya seperti sudah di tinggal berminggu-minggu saja padahal baru tiga hari. Melihat kelakuan cucunya Tania menghela nafasnya pelan, tapi tak urung wanita paruh baya itu juga bergegas supaya Sahara berhenti merengek.

"Oma sudah belum? Kenapa Oma lama sekali? Nanti Mommy sama Daddy menunggu lama"

Astaga anak itu bahkan kedua orang tuanya baru menaiki pesawat mungkin mereka yang akan menunggu lama nanti, tapi tidak papa supaya anak itu berhenti bicara mereka akan berangkat sekarang saja lagi pula bandara cukup jauh dari sini.

"Iya cucu kesayangan Oma ini sudah siap, ayo kita berangkat." Kata Tania sambil menggandeng tangan Sahara

Sahara tersenyum lebar, "Yeee Mommy pulanggg"

Selama perjalanan menuju bandara senyum Sahara sama sekali tidak luntur membuat Tania ikut terlihat senang. Rasanya Tania seperti melihat awal kehidupan yang baru untuk Sahara dan juga Daffa kehidupan mereka yang sebelumnya nampak sepi perlahan kini mulai terisi dengan kehadiran Fahisa.

Sahara yang memang ceria dan manja kini berubah menjadi anak yang lebih ceria lagi bahkan senyum juga binar matanya berubah ada kebahagiaan besar yang terpancar disana.

Daffa yang sebelumnya lebih banyak diam sekarang telah kembali menjadi anaknya yang jahil dan nakal dia juga sudah mulai banyak tersenyum sekarang.

Semuanya mulai berubah dengan kehadiran Fahisa anak yang masih cukup muda itu telah membawa perubahan besar di kehidupan anak dan juga cucunya.

"Ara, kenapa Ara bisa memanggil Mommy Hisa dengan sebutan Mommy?" Tanya Tania penasaran

Sahara menoleh dan menatap Tania dengan senyuman lebarnya. Dia suka bercerita tentang dirinya dan juga Mommy nya.

"Waktu itu teman Ara pernah bilang kalau Ara gak punya Mommy terus sama Mommy di marahin dan Mommy juga peluk Ara waktu Ara nangis waktu itu,"

Tania mendengarkan dengan seksama, hatinya bergetar ketika mendengarnya.

"Terus Ara juga pernah jatuh dari perosotan di obatin sama Mommy udah itu Mommy gak pernah jahat kalau Ara nakal Ara gak pernah di marahin cuman di kasih tau aja kalau sama guru lain Ara kena marah,"

"Mommy juga sering nungguin Ara kalau Daddy belum jemput terus kita ngobrol sambil main sambil ketawa-ketawa, makanya Ara mau Mommy Hisa jadi Mommy nya Ara." Kata Sahara sambil tersenyum

Tania sangat senang mendengarnya ternyata menantunya itu memang sangat perhatian dengan sahara sejak dulu dan hal itu semakin menguatkan keyakinannya bahwa Fahisa akan benar-benar membuat anak juga cucunya bahagia.

Meskipun Fahisa memang masih sangat muda, tapi dia sangat perhatian dengan anak kecil fikirannya juga sangat dewasa meskipun masih sangat pemalu.

"Oma"

"Kenapa sayangnya Oma?" Tanya Tania

"Nanti adik untuk Ara sudah ada apa belum?"

Sahara bertanya dengan wajah polosnya.

¤¤¤¤

Saat melihat kedua orang yang sangat di tunggunya itu sudah mulai terlihat Sahara langsung berdiri dia melambaikan tangannya dan berteriak memanggil membuat beberapa orang melihat ke arahnya. Melihat Sahara yang sedang melambaikan tangannya Fahisa ikut melambaikan tangan dengan senyuman lebarnya sedangkan Daffa hanya tersenyum melihatnya.

"Mommyyy"

Membawa Sahara kedalam pelukannya Fahisa mencium pipi anak itu berkali-kali menyalurkan kerinduannya dan Sahara yang juga sama rindunya memeluk leher Fahisa dengan begitu erat. Memang hanya tiga hari, tapi Sahara sudah sangat rindu dia memang sudah sedekat itu dengan Fahisa.

"Ara kangen banget sama Mommy." Kata Sahara dengan bibir mengerucut

Saat tengah asik memeluk Fahisa tiba-tiba Daffa mengambil alih Sahara membawanya ke dalam gendongannya. Hey, dia juga merindukan anaknya yang cerewet ini tau.

"Daddy bawa kabur Mommy nya Ara." Kata Sahara sambil mencubit pipi Daffa dengan kuat hingga pria itu meringis

"Jangan gitu Ara." Kata Fahisa sambil menarik tangan Sahara yang mencubiti pipi Daffa

Akhirnya Sahara melepaskan cubitannya dan setelah itu mereka segera pulang ke rumah dengan Sahara yang tetap berada di gendongannya. Selama berada di gendongannya Sahara menciumi pipi Daffa berkali-kali dia juga merindukan Daddy nya yang nakal ini.

Di belakangnya ada Tania dan Fahisa yang berjalan berdampingan sesekali Tania bertanya kepada menantunya tentang keadaan mereka selama di Bali.

"Semuanya baik kok Mi kami pergi ke banyak tempat Mas Daffa juga gak pernah ajak aku keluar sampai malam banget." Kata Fahisa jujur

"Iyalah kan malemnya dia mau main sama kamu." Goda Tania membuat menantunya itu merasa malu

"Mamii mah jangan bilang gitu." Cicit Fahisa yang sekarang wajahnya sudah mulai merona

Tertawa kecil Tania membawa menantunya itu kedalam rangkulannya lalu mulai membisikkan sesuatu yang membuat Fahisa semakin malu.

"Bagaimana proses pembuatan cucu untuk Mami?"

Ibu dan anak memang sama ya, sama-sama suka melihat Fahisa merona karena malu.

¤¤¤¤

Saat malam datang keluarga kecil ini baru kembali ke rumah mereka setelah beberapa jam menghabiskan waktu bersama Tania di rumahnya. Selama perjalanan Sahara terus bercerita tentang banyak hal mengenai kegiatannya selama kedua orang itu tidak ada.

Sebenarnya Fahisa sudah sangat mengantuk, tapi dia tetap berusaha mendengarkan cerita anaknya sambil sesekali menanggapinya. Sedangkan itu Daffa yang melihat mereka berdua menghela nafasnya pelan dia tau jika istrinya sudah sangat mengantuk, tapi anaknya itu terus berbicara seakan tidak lelah.

"Ara jalan-jalan sama Oma kita main timezone, tapi Oma gak mau ikut main cuman nemenin Ara aja nanti kita juga harus main ya Mommy." Kata Sahara sambil menatap Fahisa dengan senyuman manisnya

Fahisa mengangguk dan mencium pipi Sahara, "Tentu saja sayang kita akan main sampai puas nanti"

Bersorak senang Sahara yang berada di pangkuan Fahisa memeluknya erat dan mulai berhenti bicara, mungkin anak itu mengerti jika Fahisa sudah sangat lelah.

"Mommy mengantuk ya? Mommy tidur saja nanti biar Daddy yang gendong biasanya kalau Ara ketiduran Daddy yang gendong." Kata Sahara dengan begitu polosnya

Daffa tertawa kecil mendengarnya anak itu enteng sekali mengatakannya dia tidak sadar jika Fahisa jadi salah tingkah sekarang dan melihat itu Daffa jadi berniat menjahilinya.

"Tentu saja Daddy akan gendong Mommy kalau Mommy tertidur." Kata Daffa membuat Fahisa semakin salah tingkah

Setelah itu perjalanan mereka hening dengan Sahara yang sekarang berada di pangkuan Daffa karena Fahisa sudah tertidur sekarang. Terlihat sangat pulas dengan kepala bersender kepada bahu Daffa diperhatikan wajah tertidur Fahisa oleh Sahara.

"Daddy pasti Mommy lelah sekali ya?" Kata Sahara sambil menyentuh pipi Fahisa

Daffa tersenyum tipis, "Iya sayang Mommy tidur sangat malam kemarin"

"Mommy cantik ya Daddy?" Kata Sahara lagi

"Hmm cantik seperti Ara." Kata Daffa sambil mengacak rambut anaknya dengan gemas

Beberapa menit kemudian mereka sampai dan seperti perkataannya tadi Daffa menggendong tubuh Fahisa membawanya ke kamar. Setelah menidurkan Fahisa dan menyelimutinya Daffa pergi ke kamar Sahara untuk menemani anaknya itu sampai tertidur.

"Tuan putri Daddy mau di bacaiin cerita?" Tanya Daffa yang sekarang berdiri depan pintu kamar Sahara

Sahara menggelengkan kepalanya pelan, "Gak mau, Ara mau tidur sambil di peluk Daddy aja"

Tersenyum Daffa menghampiri anaknya menidurkan dirinya di sebelah Sahara dan membawa anaknya itu kedalam pelukannya. Mengeratkan pelukannya Sahara mulai memajamkan matanya saat Daddy nya itu mengusap rambutnya dengan lembut.

Tapi, sebelum tertidur Sahara menanyakan hal yang tadi belum sempat di jawab oleh Tania.

Mendongak Sahara menatap wajah Daffa dengan begitu polosnya lalu bertanya.

"Daddy adik untuk Ara kapan adanya?"

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Ara lucu deh

2021-05-25

0

Adinda Ambarsari

Adinda Ambarsari

Farhan itu bukan papanya gibran Sama Gina yaa ? ceritanya agak nyambung2 ke judul obsession Sama Dalam dekapannya yaah kayanyaa , hehehe

2021-02-12

0

Ibu'e Gendis

Ibu'e Gendis

Makanya ara jangan ganggu mommy terus ya... Biar daddy konsentrasi bkin dede'y

2020-05-04

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tigabelas
14 Empatbelas
15 Limabelas
16 Enambelas
17 Tujuhbelas
18 Delapanbelas
19 Sembilanbelas
20 Duapuluh
21 Duapuluh satu
22 Duapuluh dua
23 Duapuluh tiga
24 Duapuluh empat
25 Duapuluh lima
26 Duapuluh enam
27 Duapuluh tujuh
28 Duapuluh delapan
29 Duapuluh sembilan
30 Tigapuluh
31 Tigapuluh satu
32 Tigapuluh dua
33 Tigapuluh tiga
34 Tigapuluh empat
35 Tigapuluh lima
36 Tigapuluh enam
37 Tigapuluh tujuh
38 Tigapuluh delapan
39 Tigapuluh sembilan
40 Empatpuluh
41 Empatpuluh satu
42 Empatpuluh dua
43 Empatpuluh tiga
44 Empatpuluh empat
45 Empatpuluh lima
46 Empatpuluh enam
47 Empatpuluh tujuh
48 Empatpuluh delapan
49 Empatpuluh sembilan
50 Limapuluh
51 Limapuluh satu
52 Limapuluh dua
53 Limapuluh tiga
54 Limapuluh empat
55 Limapuluh lima
56 Limapuluh enam
57 Limapuluh tujuh
58 Limapuluh delapan
59 Limapuluh sembilan
60 Enampuluh
61 Enampuluh satu
62 Enampuluh dua
63 Enampuluh tiga
64 Enampuluh empat
65 Enampuluh lima
66 Enampuluh enam
67 Enampuluh tujuh
68 Enampuluh delapan
69 Enampuluh sembilan
70 Tujuhpuluh
71 Tujuhpuluh satu
72 Extra part (1)
73 Extra part (2)
74 Side Story
75 SEQUEL
76 SECOND SEQUEL
77 OBSESSION
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tigabelas
14
Empatbelas
15
Limabelas
16
Enambelas
17
Tujuhbelas
18
Delapanbelas
19
Sembilanbelas
20
Duapuluh
21
Duapuluh satu
22
Duapuluh dua
23
Duapuluh tiga
24
Duapuluh empat
25
Duapuluh lima
26
Duapuluh enam
27
Duapuluh tujuh
28
Duapuluh delapan
29
Duapuluh sembilan
30
Tigapuluh
31
Tigapuluh satu
32
Tigapuluh dua
33
Tigapuluh tiga
34
Tigapuluh empat
35
Tigapuluh lima
36
Tigapuluh enam
37
Tigapuluh tujuh
38
Tigapuluh delapan
39
Tigapuluh sembilan
40
Empatpuluh
41
Empatpuluh satu
42
Empatpuluh dua
43
Empatpuluh tiga
44
Empatpuluh empat
45
Empatpuluh lima
46
Empatpuluh enam
47
Empatpuluh tujuh
48
Empatpuluh delapan
49
Empatpuluh sembilan
50
Limapuluh
51
Limapuluh satu
52
Limapuluh dua
53
Limapuluh tiga
54
Limapuluh empat
55
Limapuluh lima
56
Limapuluh enam
57
Limapuluh tujuh
58
Limapuluh delapan
59
Limapuluh sembilan
60
Enampuluh
61
Enampuluh satu
62
Enampuluh dua
63
Enampuluh tiga
64
Enampuluh empat
65
Enampuluh lima
66
Enampuluh enam
67
Enampuluh tujuh
68
Enampuluh delapan
69
Enampuluh sembilan
70
Tujuhpuluh
71
Tujuhpuluh satu
72
Extra part (1)
73
Extra part (2)
74
Side Story
75
SEQUEL
76
SECOND SEQUEL
77
OBSESSION

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!