Sejak kecil Fahisa adalah anak yang pemalu dia bahkan hanya memiliki beberapa teman saja karena terlalu menutup diri dan terkesan menjauh dari dunia sekitarnya. Masa kecilnya cukup buruk dia jarang keluar rumah dan hanya menghabiskan sepanjang hari di dalam rumah yang sepi, tidak ada orang sama sekali.
Ada ketakutan di hati Fahisa setiap dia ingin memulai pertemanan dengan seseorang, dia terlalu berfikiran negatif Fahisa sering membayangkan hal-hal yang belum terjadi. Oleh sebab itu Fahisa tumbuh sebagai gadis yang pemalu dan tidak banyak bicara, tapi ketika sedang bersama seorang anak kecil sifatnya akan berubah drastis dia akan bersikap hangat dan ramah berbicara tentang banyak hal.
Mungkin karena hal itu Fahisa menjadi seorang guru di Taman Kanak-kanak karena dia senang beradaptasi dengan anak kecil. Bagi Fahisa seorang anak yang masih berusia di bawah enam tahun itu menggemaskan mereka bersikap sebagaimana mereka ingin, yah meskipun terkadang menyebalkan hanya saja bukankah itu ciri khas seorang anak kecil?
Sebagai seorang wanita Fahisa berbeda dari wanita lain yang biasanya sangat hobi berbicara bahkan terkadang mereka berbicara sesuatu yang tidak penting. Namun, Fahisa berbeda dia lebih banyak diam tidak akan bicara ketika di tanya dan selalu memikirkan setiap kata yang akan di ucapkannya.
Fahisa selalu menjaga tutur katanya, dia tidak ingin menyakiti seseorang dengan kata-kata yang diucapkannya.
Sifatnya sedikit berubah saat dia mengenal Hana sahabat baiknya yang sering mengajak Fahisa berbicara dia sering bercerita tentang banyak hal entah itu hal penting atau tidak semua Hana bicarakan dan hal itu perlahan mulai membuat Fahisa berubah. Sifat tertutupnya mulai hilang Fahisa perlahan lebih terbuka dan mulai bercerita banyak hal dengan Hana.
Semuanya semakin lebih baik saat dia menikahi Daffa memang sifat pemalunya masih tetap ada, tapi tidak seburuk dulu. Bahkan sekarang Fahisa lebih berani dia sering tersenyum dan menyentuh suaminya seperti memeluk atau mengusap kepala pria itu kalau dulu untuk memanggil saja dia takut.
Seperti sekarang saat mereka baru saja mendarat Fahisa yang memang baru pertama kali menaiki pesawat terbang itu merasa sedikit pusing dan terus menempel kepada suaminya. Apalagi ketika mereka sedang naik taxi Fahisa menyandarkan kepalanya di bahu Daffa membuat pria itu tersenyum senang.
"Kamu lelah?" Tanya Daffa
"Aku pusing." Kata Fahisa membuat tangan suaminya terangkat dan mengusap pelan dahinya
Nada bicaranya terdengar manja dan Daffa menyukainya. Perlu waktu yang cukup lama untuk mencapai hotel yang letaknya memang jauh, Daffa sudah memesan hotel yang terletak tidak jauh dari pantai yang akan mereka kunjungi besok.
Sepanjang perjalanan Fahisa tetap pada posisinya bahkan ketika mereka sudah sampai dan dengan dibantu oleh supir taxi tersebut Daffa menurunkan koper mereka di bagasi. Menyeret kopernya kedua pasangan itu mulai memasuki area hotel yang megah itu kamar mereka terletak di lantai tiga.
Sampai di dalam kamar Daffa langsung mengajak istrinya untuk beristirahat karena mereka akan melakukan banyak hal malam nanti. Tidak! Jangan berfikiran buruk dulu karena Daffa akan mengajak istrinya itu berjalan-jalan dan makan malam di luar.
"Masih merasa pusing?" Tanya Daffa saat mereka sudah tiduran di ranjang empuk itu
Fahisa menggeleng pelan dia tetap diam saat suaminya itu membawanya ke dalam pelukan bahkan Fahisa turut membalas pelukan itu membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya.
"Fahisa aku mau tanya banyak hal sama kamu." Kata Daffa
"Hmn tanya aja"
Tersenyum singkat Daffa sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang memang ia simpan selama ini karena merasa tidak enak menanyakannya kepada Fahisa.
"Apa kamu pernah punya kekasih sebelumnya?" Tanya Daffa
"Tidak, aku sama sekali gak pernah punya kekasih dekat sama lelaki pun jarang." Jawab Fahisa jujur
Jawaban yang di dengarnya itu membuat senyum Daffa mengembang berarti dia pasangan pertama Fahisa kan? Dan dia janji akan menjadi yang terakhir untuk istrinya juga.
"Kenapa? Kamu cantik pasti banyak pria yang suka sama kamu." Kata Daffa
"Aku gak pernah kefikiran untuk punya kekasih." Kata Fahisa membuat senyum Daffa semakin mengembang
"Jadi kamu maunya langsung menikah ya?" Goda Daffa
Fahisa mendongak dan berdecak kesal, sebenarnya dia hanya terlalu takut untuk memulai sebuah hubungan bersama seorang pria.
"Ck. Terserah Mas Daffa aja." Kata Fahisa
Kembali menenggelamkan wajahnya di dada bidang Daffa dia memejamkan matanya dan menarik nafasnya pelan, lagi kenangan buruk itu kembali datang. Semakin mengeratkan pelukannya Daffa mencium puncak kepala istrinya cukup lama.
"Kenapa teman kamu yang datang saat pernikahan kita hanya sedikit?" Tanya Daffa
Sekali lagi dia penasaran Fahisa adalah wanita yang cantik, tapi kenapa dia tidak punya banyak teman bahkan yang datang ke pernikahan mereka bisa dihitung tidak lebih dari dua puluh orang.
"Aku memang gak punya banyak teman mereka juga tidak terlalu dekat dengan aku sebenarnya." Jawabnya jujur
Daffa mengerti dia tidak mau bertanya lebih lanjut lagi dan lebih memilih untuk memeluk istrinya itu erat hingga tidak ada jarak di antara keduanya.
"Tidur Fahisa nanti malam kita akan jalan-jalan"
¤¤¤¤
Langit gelap mulai menyapa, keduanya tertidur begitu pulas dengan keadaan saling memeluk satu sama lain. Saat baru membuka matanya Daffa mengecup singkat bibir Fahisa lalu mulai beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi tanpa mengusik tidur nyenyak istrinya.
Mendengar suara gemericik air di kamar mandi membuat Fahisa terbangun dari tidur nyenyaknya dia menyenderkan tubuhnya ke ranjang dan melirik jam yang tergantung.
Fahisa masih mengumpulkan kesadarannya saat suaminya keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk.
"Sudah bangun?" Tanya Daffa saat melihat Fahisa yang sedang bersandar di ranjang
Bergumam pelan Fahisa melotot ketika dia menyadari jika suaminya itu hanya menggunakan handuk dan dengan wajah yang mulai memerah Fahisa bergegas menuju kamar mandi. Namun, Daffa yang melihat itu berniat menjahili istrinya dengan menahan tangan Fahisa yang baru ingin membuka pintu kamar mandi.
Menegang Fahisa menahan nafasnya saat tangan dingin suaminya menyentuh tangannya yang berada di kenop pintu.
"Mau kemana? Kenapa kamu melotot begitu? Seperti melihat hantu saja." Kata Daffa
"Aku... aku ingin mandi...hmm... aku akan pergi mandi." Kata Fahisa terbata wajahnya sudah semakin merona sekarang
Dia berusaha melepaskan tangan Daffa yang menggenggamnya, tapi suaminya itu malah membalikkan tubuhnya dan menyudutkan Fahisa di pintu. Mengunci pergerakan Fahisa dia tersenyum bahagia melihat wajah merona istrinya, rasanya lucu sekali.
Fahisa ingin menundukkan kepalanya, tapi suaminya itu hanya menggunakan handuk dia mau menatap wajah Daffa hanya saja dia malu mukanya pasti merah sekali sekarang. Jadilah pilihan Fahisa sekarang adalah menatap dada bidang Daffa yang tidak tertutupi apapun.
"Jangan malu-malu begitu Fahisa kamu bikin aku gemas sendiri dengan wajah memerah itu." Kata Daffa sambil mengangkat dagu Fahisa agar menatapnya
Wajahnya semakin memanas dan untuk mengurangi sedikit rasa malunya Fahisa menggigit bibir bawahnya pelan, tapi sayangnya itu adalah pilihan yang salah karena Daffa merasa semakin gila melihatnya. Di usapnya pelan sudut bibir itu dengan ibu jarinya dan membuat Fahisa melepaskan gigitannya.
"Kamu benar-benar membuat aku gila Fahisa"
Setelah mengatakan itu Daffa membungkam bibir Fahisa dengan ciumannya di tariknya tengkuk gadis itu agar semakin mendekat. Dia hanya membiarkan suaminya karena Fahisa tidak tau harus berbuat apa, tapi untungnya tidak lama karena Daffa melepaskan ciumannya ketika dia sudah hampir kehabisan nafas.
Tapi, yang di lakukan setelahnya malah semakin membuat Fahisa jantungan setengah mati.
"Bersiaplah malam kita masih panjang"
Fahisa tau malamnya memang akan sangat panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
mantap👍👍👍👍👍👍👍
2021-05-25
0
Winar hasan
hmm.....sifat fahisa ma adara kekasih vano sbnery mirip2 dkit tp knp ya thor feel fahisa dapat banget tp kalo adara gak...maaf ya thor...
2021-02-25
0
kejora
semangat kali bang .... 🤣🤣
2020-05-10
0