Malam ini untuk pertama kalinya Fahisa menemani Sahara di kamarnya sampai gadis kecil itu tertidur. Sejak tadi Sahara memang merengek dan minta di temani oleh Fahisa anak itu bahkan tidak mau melepaskan pelukannya, benar-benar sama seperti Daffa.
Selama berbaring di ranjang Sahara yang cukup besar tangan lembut Fahisa tidak berhenti mengusap rambut panjang anak itu dengan penuh kasih sayang. Ada sudut di hatinya yang menghangat ketika melakukannya, melihat Sahara yang nampak bahagia karena bisa mendapat kasih sayang seorang Ibu membuat Fahisa juga ikut merasakan kebahagiaan.
Fahisa tidak tau kenapa dia bisa sesayang ini dengan Sahara.
Kehadiran Sahara membuatnya bahagia bahkan meskipun anak itu adalah anak yang manja dan cukup rewel, tapi Fahisa sangat menyayanginya. Berkali-kali Fahisa mencium puncak kepala Sahara dan semakin lama pelukan yang Sahara berikan mengendur bersamaan dengan mulai perginya Sahara ke alam mimpi.
Fahisa tersenyum ketika melihat mata indah Sahara yang sudah tertutup, dia tertidur sangat lelap dengan senyuman kecil di bibirnya. Masih teringat jelas di ingatan Fahisa ketika seorang anak didiknya datang dan meminta suatu hal yang tidak pernah Fahisa bayangkan.
"Bu guru Ara mau manggil Ibu jadi mommy boleh ya? Ara mau punya mommy juga, boleh kan?"
Pertanyaan itu di ajukan dengan wajah polosnya, tapi saat itu Fahisa tidak merasakan apa-apa selain rasa kasihan karena salah satu anak didiknya itu belum sempat merasakan kasih sayang seorang Ibu. Awalnya Fahisa menolak, tapi rengekan dan mata berkaca milik Sahara membuatnya tidak tega apalagi ketika Sahara memeluknya dan mengatakan hal yang sangat mengejutkan.
"Yess akhirnya Ara punya mommy nanti Ara bakal ajak daddy ketemu sama mommy"
Rasanya lucu sekali karena pada awalnya Fahisa melakukan itu semua karena rasa kasihan, dia tidak pernah menyangka jika rasa sayang itu muncul seiring berjalan waktu bahkan semakin besar di setiap harinya.
"Mommy sayang Ara." Kata Fahisa sambil mencium kening anak itu cukup lama
Secara perlahan Fahisa melepaskan tangan Sahara yang memeluknya lalu mematikan lampu kamar itu dan pergi menuju kamarnya, kamar dia dan suaminya.
Menutup pintu kamar Fahisa dibuat kaget setengah mati ketika suaminya sudah berdiri di belakangnya. Berusaha mundur Daffa malah semakin mendekatkan dirinya dan membawa Fahisa ke dalam pelukannya.
"Ara sudah tidur?" Tanya Daffa
Fahisa mengangguk, "Hmm dia sudah tidur"
Berusaha melepaskan pelukannya Daffa malah semakin menempel dan seperti biasanya pria itu kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Fahisa.
"Mas jangan disini." Kata Fahisa pelan
Tapi, Fahisa tidak menyadari jika perkataannya malah membuat Daffa tersenyum dan berbisik di telinganya.
"Jadi maunya di kamar?"
¤¤¤¤
Sumpah rasanya Fahisa benar-benar tidak bisa tidur karena suaminya yang tidak mau berhenti memainkan hidungnya di ceruk leher Fahisa dan sesekali menciumnya. Dia berusaha memejamkan matanya, tapi setiap merasakan sentuhan di lehernya Fahisa selalu tersentak dia kaget dan gugup. Namun, Daffa seolah tidak mengerti suaminya itu terus melakukan hal yang sama.
"Mas aku ngantuk mau tidur." Keluh Fahisa
"Tidur aja Fahisa." Kata Daffa santai
"Akunya gak bisa tidur kalau kamu masih ciumin leher aku terus." Kata Fahisa jujur
Daffa tertawa kecil, "Maaf sudah lama sekali aku tidak begini biasanya pulang kerja aku langsung tidur atau kadang sama Ara"
Sialnya, perkataan Daffa yang diucapkannya dengan santai itu membuat hati Fahisa sedikit merasa sakit. Dia membayangkan bagaimana kesepiannya Daffa dan Sahara selama ini mereka terbiasa menghabiskan waktu berdua atau bertiga bersama Tania.
"Kamu sekarang bahagia?" Tanya Fahisa
Daffa mendongak dan menatap mata Fahisa yang juga sedang menatap ke arahnya. Senyuman Daffa mengembang bersamaan dengan mendaratnya ciuman di bibir Fahisa.
"Sangat bahagia"
Ikut tersenyum kali ini Fahisa memeluk Daffa lebih dulu, dia juga bahagia memiliki keluarga kecil ini di hidupnya.
¤¤¤¤
Pagi yang cerah menyapa saat ini Fahisa sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan sedangkan kedua orang lainnya masih tertidur dengan sangat nyenyaknya. Kali ini untuk sarapan Fahisa menyiapkan nasi goreng dan membuatkan secangkir susu untuk Sahara yang memang biasa anak itu minum setiap pagi.
Rasanya sedikit berbeda meskipun setiap pagi Fahisa memang selalu memasak, tapi biasanya dia memasak untuk dirinya sendiri jadi Fahisa tidak terlalu mempermasalahkan rasanya. Namun, sekarang berbeda ada suami dan anaknya yang juga akan memakan masakannya jadi Fahisa berusaha semaksimal mungkin untuk membuat masakannya terasa sempurna.
"Kenapa tidak membangunkan hmm?"
Bersamaan dengan pertanyaan tiba-tiba itu Fahisa merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan dagu yang bersandar pada pundaknya, tentu saja itu adalah suaminya. Sudah terbiasa sekarang Fahisa sudah mulai bisa menetralkan deru jantungnya meskipun rasa gugup itu masih ada.
"Kamu tidurnya nyenyak banget." Kata Fahisa yang masih sibuk dengan peralatan dapurnya
Daffa tersenyum kecil dia mencium pipi Fahisa berkali-kali membuat istrinya itu sedikit menjauhkan kepalanya karena merasa geli dan terganggu.
"Mas aku lagi masak mendingan kamu mandi aja sana." Kata Fahisa
"Nanti aja sama kamu." Goda Daffa
"Aku udah mandi!" Sungut Fahisa
Daffa tertawa kecil lalu ia memutar tubuh Fahisa agar menghadap ke arahnya dan saat posisi mereka berhadapan seperti inilah Fahisa merasa sangat gugup.
"Morning kiss?" Tanya Daffa membuat pipi Fahisa memerah menahan malu
Tapi, melihat pipi memerah istrinya malah semakin membuat Daffa bersemangat untuk mengganggunya.
"Gak mau! Udah ah Mas sana aku mau bikin sarapan nanti Ara keburu bangun." Kata Fahisa sambil menunduk
Dia tidak mau menatap mata Daffa, tapi suaminya itu dengan santainya malah menarik dagunya dan mencium bibirnya sekilas.
"Sudah, aku akan bangunkan Ara dan menyuruh dia mandi." Kata Daffa dengan senyuman manisnya
Meninggalkan Fahisa yang masih merona Daffa tersenyum geli istrinya itu benar-benar menggemaskan dengan tingkah malu-malunya. Sedangkan itu ketika Daffa sudah melangkah menjauh barulah Fahisa dapat menghela nafasnya panjang lalu kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.
Sekitar setengah jam Fahisa sudah selesai memasak dia juga sudah menata meja makan dan bersamaan dengan itu suara seruan Sahara membuat senyumnya mengembang ketika melihat anak itu berlari ke arahnya. Sahara terlihat sangat cantik dan segar karena sudah mandi rambutnya yang di kuncit membuatnya terlihat semakin lucu dan menggemaskan.
"Pagi Ara sayang gimana tidurnya?" Tanya Fahisa sambil mencium pipi Sahara
"Tidur Ara nyenyak dan Ara juga mimpi indah." Kata Sahara dengan senyuman lebarnya
Tidak lama kemudian Daffa turun dengan pakaian casualnya pria itu bahkan tidak terlihat seperti pria beranak satu. Setelah itu mereka duduk dan Fahisa mulai menyiapkan makanan mereka, dia bahagia dengan rutinitas paginya yang baru.
¤¤¤¤
Seperti yang telah dijanjikan kemarin hari ini Daffa akan mengajak keluarga kecilnya itu berjalan-jalan dan hal itu benar-benar membuat Sahara sangat bahagia. Sudah lama sekali sejak Daffa mengajak anak-anaknya berjalan-jalan biasanya mereka hanya pergi ke rumah Tania lalu anaknya itu akan pergi bersama Omanya karena itulah sekarang Sahara merasa sangat bahagia bisa pergi bersama kedua orang tuanya.
Di kamarnya Fahisa sedang bersiap dia memakai lipstik pink miliknya lalu kembali merapihkan rambut yang ia biarkan tergerai, sesuai permintaan Daffa. Mengambil tasnya Fahisa segera keluar untuk menyusul Daffa dan Sahara yang sudah menunggunya di luar sambil memanasi mobil.
"Mommy"
Sahara berlari ke pelukan Fahisa ketika melihatnya keluar dari pintu utama. Senyum Fahisa mengembang dia mencium pipi anak itu lalu membawa tangan Sahara ke dalam genggamannya dan menghampiri Daffa yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Jadi tuan putri kita mau ke mana hari ini?" Tanya Daffa sambil menunduk mesejajarkan wajahnya dengan wajah Sahara
"Ayo kita ke pantai Daddy!" Ajak Sahara dengan penuh semangat
"Pantai? Hmm oke kita berangkat sekarang." Kata Daffa sambil mencapit hidung mancung Sahara
Meskipun merasa kesal Sahara tetap tersenyum lebar karena Daffa benar-benar menuruti keinginannya. Bersama-sama mereka masuk ke dalam mobil dan melakukan perjalanan yang cukup panjang dengan penuh candaan selama perjalanan.
"Nanti kita main pasir di sana terus beli ice cream atau beli kelapa muda terus nanti Ara mau foto sama mommy sama daddy juga." Kata Ara bersemangat
Daffa tersenyum penuh arti, "Tentu sayang, kita bakal ngelakuin semua yang Ara mau hari ini adalah hari spesial untuk tuan putri"
Fahisa ikut tersenyum dia mencium pipi Sahara cukup lama, tidak perduli jika dia bukan orang tua kandung Sahara yang penting selama hidupnya dia akan terus berada di sisi Sahara memberikan dia kebahagiaan dan kasih sayang yang di butuhkannya.
Fahisa tidak akan membiarkan Sahara merasakan hal yang juga sempat Fahisa rasakan, kurangnya kasih sayang orang tua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
bahagianya Sahara 😘😘😘😘😘😘
2021-05-25
1
Ririn Sungkono
di si^_^n bewbwbi web
2020-11-03
0
💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜
😍😍😍😍😍😍
2020-08-30
0