Lima

Malam ini untuk pertama kalinya Fahisa menemani Sahara di kamarnya sampai gadis kecil itu tertidur. Sejak tadi Sahara memang merengek dan minta di temani oleh Fahisa anak itu bahkan tidak mau melepaskan pelukannya, benar-benar sama seperti Daffa.

Selama berbaring di ranjang Sahara yang cukup besar tangan lembut Fahisa tidak berhenti mengusap rambut panjang anak itu dengan penuh kasih sayang. Ada sudut di hatinya yang menghangat ketika melakukannya, melihat Sahara yang nampak bahagia karena bisa mendapat kasih sayang seorang Ibu membuat Fahisa juga ikut merasakan kebahagiaan.

Fahisa tidak tau kenapa dia bisa sesayang ini dengan Sahara.

Kehadiran Sahara membuatnya bahagia bahkan meskipun anak itu adalah anak yang manja dan cukup rewel, tapi Fahisa sangat menyayanginya. Berkali-kali Fahisa mencium puncak kepala Sahara dan semakin lama pelukan yang Sahara berikan mengendur bersamaan dengan mulai perginya Sahara ke alam mimpi.

Fahisa tersenyum ketika melihat mata indah Sahara yang sudah tertutup, dia tertidur sangat lelap dengan senyuman kecil di bibirnya. Masih teringat jelas di ingatan Fahisa ketika seorang anak didiknya datang dan meminta suatu hal yang tidak pernah Fahisa bayangkan.

"Bu guru Ara mau manggil Ibu jadi mommy boleh ya? Ara mau punya mommy juga, boleh kan?"

Pertanyaan itu di ajukan dengan wajah polosnya, tapi saat itu Fahisa tidak merasakan apa-apa selain rasa kasihan karena salah satu anak didiknya itu belum sempat merasakan kasih sayang seorang Ibu. Awalnya Fahisa menolak, tapi rengekan dan mata berkaca milik Sahara membuatnya tidak tega apalagi ketika Sahara memeluknya dan mengatakan hal yang sangat mengejutkan.

"Yess akhirnya Ara punya mommy nanti Ara bakal ajak daddy ketemu sama mommy"

Rasanya lucu sekali karena pada awalnya Fahisa melakukan itu semua karena rasa kasihan, dia tidak pernah menyangka jika rasa sayang itu muncul seiring berjalan waktu bahkan semakin besar di setiap harinya.

"Mommy sayang Ara." Kata Fahisa sambil mencium kening anak itu cukup lama

Secara perlahan Fahisa melepaskan tangan Sahara yang memeluknya lalu mematikan lampu kamar itu dan pergi menuju kamarnya, kamar dia dan suaminya.

Menutup pintu kamar Fahisa dibuat kaget setengah mati ketika suaminya sudah berdiri di belakangnya. Berusaha mundur Daffa malah semakin mendekatkan dirinya dan membawa Fahisa ke dalam pelukannya.

"Ara sudah tidur?" Tanya Daffa

Fahisa mengangguk, "Hmm dia sudah tidur"

Berusaha melepaskan pelukannya Daffa malah semakin menempel dan seperti biasanya pria itu kembali menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Fahisa.

"Mas jangan disini." Kata Fahisa pelan

Tapi, Fahisa tidak menyadari jika perkataannya malah membuat Daffa tersenyum dan berbisik di telinganya.

"Jadi maunya di kamar?"

¤¤¤¤

Sumpah rasanya Fahisa benar-benar tidak bisa tidur karena suaminya yang tidak mau berhenti memainkan hidungnya di ceruk leher Fahisa dan sesekali menciumnya. Dia berusaha memejamkan matanya, tapi setiap merasakan sentuhan di lehernya Fahisa selalu tersentak dia kaget dan gugup. Namun, Daffa seolah tidak mengerti suaminya itu terus melakukan hal yang sama.

"Mas aku ngantuk mau tidur." Keluh Fahisa

"Tidur aja Fahisa." Kata Daffa santai

"Akunya gak bisa tidur kalau kamu masih ciumin leher aku terus." Kata Fahisa jujur

Daffa tertawa kecil, "Maaf sudah lama sekali aku tidak begini biasanya pulang kerja aku langsung tidur atau kadang sama Ara"

Sialnya, perkataan Daffa yang diucapkannya dengan santai itu membuat hati Fahisa sedikit merasa sakit. Dia membayangkan bagaimana kesepiannya Daffa dan Sahara selama ini mereka terbiasa menghabiskan waktu berdua atau bertiga bersama Tania.

"Kamu sekarang bahagia?" Tanya Fahisa

Daffa mendongak dan menatap mata Fahisa yang juga sedang menatap ke arahnya. Senyuman Daffa mengembang bersamaan dengan mendaratnya ciuman di bibir Fahisa.

"Sangat bahagia"

Ikut tersenyum kali ini Fahisa memeluk Daffa lebih dulu, dia juga bahagia memiliki keluarga kecil ini di hidupnya.

¤¤¤¤

Pagi yang cerah menyapa saat ini Fahisa sedang sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan sedangkan kedua orang lainnya masih tertidur dengan sangat nyenyaknya. Kali ini untuk sarapan Fahisa menyiapkan nasi goreng dan membuatkan secangkir susu untuk Sahara yang memang biasa anak itu minum setiap pagi.

Rasanya sedikit berbeda meskipun setiap pagi Fahisa memang selalu memasak, tapi biasanya dia memasak untuk dirinya sendiri jadi Fahisa tidak terlalu mempermasalahkan rasanya. Namun, sekarang berbeda ada suami dan anaknya yang juga akan memakan masakannya jadi Fahisa berusaha semaksimal mungkin untuk membuat masakannya terasa sempurna.

"Kenapa tidak membangunkan hmm?"

Bersamaan dengan pertanyaan tiba-tiba itu Fahisa merasakan sebuah tangan melingkar di pinggangnya dan dagu yang bersandar pada pundaknya, tentu saja itu adalah suaminya. Sudah terbiasa sekarang Fahisa sudah mulai bisa menetralkan deru jantungnya meskipun rasa gugup itu masih ada.

"Kamu tidurnya nyenyak banget." Kata Fahisa yang masih sibuk dengan peralatan dapurnya

Daffa tersenyum kecil dia mencium pipi Fahisa berkali-kali membuat istrinya itu sedikit menjauhkan kepalanya karena merasa geli dan terganggu.

"Mas aku lagi masak mendingan kamu mandi aja sana." Kata Fahisa

"Nanti aja sama kamu." Goda Daffa

"Aku udah mandi!" Sungut Fahisa

Daffa tertawa kecil lalu ia memutar tubuh Fahisa agar menghadap ke arahnya dan saat posisi mereka berhadapan seperti inilah Fahisa merasa sangat gugup.

"Morning kiss?" Tanya Daffa membuat pipi Fahisa memerah menahan malu

Tapi, melihat pipi memerah istrinya malah semakin membuat Daffa bersemangat untuk mengganggunya.

"Gak mau! Udah ah Mas sana aku mau bikin sarapan nanti Ara keburu bangun." Kata Fahisa sambil menunduk

Dia tidak mau menatap mata Daffa, tapi suaminya itu dengan santainya malah menarik dagunya dan mencium bibirnya sekilas.

"Sudah, aku akan bangunkan Ara dan menyuruh dia mandi." Kata Daffa dengan senyuman manisnya

Meninggalkan Fahisa yang masih merona Daffa tersenyum geli istrinya itu benar-benar menggemaskan dengan tingkah malu-malunya. Sedangkan itu ketika Daffa sudah melangkah menjauh barulah Fahisa dapat menghela nafasnya panjang lalu kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.

Sekitar setengah jam Fahisa sudah selesai memasak dia juga sudah menata meja makan dan bersamaan dengan itu suara seruan Sahara membuat senyumnya mengembang ketika melihat anak itu berlari ke arahnya. Sahara terlihat sangat cantik dan segar karena sudah mandi rambutnya yang di kuncit membuatnya terlihat semakin lucu dan menggemaskan.

"Pagi Ara sayang gimana tidurnya?" Tanya Fahisa sambil mencium pipi Sahara

"Tidur Ara nyenyak dan Ara juga mimpi indah." Kata Sahara dengan senyuman lebarnya

Tidak lama kemudian Daffa turun dengan pakaian casualnya pria itu bahkan tidak terlihat seperti pria beranak satu. Setelah itu mereka duduk dan Fahisa mulai menyiapkan makanan mereka, dia bahagia dengan rutinitas paginya yang baru.

¤¤¤¤

Seperti yang telah dijanjikan kemarin hari ini Daffa akan mengajak keluarga kecilnya itu berjalan-jalan dan hal itu benar-benar membuat Sahara sangat bahagia. Sudah lama sekali sejak Daffa mengajak anak-anaknya berjalan-jalan biasanya mereka hanya pergi ke rumah Tania lalu anaknya itu akan pergi bersama Omanya karena itulah sekarang Sahara merasa sangat bahagia bisa pergi bersama kedua orang tuanya.

Di kamarnya Fahisa sedang bersiap dia memakai lipstik pink miliknya lalu kembali merapihkan rambut yang ia biarkan tergerai, sesuai permintaan Daffa. Mengambil tasnya Fahisa segera keluar untuk menyusul Daffa dan Sahara yang sudah menunggunya di luar sambil memanasi mobil.

"Mommy"

Sahara berlari ke pelukan Fahisa ketika melihatnya keluar dari pintu utama. Senyum Fahisa mengembang dia mencium pipi anak itu lalu membawa tangan Sahara ke dalam genggamannya dan menghampiri Daffa yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Jadi tuan putri kita mau ke mana hari ini?" Tanya Daffa sambil menunduk mesejajarkan wajahnya dengan wajah Sahara

"Ayo kita ke pantai Daddy!" Ajak Sahara dengan penuh semangat

"Pantai? Hmm oke kita berangkat sekarang." Kata Daffa sambil mencapit hidung mancung Sahara

Meskipun merasa kesal Sahara tetap tersenyum lebar karena Daffa benar-benar menuruti keinginannya. Bersama-sama mereka masuk ke dalam mobil dan melakukan perjalanan yang cukup panjang dengan penuh candaan selama perjalanan.

"Nanti kita main pasir di sana terus beli ice cream atau beli kelapa muda terus nanti Ara mau foto sama mommy sama daddy juga." Kata Ara bersemangat

Daffa tersenyum penuh arti, "Tentu sayang, kita bakal ngelakuin semua yang Ara mau hari ini adalah hari spesial untuk tuan putri"

Fahisa ikut tersenyum dia mencium pipi Sahara cukup lama, tidak perduli jika dia bukan orang tua kandung Sahara yang penting selama hidupnya dia akan terus berada di sisi Sahara memberikan dia kebahagiaan dan kasih sayang yang di butuhkannya.

Fahisa tidak akan membiarkan Sahara merasakan hal yang juga sempat Fahisa rasakan, kurangnya kasih sayang orang tua.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

bahagianya Sahara 😘😘😘😘😘😘

2021-05-25

1

Ririn Sungkono

Ririn Sungkono

di si^_^n bewbwbi web

2020-11-03

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

😍😍😍😍😍😍

2020-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tigabelas
14 Empatbelas
15 Limabelas
16 Enambelas
17 Tujuhbelas
18 Delapanbelas
19 Sembilanbelas
20 Duapuluh
21 Duapuluh satu
22 Duapuluh dua
23 Duapuluh tiga
24 Duapuluh empat
25 Duapuluh lima
26 Duapuluh enam
27 Duapuluh tujuh
28 Duapuluh delapan
29 Duapuluh sembilan
30 Tigapuluh
31 Tigapuluh satu
32 Tigapuluh dua
33 Tigapuluh tiga
34 Tigapuluh empat
35 Tigapuluh lima
36 Tigapuluh enam
37 Tigapuluh tujuh
38 Tigapuluh delapan
39 Tigapuluh sembilan
40 Empatpuluh
41 Empatpuluh satu
42 Empatpuluh dua
43 Empatpuluh tiga
44 Empatpuluh empat
45 Empatpuluh lima
46 Empatpuluh enam
47 Empatpuluh tujuh
48 Empatpuluh delapan
49 Empatpuluh sembilan
50 Limapuluh
51 Limapuluh satu
52 Limapuluh dua
53 Limapuluh tiga
54 Limapuluh empat
55 Limapuluh lima
56 Limapuluh enam
57 Limapuluh tujuh
58 Limapuluh delapan
59 Limapuluh sembilan
60 Enampuluh
61 Enampuluh satu
62 Enampuluh dua
63 Enampuluh tiga
64 Enampuluh empat
65 Enampuluh lima
66 Enampuluh enam
67 Enampuluh tujuh
68 Enampuluh delapan
69 Enampuluh sembilan
70 Tujuhpuluh
71 Tujuhpuluh satu
72 Extra part (1)
73 Extra part (2)
74 Side Story
75 SEQUEL
76 SECOND SEQUEL
77 OBSESSION
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tigabelas
14
Empatbelas
15
Limabelas
16
Enambelas
17
Tujuhbelas
18
Delapanbelas
19
Sembilanbelas
20
Duapuluh
21
Duapuluh satu
22
Duapuluh dua
23
Duapuluh tiga
24
Duapuluh empat
25
Duapuluh lima
26
Duapuluh enam
27
Duapuluh tujuh
28
Duapuluh delapan
29
Duapuluh sembilan
30
Tigapuluh
31
Tigapuluh satu
32
Tigapuluh dua
33
Tigapuluh tiga
34
Tigapuluh empat
35
Tigapuluh lima
36
Tigapuluh enam
37
Tigapuluh tujuh
38
Tigapuluh delapan
39
Tigapuluh sembilan
40
Empatpuluh
41
Empatpuluh satu
42
Empatpuluh dua
43
Empatpuluh tiga
44
Empatpuluh empat
45
Empatpuluh lima
46
Empatpuluh enam
47
Empatpuluh tujuh
48
Empatpuluh delapan
49
Empatpuluh sembilan
50
Limapuluh
51
Limapuluh satu
52
Limapuluh dua
53
Limapuluh tiga
54
Limapuluh empat
55
Limapuluh lima
56
Limapuluh enam
57
Limapuluh tujuh
58
Limapuluh delapan
59
Limapuluh sembilan
60
Enampuluh
61
Enampuluh satu
62
Enampuluh dua
63
Enampuluh tiga
64
Enampuluh empat
65
Enampuluh lima
66
Enampuluh enam
67
Enampuluh tujuh
68
Enampuluh delapan
69
Enampuluh sembilan
70
Tujuhpuluh
71
Tujuhpuluh satu
72
Extra part (1)
73
Extra part (2)
74
Side Story
75
SEQUEL
76
SECOND SEQUEL
77
OBSESSION

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!