Duabelas

Ada banyak hal yang Fahisa rasakan ketika sudah menjadi seorang istri diusianya yang masih cukup muda. Tidak pernah terfikirkan sama sekali bahwa dia akan menikah secepat ini di tambah lagi dia menikahi seorang pimpinan perusahaan, rasanya seperti mimpi.

Fahisa tidak pernah bermimpi akan menikah dengan seorang pimpinan perusahaan seperti Daffa, sejak dulu dia hanya bermimpi akan memiliki seorang pasangan yang akan mencintainya dengan tulus. Namun, mendapatkan Daffa disisinya adalah hal yang sangat dia syukuri bukan hanya karena harta pria itu melainkan juga karena kepeduliannya.

Mereka hanya dekat untuk waktu yang singkat, tapi selama itu Daffa sangat peduli kepadanya dia baik dan lembut. Selain itu hal yang membuatnya semakin jatuh adalah tanggung jawab dan perhatiannya sebagai seorang ayah kepada Sahara.

"Kenapa melamun hmm?"

Sedikit tersentak Fahisa baru sadar jika sekarang mereka sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan untuk menjemput Sahara. Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa tersenyum kecil sambil menatap ke arah Daffa yang sedang menyetir.

"Aku tidak melamun kok." Kata Fahisa

"Setelah ini kita makan siang bersama." Kata Daffa yang diangguki oleh Fahisa

Setelah itu mereka terdiam sampai akhirnya Fahisa kembali memecah keheningan dengan pertanyaan yang membuat suaminya menatap Fahisa tajam.

"Mas memang aku gak bisa ya kerja lagi?" Tanya Fahisa ragu

"Untuk apa?" Tanya Daffa

"Aku cuman bosan di rumah sendirian." Cicit Fahisa dia tidak berani menoleh ke arah suaminya

Padahal Daffa masih sibuk menatap ke arah jalanan, tapi tetap saja Fahisa jadi takut cuman kan dia beneran bosan di rumah. Tidak masalah kalau rumahnya sederhana, tapi rumah Daffa besar sekali selain bosan dia juga takut sendirian.

"Kalau kamu bosan sendirian bukan itu yang harus kamu lakukan, kamu tidak perlu kembali kerja Fahisa." Kata Daffa

Fahisa terlalu polos dia bahkan tidak melihat jika sekarang suaminya itu sedang menyeringai, dia berniat mengatakan sesuatu yang akan membuat pipi Fahisa merona. Namun, dengan penuh antusias Fahisa malah bertanya membuat Daffa jadi semakin gemas saja.

"Memang apa? Aku bosan tau sendirian di rumah Sahara juga pulangnya udah mau siang." Kata Fahisa menjelaskan

Daffa tersenyum penuh arti sebelah tangannya dia pakai untuk menggenggam tangan istrinya dan mengusapnya dengan lembut.

"Kita harus buat baby supaya kamu tidak kesepian." Kata Daffa dengan nada bicara yang sangat menyebalkan

Mengerucutkan bibirnya kesal Fahisa mengalihkan pandangannya dia tau jika suaminya itu pasti akan meledeknya apalagi sekarang sudah dapat di pastikan jika wajahnya sudah mulai memerah. Terkadang Fahisa kesal, kenapa dia mudah sekali merona sih?

"Kenapa tidak memberikan tanggapan?" Goda Daffa yang sudah melepaskan genggamannya

"Mas Daffa nih seneng banget sih bahas yang kayak gitu." Kesal Fahisa

Dia juga mau kok punya anak, tapi kan tidak harus membahasnya secara terang-terangan begini apalagi mereka baru menikah. Fahisa malu sekali kalau membahas hal yang seperti ini, dia kan masih muda belum berpengalaman masih gak ngerti dan takut.

"Yaudah kita bahas itu nanti saja pas bulan madu sepertinya waktunya lebih pas." Kata Daffa sambil terkekeh

"Memang kapan?"

Fahisa hampir saja ingin menampar mulutnya, kenapa dia bertanya begitu sih?

Wajahnya memerah sekarang apalagi ketika suaminya tertawa saat mendengar pertanyaannya. Dia pasti akan digoda habis-habisan.

Lagipula kenapa mereka tidak sampai-sampai di sekolah Sahara sih?

"Kamu tidak sabar ya?" Goda Daffa membuat wajah Fahisa semakin memanas

"Bukan gitu...aku..aku kan cuman nanya." Kata Fahisa malu

"Besok pagi sayang kita akan pergi tiga hari dan hari ini kita bakal habisin waktu sama Sahara supaya dia gak ngambek nanti." Kata Daffa yang memutuskan untuk berhenti menggoda istrinya

Dia bisa gila kalau terus melihat wajah memerah Fahisa yang membuatnya malah semakin tidak terkendali.

¤¤¤¤

Sekolah baru saja bubar saat mereka sampai dan sambil menggenggam erat tangan istrinya Daffa melangkahkan kakinya masuk. Pria itu mencari Sahara biasanya anaknya itu selalu menunggu di tempat bermain.

Ya, biasanya Daffa memang menjemput Sahara lalu mengantarkan ke tempat Tania dan hal itu dia lakukan terus menerus sangat jarang Daffa membiarkan anaknya di jemput supir.

Sebisa mungkin Daffa meluangkan waktu untuk memjemput anaknya dia hanya membiarkan supir untuk mengantar Sahara, tapi tidak untuk menjemputnya karena anaknya itu akan merajuk berhari-hari kalau sampai dia tidak menjemputnya sendiri.

Melambaikan tangannya mereka tersenyum saat melihat Sahara dengan tas dipunggungnya sedang berlari kearahnya.

"Daddyy"

Sahara langsung meloncat kedalam gendongan Daffa dia mencium pipi pria itu berkali-kali lalu memeluk leharnya erat.

"Gimana sekolahnya sayang?" Tanya Daffa

"Senang, hari ini Ara cerita tentang Mommy ke semua orang." Kata Sahara dengan penuh kebahagiaan

Beralih kedalam gendongan Fahisa diciumnya pipi berlubang itu berkali-kali membuat Fahisa tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Tuan putri Daddy mau jalan-jalan?" Tanya Daffa

Sahara mengangguk semangat, "Mauu, asik deh sekarang Daddy ajakin Ara main terus biasanya cuman Oma"

Anaknya mengatakan kalimat itu sambil tersenyum polos, tapi mendengarnya membuat Daffa merasa sesak seketika dia bertanya-tanya dalam hati.

Apa dia sesibuk itu?

¤¤¤¤

Meminta bantuan Kakak iparnya untuk mengurus sementara masalah kantor membuat Daffa bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ada sedikit rasa bersalah dihatinya saat mendengar perkataan Sahara, dia memang sesibuk itu ternyata dia fikir itu semua hanya perkataan biasa Maminya saja.

Setelah pulang dan berganti pakaian Daffa membawa anaknya pergi ke kolam berenang dan disana Sahara terlihat sangat bahagia membuat hati Daffa menghangat melihatnya. Berkali-kali anaknya meminta untuk difoto bersama Fahisa, tapi sial mata Daffa dengan tidak sopannya malah terus menatap ke arah istrinya.

Baju Fahisa sudah sangat basah karena menemani anaknya berenang dan hal itu malah membuatnya tidak fokus. Sial, otaknya mulai mesum sekarang.

"Daddy cepetann!"

Seruan Sahara membuat Daffa sadar dan langsung memotret mereka berdua, senyuman Sahara semakin mengembang dia menggenggam tangan Fahisa dan mengajaknya untuk kembali bermain air. Berkali-kali Daffa menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan fikiran kotornya setelah menghela nafasnya panjang dia mulai mendekat ke arah anak dan istrinya.

Untung saja ini adalah hari kerja jadi tidak terlau ramai pengunjung, mungkin jika ramai pengunjung dia akan membawa istri dan anaknya juga pulang.

"Daddy gak asik gak mau di ajak main." Kata Sahara sambil mengerucutkan bibirnya

Akhirnya agar sahara berhenti merengek Daffa ikut bergabung dan mereka bermain sampai waktu menjelang sore itupun baru mau berhenti setelah Daffa yang meminta.

Setelah mandi dan berganti pakaian mereka duduk sebentar sambil membiarkan Sahara yang ingin membeli makanan, anaknya itu memang sangat suka sekali makan apalagi cemilan.

Saat Sahara sedang pergi Daffa tersenyum lalu mulai merapatkan duduknya ke arah Fahisa di sandarkan kepalanya dipundak istrinya membuat Fahisa sedikit tersentak. Namun, setelahnya Fahisa ikut tersenyum lalu mengusap lembut rambut suaminya dia berani melakukannya karena disini sepi hanya ada beberapa orang.

"Kita akan berangkat besok Fahisa." Kata Daffa sambil memainkan jari tangan Fahisa persis seperti seorang anak kecil dan setelahnya digenggam erat tangan kecil istrinya

"Setelah menjemput Sahara kan? Kita akan pergi kemana? Mas Daffa gak pernah kasih tau." Kata Fahisa

"Iya, kita akan ke Bali dan kamu sendiri yang bilang terserah kan?" Kata Daffa

Fahisa menghela nafasnya lega dia fikir suaminya itu benar-benar akan membawanya keluar negeri seperti yang waktu itu sempat dia katakan, untung saja dia menolak. Ada rasa takut kalau dia harus pergi jauh Fahisa tidak terbiasa untuk itu semua.

"Daddy kenapa seperti anak kecil begitu?"

¤¤¤¤

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Daffa sweet tp mdh"an bkn karna keinget sama Renata ya istrinya yg meninggal

2021-05-25

0

MyRosse🥀

MyRosse🥀

😱" Kita akan berangkat besok Daffa," 👈
Kata Daffa sambil memainkan jari Fahisa persis seprti seorang anak kecil..

maksdx apa ya thor, ko aga mengglitik ya kalimatnya???🤔

tetap semangat ya thor..💪🤗

2020-01-25

0

Mira Herliviana

Mira Herliviana

lanjut

2020-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tigabelas
14 Empatbelas
15 Limabelas
16 Enambelas
17 Tujuhbelas
18 Delapanbelas
19 Sembilanbelas
20 Duapuluh
21 Duapuluh satu
22 Duapuluh dua
23 Duapuluh tiga
24 Duapuluh empat
25 Duapuluh lima
26 Duapuluh enam
27 Duapuluh tujuh
28 Duapuluh delapan
29 Duapuluh sembilan
30 Tigapuluh
31 Tigapuluh satu
32 Tigapuluh dua
33 Tigapuluh tiga
34 Tigapuluh empat
35 Tigapuluh lima
36 Tigapuluh enam
37 Tigapuluh tujuh
38 Tigapuluh delapan
39 Tigapuluh sembilan
40 Empatpuluh
41 Empatpuluh satu
42 Empatpuluh dua
43 Empatpuluh tiga
44 Empatpuluh empat
45 Empatpuluh lima
46 Empatpuluh enam
47 Empatpuluh tujuh
48 Empatpuluh delapan
49 Empatpuluh sembilan
50 Limapuluh
51 Limapuluh satu
52 Limapuluh dua
53 Limapuluh tiga
54 Limapuluh empat
55 Limapuluh lima
56 Limapuluh enam
57 Limapuluh tujuh
58 Limapuluh delapan
59 Limapuluh sembilan
60 Enampuluh
61 Enampuluh satu
62 Enampuluh dua
63 Enampuluh tiga
64 Enampuluh empat
65 Enampuluh lima
66 Enampuluh enam
67 Enampuluh tujuh
68 Enampuluh delapan
69 Enampuluh sembilan
70 Tujuhpuluh
71 Tujuhpuluh satu
72 Extra part (1)
73 Extra part (2)
74 Side Story
75 SEQUEL
76 SECOND SEQUEL
77 OBSESSION
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tigabelas
14
Empatbelas
15
Limabelas
16
Enambelas
17
Tujuhbelas
18
Delapanbelas
19
Sembilanbelas
20
Duapuluh
21
Duapuluh satu
22
Duapuluh dua
23
Duapuluh tiga
24
Duapuluh empat
25
Duapuluh lima
26
Duapuluh enam
27
Duapuluh tujuh
28
Duapuluh delapan
29
Duapuluh sembilan
30
Tigapuluh
31
Tigapuluh satu
32
Tigapuluh dua
33
Tigapuluh tiga
34
Tigapuluh empat
35
Tigapuluh lima
36
Tigapuluh enam
37
Tigapuluh tujuh
38
Tigapuluh delapan
39
Tigapuluh sembilan
40
Empatpuluh
41
Empatpuluh satu
42
Empatpuluh dua
43
Empatpuluh tiga
44
Empatpuluh empat
45
Empatpuluh lima
46
Empatpuluh enam
47
Empatpuluh tujuh
48
Empatpuluh delapan
49
Empatpuluh sembilan
50
Limapuluh
51
Limapuluh satu
52
Limapuluh dua
53
Limapuluh tiga
54
Limapuluh empat
55
Limapuluh lima
56
Limapuluh enam
57
Limapuluh tujuh
58
Limapuluh delapan
59
Limapuluh sembilan
60
Enampuluh
61
Enampuluh satu
62
Enampuluh dua
63
Enampuluh tiga
64
Enampuluh empat
65
Enampuluh lima
66
Enampuluh enam
67
Enampuluh tujuh
68
Enampuluh delapan
69
Enampuluh sembilan
70
Tujuhpuluh
71
Tujuhpuluh satu
72
Extra part (1)
73
Extra part (2)
74
Side Story
75
SEQUEL
76
SECOND SEQUEL
77
OBSESSION

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!