Ada banyak hal yang Fahisa rasakan ketika sudah menjadi seorang istri diusianya yang masih cukup muda. Tidak pernah terfikirkan sama sekali bahwa dia akan menikah secepat ini di tambah lagi dia menikahi seorang pimpinan perusahaan, rasanya seperti mimpi.
Fahisa tidak pernah bermimpi akan menikah dengan seorang pimpinan perusahaan seperti Daffa, sejak dulu dia hanya bermimpi akan memiliki seorang pasangan yang akan mencintainya dengan tulus. Namun, mendapatkan Daffa disisinya adalah hal yang sangat dia syukuri bukan hanya karena harta pria itu melainkan juga karena kepeduliannya.
Mereka hanya dekat untuk waktu yang singkat, tapi selama itu Daffa sangat peduli kepadanya dia baik dan lembut. Selain itu hal yang membuatnya semakin jatuh adalah tanggung jawab dan perhatiannya sebagai seorang ayah kepada Sahara.
"Kenapa melamun hmm?"
Sedikit tersentak Fahisa baru sadar jika sekarang mereka sedang berada di dalam mobil dalam perjalanan untuk menjemput Sahara. Menggelengkan kepalanya pelan Fahisa tersenyum kecil sambil menatap ke arah Daffa yang sedang menyetir.
"Aku tidak melamun kok." Kata Fahisa
"Setelah ini kita makan siang bersama." Kata Daffa yang diangguki oleh Fahisa
Setelah itu mereka terdiam sampai akhirnya Fahisa kembali memecah keheningan dengan pertanyaan yang membuat suaminya menatap Fahisa tajam.
"Mas memang aku gak bisa ya kerja lagi?" Tanya Fahisa ragu
"Untuk apa?" Tanya Daffa
"Aku cuman bosan di rumah sendirian." Cicit Fahisa dia tidak berani menoleh ke arah suaminya
Padahal Daffa masih sibuk menatap ke arah jalanan, tapi tetap saja Fahisa jadi takut cuman kan dia beneran bosan di rumah. Tidak masalah kalau rumahnya sederhana, tapi rumah Daffa besar sekali selain bosan dia juga takut sendirian.
"Kalau kamu bosan sendirian bukan itu yang harus kamu lakukan, kamu tidak perlu kembali kerja Fahisa." Kata Daffa
Fahisa terlalu polos dia bahkan tidak melihat jika sekarang suaminya itu sedang menyeringai, dia berniat mengatakan sesuatu yang akan membuat pipi Fahisa merona. Namun, dengan penuh antusias Fahisa malah bertanya membuat Daffa jadi semakin gemas saja.
"Memang apa? Aku bosan tau sendirian di rumah Sahara juga pulangnya udah mau siang." Kata Fahisa menjelaskan
Daffa tersenyum penuh arti sebelah tangannya dia pakai untuk menggenggam tangan istrinya dan mengusapnya dengan lembut.
"Kita harus buat baby supaya kamu tidak kesepian." Kata Daffa dengan nada bicara yang sangat menyebalkan
Mengerucutkan bibirnya kesal Fahisa mengalihkan pandangannya dia tau jika suaminya itu pasti akan meledeknya apalagi sekarang sudah dapat di pastikan jika wajahnya sudah mulai memerah. Terkadang Fahisa kesal, kenapa dia mudah sekali merona sih?
"Kenapa tidak memberikan tanggapan?" Goda Daffa yang sudah melepaskan genggamannya
"Mas Daffa nih seneng banget sih bahas yang kayak gitu." Kesal Fahisa
Dia juga mau kok punya anak, tapi kan tidak harus membahasnya secara terang-terangan begini apalagi mereka baru menikah. Fahisa malu sekali kalau membahas hal yang seperti ini, dia kan masih muda belum berpengalaman masih gak ngerti dan takut.
"Yaudah kita bahas itu nanti saja pas bulan madu sepertinya waktunya lebih pas." Kata Daffa sambil terkekeh
"Memang kapan?"
Fahisa hampir saja ingin menampar mulutnya, kenapa dia bertanya begitu sih?
Wajahnya memerah sekarang apalagi ketika suaminya tertawa saat mendengar pertanyaannya. Dia pasti akan digoda habis-habisan.
Lagipula kenapa mereka tidak sampai-sampai di sekolah Sahara sih?
"Kamu tidak sabar ya?" Goda Daffa membuat wajah Fahisa semakin memanas
"Bukan gitu...aku..aku kan cuman nanya." Kata Fahisa malu
"Besok pagi sayang kita akan pergi tiga hari dan hari ini kita bakal habisin waktu sama Sahara supaya dia gak ngambek nanti." Kata Daffa yang memutuskan untuk berhenti menggoda istrinya
Dia bisa gila kalau terus melihat wajah memerah Fahisa yang membuatnya malah semakin tidak terkendali.
¤¤¤¤
Sekolah baru saja bubar saat mereka sampai dan sambil menggenggam erat tangan istrinya Daffa melangkahkan kakinya masuk. Pria itu mencari Sahara biasanya anaknya itu selalu menunggu di tempat bermain.
Ya, biasanya Daffa memang menjemput Sahara lalu mengantarkan ke tempat Tania dan hal itu dia lakukan terus menerus sangat jarang Daffa membiarkan anaknya di jemput supir.
Sebisa mungkin Daffa meluangkan waktu untuk memjemput anaknya dia hanya membiarkan supir untuk mengantar Sahara, tapi tidak untuk menjemputnya karena anaknya itu akan merajuk berhari-hari kalau sampai dia tidak menjemputnya sendiri.
Melambaikan tangannya mereka tersenyum saat melihat Sahara dengan tas dipunggungnya sedang berlari kearahnya.
"Daddyy"
Sahara langsung meloncat kedalam gendongan Daffa dia mencium pipi pria itu berkali-kali lalu memeluk leharnya erat.
"Gimana sekolahnya sayang?" Tanya Daffa
"Senang, hari ini Ara cerita tentang Mommy ke semua orang." Kata Sahara dengan penuh kebahagiaan
Beralih kedalam gendongan Fahisa diciumnya pipi berlubang itu berkali-kali membuat Fahisa tertawa kecil melihat tingkahnya.
"Tuan putri Daddy mau jalan-jalan?" Tanya Daffa
Sahara mengangguk semangat, "Mauu, asik deh sekarang Daddy ajakin Ara main terus biasanya cuman Oma"
Anaknya mengatakan kalimat itu sambil tersenyum polos, tapi mendengarnya membuat Daffa merasa sesak seketika dia bertanya-tanya dalam hati.
Apa dia sesibuk itu?
¤¤¤¤
Meminta bantuan Kakak iparnya untuk mengurus sementara masalah kantor membuat Daffa bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya. Ada sedikit rasa bersalah dihatinya saat mendengar perkataan Sahara, dia memang sesibuk itu ternyata dia fikir itu semua hanya perkataan biasa Maminya saja.
Setelah pulang dan berganti pakaian Daffa membawa anaknya pergi ke kolam berenang dan disana Sahara terlihat sangat bahagia membuat hati Daffa menghangat melihatnya. Berkali-kali anaknya meminta untuk difoto bersama Fahisa, tapi sial mata Daffa dengan tidak sopannya malah terus menatap ke arah istrinya.
Baju Fahisa sudah sangat basah karena menemani anaknya berenang dan hal itu malah membuatnya tidak fokus. Sial, otaknya mulai mesum sekarang.
"Daddy cepetann!"
Seruan Sahara membuat Daffa sadar dan langsung memotret mereka berdua, senyuman Sahara semakin mengembang dia menggenggam tangan Fahisa dan mengajaknya untuk kembali bermain air. Berkali-kali Daffa menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan fikiran kotornya setelah menghela nafasnya panjang dia mulai mendekat ke arah anak dan istrinya.
Untung saja ini adalah hari kerja jadi tidak terlau ramai pengunjung, mungkin jika ramai pengunjung dia akan membawa istri dan anaknya juga pulang.
"Daddy gak asik gak mau di ajak main." Kata Sahara sambil mengerucutkan bibirnya
Akhirnya agar sahara berhenti merengek Daffa ikut bergabung dan mereka bermain sampai waktu menjelang sore itupun baru mau berhenti setelah Daffa yang meminta.
Setelah mandi dan berganti pakaian mereka duduk sebentar sambil membiarkan Sahara yang ingin membeli makanan, anaknya itu memang sangat suka sekali makan apalagi cemilan.
Saat Sahara sedang pergi Daffa tersenyum lalu mulai merapatkan duduknya ke arah Fahisa di sandarkan kepalanya dipundak istrinya membuat Fahisa sedikit tersentak. Namun, setelahnya Fahisa ikut tersenyum lalu mengusap lembut rambut suaminya dia berani melakukannya karena disini sepi hanya ada beberapa orang.
"Kita akan berangkat besok Fahisa." Kata Daffa sambil memainkan jari tangan Fahisa persis seperti seorang anak kecil dan setelahnya digenggam erat tangan kecil istrinya
"Setelah menjemput Sahara kan? Kita akan pergi kemana? Mas Daffa gak pernah kasih tau." Kata Fahisa
"Iya, kita akan ke Bali dan kamu sendiri yang bilang terserah kan?" Kata Daffa
Fahisa menghela nafasnya lega dia fikir suaminya itu benar-benar akan membawanya keluar negeri seperti yang waktu itu sempat dia katakan, untung saja dia menolak. Ada rasa takut kalau dia harus pergi jauh Fahisa tidak terbiasa untuk itu semua.
"Daddy kenapa seperti anak kecil begitu?"
¤¤¤¤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Daffa sweet tp mdh"an bkn karna keinget sama Renata ya istrinya yg meninggal
2021-05-25
0
MyRosse🥀
😱" Kita akan berangkat besok Daffa," 👈
Kata Daffa sambil memainkan jari Fahisa persis seprti seorang anak kecil..
maksdx apa ya thor, ko aga mengglitik ya kalimatnya???🤔
tetap semangat ya thor..💪🤗
2020-01-25
0
Mira Herliviana
lanjut
2020-01-25
0