Sejak pagi Fahisa sudah berada di dalam kamar mandi, berdiam diri disana sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya memerah seketika ketika melihat merah di lehernya seperti habis digigit serangga.
Beruntung Fahisa bangun lebih dulu dia akan sangat malu sekali kalau suaminya itu nanti melihatnya. Rambutnya sangat berantakan tadi akan sangat memalukan jika Daffa melihatnya.
Sejak tadi Fahisa berfikir tentang bagaimana caranya menutupi merah di lehernya?
Mereka akan pergi ke pantai tidak lucu kalau dia memakai syal untuk menutupinya. Sepertinya Daffa sudah gila karena melakukan hal ini dia tidak memikirkan gimana susahnya Fahisa untuk menutupi merah-merah di leherny
Berdecak kesal Fahisa akhirnya keluar dari dalam kamar mandi dia hanya menggunakan kaos hitam yang kebesaran dan celana di atas lutut. Masa bodo dia gak mau bersiap-siap biarkan saja suaminya itu pergi sendirian.
Saat membuka pintu Fahisa terlonjak kaget karena Daffa sudah berdiri di depannya, pria itu memang hobi sekali mengagetkan dia ya?
"Kenapa?" Tanya Daffa saat melihat raut wajah kesal istrinya
'Kenapa dia bilang?! Dia gak sadar ya sama perbuatannya?' Batin Fahisa kesal
"Kenapa apanya?" Tanya Fahisa
"Muka kamu kenapa ditekuk gitu?" Tanya Daffa sambil memperhatikan wajah Fahisa
"Laparr"
Tentu saja Fahisa berbohong, tapi suaminya itu percaya dan sambil tersenyum Daffa menyuruh Fahisa untuk bersiap.
"Yaudah kamu siap-siap aja dulu nanti kita sarapan sekalian langsung jalan-jalan." Kata Daffa
Tidak tau mendapat keberanian dari mana Fahisa langsung menolak bahkan berbicara dengan nada kesal.
"Gak mau, Mas Daffa gak liat apa leher aku?! Masa aku suruh keluar-keluar dengan leher merah kayak gini! Maluuu." Kata Fahisa sambil berlalu dan mendudukkan dirinya di ranjang
Terdiam untuk sesaat Daffa tertawa kecil setelah tau apa yang di maksud Fahisa dan dengan tawanya dia menghampiri istrinya yang sedang duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya, terlihat lucu di mata Daffa. Kemudian pandangannya teralih pada leher jenjang Fahisa, benar ada banyak bekas merah disana pantas saja istrinya itu ngambek.
"Ngambek hmm?" Tanya Daffa sambil meraih ponsel Fahisa dan meletakkannya di nakas
"Gimana? Maluu merah-merah kayak gini lagian Mas Daffa sih, terus gimana? Masa aku keluar pake syal gak mau panas." Rengek Fahisa
Daffa terkekeh pelan, "Yaudah gak usah kemana-mana kita disini aja seharian"
Perkataan Daffa malah semakin membuat istrinya kesal masa seharian cuman diem disini kan membosankan sekali.
"Masa cuman diem aja disini." Protes Fahisa membuat Daffa tertawa lalu mencubit pipinya gemas
"Kamu siap-siap aja Fahisa pakai syal aja nanti kamu bisa lepas kok syalnya kalau kita sudah sampai." Kata Daffa
Pada akhirnya Fahisa hanya akan menurut dia tidak bisa menolak permintaan suaminya dan lagi dia juga tidak mau menghabiskan waktu seharian di kamar hotel ini, pasti akan sangat membosankan.
¤¤¤¤
Seharian ini Daffa mengajak istrinya ke berbagai tempat mereka menyusuri kota Bali dan pria itu berhasil membuat Fahisa mulai menunjukkan senyumannya bahkan istrinya itu terlihat sangat bahagia. Apalagi ketika Daffa mengajaknya pergi ke salah satu kedai ice cream senyum Fahisa langsung terbit dengan sangat lebar matanya juga berbinar, sudah lama sekali dia ingin makan ice cream.
"Mau rasa apa?" Tanya Daffa
"Coklat"
Menjawab dengan penuh semangat Fahisa terlihat seperti Sahara dan hal itu semakin membuat Daffa merasa gemas apalagi lesung pipit itu membuat istrinya terlihat lucu.
"Tunggu sebentar ya." Kata Daffa
Pergi memesan Daffa meninggalkan Fahisa yang sedang menatap ke sekelilingnya ada banyak pengunjung disini dan dia yakin ice cream nya pasti sangat enak apalagi di makan ketika cuaca panas begini. Tidak butuh waktu lama akhirnya Daffa kembali duduk di hadapan Fahisa yang sekarang sedang memainkan ponselnya.
Merasa penasaran Daffa sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengintip dan helaan nafas terdengar ketika nama Maminya tertera disana. Saat tiba-tiba Fahisa mendongak dan menatapnya Daffa langsung duduk seperti semula lalu tanpa dia duga Fahisa menunjukkan sesuatu di ponselnya.
"Mami kirimin vidio Ara lucu sekali dia lagi belajar menari." Kata Fahisa dengan antusias
Melihat vidio yang dikirimkan Maminya Daffa malah ingin tertawa melihat anaknya yang sangat rewel dan manja itu mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti iringan musik.
"Apa ini? Kenapa dia bisa begini?" Tanya Daffa sambil terkekeh
"Kata Mami akan ada acara di sekolah nanti dan Ara sama beberapa temannya bakal menari pasti dia akan terlihat lucu kalau memakai baju tradisional." Kata Fahisa dengan penuh antusias
Fahisa memang tau masalah acara yang akan diadakan, tapi dia tidak tau jika anaknya itu akan menari disana bahkan dia sangat tidak sabar ingin melihatnya. Pasti akan sangat lucu dan menggemaskan melihat anak-anak kecil itu menari tarian tradisional Fahisa sudah pernah melihatnya tahun lalu dan memang sangat lucu ada yang salah gerakan lalu ada juga yang tidak kompak dengan temannya, tapi mereka malah terlihat lucu.
"Kamu semangat sekali." Kata Daffa
"Emm soalnya aku sudah pernah lihat sebelumnya dan itu memang sangat menyenangkan," Kata Fahisa dengan senyuman lebarnya
"Jadi Mas Daffa juga harus lihat nanti."
"Hmm Sahara akan mengamuk kalau aku sampai tidak datang." Kata Daffa sambil tertawa kecil
Tidak lama setelah mengatakan itu seseorang datang mengantarkan pesan Daffa dan senyuman Fahisa semakin mengembang melihat ice cream coklat di hadapannya. Sekali lagi Daffa seperti melihat Sahara saat istrinya itu memakan ice cream dengan semangat dan dengan senyuman di bibirnya dia turut menyendokkan ice cream ke mulutnya.
Tadinya keduanya hanya diam, tapi tiba-tiba entah mendapat keberanian dari mana Fahisa menyendokkan ice creamnya lalu berniat menyuapi Daffa bahkan pria itu sampai bingung.
"Mas Daffa mau nyoba gak?" Tanya Fahisa sambil tersenyum manis
Tidak perlu berfikir lama Daffa langsung mengangguk dan membiarkan Fahisa menyuapinya ice cream.
"Enak kan? Aku suka banget ice cream apalagi kalo yang rasa coklat." Kata Fahisa sambil menyuapi suaminya itu lagi
Daffa hanya tersenyum jarang sekali istrinya mau begini apalagi di tempat umum dan dia tidak mau membuang-buang kesempatan.
"Sudah, sekarang kamu yang harus nyobaiin punya aku." Kata Daffa
Pipi Fahisa sedikit merona, tapi dia tetap memakannya ketika Daffa menyuapinya ice cream, rasanya dia seperti anak kecil.
Tapi, dia memang masih kecil.
Melanjutkan memakan ice creamnya Fahisa sedikit tersentak ketika ibu jari Daffa mengusap sudut bibirnya dia mendongak dan menatap Daffa yang sedang tersenyum.
"Seperti anak kecil makannya belepotan." Ledek Daffa membuat bibir Fahisa mengerucut karena kesal
"Aku jadi mau cium kamu sekarang"
¤¤¤¤
Saat sore hari Daffa membawa istrinya untuk melihat keindahan matahari terbenam di pantai. Saat ini mereka sedang duduk berdampingan sambil menatap lurus kedepan melihat langit yang sudah memulai berubah warna.
Fahisa menyandarkan kepalanya di bahu Daffa dia selalu bermimpi melihat keindahan senja bersama seseorang yang berarti di hidupnya dan sekarang mimpinya sudah menjadi nyata.
"Fahisa, menurut kamu aku itu gimana? Kasih aku dua yang baik dan satu yang buruk." Kata Daffa
Fahisa mendongak dan menatap suaminya dengan alis bertaut, haruskah dia jawab?
"Harus banget aku jawab?" Tanya Fahisa
"Hmm harus banget." Kata Daffa
Fahisa tampak berfikir sebentar membuat suaminya merasa penasaran, ya sampai sekarang Daffa masih sering berfikir tentang bagaimana pandangan Fahisa terhadap dirinya.
"Mas Daffa itu pengertian dan sabar apalagi kalau ngadepin Sahara yang lagi rewel sama manjanya minta ampun,"
"Waktu itu aku sempat kagum pas lihat Mas Daffa yang rela ninggalin pekerjaannya pas tau Sahara lagi sakit apalagi pas liat wajah khawatir kamu, aku kagum banget Mas Daffa bener-bener orang tua yang hebat." Kata Fahisa sambil menatap Daffa dengan penuh kekaguman
Senyum Daffa mengembang saat mendengarnya, iya dia memang sekhawatir itu terhadap Sahara karena Daffa tidak ingin kehilangan lagi. Sebisa mungkin Daffa akan menjaga Sahara dengan apapun yang dia punya tidak akan pernah Daffa biarkan seseorang menyakiti anaknya.
"Lalu yang buruk tentang aku?" Tanya Daffa
"Mas Daffa nakal." Jawab Fahisa refleks
Menyadari perkataannya barusan Fahisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika matanya bertemu dengan mata Daffa yang menatapnya bingung. Hanya saja ketika tawa pria itu terdengar Fahisa langsung menyalakan sinyal merah kepadanya bahkan wajahnya mulai memanas sekarang.
Apalagi ketika Daffa meraih dagunya dan membawa Fahisa untuk menatap matanya.
Lalu perkataan Daffa selanjutnya membuat Fahisa menyesal sudah menjawab.
"Akan aku tunjukkan bagaimana nakalnya suami kamu ini"
Sahara Daddynya bawa pulang dulu dia nakal!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
kapan belah durennya🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2021-05-25
1
Winar hasan
duuuuh belah duren nya lama banget.......
2021-02-25
1
amyrizannor edora
jempol aja dechhh
2020-05-02
1