Enambelas

Sejak pagi Fahisa sudah berada di dalam kamar mandi, berdiam diri disana sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya memerah seketika ketika melihat merah di lehernya seperti habis digigit serangga.

Beruntung Fahisa bangun lebih dulu dia akan sangat malu sekali kalau suaminya itu nanti melihatnya. Rambutnya sangat berantakan tadi akan sangat memalukan jika Daffa melihatnya.

Sejak tadi Fahisa berfikir tentang bagaimana caranya menutupi merah di lehernya?

Mereka akan pergi ke pantai tidak lucu kalau dia memakai syal untuk menutupinya. Sepertinya Daffa sudah gila karena melakukan hal ini dia tidak memikirkan gimana susahnya Fahisa untuk menutupi merah-merah di leherny

Berdecak kesal Fahisa akhirnya keluar dari dalam kamar mandi dia hanya menggunakan kaos hitam yang kebesaran dan celana di atas lutut. Masa bodo dia gak mau bersiap-siap biarkan saja suaminya itu pergi sendirian.

Saat membuka pintu Fahisa terlonjak kaget karena Daffa sudah berdiri di depannya, pria itu memang hobi sekali mengagetkan dia ya?

"Kenapa?" Tanya Daffa saat melihat raut wajah kesal istrinya

'Kenapa dia bilang?! Dia gak sadar ya sama perbuatannya?' Batin Fahisa kesal

"Kenapa apanya?" Tanya Fahisa

"Muka kamu kenapa ditekuk gitu?" Tanya Daffa sambil memperhatikan wajah Fahisa

"Laparr"

Tentu saja Fahisa berbohong, tapi suaminya itu percaya dan sambil tersenyum Daffa menyuruh Fahisa untuk bersiap.

"Yaudah kamu siap-siap aja dulu nanti kita sarapan sekalian langsung jalan-jalan." Kata Daffa

Tidak tau mendapat keberanian dari mana Fahisa langsung menolak bahkan berbicara dengan nada kesal.

"Gak mau, Mas Daffa gak liat apa leher aku?! Masa aku suruh keluar-keluar dengan leher merah kayak gini! Maluuu." Kata Fahisa sambil berlalu dan mendudukkan dirinya di ranjang

Terdiam untuk sesaat Daffa tertawa kecil setelah tau apa yang di maksud Fahisa dan dengan tawanya dia menghampiri istrinya yang sedang duduk di ranjang sambil memainkan ponselnya, terlihat lucu di mata Daffa. Kemudian pandangannya teralih pada leher jenjang Fahisa, benar ada banyak bekas merah disana pantas saja istrinya itu ngambek.

"Ngambek hmm?" Tanya Daffa sambil meraih ponsel Fahisa dan meletakkannya di nakas

"Gimana? Maluu merah-merah kayak gini lagian Mas Daffa sih, terus gimana? Masa aku keluar pake syal gak mau panas." Rengek Fahisa

Daffa terkekeh pelan, "Yaudah gak usah kemana-mana kita disini aja seharian"

Perkataan Daffa malah semakin membuat istrinya kesal masa seharian cuman diem disini kan membosankan sekali.

"Masa cuman diem aja disini." Protes Fahisa membuat Daffa tertawa lalu mencubit pipinya gemas

"Kamu siap-siap aja Fahisa pakai syal aja nanti kamu bisa lepas kok syalnya kalau kita sudah sampai." Kata Daffa

Pada akhirnya Fahisa hanya akan menurut dia tidak bisa menolak permintaan suaminya dan lagi dia juga tidak mau menghabiskan waktu seharian di kamar hotel ini, pasti akan sangat membosankan.

¤¤¤¤

Seharian ini Daffa mengajak istrinya ke berbagai tempat mereka menyusuri kota Bali dan pria itu berhasil membuat Fahisa mulai menunjukkan senyumannya bahkan istrinya itu terlihat sangat bahagia. Apalagi ketika Daffa mengajaknya pergi ke salah satu kedai ice cream senyum Fahisa langsung terbit dengan sangat lebar matanya juga berbinar, sudah lama sekali dia ingin makan ice cream.

"Mau rasa apa?" Tanya Daffa

"Coklat"

Menjawab dengan penuh semangat Fahisa terlihat seperti Sahara dan hal itu semakin membuat Daffa merasa gemas apalagi lesung pipit itu membuat istrinya terlihat lucu.

"Tunggu sebentar ya." Kata Daffa

Pergi memesan Daffa meninggalkan Fahisa yang sedang menatap ke sekelilingnya ada banyak pengunjung disini dan dia yakin ice cream nya pasti sangat enak apalagi di makan ketika cuaca panas begini. Tidak butuh waktu lama akhirnya Daffa kembali duduk di hadapan Fahisa yang sekarang sedang memainkan ponselnya.

Merasa penasaran Daffa sedikit mencondongkan tubuhnya untuk mengintip dan helaan nafas terdengar ketika nama Maminya tertera disana. Saat tiba-tiba Fahisa mendongak dan menatapnya Daffa langsung duduk seperti semula lalu tanpa dia duga Fahisa menunjukkan sesuatu di ponselnya.

"Mami kirimin vidio Ara lucu sekali dia lagi belajar menari." Kata Fahisa dengan antusias

Melihat vidio yang dikirimkan Maminya Daffa malah ingin tertawa melihat anaknya yang sangat rewel dan manja itu mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti iringan musik.

"Apa ini? Kenapa dia bisa begini?" Tanya Daffa sambil terkekeh

"Kata Mami akan ada acara di sekolah nanti dan Ara sama beberapa temannya bakal menari pasti dia akan terlihat lucu kalau memakai baju tradisional." Kata Fahisa dengan penuh antusias

Fahisa memang tau masalah acara yang akan diadakan, tapi dia tidak tau jika anaknya itu akan menari disana bahkan dia sangat tidak sabar ingin melihatnya. Pasti akan sangat lucu dan menggemaskan melihat anak-anak kecil itu menari tarian tradisional Fahisa sudah pernah melihatnya tahun lalu dan memang sangat lucu ada yang salah gerakan lalu ada juga yang tidak kompak dengan temannya, tapi mereka malah terlihat lucu.

"Kamu semangat sekali." Kata Daffa

"Emm soalnya aku sudah pernah lihat sebelumnya dan itu memang sangat menyenangkan," Kata Fahisa dengan senyuman lebarnya

"Jadi Mas Daffa juga harus lihat nanti."

"Hmm Sahara akan mengamuk kalau aku sampai tidak datang." Kata Daffa sambil tertawa kecil

Tidak lama setelah mengatakan itu seseorang datang mengantarkan pesan Daffa dan senyuman Fahisa semakin mengembang melihat ice cream coklat di hadapannya. Sekali lagi Daffa seperti melihat Sahara saat istrinya itu memakan ice cream dengan semangat dan dengan senyuman di bibirnya dia turut menyendokkan ice cream ke mulutnya.

Tadinya keduanya hanya diam, tapi tiba-tiba entah mendapat keberanian dari mana Fahisa menyendokkan ice creamnya lalu berniat menyuapi Daffa bahkan pria itu sampai bingung.

"Mas Daffa mau nyoba gak?" Tanya Fahisa sambil tersenyum manis

Tidak perlu berfikir lama Daffa langsung mengangguk dan membiarkan Fahisa menyuapinya ice cream.

"Enak kan? Aku suka banget ice cream apalagi kalo yang rasa coklat." Kata Fahisa sambil menyuapi suaminya itu lagi

Daffa hanya tersenyum jarang sekali istrinya mau begini apalagi di tempat umum dan dia tidak mau membuang-buang kesempatan.

"Sudah, sekarang kamu yang harus nyobaiin punya aku." Kata Daffa

Pipi Fahisa sedikit merona, tapi dia tetap memakannya ketika Daffa menyuapinya ice cream, rasanya dia seperti anak kecil.

Tapi, dia memang masih kecil.

Melanjutkan memakan ice creamnya Fahisa sedikit tersentak ketika ibu jari Daffa mengusap sudut bibirnya dia mendongak dan menatap Daffa yang sedang tersenyum.

"Seperti anak kecil makannya belepotan." Ledek Daffa membuat bibir Fahisa mengerucut karena kesal

"Aku jadi mau cium kamu sekarang"

¤¤¤¤

Saat sore hari Daffa membawa istrinya untuk melihat keindahan matahari terbenam di pantai. Saat ini mereka sedang duduk berdampingan sambil menatap lurus kedepan melihat langit yang sudah memulai berubah warna.

Fahisa menyandarkan kepalanya di bahu Daffa dia selalu bermimpi melihat keindahan senja bersama seseorang yang berarti di hidupnya dan sekarang mimpinya sudah menjadi nyata.

"Fahisa, menurut kamu aku itu gimana? Kasih aku dua yang baik dan satu yang buruk." Kata Daffa

Fahisa mendongak dan menatap suaminya dengan alis bertaut, haruskah dia jawab?

"Harus banget aku jawab?" Tanya Fahisa

"Hmm harus banget." Kata Daffa

Fahisa tampak berfikir sebentar membuat suaminya merasa penasaran, ya sampai sekarang Daffa masih sering berfikir tentang bagaimana pandangan Fahisa terhadap dirinya.

"Mas Daffa itu pengertian dan sabar apalagi kalau ngadepin Sahara yang lagi rewel sama manjanya minta ampun,"

"Waktu itu aku sempat kagum pas lihat Mas Daffa yang rela ninggalin pekerjaannya pas tau Sahara lagi sakit apalagi pas liat wajah khawatir kamu, aku kagum banget Mas Daffa bener-bener orang tua yang hebat." Kata Fahisa sambil menatap Daffa dengan penuh kekaguman

Senyum Daffa mengembang saat mendengarnya, iya dia memang sekhawatir itu terhadap Sahara karena Daffa tidak ingin kehilangan lagi. Sebisa mungkin Daffa akan menjaga Sahara dengan apapun yang dia punya tidak akan pernah Daffa biarkan seseorang menyakiti anaknya.

"Lalu yang buruk tentang aku?" Tanya Daffa

"Mas Daffa nakal." Jawab Fahisa refleks

Menyadari perkataannya barusan Fahisa langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika matanya bertemu dengan mata Daffa yang menatapnya bingung. Hanya saja ketika tawa pria itu terdengar Fahisa langsung menyalakan sinyal merah kepadanya bahkan wajahnya mulai memanas sekarang.

Apalagi ketika Daffa meraih dagunya dan membawa Fahisa untuk menatap matanya.

Lalu perkataan Daffa selanjutnya membuat Fahisa menyesal sudah menjawab.

"Akan aku tunjukkan bagaimana nakalnya suami kamu ini"

Sahara Daddynya bawa pulang dulu dia nakal!

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

kapan belah durennya🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2021-05-25

1

Winar hasan

Winar hasan

duuuuh belah duren nya lama banget.......

2021-02-25

1

amyrizannor edora

amyrizannor edora

jempol aja dechhh

2020-05-02

1

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Sebelas
12 Duabelas
13 Tigabelas
14 Empatbelas
15 Limabelas
16 Enambelas
17 Tujuhbelas
18 Delapanbelas
19 Sembilanbelas
20 Duapuluh
21 Duapuluh satu
22 Duapuluh dua
23 Duapuluh tiga
24 Duapuluh empat
25 Duapuluh lima
26 Duapuluh enam
27 Duapuluh tujuh
28 Duapuluh delapan
29 Duapuluh sembilan
30 Tigapuluh
31 Tigapuluh satu
32 Tigapuluh dua
33 Tigapuluh tiga
34 Tigapuluh empat
35 Tigapuluh lima
36 Tigapuluh enam
37 Tigapuluh tujuh
38 Tigapuluh delapan
39 Tigapuluh sembilan
40 Empatpuluh
41 Empatpuluh satu
42 Empatpuluh dua
43 Empatpuluh tiga
44 Empatpuluh empat
45 Empatpuluh lima
46 Empatpuluh enam
47 Empatpuluh tujuh
48 Empatpuluh delapan
49 Empatpuluh sembilan
50 Limapuluh
51 Limapuluh satu
52 Limapuluh dua
53 Limapuluh tiga
54 Limapuluh empat
55 Limapuluh lima
56 Limapuluh enam
57 Limapuluh tujuh
58 Limapuluh delapan
59 Limapuluh sembilan
60 Enampuluh
61 Enampuluh satu
62 Enampuluh dua
63 Enampuluh tiga
64 Enampuluh empat
65 Enampuluh lima
66 Enampuluh enam
67 Enampuluh tujuh
68 Enampuluh delapan
69 Enampuluh sembilan
70 Tujuhpuluh
71 Tujuhpuluh satu
72 Extra part (1)
73 Extra part (2)
74 Side Story
75 SEQUEL
76 SECOND SEQUEL
77 OBSESSION
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Sebelas
12
Duabelas
13
Tigabelas
14
Empatbelas
15
Limabelas
16
Enambelas
17
Tujuhbelas
18
Delapanbelas
19
Sembilanbelas
20
Duapuluh
21
Duapuluh satu
22
Duapuluh dua
23
Duapuluh tiga
24
Duapuluh empat
25
Duapuluh lima
26
Duapuluh enam
27
Duapuluh tujuh
28
Duapuluh delapan
29
Duapuluh sembilan
30
Tigapuluh
31
Tigapuluh satu
32
Tigapuluh dua
33
Tigapuluh tiga
34
Tigapuluh empat
35
Tigapuluh lima
36
Tigapuluh enam
37
Tigapuluh tujuh
38
Tigapuluh delapan
39
Tigapuluh sembilan
40
Empatpuluh
41
Empatpuluh satu
42
Empatpuluh dua
43
Empatpuluh tiga
44
Empatpuluh empat
45
Empatpuluh lima
46
Empatpuluh enam
47
Empatpuluh tujuh
48
Empatpuluh delapan
49
Empatpuluh sembilan
50
Limapuluh
51
Limapuluh satu
52
Limapuluh dua
53
Limapuluh tiga
54
Limapuluh empat
55
Limapuluh lima
56
Limapuluh enam
57
Limapuluh tujuh
58
Limapuluh delapan
59
Limapuluh sembilan
60
Enampuluh
61
Enampuluh satu
62
Enampuluh dua
63
Enampuluh tiga
64
Enampuluh empat
65
Enampuluh lima
66
Enampuluh enam
67
Enampuluh tujuh
68
Enampuluh delapan
69
Enampuluh sembilan
70
Tujuhpuluh
71
Tujuhpuluh satu
72
Extra part (1)
73
Extra part (2)
74
Side Story
75
SEQUEL
76
SECOND SEQUEL
77
OBSESSION

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!