Entah jam berapa Afifa mulai terlelap, Suara Adzan subuh membangunkannya.
" Astaghfirulloh... aku kesiangan" ucap nya, dia langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi dan berwudzu lalu menunaikan sholat subuh dengan khusu lalu membaca Al-qur'an.
Afifah sudah terbiasa bangun sebelum subuh dan mandi, dia selalu menyempatkan diri untuk tahajud. tapi kali ini dia benar-benar terlelap.
Matahari sudah mulai terang, rutinitas pagi hari dia kerjakan untuk membantu umi nya melakukan pekerjaan rumah, Setelah sarapan dia bersiap pergi kuliah.
*****
Afifa menjalankan motor matiknya menuju kampus, saat tiba di pintu gerbang matanya langsung tertuju pada 2 orang gadis yang melambaikan tangan memanggil-manggil namanya.
"Fifa... Fifa... " seru Sari.
Afifa tersenyum tapi sengaja mengacuhkan nya dia malah langsung masuk ke parkiran motor.
"Woy... Fifa... kita di sini". panggil Sari kesal.
Sofi hanya tertawa melihat tingkah sari yang kesal.
Mereka berdua setengah berlari mengejar motor Afifa menuju parkiran.
"Fifa... tega banget kamu nyuekin kita..." protes Sari.
"Lagian siapa suruh berentiin orang di pinggir jalan? weeew.... " Afifa tertawa sambil meledek sahabatnya.
"Kok kamu agak siang datang nya Fa? tumben". tanya Sofi.
Afifa memang telat 30 menit karna harus membantu Uminya beres-beres sehabis ada tamu semalam.
"Tapi belum masuk kan?" tanya Afifa, mengangkat kedua alisnya.
"Memang belum, tapi tadi ada dosen ngasih tugas, mana banyak banget lagi tugasnya." ucap Sari agak kesal.
"Tugas Apa?" tanya Afifa
"Nih...." Sari menunjukan catatannya dengan tetap cemberut.
"Gimana kalau kita kerjakan sama sama di perpus" ajak Sofi
"Ya udah... yuk berangkat..." Ajak Afifa menarik tangan kedua temannya.
*****
Sudah hampir 30 menit mereka mengerjakan tugas di perpustakaan, Namun entah mengapa fikiran Afifa tidah juga fokus dengan tugasnya.
"Hai... kamu kenapa?" tanya Sofi sambil menyikut lengan Afifa pelan, Rupanya Kegelisahan Afifa dapat di rasakan Sofi, dia sangat faham dengan kepribadian Afifa karna sudah 6 tahun mereka bersama.
"Ah... Aku gak apa-apa"... Afifa memalingkan wajahnya, karna sahabatnya terus menatap tajam padanya.
"Aku tau lho kalau kamu punya masalah. masih mau di tutupi?" gertak Sofi.
"Ada apa?" tanya Sari. dia melihat bergantian pada kedua temannya yang sedari tadi berbisik-bisik di hadapannya.
"Sar... kita ini sahabat kan?" jawab Sofi, berhenti sejenak, Sari mengangguk meski agak heran, Afifa hanya tertunduk. "Apa masih ada yang harus di tutupi di antara kita?" Sofi melirik Afifa.
"Oke... oke... aku akan cerita". Afifa mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan sahabatnya.
Sofi dan Sari tersenyum, lalu melipatkan kedua tangannya d atas meja bersiap untuk mendengarkan curhatan sahabatnya.
"Sebenarnya aku lagi bingung nih..." Afifah menoleh pada kedua temannya yang hanya memperhatikan wajahnya menunggu cerita selanjutnya.
"Semalam ada tamu ke rumah, paman dan tanteku, dia memperkenalkanku dengan keponakannya, mereka ingin kami berta'aruf dulu." Afifa terdiam.
"Terus?..." tanya Sari menggoda
"Ternyata dia adalah kak Aji, kakak kelas ku waktu mondok dulu, masa SMP"
"Waaah... kebetulan banget..." Sari bersorak cukup membuat orang-orang d perpustakaan itu menoleh padanya." Ups...." Sari menutup mulutnya sambil memutarkan kepalanya ke sekitar ruangan.
"Kamu sih... berisik tau" Ucap Sofi sambil mendaratkan telunjuknya ke kening sari.
Sari hanya tertawa kecil. " hehe... sorry..." setengah berbisik.
"Ayo lanjutin Fa..." kata Sofi.
"Eh... ganteng gak... ganteng gak?..." goda Sari lagi
"Ya.... ya ganteng sih... tapi gimana sama farid?" Terdiam sejenak. " Kalian kan tau aku masih menunggunya".
"Emang nya farid itu seistimewa apa sih dihati kamu Fa? sampai segitunya nunggu orang yang gak pernah ada kabar sama sekali, sampai-sampai ketua BEM yang ganteng itu juga kamu tolak". Sari mengomel.
"Sebenarnya dulu kami tak berjanji apapun". Fikiran Afifa melayang ke masa lalu. " Hanya saja kata-kata terakhir dalam surat nya selalu meyakinkanku kalau suatu saat kami akan bersatu."
Afifa mengeluarkan secarik kertas masih terbungkus rapi namun sudah agak lusuh karna memang sudah 4 tahun lamanya.
Kedua sahabatnya mengambil surat itu, lalu membacanya, itu adalah surat terakhir yang diberikan farid padanya. kedua sahabatnya tidak berkata apapun, mereka hanya saling pandang.
Bersambung... ❤😊
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ
Aduh.... masa lalu yang selalu terngiang dihati dan pikiran 😊😊✌✌
2021-06-18
3
Kenara 💜
awok awok galau ding 🤭
2020-11-03
1
Rocha Maya
setia menunggu walau blm jelas
2020-09-21
1