Chapter 4 : Beruntung atau Sial

Aku tanpa sengaja melepaskan tali yang kugenggam. Saat ini tubuhku terasa ringan dan waktu di sekitar seolah berputar dengan perlahan.

Dug-dug. Dug-dug.

Jantung ini berdetak dengan kencang, pikiran terasa kosong, dan tubuh masih terus terjatuh. Menyadari hal itu, mendadak aku merasa kalau waktu sudah kembali normal. Sehingga membuat tubuh ini seolah jatuh lebih cepat.

“Hua!” Suara teriakanku yang begitu nyaring, menggema di dalam jurang.

Byur.

Dentuman tubuhku dengan air, sontak membuat diri ini merasa lemas.

Sakit, perih dan lelah bercampur dalam tubuh. Isi di dalam kepala ini langsung hilang begitu saja, dan diriku tidak lagi merasakan apa-apa.

Hampa dan gelap, mata ini tidak dapat melihat sepercik cahaya pun untuk dijadikan sebagai penerang. Suasana juga sangat senyap, hampir mirip dengan saat pertama kali aku datang ke hutan ini.

Ah ... apakah ini adalah alam baka?

“Le ....”

Di saat aku mulai pasrah akan apa yang menimpa diri ini, telinga tiba-tiba mendengar suara yang terdengar samar entah dari arah mana.

“Le ... o.”

Suara itu semakin terdengar jelas, namun tetap saja, aku tidak tahu dari mana asal suara tersebut.

“Leon ....”

Kubuka mata ini selebar mungkin lalu melirik ke sekitar. Akan tetapi, apa yang kulihat saat ini hanyalah warna hitam.

“Leon!”

Kini suara itu terdengar sangat nyaring di telinga. Dan tiba-tiba, kesadaran diri tertarik oleh sesuatu yang tidak kuketahui.

Air terburas keluar dari mulut, dan suasana yang tadinya begitu gelap telah berubah sepenuhnya menjadi terang.

“Uhuk, uhuk, uhuk ....” Aku terbatuk-batuk sambil memukuli dada dan menegakkan tubuh ini.

Setelah berhenti batuk, aku melirik ke samping kanan dan melihat sosok Mischie yang sedang mengatur napas. Perban berwarna putih yang membalut luka di dadanya kini dipenuhi oleh warna merah.

“Hei! Apa kau baik-baik saja?” tanyaku dengan nada khawatir.

Mischie tersenyum hangat lalu menjawab, “Ya. Aku ba—”

Sebelum Mischie sempat menlanjutkan perkataannya, ia tiba-tiba ambruk dan terbaring lemah di atas tanah. Melihat itu, aku segera bangkit berdiri lalu menghampirinya.

Saat kulihat dari dekat, tubuhnya ternyata pucat, dan saat disentuh, aku dapat merasakan betapa dinginnya tubuh itu. Tanpa pikir panjang, aku langsung membetulkan tubuhnya yang terbaring.

Tanpa sadar, aku melirik Mischie yang sedang terbaring, dengan mata yang berbinar-binar.

“Aneh, sangat aneh ... kenapa dia mengabaikan dirinya yang terluka hanya untuk menyelamatkanku?” ucapku dengan sangat terharu.

Air mata mengalir membasahi pipi ini tanpa kusadari. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk terharu. Karena aku harus menemukan cara agar Mischie bisa bertahan.

Aku mengusap air mata yang mengalir dengan kedua tanganku, lalu segera bangkit berdiri dan mengawasi sekitar. Tidak ada tanda-tanda kehadiran seseorang di sekitar kami. Dan setelah kuamati lebih jauh, tempat kami berada saat ini adalah sebuah tanah kosong yang berada di dekat sungai serta tebing yang sangat tinggi.

“Baiklah, ke mana aku dapat menemukan makanan?” ucapku sembari berjalan menuju tepi sungai.

Kupandangi air yang begitu jernih dan mengalir dengan derasnya. Sejenak diri ini termenung menikmati pemandangan itu.

“Ah ... ingin rasanya aku menikmati hari-hariku tanpa ketegangan dan mengalir dengan mulus seperti air.”

Kata-kata itu terlontar dari mulut tanpa kusadari. Karena di lubuk hati yang paling dalam, aku sangat menginginkan hal itu.

“Ah, sudahlah. Mengharapkan hal seperti itu hanya akan membuang waktu.”

Dengan ucapan itu, aku menepis sebuah keinginan yang telah lelah untuk kugapai. Karena saat ini, hanya satu yang dapat kulakukan, yaitu bertahan hidup di lingkungan yang begitu kejam.

Perlahan-lahan kulangkahkan kaki ini bergerak ke dalam sungai. Dalam sekejap, dinginnya air sungai langsung terasa ke sekujur tubuh.

“Ini dingin ...,” kataku yang sedang gemetaran dan segera keluar dari sungai.

Kenapa aku begitu bodoh? Bagaimana mungkin aku bisa menangkap ikan tanpa bantuan suatu alat. Lagipula, aku tidak memiliki sesuatu yang dapat digunakan untuk menyulut api.

Baiklah, sekarang mari pikirkan. Di mana kiranya aku dapat menemukan sepotong roti untuk mengisi perut ini. Sembari terus memutar otak, aku berjalan menuju ke hulu sungai.

Langkah kaki ini terhenti saat melihat beberapa orang remaja sedang duduk membuat lingkaran. Tepat di seberang mereka, terdapat jembatan gantung yang sudah terputus dan bergelantungan di dinding jurang.

Segera aku berbelok dan bersembunyi di balik sebuah batu besar agar tidak ditemukan oleh mereka. Deru angin berhembus dengan kencang, langsung menyejukkan diri ini.

Setelah beberapa saat menunggu, aku akhirnya mulai mengendap-endap pergi kembali ke tempat Mischie berada. Saat di perjalanan, aku tak sengaja menemukan sebuah lubang yang tidak terlalu besar, pada dinding jurang.

Sebenarnya aku sangat ingin mencari tahu apa yang ada di dalam sana, tetapi kejadian sebelumnya membuatku menjadi ragu. Meskipun begitu, perlahan-lahan aku menjulurkan tangan ke arah lubang tersebut. Akan tetapi, belum sempat tanganku masuk ke dalam lubang, aku langsung menariknya kembali.

“Periksa atau tidak, ya?” gumamku karena kebingungan.

Periksa! Tidak! Periksa! Tidak!

Kedua kata itu terus berulang di dalam kepala sampai beberapa saat. Dari sini aku mulai menjadi ragu untuk memutuskan.

Kruuk.

Perutku yang sedang sangat lapar ini, berbunyi dengan keras hingga membuatku tidak peduli apakah di dalam lubang itu berisi ular atau roti.

“Ah sudahlah, perutku sedang lapar, aku tidak peduli dengan apa yang akan kutemukan di dalam sana." Aku menggerutu lalu kembali menjulurkan tangan ke dalam lubang.

Tangan ini lagi-lagi terhenti karena keraguan di dalam hati.

“Ah tidak, tunggu sebentar,” ucapku sembari menarik kembali tangan ini.

Oh, ayolah. Apa yang harus kulakukan?

Kruuk.

Panggilan alam itu lagi-lagi menggema di telinga. Dan kini, dengan menguatkan tekad dan menghancurkan keraguan, aku secepat mungkin memasukkan tangan kananku ke dalam lubang.

Saat tangan ini masuk ke dalam lubang, aku perlahan-lahan meraba apa yang ada di sana. Tiba-tiba aku menyentuh sesuatu hingga membuatku menarik kembali tangan ini dan sedikit menjauh.

“Eh? Apa itu?” gumamku dengan sedikit menaikkan nada suara.

Kupandangi lubang itu selama beberapa saat lalu kembali mendekat.

“Hm ... sepertinya aku salah mengira.” Sekali lagi aku berucap, kemudian kembali memasukkan tangan kanan ke dalam lubang itu.

Ketika tangan ini menyentuh sesuatu yang ada di dalamnya, aku dengan perlahan mengeluarkan benda itu dari sana. Kutarik napas lega, saat melihat kalau apa yang ada di dalam sana, adalah sepotong roti yang biasa kutemukan di dalam lubang pohon.

“Fiuh ... untunglah bukan ular.”

Setelah menemukan sepotong roti itu, aku mulai berjalan kembali sambil melihat-lihat apakah masih ada lubang yang menyimpan roti. Dan aku cukup beruntung karena dapat menemukan 3 potong roti lagi saat di perjalanan.

Setibanya di tempat tujuan, aku langsung duduk bersila di sebelah kanan Mischie sembari meletakkan roti-roti yang kubawa. Sejenak, aku menyentuh keningnya untuk memeriksa kondisi pemuda tersebut.

Sekali lagi aku menarik napas lega, karena suhu tubuh Mischie sudah mulai stabil akibat hangatnya sinar matahari.

Sejujurnya aku tidak tahu, apakah sinar matahari dapat menstabilkan kondisinya. Namun, karena tidak ada yang bisa kulakukan untuknya, aku memutuskan untuk membiarkan hal itu.

Kuambil sepotong roti yang aku bawa tadi, lalu mulai memakannya. Akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekati kami hingga membuatku berhenti makan.

Astaga! Aku ini sebenarnya sedang beruntung atau sial, sih?

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

Fix jelmaan bon clay ini, sama2 diperban pula 😂

2023-05-31

0

–

Sampai sini, ku berikan lumayan dari pada lumayun

2020-04-22

0

–

toh, ketahuan nih. "menlanjutkan"

saya menemukan yang satu ini. Gak terlalu jauh dari judul

2020-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal
2 Chapter 2 : Kebimbangan
3 Chapter 2 part 1
4 Chapter 2 part 2
5 Chapter 3 : Lembaran Baru
6 Chapter 3 part 1
7 Chapter 3 part 2
8 Chapter 3 part 3
9 Chapter 4 : Beruntung atau Sial
10 Chapter 4 part 1
11 Chapter 4 part 2
12 Chapter 4 part 3
13 Chapter 4 part 4
14 Chapter 5 : Didalam Gelapnya Terowongan
15 Chapter 5 part 1
16 Chapter 5 part 2
17 Chapter 5 part 3
18 Chapter 5 part 4
19 Chapter 6 : "Ellise?"
20 Chapter 6 part 1
21 Chapter 6 part 2
22 Chapter 6 part 3
23 Chapter 7 : Taman Kematian
24 Chapter 7 part 1
25 Chapter 7 part 2
26 Chapter 7 part 3
27 Chapter 7 part 4
28 Chapter 8 : Perjalanan Baru
29 Chapter 8 part 1
30 Chapter 8 part 2
31 Chapter 8 part 3
32 Chapter 9 : Rubah Licik
33 Chapter 9 part 1
34 Chapter 9 part 2
35 Chapter 9 part 3
36 Chapter 10 : Gubuk Tua Di Dalam Gua
37 Chapter 10 part 1
38 Chapter 10 part 2
39 Chapter 10 part 3
40 Chapter 11 : Menentukan Sebuah Nasib
41 Chapter 11 part 1
42 Chapter 11 part 2
43 Chapter 11 part 3
44 Chapter 11 part 4
45 Chapter 12 : Berubah
46 Chapter 12 part 1
47 Chapter 12 part 2
48 Chapter 12 part 3
49 Chapter 13 : Jika Orang Baik Tersiksa, Maka Aku Akan Berubah
50 [S2] Chapter 1 : Diriku Yang Baru
51 [S2] Chapter 1 part 1
52 [S2] Chapter 1 part 2
53 [S2] Chapter 2 : Dinding Raksasa
54 [S2] Chapter 2 part 1
55 [S2] Chapter 2 part 2
56 [S2] Chapter 2 part 3
57 [S2] Chapter 2 part 4
58 [S2] Chapter 2 part 5
59 [S2] Chapter 3 : Jalan Yang Kupilih
60 [S2] Chapter 3 part 1
61 [S2] Chapter 3 part 2
62 [S2] Chapter 3 part 3
63 [S2] Chapter 3 part 4
64 [S2] Chapter 4 : Sesuatu
65 [S2] Chapter 4 part 1
66 [S2] Chapter 4 part 2
67 [S2] Chapter 4 part 3
68 [S2] Chapter 4 part 4
69 [S2] Chapter 5 : Target
70 [S2] Chapter 5 part 1
71 [S2] Chapter 5 part 2
72 [S2] Chapter 5 part 3
73 [S2] Chapter 5 part 4
74 [S2] Chapter 6 : Semuanya Baru Saja Dimulai
75 [S2] Chapter 6 part 1
76 [S2] Chapter 6 part 2
77 [S2] Chapter 6 part 3
78 [S2] Chapter 6 part 4
79 [S2] Chapter 7 : Orang Berjubah
80 [S2] Chapter 7 part 1
81 [S2] Chapter 7 part 2
82 [S2] Chapter 7 part 3
83 [S2] Chapter 8 : Mimpi Paling Indah
84 [S2] Chapter 8 part 1
85 [S2] Chapter 8 part 2
86 [S2] Chapter 8 part 3
87 [S2] Chapter 9 : Pertarungan Paling Monoton
88 [S2] Chapter 9 part 1
89 [S2] Chapter 10 : Titik Darah Penghabisan
90 [S2] Chapter 10 part 1
91 [S2] Chapter 11 : Kekuatan Asli Darwis
92 [S2] Chapter 11 part 1
93 [S2] Chapter 12 : Memori Masa Lalu
94 Side Story : Mimpi atau Kenyataan 1
95 Side story : Mimpi atau Kenyataan 2
96 Side Story : Mimpi atau Kenyataan 3
97 [S3] Prolog
98 [S3] Chapter 1 : Jenius Sejati √
99 [S3] Chapter 2 : Jalan Pulang
100 [S3] Chapter 3 : Di Balik Pintu
101 [S3] Chapter 4 : Pelahap Energi
102 [S3] Chapter 5 : Hanya Ini Kemampuanmu
103 [S3] Chapter 6 : Ti dan Tan
104 [S3] Chapter 7 : Pertemuan
105 [S3] Chapter 8 : Negosiasi
106 [S3] Chapter 9 : Baru Dimulai
107 [S3] Chapter 10 : Tan
108 [S3] Chapter 11 : Keajaiban
109 [S3] Chapter 12 : Penyesalan
110 [S3] Chapter 13 : Kekuatan
111 [S3] Chapter 14 : Akhir Hari Bahagia
112 [S3] Chapter 15 : Roda Takdir
113 [S3] Bagian 2 : Kembalinya Sang Pemburu (Chapter 16)
114 [S3] Chapter 17 : Malam Hari
115 S3 Chapter 18 : Pembantaian
116 S3 Chapter 19 : Prinsip
117 S3 Chapter 20 : Tak Terduga
118 [S3] Chapter 21 : Lautan Api
119 [S3] Chapter 22 : Prince of Shadow
120 [S3] Chapter 23 : Menerima Kenyataan
121 [S3] Chapter 24 : Lembah Evolusi
122 [S3] Chapter 25 : Tengkorak
123 [S3] Chapter 26 : Halangan Terakhir
124 [S3] Chapter 27 : Hanya Sekumpulan Orang Cacat
125 [S3] Chapter 28 : Dunia Memang Sudah Kacau
126 [S3] Chapter 29 : Pengakuan Sun
127 S3 Chapter 30 : Sun dan Night
128 [S3] Chapter 31 : Jauh Lebih Buruk
129 [S3] Chapter 32 : Peringkat 21
130 [S3] Chapter 33 : Sifat Asli Vord
131 [S3] Chapter 34 : Kebenaran
132 [S3] Chapter 35 : Penentuan
133 [S3] Chapter 36 : Air Mata
134 [S3] Chapter 37 : Terlalu Gegabah
135 [S3] Chapter 38 : Tujuan
136 [S3] Chapter 39 : Marvin Klaurius
137 [S3] Chapter 40 : Regret
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Chapter 1 : Awal
2
Chapter 2 : Kebimbangan
3
Chapter 2 part 1
4
Chapter 2 part 2
5
Chapter 3 : Lembaran Baru
6
Chapter 3 part 1
7
Chapter 3 part 2
8
Chapter 3 part 3
9
Chapter 4 : Beruntung atau Sial
10
Chapter 4 part 1
11
Chapter 4 part 2
12
Chapter 4 part 3
13
Chapter 4 part 4
14
Chapter 5 : Didalam Gelapnya Terowongan
15
Chapter 5 part 1
16
Chapter 5 part 2
17
Chapter 5 part 3
18
Chapter 5 part 4
19
Chapter 6 : "Ellise?"
20
Chapter 6 part 1
21
Chapter 6 part 2
22
Chapter 6 part 3
23
Chapter 7 : Taman Kematian
24
Chapter 7 part 1
25
Chapter 7 part 2
26
Chapter 7 part 3
27
Chapter 7 part 4
28
Chapter 8 : Perjalanan Baru
29
Chapter 8 part 1
30
Chapter 8 part 2
31
Chapter 8 part 3
32
Chapter 9 : Rubah Licik
33
Chapter 9 part 1
34
Chapter 9 part 2
35
Chapter 9 part 3
36
Chapter 10 : Gubuk Tua Di Dalam Gua
37
Chapter 10 part 1
38
Chapter 10 part 2
39
Chapter 10 part 3
40
Chapter 11 : Menentukan Sebuah Nasib
41
Chapter 11 part 1
42
Chapter 11 part 2
43
Chapter 11 part 3
44
Chapter 11 part 4
45
Chapter 12 : Berubah
46
Chapter 12 part 1
47
Chapter 12 part 2
48
Chapter 12 part 3
49
Chapter 13 : Jika Orang Baik Tersiksa, Maka Aku Akan Berubah
50
[S2] Chapter 1 : Diriku Yang Baru
51
[S2] Chapter 1 part 1
52
[S2] Chapter 1 part 2
53
[S2] Chapter 2 : Dinding Raksasa
54
[S2] Chapter 2 part 1
55
[S2] Chapter 2 part 2
56
[S2] Chapter 2 part 3
57
[S2] Chapter 2 part 4
58
[S2] Chapter 2 part 5
59
[S2] Chapter 3 : Jalan Yang Kupilih
60
[S2] Chapter 3 part 1
61
[S2] Chapter 3 part 2
62
[S2] Chapter 3 part 3
63
[S2] Chapter 3 part 4
64
[S2] Chapter 4 : Sesuatu
65
[S2] Chapter 4 part 1
66
[S2] Chapter 4 part 2
67
[S2] Chapter 4 part 3
68
[S2] Chapter 4 part 4
69
[S2] Chapter 5 : Target
70
[S2] Chapter 5 part 1
71
[S2] Chapter 5 part 2
72
[S2] Chapter 5 part 3
73
[S2] Chapter 5 part 4
74
[S2] Chapter 6 : Semuanya Baru Saja Dimulai
75
[S2] Chapter 6 part 1
76
[S2] Chapter 6 part 2
77
[S2] Chapter 6 part 3
78
[S2] Chapter 6 part 4
79
[S2] Chapter 7 : Orang Berjubah
80
[S2] Chapter 7 part 1
81
[S2] Chapter 7 part 2
82
[S2] Chapter 7 part 3
83
[S2] Chapter 8 : Mimpi Paling Indah
84
[S2] Chapter 8 part 1
85
[S2] Chapter 8 part 2
86
[S2] Chapter 8 part 3
87
[S2] Chapter 9 : Pertarungan Paling Monoton
88
[S2] Chapter 9 part 1
89
[S2] Chapter 10 : Titik Darah Penghabisan
90
[S2] Chapter 10 part 1
91
[S2] Chapter 11 : Kekuatan Asli Darwis
92
[S2] Chapter 11 part 1
93
[S2] Chapter 12 : Memori Masa Lalu
94
Side Story : Mimpi atau Kenyataan 1
95
Side story : Mimpi atau Kenyataan 2
96
Side Story : Mimpi atau Kenyataan 3
97
[S3] Prolog
98
[S3] Chapter 1 : Jenius Sejati √
99
[S3] Chapter 2 : Jalan Pulang
100
[S3] Chapter 3 : Di Balik Pintu
101
[S3] Chapter 4 : Pelahap Energi
102
[S3] Chapter 5 : Hanya Ini Kemampuanmu
103
[S3] Chapter 6 : Ti dan Tan
104
[S3] Chapter 7 : Pertemuan
105
[S3] Chapter 8 : Negosiasi
106
[S3] Chapter 9 : Baru Dimulai
107
[S3] Chapter 10 : Tan
108
[S3] Chapter 11 : Keajaiban
109
[S3] Chapter 12 : Penyesalan
110
[S3] Chapter 13 : Kekuatan
111
[S3] Chapter 14 : Akhir Hari Bahagia
112
[S3] Chapter 15 : Roda Takdir
113
[S3] Bagian 2 : Kembalinya Sang Pemburu (Chapter 16)
114
[S3] Chapter 17 : Malam Hari
115
S3 Chapter 18 : Pembantaian
116
S3 Chapter 19 : Prinsip
117
S3 Chapter 20 : Tak Terduga
118
[S3] Chapter 21 : Lautan Api
119
[S3] Chapter 22 : Prince of Shadow
120
[S3] Chapter 23 : Menerima Kenyataan
121
[S3] Chapter 24 : Lembah Evolusi
122
[S3] Chapter 25 : Tengkorak
123
[S3] Chapter 26 : Halangan Terakhir
124
[S3] Chapter 27 : Hanya Sekumpulan Orang Cacat
125
[S3] Chapter 28 : Dunia Memang Sudah Kacau
126
[S3] Chapter 29 : Pengakuan Sun
127
S3 Chapter 30 : Sun dan Night
128
[S3] Chapter 31 : Jauh Lebih Buruk
129
[S3] Chapter 32 : Peringkat 21
130
[S3] Chapter 33 : Sifat Asli Vord
131
[S3] Chapter 34 : Kebenaran
132
[S3] Chapter 35 : Penentuan
133
[S3] Chapter 36 : Air Mata
134
[S3] Chapter 37 : Terlalu Gegabah
135
[S3] Chapter 38 : Tujuan
136
[S3] Chapter 39 : Marvin Klaurius
137
[S3] Chapter 40 : Regret

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!