Chapter 3 part 3

Sekali lagi tubuh ini gemetaran dan kaki melangkah mundur untuk menjauh.

Dari arah yang kupandang, asap hitam membumbung ke langit dan angin yang begitu kencang, kian memperbesar nyala api yang membakar pepohonan.

“Cepat lari!” seru Mischie.

Tiba-tiba tangan kanan ini ditarik oleh Mischie hingga membuatku berlari bersamanya. Kupercepat langkah dan menyesuaikannya dengan langkah kaki Mischie.

Mischie terus berlari, tangan kirinya menggenggam pedang, dan tangan kanannya menarikku. Tetapi setelah kuperhatikan lagi, cara Mischie berlari tampak seperti orang yang sedang menahan sakit.

“Lepaskan aku!” kataku sambil melepaskan genggaman tangan Mischie, dan terus berlari.

Sejenak Mischie melirikku, kemudian ia pun lanjut berlari.

Tak berapa lama kemudian, suhu udara menjadi semakin panas, dan terik matahari semakin menyengat. Tiba-tiba Mischie jatuh terjerembab ke tanah.

Aku dengan cepat menghentikan langkah dan berbalik untuk membantunya berdiri. Mischie sangat beruntung, karena pedang yang ia bawa itu tidak mengenai tubuhnya.

Kutarik tangan kanannya agar dia bisa berdiri, tetapi Mischie malah melepaskan genggaman tanganku itu.

"Ja-Jangan pedulikan aku! Tetaplah hidup Leon!" katanya dengan tersendat-sendat.

Mischie memeluk dadanya dengan erat, lukanya yang sudah kuperban kini mulai berdarah lagi.

Saat ini aku bisa saja meninggalkan dia, namun hati kecilku tidak sanggup melakukannya. Aku berbalik lalu menggendong Mischie di punggungku.

"Apa yang kau lakukan? Tinggalkan saja aku!" Mischie membentak dengan kesal.

Punggungku yang kering kini basah oleh darah Mischie. Ketika aku mulai berjalan, langkah ini terasa lebih berat dari yang sebelumnya.

"Tu-Turunkan aku, Leon!" Sekali lagi Mischie membentakku.

"Tidak akan!" Aku menjawab dengan tegas.

Mischie memberontak, dia berusaha sekuat tenaga untuk turun dari punggungku. Namun, aku tidak membiarkannya untuk berhasil. Kuperkuat genggaman tangan dan mempercepat langkah.

Karena tidak berhasil memberontak, Mischie akhirnya bertanya, "Kenapa kau mau menolongku?"

"Itu karena kita adalah teman."

"Ha ... hahaha. Teman huh? Kau sedang bercanda, ya?"

Mischie berusaha untuk membuat nadanya menjadi seperti orang songong saat mengatakan itu. Akan tetapi, hal itu tidak dapat mengelabuhiku. Karena aku tahu, dia melakukan itu untuk membuatku menjadi benci padanya dan menurunkan dia.

"Untuk apa aku bercanda sekarang? Lagipula, kau juga bukan orang jahat."

"Dari mana kau dapat tahu kalau aku ini bukan orang yang jahat?"

Alasanku menolongnya bukan hanya karena dia baik atau jahat, tetapi karena dia memiliki tato yang sama denganku. Karena itu aku menyimpulkan kalau mungkin dia adalah rekan.

Tiba-tiba perut ini terasa sakit hingga membuatku jatuh terjerembab ke tanah.

Sekujur tubuh terasa nyeri karena terjatuh dan ditimpa oleh Mischie. Namun, tak lama kemudian, punggungku terasa lebih ringan, lalu aku pun kembali berdiri sambil menahan rasa sakit.

Di sebelah kananku, Mischie sedang menahan lukanya dengan kedua tangan agar darah tidak keluar. Dari raut wajahnya, aku dapat mengerti kalau dia sedang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, karena kobaran api semakin mendekat, aku tanpa pikir panjang langsung menggendongnya di punggungku seperti sebelumnya.

Dalam sekejap, darah dan keringat Mischie langsung membasahi punggung dan tanganku. Tetapi kuabaikan semua itu dan terus berlari untuk menjauh dari kobaran api.

Semakin jauh berlari, kaki ini menjadi kram, keringat membasahi sekujur tubuh, dan napas mulai tersengal. Langkahku semakin berat dan melambat.

“Tu-Tu ... runkan saja a-ku ...,” rintih Mischie dengan nada yang terdengar berat dan terbata-bata.

“Haah, haah, haah ....” Sambil mengatur napas, aku menjawab, “Haah, Ma-Mana mungkin ... aku ... meninggalkanmu begitu saja.”

“Ta-Tapi jika seper ... ti ini terus, ki-kita akan mati ....”

“Haah, haah, i-tu tidak mungkin terjadi, haah, haah.”

Tak jauh di depan kami, aku dapat melihat sebuah padang rumput yang begitu luas. Aku pun memaksa kaki ini untuk melangkah lebih cepat.

Setibanya di tanah lapang itu, kaki ini terasa begitu lemas hingga aku jatuh terjerembab untuk kedua kalinya. Akan tetapi, efek yang timbulkan lebih parah dari yang sebelumnya, karena kali ini wajah dan tubuhku terluka.

Darah mulai mengalir dari luka-lukaku dan membasuh pakaian. Sebenarnya memang tidak mungkin aku dapat terluka saat jatuh di lapangan, tetapi lapangan tempatku jatuh saat ini dipenuhi oleh batu kerikil kecil yang tajam.

Perih ... perih, sangat perih ....

Semua lukaku mulai terasa perih dan sekujur tubuh terasa sakit.

“Argh ...,” rintihku sembari menopang tubuh ini dengan kedua tangan.

Ketika kucoba untuk berdiri, Mischie yang ada di atas punggung ini langsung berguling ke samping kanan. Aku berdiri, kemudian berbalik dan memelihat nyala api tadi merambat semakin cepat menghanguskan pepohonan.

Beberapa saat kemudian, begitu banyak remaja, baik itu laki-laki atau perempuan, yang berlarian keluar dari hutan yang sudah terbakar. Tiba-tiba sekelompok remaja berlarian ke arahku dan Mischie. Mereka mendorongku hingga terjatuh dan menginjak-injak tubuh ini.

“Argh, argh...” Aku merintih, menutup wajah dengan kedua tangan agar tidak terinjak.

Aku berguling ke kiri dan ke kanan selama beberapa saat, hingga akhirnya sekelompok orang itu telah berada jauh dariku. Aku berdiri, kepala terasa berputar-putar, dan rasa sakit akibat terinjak, menyebar ke sekujur tubuh.

Aku melangkah, memperpendek jarak dengan Mischie yang sudah sekarat karena terinjak-injak. Sesampainya aku di samping pemuda itu, aku langsung bergegas mengangkat tubuhnya ke atas punggungku dan mulai berjalan.

Sebenarnya kami bisa saja beristhirahat di lapangan luas ini untuk sementara waktu. Karena api pasti tidak akan dapat menjangkau tempat ini. Akan tetapi, nampaknya itu adalah hal yang buruk, karena di ujung lapangan terdapat sebuah jurang yang membentang begitu jauh seolah tak berujung.

Sesampainya di tepi jurang, aku melihat kerumunan para remaja sedang berbaris untuk melewati jembatan gantung yang penjangnya sekitar 50 meter agar dapat menyeberangi jurang. Alasan mereka melakukan ini sudah jelas supaya dapat bertahan hidup. Karena jika mereka tetap bertahan di hutan yang sudah terbakar, lambat laun mereka pasti akan mati karena kelaparan atau pun sesak napas akibat polusi udara.

Berjalan perlahan sambil menggendong Mischie di atas punggung, aku menerobos masuk ke dalam kerumunan yang begitu ribut dan saling dorong agar bisa berjalan melewati jembatan.

Tiba-tiba aku tersenggol ke belakang oleh beberapa orang, hingga membuatku keluar dari kerumunan dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh terbaring. Meskipun begitu, punggung ini tidak merasakan sakit apa pun, karena aku jatuh menimpa Mischie.

Menyadari hal itu, aku langsung bangkit berdiri lalu memeriksa keadaan Mischie. Tubuhnya terbaring lemah, kedua tangannya masih tetap menekan luka di dadanya, dan dia menjadi semakin kesakitan setelah kutimpa tadi.

“Bertahanlah!” kataku sembari mengangkat kembali tubuhnya ke atas punggungku.

Aku tahu ini memang tidak berperasaan, tetapi demi kelangsungan hidup, ini adalah harga yang murah.

Perlahan-lahan kulangkahkan kaki ini menuju ke arah kerumunan. Para remaja yang berkerumun itu masih saling bertengkar untuk melewati jembatan. Aku mengabaikan itu semua dan mengendap-endap hingga akhirnya sampai di tepi jembatan.

Dengan cepat aku melangkahkan kaki ke atas jembatan, dan dalam sekejap mentalku menciut saat jembatan itu bergoyang-goyang.

Eh!? Kenapa ini!?

Otakku seolah berputar dengan cepat dan sangat kacau. Keringat mulai bercucuran dari kulit kepala, dan tarikan napas menjadi semakin cepat. Akan tetapi, kukuatkan hati dan terus melangkahkan kaki yang gemetar ini.

Tiba-tiba aku ditabrak dari arah belakang oleh seseorang hingga membuatku jatuh terjerembab. Tak lama kemudian jembatan bergungcang sangat kuat, lalu tali-tali yang digunakan untuk berpegangan saat menyeberang, mulai kendor dan jatuh bergelantungan.

Sebelum aku sempat berdiri, jembatan gantung itu menjadi miring kemudian putus. Suara teriakan dari orang-orang yang sedang menyeberang langsung menggema didalam jurang.

“Tidak!!!” teriakku saat menyadari diri ini akan jatuh.

Bulu kudukku merinding, dan rasa takut memenuhi pikiran. Dengan panik aku langsung menyambar tangan kanan Mischie dengan tangan kiri lalu menyambar salah satu tali jembatan dengan tangan kanan.

Telapak tanganku terasa sangat panas ketika menggenggam salah satu tali. Namun, aku menahan rasa sakit itu hingga akhirnya jembatan berserta orang-orang yang bergelantungan terhempas ke diding jurang.

Saat benturan itu terjadi, kepalaku terasa begitu sakit, dan sekujur tubuh terasa remuk.

“Arhg ...,” rintihku dengan sangat pelan.

Kedua tangan terasa ingin lepas karena menahan beban yang begitu berat. Lalu tanpa kusadari, tangan ini melepaskan tali untukku bergelantungan.

“Eh!?”

Terpopuler

Comments

Dr. Rin

Dr. Rin

sama lagi kata2nya kaya si bon clay 🤣

2023-05-31

0

Dr. Rin

Dr. Rin

kaya si bon clay aja baru kenal langsung baik bngt 😆

2023-05-31

0

–

Terinspirasi dari 7seeds?

Aku mulai tertarik dengan ini, mulai menimbulkan pertanyaan.

2020-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Awal
2 Chapter 2 : Kebimbangan
3 Chapter 2 part 1
4 Chapter 2 part 2
5 Chapter 3 : Lembaran Baru
6 Chapter 3 part 1
7 Chapter 3 part 2
8 Chapter 3 part 3
9 Chapter 4 : Beruntung atau Sial
10 Chapter 4 part 1
11 Chapter 4 part 2
12 Chapter 4 part 3
13 Chapter 4 part 4
14 Chapter 5 : Didalam Gelapnya Terowongan
15 Chapter 5 part 1
16 Chapter 5 part 2
17 Chapter 5 part 3
18 Chapter 5 part 4
19 Chapter 6 : "Ellise?"
20 Chapter 6 part 1
21 Chapter 6 part 2
22 Chapter 6 part 3
23 Chapter 7 : Taman Kematian
24 Chapter 7 part 1
25 Chapter 7 part 2
26 Chapter 7 part 3
27 Chapter 7 part 4
28 Chapter 8 : Perjalanan Baru
29 Chapter 8 part 1
30 Chapter 8 part 2
31 Chapter 8 part 3
32 Chapter 9 : Rubah Licik
33 Chapter 9 part 1
34 Chapter 9 part 2
35 Chapter 9 part 3
36 Chapter 10 : Gubuk Tua Di Dalam Gua
37 Chapter 10 part 1
38 Chapter 10 part 2
39 Chapter 10 part 3
40 Chapter 11 : Menentukan Sebuah Nasib
41 Chapter 11 part 1
42 Chapter 11 part 2
43 Chapter 11 part 3
44 Chapter 11 part 4
45 Chapter 12 : Berubah
46 Chapter 12 part 1
47 Chapter 12 part 2
48 Chapter 12 part 3
49 Chapter 13 : Jika Orang Baik Tersiksa, Maka Aku Akan Berubah
50 [S2] Chapter 1 : Diriku Yang Baru
51 [S2] Chapter 1 part 1
52 [S2] Chapter 1 part 2
53 [S2] Chapter 2 : Dinding Raksasa
54 [S2] Chapter 2 part 1
55 [S2] Chapter 2 part 2
56 [S2] Chapter 2 part 3
57 [S2] Chapter 2 part 4
58 [S2] Chapter 2 part 5
59 [S2] Chapter 3 : Jalan Yang Kupilih
60 [S2] Chapter 3 part 1
61 [S2] Chapter 3 part 2
62 [S2] Chapter 3 part 3
63 [S2] Chapter 3 part 4
64 [S2] Chapter 4 : Sesuatu
65 [S2] Chapter 4 part 1
66 [S2] Chapter 4 part 2
67 [S2] Chapter 4 part 3
68 [S2] Chapter 4 part 4
69 [S2] Chapter 5 : Target
70 [S2] Chapter 5 part 1
71 [S2] Chapter 5 part 2
72 [S2] Chapter 5 part 3
73 [S2] Chapter 5 part 4
74 [S2] Chapter 6 : Semuanya Baru Saja Dimulai
75 [S2] Chapter 6 part 1
76 [S2] Chapter 6 part 2
77 [S2] Chapter 6 part 3
78 [S2] Chapter 6 part 4
79 [S2] Chapter 7 : Orang Berjubah
80 [S2] Chapter 7 part 1
81 [S2] Chapter 7 part 2
82 [S2] Chapter 7 part 3
83 [S2] Chapter 8 : Mimpi Paling Indah
84 [S2] Chapter 8 part 1
85 [S2] Chapter 8 part 2
86 [S2] Chapter 8 part 3
87 [S2] Chapter 9 : Pertarungan Paling Monoton
88 [S2] Chapter 9 part 1
89 [S2] Chapter 10 : Titik Darah Penghabisan
90 [S2] Chapter 10 part 1
91 [S2] Chapter 11 : Kekuatan Asli Darwis
92 [S2] Chapter 11 part 1
93 [S2] Chapter 12 : Memori Masa Lalu
94 Side Story : Mimpi atau Kenyataan 1
95 Side story : Mimpi atau Kenyataan 2
96 Side Story : Mimpi atau Kenyataan 3
97 [S3] Prolog
98 [S3] Chapter 1 : Jenius Sejati √
99 [S3] Chapter 2 : Jalan Pulang
100 [S3] Chapter 3 : Di Balik Pintu
101 [S3] Chapter 4 : Pelahap Energi
102 [S3] Chapter 5 : Hanya Ini Kemampuanmu
103 [S3] Chapter 6 : Ti dan Tan
104 [S3] Chapter 7 : Pertemuan
105 [S3] Chapter 8 : Negosiasi
106 [S3] Chapter 9 : Baru Dimulai
107 [S3] Chapter 10 : Tan
108 [S3] Chapter 11 : Keajaiban
109 [S3] Chapter 12 : Penyesalan
110 [S3] Chapter 13 : Kekuatan
111 [S3] Chapter 14 : Akhir Hari Bahagia
112 [S3] Chapter 15 : Roda Takdir
113 [S3] Bagian 2 : Kembalinya Sang Pemburu (Chapter 16)
114 [S3] Chapter 17 : Malam Hari
115 S3 Chapter 18 : Pembantaian
116 S3 Chapter 19 : Prinsip
117 S3 Chapter 20 : Tak Terduga
118 [S3] Chapter 21 : Lautan Api
119 [S3] Chapter 22 : Prince of Shadow
120 [S3] Chapter 23 : Menerima Kenyataan
121 [S3] Chapter 24 : Lembah Evolusi
122 [S3] Chapter 25 : Tengkorak
123 [S3] Chapter 26 : Halangan Terakhir
124 [S3] Chapter 27 : Hanya Sekumpulan Orang Cacat
125 [S3] Chapter 28 : Dunia Memang Sudah Kacau
126 [S3] Chapter 29 : Pengakuan Sun
127 S3 Chapter 30 : Sun dan Night
128 [S3] Chapter 31 : Jauh Lebih Buruk
129 [S3] Chapter 32 : Peringkat 21
130 [S3] Chapter 33 : Sifat Asli Vord
131 [S3] Chapter 34 : Kebenaran
132 [S3] Chapter 35 : Penentuan
133 [S3] Chapter 36 : Air Mata
134 [S3] Chapter 37 : Terlalu Gegabah
135 [S3] Chapter 38 : Tujuan
136 [S3] Chapter 39 : Marvin Klaurius
137 [S3] Chapter 40 : Regret
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Chapter 1 : Awal
2
Chapter 2 : Kebimbangan
3
Chapter 2 part 1
4
Chapter 2 part 2
5
Chapter 3 : Lembaran Baru
6
Chapter 3 part 1
7
Chapter 3 part 2
8
Chapter 3 part 3
9
Chapter 4 : Beruntung atau Sial
10
Chapter 4 part 1
11
Chapter 4 part 2
12
Chapter 4 part 3
13
Chapter 4 part 4
14
Chapter 5 : Didalam Gelapnya Terowongan
15
Chapter 5 part 1
16
Chapter 5 part 2
17
Chapter 5 part 3
18
Chapter 5 part 4
19
Chapter 6 : "Ellise?"
20
Chapter 6 part 1
21
Chapter 6 part 2
22
Chapter 6 part 3
23
Chapter 7 : Taman Kematian
24
Chapter 7 part 1
25
Chapter 7 part 2
26
Chapter 7 part 3
27
Chapter 7 part 4
28
Chapter 8 : Perjalanan Baru
29
Chapter 8 part 1
30
Chapter 8 part 2
31
Chapter 8 part 3
32
Chapter 9 : Rubah Licik
33
Chapter 9 part 1
34
Chapter 9 part 2
35
Chapter 9 part 3
36
Chapter 10 : Gubuk Tua Di Dalam Gua
37
Chapter 10 part 1
38
Chapter 10 part 2
39
Chapter 10 part 3
40
Chapter 11 : Menentukan Sebuah Nasib
41
Chapter 11 part 1
42
Chapter 11 part 2
43
Chapter 11 part 3
44
Chapter 11 part 4
45
Chapter 12 : Berubah
46
Chapter 12 part 1
47
Chapter 12 part 2
48
Chapter 12 part 3
49
Chapter 13 : Jika Orang Baik Tersiksa, Maka Aku Akan Berubah
50
[S2] Chapter 1 : Diriku Yang Baru
51
[S2] Chapter 1 part 1
52
[S2] Chapter 1 part 2
53
[S2] Chapter 2 : Dinding Raksasa
54
[S2] Chapter 2 part 1
55
[S2] Chapter 2 part 2
56
[S2] Chapter 2 part 3
57
[S2] Chapter 2 part 4
58
[S2] Chapter 2 part 5
59
[S2] Chapter 3 : Jalan Yang Kupilih
60
[S2] Chapter 3 part 1
61
[S2] Chapter 3 part 2
62
[S2] Chapter 3 part 3
63
[S2] Chapter 3 part 4
64
[S2] Chapter 4 : Sesuatu
65
[S2] Chapter 4 part 1
66
[S2] Chapter 4 part 2
67
[S2] Chapter 4 part 3
68
[S2] Chapter 4 part 4
69
[S2] Chapter 5 : Target
70
[S2] Chapter 5 part 1
71
[S2] Chapter 5 part 2
72
[S2] Chapter 5 part 3
73
[S2] Chapter 5 part 4
74
[S2] Chapter 6 : Semuanya Baru Saja Dimulai
75
[S2] Chapter 6 part 1
76
[S2] Chapter 6 part 2
77
[S2] Chapter 6 part 3
78
[S2] Chapter 6 part 4
79
[S2] Chapter 7 : Orang Berjubah
80
[S2] Chapter 7 part 1
81
[S2] Chapter 7 part 2
82
[S2] Chapter 7 part 3
83
[S2] Chapter 8 : Mimpi Paling Indah
84
[S2] Chapter 8 part 1
85
[S2] Chapter 8 part 2
86
[S2] Chapter 8 part 3
87
[S2] Chapter 9 : Pertarungan Paling Monoton
88
[S2] Chapter 9 part 1
89
[S2] Chapter 10 : Titik Darah Penghabisan
90
[S2] Chapter 10 part 1
91
[S2] Chapter 11 : Kekuatan Asli Darwis
92
[S2] Chapter 11 part 1
93
[S2] Chapter 12 : Memori Masa Lalu
94
Side Story : Mimpi atau Kenyataan 1
95
Side story : Mimpi atau Kenyataan 2
96
Side Story : Mimpi atau Kenyataan 3
97
[S3] Prolog
98
[S3] Chapter 1 : Jenius Sejati √
99
[S3] Chapter 2 : Jalan Pulang
100
[S3] Chapter 3 : Di Balik Pintu
101
[S3] Chapter 4 : Pelahap Energi
102
[S3] Chapter 5 : Hanya Ini Kemampuanmu
103
[S3] Chapter 6 : Ti dan Tan
104
[S3] Chapter 7 : Pertemuan
105
[S3] Chapter 8 : Negosiasi
106
[S3] Chapter 9 : Baru Dimulai
107
[S3] Chapter 10 : Tan
108
[S3] Chapter 11 : Keajaiban
109
[S3] Chapter 12 : Penyesalan
110
[S3] Chapter 13 : Kekuatan
111
[S3] Chapter 14 : Akhir Hari Bahagia
112
[S3] Chapter 15 : Roda Takdir
113
[S3] Bagian 2 : Kembalinya Sang Pemburu (Chapter 16)
114
[S3] Chapter 17 : Malam Hari
115
S3 Chapter 18 : Pembantaian
116
S3 Chapter 19 : Prinsip
117
S3 Chapter 20 : Tak Terduga
118
[S3] Chapter 21 : Lautan Api
119
[S3] Chapter 22 : Prince of Shadow
120
[S3] Chapter 23 : Menerima Kenyataan
121
[S3] Chapter 24 : Lembah Evolusi
122
[S3] Chapter 25 : Tengkorak
123
[S3] Chapter 26 : Halangan Terakhir
124
[S3] Chapter 27 : Hanya Sekumpulan Orang Cacat
125
[S3] Chapter 28 : Dunia Memang Sudah Kacau
126
[S3] Chapter 29 : Pengakuan Sun
127
S3 Chapter 30 : Sun dan Night
128
[S3] Chapter 31 : Jauh Lebih Buruk
129
[S3] Chapter 32 : Peringkat 21
130
[S3] Chapter 33 : Sifat Asli Vord
131
[S3] Chapter 34 : Kebenaran
132
[S3] Chapter 35 : Penentuan
133
[S3] Chapter 36 : Air Mata
134
[S3] Chapter 37 : Terlalu Gegabah
135
[S3] Chapter 38 : Tujuan
136
[S3] Chapter 39 : Marvin Klaurius
137
[S3] Chapter 40 : Regret

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!