Setelah mereka mendapatkan ilmu, yang didapatkan dari Nenek Ayu mereka kembali ke desa untuk membalaskan dendamnya yang selama ini mereka tunggu-tunggu, balas denda kepada semua orang yang pernah menyakiti mereka, mereka akan membuatnya hancur dan merasakan apa yang mereka rasakan selama ini. Di tengah malam Wardani dan Arya datang ke rumah Biyungnya agar tidak diketahui oleh warga sekitar untuk menjalankan rencananya.
Tok... Tok... Tok... pintu berbunyi.
" Siapa malam-malam begini datang ke rumah, menganggu saja, " Ucap Biyung.
" Sudah buka saja, siapa tau ada yang penting, " Jawab Abah.
" Bentar Abah, " Ucap Biyung.
" Sebentar, " Jawab Biyung sambil membukakan pintu.
" Siapa kalian datang kemari malam-malam, " Ucap Biyung.
"Apa, Biyung ternyata tidak tau kalau aku ini Wardani, susuk ini memang sempurna, " Batin Wardani.
" Ahh Biyung tidak kenal kita berdua, jadi susuk ini memang hebat dan berhasil untuk rencana nanti, " Batin Arya.
" Biyung, aku Wardani dan ini Arya, " Ucap Wardani.
" Apa, kalian berdua kembali, sudah masuk dulu, nanti dilihat oleh para warga sekitar, ayo masuk, " Ucap Biyung.
" Abah keluarlah, Wardani dan Arya sudah berhasil, Abah....!!!, " Ucap Biyung.
Abah keluar dari kamarnya merasa penasaran yang dikatakan oleh Biyung.
" Abah kesini ini Wardani dan itu Arya, " Ucap Biyung.
" Apa benar itu, " Jawab Abah.
" Benar Abah, kami berdua kembali ingin mambalaskan dendam kita yang telah merusak kebahagian kita, dia harus membalasnya, " Jawab Wardani sambil berjalan.
" Kalian tampil begitu cantik dan tampan beda dengan dahulu, " Jawab Abah.
" Iya Abah, kami berdua telah menyelesaikan apa yang di berikan okeh guru kita selama di gua Anoman, " Sahut Arya.
" Oh begitu ya, " Jawab Abah
" Biyung kita atur rencana, besok pagi jika para warga bertanya siapa kami berdua, Biyung harus bilang bahwa kita saudara Biyung dari desa sebrang," Ucap Wardani.
" Terus nama kalian siapa kalau begitu, " Ucap Biyung.
" Nama kita tetap tetapi harus di tambah nama belakang , " Ucap Wardani.
" Dengan sebut siapa, " Jawab Biyung.
" Nama ku Wardani miwarso dan itu Arya Ari Kuncoro, bagaimana ini nama diambil dari Biyung dan Abah masing-masing, " Ucap Wardani.
" Sangat menarik," Sahut Arya.
" Abah setuju ini terbaik buat kalian, " Jawab Abah.
" Terus rencana kalian berdua apa, " Ucap Biyung.
" Sudah itu serahkan kepada kita berdua Biyung, " Ucap Wardani.
" Oh siap Wardani, " Ucap Biyung.
" Ya sudah waktu larut malam biar mereka berdua beristirahat, Wardani ayo bawa Arya tidur di kamar bekas Parwati, " Ucap Abah.
" Baik Abah, " Jawab Wardani.
" Ayo Arya, aku antar ke kamarmu, " Ucap Wardani.
" Ayo, permisi Biyung, Abah, " Sahut Arya.
" Silahkan, " Jawab Abah.
" Abah gimana ini Wardani sudah punya rencana sendiri, " Ucap Biyung.
" Sudah Biyung biar mereka mengatur sendiri untuk urusan dia. Untuk urusan kita sisipi dengan keinginan kita, jangan kwatir, " Jawab Abah.
" Ya sudah Abah, kita kembali tidur lagi, " Ucap Biyung.
Mereka melanjutkan istirahat malam dengan pulas. Malam yang bergitu indah dan penuh rembulan yang begitu indah memancatkan sinarnya di desa.yang menemani malam itu.
Keesokan harinya.
Biyung mengajak Wardani dan Arya ke pasar untuk membeli perlengkapan kebutuhan sehari-harinya, dengan tujuan agar Wardani dan Arya dikenal di desa dan di sekitarnya, agar rencananya segera berjalan secara lancar. Ditengah perjalanan terdapat para perampokan yang menghadang dirinya, perampok itu akan meminta barang yang iya miliki. Tak disangka Arya yang menangani para perampok itu, mereka kalah dan meninggalkannya.
" Bagus Arya, ilmu yang kau miliki sudah meresap di dirimu, kau harus jaga dan sering berlatih, " Ucap Wardani.
" Iya kita harus melatihanya setiap hari, " Jawab Arya.
" Mari Biyung kita lanjutkan perjalanan ke pasar, " Ucap Wardani.
Mereka melanjutkan ke pasar sesampai di pasar semua menuju ke Wardani dan Arya, mereka bertanya siapa gerangan yang ke pasar yang membuat mereka bertanya-tanya. Suara lirih para orang yang berada di pasar yang membuat mereka penasaran ingin bertanya.
" Biyung,siapa anak muda ini, begitu menawan dan menggoda, " Ucap Penjual.
" Ini saudara saya yang tinggal di desa sebrang, " Jawab Biyung.
" Ternyata Biyung mempunyai saudara secantik ini dan tampan seperti itu, " Sahut pembeli lain.
" Terima kasih, " Jawab Biyung.
" Itu belum seberapa, kalau aku keluarkan ilmu pemikat sukma dan aura kecantikanku kalian tau rasa nanti, " Batin Wardani.
" Kau juga merasakan sebalikny apa yang ku rasakan Arya, " Ucap Wardani.
" Iya merasakan, kita hanya secuil saja, kita belum keluarkan ilmu itu, kita keluarkan di waktu yang tepat, karena kita baru saja, " Jawab Arya.
" Siap Arya, " Ucap Wardani.
" Sudah semua Biyung, sebentar Biyung ingin membeli sesuatu disitu tunggu disini, " Ucap Biyung.
" Kita tunggu disini saja, " Sahut Wardani.
" Belanjan hari ini udah lengkap untuk keperluan sehari-hari, kita pulang, " Ucap Biyung.
" Mari Biyung, " Sahut Arya.
Mereka bertiga pulang dari pasar, sesampai perbatasan pasar ke rumah mereka bertemu sahabatnya, mereka bertanya.
" Biyung pulang dari pasar ya, oh iya ngomong-ngomong siapa mereka berdua Biyung, " Ucap Ningsih.
" Ini Saudara Biyung dari desa sebrang, " Jawab Biyung.
" Oh begitu Biyung, boleh tau namanya siapa," Ucap Ningsih.
" Namaku Wardani Miwarso dan ini namanya Arya Ari Kuncoro, " Jawab Wardani.
" Namaku Ningsih dan ini Suwarni, kami adalah sahabat Wardani, kon nama kamu persir nama sahabat kita, " Ucap Ningsih.
" Kok sama ya, " Sahut Suwarni.
" Kebetulan namanya sama, " Ucap Biyung.
" Kita boleh ikut sekalian ke rumah Biyung biar kenal Wardani juga dan Arya," Ucap Ningsih.
" Boleh-boleh ayo," Sahut Wardani.
" Mungkin Wardani kangen dengan sahabat-sahabatnya biarlah dia ikut sekali ia merasakan kerinduannya," Batin Biyung.
" Iya ayo nak, ikut saja, " Jawab Biyung.
" Marilah kita berjalan," Sahut Arya.
Tak lama kemudian mereka sampai di rumahnya, mereka membantu membawakan barang yang telah dibeli begitu banyak, sambil membantu, Ningsih meneteskan airmata yang membuat Wardani bertanya kepadanya.
" Mengapa kau menangis, ada apa, " Ucap Wardani.
" Aku keingat dengan sahabatku dia baik, namamu mengingatkanku kepada Wardani, dia telah hilang dan tidak tau dimana ketika kejadian itu, " Jawab Ningsih.
" Aku juga merasa rindu dengannya, dia sahabat yang selalu membuat kita bahagia walaupun banyak yang menghinanya, " Sahut Suwarni.
" Aku juga kangen kalian sahabat, tetapi aku belum bisa memberitahukan aku adalah Wardani, karena aku merencana untuk membalas dendam ku, sabar ya sahabat sesuatu kita akan berkumpul lagi," Batin Wardani.
" Sudah doakan saja yang terbaik buat mereka, " Jawab Wardani.
" Iya Terima kasih, aku boleh menjadi temanmu, " Ucap Ningsih.
" Boleh tentu boleh, aku malah senang dapat teman baru, " Jawab Wardani.
" Aku juga ya," Sahut Suwarni.
" Sudah ayo masuk lagi kerumah kita makan bareng, " Jawab Wardani.
" Ternyata Sahabat kau sangat setia, masih ingat dengan kamu Wardani, melainkan Trimoko yang tidak pernah begitu padaku hanya memyuruhku dan sekarang khianat kepadaku, aku melihat kau bersama sahabatmu senang walaupun yang mereka lihat adakah kau Wardani," Ucap Arya.
" Sabar Arya, aku juga tau perasaan mu, sekarang kita fikir masa depan saja, dan rencana kita, walapun aku suka kepada Trimoko sekarang aku membencinya aku akan membalas kepada dia," Jawab Wardani.
" Ya sudah kita, lanjutkan, " Jawab Arya.
Mereka menikmati makan siang bersama di rumah Biyung, mereka sangat bahagia. Setelah itu sahabat Wardani izin untuk pamit pulang ke rumah masing-masing, ditengah perjalan mereka bertemu dengan Hartono.
" Biyung aku pamit dulu ya, " Ucap Ningsih.
" Kenapa buru-buru pulang," Jawab Biyung.
" Tidak apa-apa Biyung, masih ada kerjaan di rumah, " Jawab Ningsih.
" Ya sudah hati-hati dijalan, jangan lupa main ke sini ya, aja saudara Biyung main, " Ucap Biyung.
" Tentu Biyung," Jawab Ningsih.
" Aku akan menunggumu untuk main jika kau tidak ada kerjaan, aku siap menemani," Ucap Wardani.
" Iya Terima kasih, " Jawab Ningsih.
" Ya sudah ayo Ningsih, kami pamit dulu, " Sahut Suwarni.
" Iya hati-hati ya, " Ucap Wardani.
" Mas Hartono, mau kemana mas, " Ucap Ningsih.
" Ehh kalian, darimana, " Jawab Hartono.
" Emm kita dari rumah Biyung sumi," Sahut Suwarni.
" Mas,Biyung kedatangan saudaranya, dia seorang wanita cantik dan laki-laki tampan, namanya kebetulan persis dengan Wardani dan Arya, " Ucap Ningsih.
" Apa benar yang kau katakan itu, " Jawab Hartono.
" Bener mas kami berdua dari sana bersih-bersih, makanan-makan bareng, " Sahut Suwarni.
" Iya mas orang baik dan persis seperti Wardani, " Jawab Ucap Ningsih.
" Sebelumnya, aku merasa dia Wardani, ternyata salah Wardani yang sekarang cantik dan menawan ternyata saudaranya, " Ucap Ningsih.
" Sudah, tak apa, kalau begitu sampai jumpa lagi, " Jawab Hartono.
" Iya mas, kapan-kapan kita keluar bersama saudara Biyung, mau mas," Ucap Ningsih.
" Tak usah, dia bukan siapa-siapa saya, " Jawab Hartono.
" Ya sudah mas," Ucap Ningsih.
" Ya sudahlah kalau gak mau biarlah kan tidak tau mereka bertemu biar saling kenal anak desa sini, " Ucap Ningsih.
" Ya sudah ayo pulang, " Jawab Suwarni.
Tak di sangka dibalik pohon Jasmin yang sedang menguping yang ingin tahu apa yang mereka bicarakan.
" Apa saudara Biyung kesini dan mereka cantik dan tampan, apa betul ya, coba aku kesana untuk membuktikan, " Ucap Jasmin.
" Ya sudah aku kesana, " Ucap Jasmin.
Tidak percaya dengan yang di ucapkan sahabat Wardani, akhirnya mereka membuktikan untuk menemui langsung ke rumah Biyung.
" Permisi Biyung, " Ucap Jasmin.
" Anak itu datang kemari ada apa, " Batin Wardani di balik jendela.
" Biyung, di depan ada Jasmin coba kau temui jangan kasih tau apa yang dia mau, aku merasa dia ada sesuatu datang kemari, " Ucap Wardani.
" Iya sayang, Biyung akan kesana, " Jawab Biyung sambil keluar dari kamarnya.
" Iya sebentar, " Ucap Biyung sambil membuka pintu.
" Ada apa, ada yang bisa Biyung bantu, " Ucap Biyung.
" Tidak ada apa-apa Biyung, cuma mau bertanya apakah saudara Biyung ada yang kemari, " Ucap Jasmin.
" Iya ada apa, kenapa kau tanyakan itu, " Jawab Biyung.
" Hemmm tidak ada apa-apa cuma mau tanya, " Ucap Jasmin.
" Sudah itu saja, kalau tidak ada yang lain aku tinggal, karena masih banyak kerjaan yang belum selesai, " Jawab Biyung.
" Iya Biyung, ya sudah minta maaf Jasmin menganggu Waktunya," Ucap Jasmin.
" Wanita itu bukannya Jasmin, " Ucap Arya memasuki kamar Wardani.
" Iya dia Jasmin, wanita itu salah satu korban mu nanti Arya. " Jawab Wardani.
" Serta nanti aku akan membuatnya sakit yang sesakit-sakitnya, " Ucap Wardani.
" Apa rencana kamu," Jawab Arya.
" Tunggu saja selanjutnya, kau nanti juga tau," Ucap Wardani.
" Ya sudah aku akan menunggu jika kita sudah siap untuk melakukan itu, " Jawab Arya.
" Ahhh ya sudahlah aku pulang saja, lain kali aku pasti akan bertemu dengan saudara Biyung , seperti apa," Ucap Jasmin.
Setelah Jasmin membuktikan ternyata apa yang di bilang sahabatnya benar walaupun Jasmin tidak melihat langsung, Jasmin semakin penasaran seperti apa yang di katakan oleh Sahabat Wardani.
Malam hari tiba dengan sinar bulan yang indah.
Jasmin bertemu sahabat Wardani di sebuah jalan perjalanan ke mushola, Jasmin mengejek Sahabat Wardani.
" Wanita jelek datang lagi," Ucap Jasmin.
" Ayo kita jalan terus, " Jawab Ningsih.
" Hey, " Ucap Jasmin sambil menghalang.
" Apasih aku tidak ada waktu, aku mau ke mushola sudah ditunggu Mas Hartono, " Jawab Ningsih.
" Sebentar saja," Ucap Jasmin.
" Mau apa, cepat katakan, " Jawab Ningsih.
" Oh benar saudara Wardani datang ke rumah Biyung, " Ucap Jasmin.
" Kenapa kau tanya itu, " Jawab Ningsih.
"Tak sih cuma tanya, tapi betul sih, aku sudah tanya ke Biyung walaupun aku belum melihat langsung, " Ucap Jasmin.
" Sudah Ningsih, ayo tak ada waktu ladeni wanita ini, " Sahut Suwarni.
" Ya sudah aku tinggal, " Jawab Ningsih.
" Pergi saja wanita jelek, " Ucap Jasmin.
" Ya sudahlah, tapi aku penasaran, " Ucap Jasmin sambil pergi.
" Warni tadi kau curiga tidak kenapa Jasmin tiba-tiba tanya tentang saudaranya Biyung, dia tau darimana ya, " Ucap Ningsih.
" Aku juga curiga, Jangan-jangan dia mendengarkan kita saat bertemu Mas Hartono, " Jawab Suwarni.
" Sudahlah gak usah di pikir, " Ucap Ningsih.
" Tapi kita harus waspada Lho Ningsih, " Jawab Suwarni.
" Tentulah," Ucap Ningsih.
" Ya sudah ayo Mas Hartono sudah menunggu kita, " Jawab Suwarni.
Mereka menuju ke mushola.
" Mohon maaf Mas kami telat, " Ucap Ningsih.
" Tidak apa-apa, tidak kok, " Hartono.
" Sudah siap kita doakan Wardani dan Arya tenang disana, " Ucap Hartono.
" Sudah Mas mari kita doakan, " Jawab Ningsih.
" Tapi aku belum yakin mereka sudah tiada, aku merasa dia sekarang sudah ada di dekat kita," Ucap Hartono.
" Aku juga merasa begitu Mas, saudara Biyung, aku merasa dia itu Wardani dan Arya tetapi asumsi saya belum tentu benar," Jawab Ningsih.
" Ya sudahlah kita doakan saja dan kita lanjut doa saja, " Sahut Suwarni.
Mereka bertiga merencanakan doa bersama untuk Wardani dan Arya,semoga yang mereka harapkan seperti yang di harapkan, dan berharap mereka berdua masih hidup dan bisa berkumpul dan kembali ke desa. Apa Wardani dan Arya kembali ke desanya.
###
Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian.
Karena dengan vote, like dan share adalah kunci penting untuk saya.
Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan.
Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....
Matur suwun salam oc ( ochim chim)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Liani.
seru 😍😍
2021-08-10
1