Setelah kejadian malam itu, Parwati pulang ke rumah Biyung Sumi dan Abah Warso, dan disusul oleh Biyung Sumi dan Abah Warso.
" Rencana kita gagal untuk membuat Wardani putus asa, " Ucap Biyung Sumi.
" Harus bagaimana lagi Biyung, kita tidak tau kalau begini hasilnya, kita sudah sesuai rencana, " Jawab Parwati.
" Sudahlah, masih banyak cara yang lain kita belum beruntung," Sahut Abah Warso.
" Ketika Wardani pulang ke rumah dan dia melakukan hal yang tidak kita tau kita harus siap untuk berbicara, untuk Parwati kamu harus mengikuti apa yang di bilang Wardani dan kamu juga harus siap untuk menerima kenyataan yang belum kita tahu, " Ucap Biyung Sumi.
" Iya Biyung, Parwati akan mengikuti segala yang di perintah, " Jawab Parwati.
" Iya ikuti saja yang dibilang, kamu harus akting sebaik mungkin, " Sahut Abah Warso.
" Iya Abah, " Jawab Parwati.
Tak lama kemudian Wardani pun datang, bergegas langsung duduk di samping Biyung dan mengungkapkan sesuatu.
" Biyung aku mau bicara bersama kalian semua, " Ucap Wardani.
" Apa sayang, katakanlah, " Jawab Biyung Sumi.
" Aku ingin Parwati pulang ke desanya, aku tak mau dia ada disini , disini juga sudah membuatku banyak masalah, bukannya aku mengusir mu, agar aku tenang dulu, jika kau ingin kesini silakan, ketika aku sudah melupakan kejadian itu, " Ucap Wardani.
" Maafkan saya Wardani, saya tidak berniat untuk melakukan hal itu, " Jawab Parwati.
" Tidak melakukan perbuatan itu, tapi kenyataannya seperti tadi, sudah lupakan, terserah kamu, kamu pergi atau aku yang pergi dari sini, " Ucap Wardani.
" Iya Aku akan pulang ke rumahku Wardani, aku sekali lagi minta maaf untuk kejadian tadi, " Jawab Parwati.
" Terserah kamu itu perbuatan kamu, yang bisa memperbaiki semua adalah kamu, " Ucap Wardani.
" Iya biarlah Parwati pulang dulu ke rumahnya sayang, pasti dia akan kembali, " Sahut Biyung Sumi.
" Iya Biyung, Parwati akan pergi dari rumah ini, " Jawab Parwati.
" Silahkan, " Ucap Wardani.
" Maafkan Wardani Parwati, ketika Wardani marah seperti itu dia lupa dengan dirinya, " Sahut Abah Warso.
" Tidak apa- apa Abah Warso, Parwati paham atas semuanya ini, emang sulit menerimanya, " Jawab Parwati.
" Iya Parwati, besok pagi kamu boleh pulang, karena hari masih malam, " Ucap Biyung Sumi.
" Iya Biyung, " Jawab Parwati.
" Pokok itu mau ku, aku mau ke kamar, " Ucap Wardani.
" Iya sayang, " Sahut Abah Warso.
Meninggalkannya menuju ke kamar nya.
" Kamu akting bagus sekali, jangan khawatir setelah Wardani sudah baikkan, kamu boleh ke sini lagi, " Ucap Biyung Sumi.
" Iya Biyung, Parwati sudah tau itu," Jawab Parwati.
" Sudah istirahatlah, " Ucap Biyung Sumi.
" Iya Biyung, " Jawab Parwati.
Parwati menuju ke kamarnya untuk beristirahat, Wardani pun marah ingin jauh dari Parwati, Wardani tak tau jika Parwati dalam ilmu hitamnya genggaman Biyung dan Abahnya yang tidak mengetahui sifat asli yang di milikinya, Biyung dan Abah tak akan berhenti untuk membuat rencananya berhasil untuk membuat Wardani mengikuti nya.
Keesokan harinya Parwati menemui Wardani ketika Wardani membersihkan halaman rumahnya. Bisikkan untuk meminta maaf pun muncul di sisi baik Parwati.
" Wardani, maafkan aku, " Ucap Parwati.
" Lupakan itu, silakan kau pergi sebelum Ku, berubah pikiran, " Jawab Wardani.
" Iy aku akan pergi, " Ucap Parwati.
" Pergilah, " Jawab Wardani.
Tak disangka Wardani pingsan, Parwati binggung memanggil Abah dan Biyung.
" Abah..., Tolong..., " Teriakan Parwati.
" Ada apa, " Ucap Abah Warso.
" Wardani pingsan Abah, tolong, " Jawab Parwati.
" Astaga..., " Ucap Abah Warso.
" Abah ayo buruan bawa ke dalam kamar, " Sahut Biyung Sumi.
Abah Warso segera mengangkatnya untuk membawanya ke dalam kamar, sembari Biyung Sumi berusaha untuk membangunkan Wardani.
" Bangun sayang, apa yang terjadi padamu, jangan buat Biyung cemas seperti ini, " Ucap Biyung Sumi.
" Aku juga tak tau, apa yang terjadi, " Sahut Parwati.
" Sudah, kita tunggu siuman, Jawab Abah Warso.
" Ya sudah Parwati mau pamit untuk pulang Biyung, " Ucap Parwati.
" Iya hati-hati dijalan, " Sahut Abah Warso.
" Hati-hati dijalan, salam buat keluarga mu di desa saworka, " Jawab Biyung Sumi.
" Iya Biyung, nanti Parwati sampaikan salam kepada Biyung dan Abah di rumah, " Ucap Parwati.
Parwati meninggalkan rumah Biyung dan Abah. Tak disangka sahabat-sahabat Wardani kebetulan mampir ke rumah Wardani, mereka menjaga dan membangunkan Wardani dari pingsannya.
" Wardani... Assalamu'alaikum, " Ucap Ningsih.
" Iya, ada apa, " Hampir Abah didepan pintu.
" Wardani lagi pingsan, " Jawab Abah Warso.
" Ya Abah, bolehkah kami berdua masuk, Abah, " Ucap Suwarni.
" Boleh silahkan, tolong bantu Abah dan Biyung, " Jawab Abah Warso.
" Biyung, sini biar kami berdua yang menemani, " Ucap Ningsih.
" Iya jaga dia ya, Biyung dan Abah mau ke pasar untuk persiapan kebutuhan hari ini, " Jawab Biyung Sumi.
" Iya Biyung, siap serahkan kepada kami berdua, " Sahut Suwarni.
" Ya sudah kami berdua tinggal dulu ya, Terima kasih sudah mau jaga Wardani, " Jawab Biyung Sumi.
" Iya Biyung hati - hati di jalan, " Ucap Ningsih.
" Bangun... Wardani, " Sambil memberikan bau harum di hidunganya agar bangun.
" Gimana Ning, belum siuman juga, " Jawab Suwarni.
" Coba kau ambil air hangat untuk mengopresnya tidak tau dengan kompres Wardani siuman, " Ucap Ningsih.
" Bentar aku ambilkan, " Jawab Suwarni.
" Buruan jangan pakai lama, kasihan Wardani" Ucap Ningsih.
" Iya..., sabar ini baru saya masakkan, " Jawab Suwarni.
Suwarni membuatkan kompres air hangat untuk mengompres Wardani, dengan cepat ia membawakan air kompresnya kepada Ningsih, dengan kompres air hangat itu Wardani mulai siuman dari pingsannya.
" Aku kompres dulu ya Wardani, " Ucap Ningsih.
Kompresan kedua Wardani mulai siuman. Wardani pun membuka kedua matanya, bangun dari pingsan. membuat sahabatnya senang dan ceria atas bangunnya Wardani dari Pingsan.
" lihat Wardani siuman, Alhamdulillah kau bangun Wardani, kami berdua binggung dengan cara apa kami berdua bisa membangunkanmu, kamu pingsan, " Sahut Suwarni.
" Alhamdulillah kau siuman, Wardani ayo duduk sebentar minum air putih, agar membuat badanmu mendingan," Ucap Ningsih.
" Ada apa Wardani kau bisa pingsan, apa yang terjadi kepada mu Wardani, apa banyak masalah, atau kau sakit, " Ucap Suwarni
" Aku tak apa- apa, hanya kelelahan saja, ketika Parwati pamit untuk pulang aku sudah terasa tak kuat rasanya ingin terjatuh, " Ucap Wardani.
" Jadi kamu,jadi mengusir Parwati dari rumahmu, " Sahut Suwarni.
" iya, karena membuat ku teringat Kejadian itu, aku tak tega jika aku marah padanya, akhirnya aku memilih mengusirnya, itu jalan agar aku tak melihatnya yang memancingku untuk marah, " Jawab Wardani.
" jadinya aku mengusirnya, " Ucap Wardani.
" Ya sudah itu keputusan kamu, pasti kau memiliki alasan yang baik untuk kau tanggung jawabkan, " Jawab Ningsih.
" Oh iya Wardani aku dan Ningsih baru dari desa sebelah aku membawa sebuah makanan kamu mau, " ucap Suwarni.
" Aku masih mual, " Jawab Wardani.
" Iya tapi harus di isi sedikit biar cepat membaik lagi, " Ucap Ningsih.
" Tapi aku tak enak, terasa pahit rasa di mulutku, " Jawab Wardani.
" Ya sudah kalau begitu, " Sahut Suwarni.
" Wardani, aku mau bilang sesuatu apakah kau masih mengejar cintanya Trimoko, " Ucap Ningsih.
" Iya masih, aku tidak akan putus asa untuk mendapatkan cintanya dan sebelum di jatuh ke pelukanku, " Jawab Wardani.
" Walaupun kau disakiti dan membuatmu sakit setiap bertemu, " Ucap Ningsih.
" Aku kasihan kepadamu sahabat, aku tak tega untuk dirimu, " Sahut Suwarni.
Seketika itu Wardani bangun dari tidurnya.
" Aku akan berusaha untuk mendapatkannya, apa pun itu cobaannya akan ku lalui, " Ucap Wardani.
" Ya sudah lah aku hanya bisa mendukung mu, " Jawab Ningsih.
" Jika ada seseorang yang menyukaimu bagaimana Wardani, apakah kau menolaknya, " Sahut Suwarni.
" Yang kau maksud Mas Hartono, " Ucap Wardani.
" Ya bisa jadi, " Jawab Suwarni.
" Aku sudah tau jika Mas Hartono menaruh hati kepadaku, tetapi hati ini masih belum ada untuk nya, di hatiku masih ada Mas Trimoko, kebaikan mas Hartono sangat banyak untuk ku dan aku pernah berfikir aku tak pantas buat nya, Mas Hartono lebih pantas untuk yang lain, aku orang yang biasa dan buruk aku tak mau untuk itu, " Ucap Wardani.
" Maaf apa alasan kamu menyukai Mas Trimoko, ia anak orang kaya di desa ini dan anak pejabat desa Sahabat, dan dia tidak kalah tampannya dengan Mas Hartono, " Ucap Ningsih.
" Tak tau aku hanya suka dengan nya dari dulu, dengan semua itu aku akan berusaha untuk mendapatkannya, " Ucap Wardani.
" Ya sudah kalau itu keputusan kamu, " Jawab Suwarni.
" Iya aku juga ikut kamu aja, apa yang terbaik buat kamu aku setuju, " Sahut Ningsih sambil berpelukan.
" Terima kasih atas semua ketulusanmu bersahabat dengan ku", Ucap Wardani.
" Tenang saja Wardani kami berdua akan selalu ada untukmu percayalah, " Jawab Ningsih.
" Iya Wardani, " Sahut Suwarni.
" Apakah kau masih ikut Jeng Ayu lagi nanti Wardani, " Ucap Ningsih.
" Iya aku akan selalu ikut acara itu, aku akan buktikan bahwa Wardani mampu membuat semua terpukau, " Ucap Wardani.
" Oke deh aku juga akan menjadi tim sukses buat kamu Wardani, "Jawab Ningsih.
" Iya, apa pun buat sahabat, kami akan melakukan yang terbaik," Sahut Suwarni.
Tak lama kemudian Biyung dan Abah datang dari pasar. Abah yang langsung menuju kebelakang membawa barang bawannya yang begitu banyak keperluan sehari-hari.
" Ternyata Kamu sudah siuman Wardani, " Ucap Biyung Sumi.
" Alhamdulillah sudah Biyung, " Sahut Ningsih.
" Sukurlah kalau begitu, apakah kamu sakit sebelumnya Wardani?, " Ucap Abah Warso.
" Tidak Abah, Wardani hanya kecapean yang mampu membuat tubuhku lemah akhirnya Wardani terjatuh pingsan Abah, " Jawab Wardani.
" Aku kira kau sakit yang tak kau rasa, " Ucap Abah Warso.
" Sebelumnya maaf Biyung, Ningsih mau bertanya Parwati dimana ya, seharian ini dia belum kelihatan sama sekali, " Ucap Ningsih
basa-basi bertanya.
" Parwati ia diusur oleh Wardani dari rumah, juga Biyung suruh untuk pulang ke desanya, ketika Wardani marah ia sepihak mengucapkan untuk meninggalkan rumah ini, " Jawab Biyung Sumi.
" Sudahlah yang berlalu biarlah berlalu, kita lupakan saja, " Sahut Abah Warso.
" Iya maaf Biyung kalau Ningsih lancang bertanya tentang Parwati, " Ucap Ningsih.
" Tak apa-apa kau berhak tau, sebagai sahabat Wardani, " Ucap Biyung Sumi.
" Terima kasih Biyung, sudah percaya kepada kamu berdua, " Sahut Suwarni.
" Iya, Biyung percaya dengan kalian berdua, " Jawab Biyung Sumi.
" Iya Biyung, " Sahut Ningsih.
" Ya sudah Biyung dan Abah tinggal kebelakang, lanjutkan obrolan kalian," Sahut Biyung Sumi.
" Iya Biyung, " Jawab Suwarni.
Biyung memang sengaja untuk mendengarkan percakapan Wardani bersama sahabatnya. Untuk mendapatkan informasi terbaru untuk melakukan rencananya.
" Wardani gimana nanti kamu jalan bersama Mas Hartono, nanti kamu berdua saya atur, " Ucap Ningsih.
" Bertemu Mas Hartono, buat apa kan aku buka siapa-siapa dia, bantu takutnya ada apa, " Jawab Wardani.
" Ahh kamu jadi wanita ketinggalan jaman, ya sekedar bincang-bincang gak lebih sahabat, " Sahut Suwarni.
" Iya bincang-bincang tentang apa gitu gak lebih kok, " Ucap Ningsih.
" Juga agar suatu hari kamu tau hati dan perasaan kepada mu, " Ucap Suwarni.
" Hahaha cie, " Sahut Ningsih.
" Terserah kamu lah aku ikut aja, tapi jangan sampai siapa-siapa yang tau," Ucap Wardani.
" Siap tenang bisa di atur, serahkan kepada kami berdua," Jawab Ningsih.
" Ya sudah aku akan persiapan dan saya akan kasih tau Mas Hartono untuk membujuknya, " Sahut Suwarni.
" Iya, kami berdua izin pulang ya,da..., " Ucap Ningsih.
" Da..... , " Jawab Wardani.
Mereka berdua pulang dari rumah Wardani, seketika itu Wardani sejenak membaringkan badannya untuk beristirahat, Biyung tak segan-segan memiliki rencana lagi untuk membuat Wardani putus asa dan sakit hati yang membuatnya dendam.
" Abah... Mencarinya di ladang, " Ucap Biyung Sumi yang beringas.
" Ada apa Biyung, teriak -teriak tidak enak dilihat orang lain disekitar ladang, " Jawab Abah Warso.
" Biyung punya rencana lagi, Abah tadi Biyung mendengarkan percakapan sahabat Wardani, " Ucap Biyung Sumi.
" Apa itu Biyung, cepat katakan, jangan buat Abah penasaran " Jawab Abah Warso.
" Jadi nanti sahabat Wardani ingin menemukan Wardani dengan Hartono, hanya untuk bermain dan bincang-bincang saja, tapi Biyung punya rencana gimana kita adu domba atau cari orang untuk menyebarkan fitnah kepada Wardani dan Hartono melakukan hal yang dilarang oleh agama," Ucap Biyung Sumi.
" Resikonya itu berat Biyung akan menyangkut keluarga kita dan malu, jika itu beneran, " Jawab Abah Warso.
" Kita Akting sebaik mungkin Abah, dengan cara ini kan semua akan ramai dan membuat Wardani malu dan marah apa yang dilakukan oleh Trimoko, jadi kita nanti kasih tau orang ke gerombolannya Trimoko agar ia. sampaikan ke Trimoko, " Ucap Biyung Sumi.
" Terus untuk rencana ini dimulai gimana Biyung, " Jawab Abah Warso.
" Pokok Abah setuju, Biyung semangat untuk mengatur alurnya, " Ucap Biyung Sumi.
" iya Abah setuju, apa pun yang Biyung lakukan, Abah akan mendukung," Jawab Abah Warso.
" Siap kalau begitu, Abah selalu ikuti aba-aba dari Biyung, " Ucap Biyung Sumi.
" Iya Biyung, " Jawab Abah Warso.
Mereka akhirnya bersepakat untuk melakukan rencananya. Dengan penuh dendam yang Mengebu-gebu tak memikirkan apa yang terjadi untuk selanjutnya, hanya rencana-rencana yang mereka lakukan. apa rencana Biying dan Abah?.
###
Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian Karena vote, like dan share adalah penting untuk saya.
Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan.
Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....
Matur suwun salam oc ( ochim chim).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Rahma Amma
bahasanya kadang di mengerti
2022-07-16
1
Isya nur asfihani
penulisannya perlu diperhatikan lho kakk
2022-05-27
2
Cinta Aisyah
ko ada ya ortu yg mau mecelakai anak nya sendiri
2022-03-14
3