Kayu bakar yang ditaruh dibelakang rumah wardani hilang secara tiba-tiba. Kayu bakar yang selama ini ia kumpulkan hilang tak tersisa. Wardani menaruh kayu bakar di bawah dekat kandang kelincinya. Wardani kebingungan dengan tiba -tiba menghilangnya kayu bakar cariannya.
" Seingatku aku menaruh di sini. Mengapa hilang secara tiba-tiba?" Membuatku penasaran,"Batin Wardani.
" Biyung..., Apakah Biyung tau Kayu bakar dibawa sini, " Tanya Wardani.
" Ada apa Nduk..., " Jawab Biyung sambil menanak nasi didapur.
" Kayu bakarku hilang Biyung tak tau kemana" Jawab Wardani sambil kebingungan.
" Kamu taruh dimana Nduk, Biyung tidak mengurusi kayu bakar carianmu, " Jawab Biyung.
" Wardani taruh disini Biyung, kayu bakar sudah siap untuk di jual di pasar buat nambah beli bahan kebaya Biyung, " Jawab Wardani sambil menangis.
" Sudah Nduk, kan bisa cari lagi, tidak usah di tangisi, lupakan ayo ikut Biyung memasak buat makan malam nanti sama abah dan adik-adik mu !, " Jawab Biyung memeluknya.
Wardani pun melupakannya, sejenak ia merasa ada yang canggung di sekitar rumahnya. Wardani mencoba kembali melihat kebawah untuk mencari sesuatu. Seketika itu Wardani menuju ke tempat kayu bakar ia taruh, ternyata Wardani menginjak sesuatu yang terasa sakit di kakinya. Wardani langsung duduk dan melihat apa yang ia h
injak, tak disangka terdapat cincin akik berwarna hitam yang terkena kakinya.
" Akik siapa ini, aku yakin ini pasti pemilik orang yang mengambil kayu bakarku, seorang yang ingin membatalkan kan ku untuk mengikuti jeng ayu. Tapi siapa, " Batin Wardani serta membawanya untuk disimpan.
Wardani pun langsung kembali membantu Biyungnya yang ia tinggalkan tadi, dengan suasana senang karena ia menyimpan sebuah bukti untuk mencari siapa yang memilikinya yang mau menghalangi dirinya. Namun ia merasa binggung siapa pemiliknya, Wardani pun sejenak mengingat- ingatnya walaupun butuh waktu. wardani meminta bantuan sahabatnya.
Keesokan harinya Wardani bertemu dengan sahabatnya Suwarni dan Ningsih ditempat biasa ia bertemu. Wardani menceritakan kepada sahabatnya. Namun ia merasa binggung siapa yang perlu di curigai, Wardani menceritakan sebuah cincin akik berwarna hitam ke sahabatnya, Wardani merasa lupa dengan sosok cincin akik tersebut. semoga sahabatnya mampu memberitahukan solusi serta jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi Wardani.
Sekian lama ia berbincang-bincang akhirnya Wardani dan Sahabatnya pun menemukan ide.bagaimana cara mengetahui si pelaku yang mencuri kayu bakarnya. Sontak Ningsih mencurigai seseorang yaitu Trimoko sebagai pelakunya, tetapi Wardani tak setuju karena ia tak percaya orang yang di cintai serta pujaan hati di kampungnya. Ningsih hanya berpendapatan. Suwarni juga merasa yang dibilang Ningsih ada betulnya karena dia sama sekali tidak menyukai Wardani. Saat itu Wardani mulai menerima pendapat sahabatnya untuk mencari kebenarannya. Ia melakukan strategi yang dirancang bertiga untuk mencari pelakunya.
Wardani mengatur strategi, serta memberikan tugas untuk sahabatnya mencari info di luar. Wardani memiliki sebuah ide yang dimana di dinding rumahnya diberikan lubang kecil yaitu memasang lubang kecil di bagian dinding untuk melihat siapa orang yang mencuri kayu bakar.
Kepulangannya Wardani dari perkumpulan dengan sahabatnya ia langsung menuju tempat yang ingin di buat lubang kecil. ia mengambil pisau untuk melubangi dinding tersebut. Dinding yang terbuat dari anyaman bambu yang masih sederhana itu. Namun Wardani tak bisa sendiri ia meminta bantuan saudara laki-lakinya yang bernama Rahma. Rahma sang adik memberikan saran baru, dengan salah satu dari kayu bakar di beri pengikat yang berwarna tidak jelas yang diikatkan ke sebuah kayu yang lain. dimana ketika ia membawanya akan ikut runtuh dan bersuara.
Keesokan harinya, suasana pagi yang cerah Wardani mengumpulkan kayu bakar untuk mengetes ide para sahabatnya dan Rahma. Ia mencari kayu bakar yang begitu banyak jumlahnya. Ia mengumpulkan kayu bakar hingga pagi sampai larut sore. Rahma tak sendiri ia di bantu oleh sang adik laki-lakinya. membantu membawa pulang ke rumah. Ia tata dengan rapi serta mulai memasangkan sebuah tali yang di ikatkan ke suatu yang bisa berbunyi.
Sore harinya Suwarni dan Ningsih melihat Trimoko bersama komplotannya berkumpul di balik pohon besar jalan menuju desa sebrang. Sahabatnya pun tergugah untuk diam - diam dan tidak sengaja mendengarkan percakapannya.
" Bos.., lho gila gak takut dan gak ada berubahnya, kau menganggu hidupnya Wardani, ia berhak untuk itu sobat, " Ucap Sofyan salah satu dari komprotannya.
" Haha..., aku tidak suka dengan cewek yang buruk rupa yang sok mau ikut jeng ayu, mau bilang apa nanti warga kampung kita dengan kepemimpinan romo ku, " Jawab Trimoko dengan tertawa terbahak sinis.
" Ia perlu berhak mengikuti Mo, ia juga salah satu gadis di kampung kita. jadi biarkan dia untuk mengikutinya, toh ia juga akan kalah dan dihina banyak orang nanti, " Sahut Arman dengan meremehkan.
" Sekali tidak ya tidak kita harus atur strategi lagi, saat Wardani sudah mengumpulkan kayu bakarnya untuk acara jen ayu, kita harus beraksi untuk nanti malam, kita harus beraksi membuangnya lagi, " Jawab Trimoko.
" Gila lho, " Sahut berbareng sahabatnya Trimoko.
Suwarni dan Ningsih pelan-pelan meninggalkan tempat itu secara perlahan-lahan ia langsung menuju ke rumah Wardani untuk menceritakan semua rencana Trimoko. Namun mereka tak menyangka orang yang dicintai Wardani mampu melakukannya, sama sekali Wardani tak percaya karena ia sangat menyukainya, mereka berani untuk bertemu Wardani berhak untuk mengerti apa yang ia dengar tentang rencana Trimoko akan lakukan kepada Wardani, untuk tidak bisa mengikuti jen ayu.
Mereka bertemu binggung mulai dari mana untuk mengatakan semua yang ia dengar barusan, akhirnya ia mampu memberi tahukan semua rencana Trimoko, yang nanti malam untuk mencuri dan membuang kayu bakar carian Wardani.
" Dani, tadi kami berdua tidak sengaja mendengarkan apa yang diucapkan Trimoko bahwa dia malam ini mau beraksi untuk mencuri kayu bakar mu, " Ucap Ningsih.
" Aku tak percaya itu, apa yang kau bilang Ning, " jawab Wardani.
" Bener yang dikatakan Ningsih, " Sahut Suwarni.
" Aku tidak mempercayai itu, setega itu orang yang aku cintai, ia berani menggagalkan semua keinginan ku mengikuti jen ayu, "jawab Wardani.
" Iya pertama saya juga tidak percaya bahwa Trimoko setega itu dengan mu sahabat, "jawab sahabatnya.
" Kita buktikan saja untuk nanti malam kita berjaga secara bergantian agar kita tau apa bener Trimoko dalang dari penyebab hilangnya kayu bakarmu Wardani, " Sahut Ningsih.
" Iya silakan nanti malam kalian datang ke rumahku untuk bermalam disini, Terima kasih sahabat atas bantuan kalian, " Jawab Wardani sambil memeluknya.
" Sampai jumpa nanti ya, " Sahut Suwarni
Sahabatnya pun sejenak pulang ke rumahnya untuk bersiap -siap, Wardani pun menyiapkan sebuah alat untuk memukul pelaku, dengan sepotong bambu yang sudah di siapkan untuk memukul si pelaku, serta seikat tali untuk mengikatnya.
Hari makin larut malam, suara adzan magrib mulai berkumandang yang di kumandangkan oleh Hartono, Wardani pun ke mushola sejenak untuk beribadah, tak lama kemudian sahabatnya pun datang ke rumah Wardani, Wardani pun menjamu sahabatnya dengan suka cita bak sebagai raja.
Malam yang begitu sepi angin yang sepoi-sepoi suasana yang mencekram, larut malam bulan tak bersinar, terdengar suara kecil di sekitar rumah Wardani, Ningsih saat itu menjadi penjaga pertama, ia sontak langsung membangunkan Wardani dan Suwarni, Wardani langsung bergegas menuju ke lubang kecil itu balik dinding tersebut, ternyata di arah kejauhan ada tiga orang yang sedang membindik - bindik. Namun Wardani tak menunggu lama ia langsung bersiap untuk bersembunyi membawa bambu yang sudah disiapkan bersama sahabatnya, dengan berhati-hati ia mampu mengerjakannya.
Bluk !!!
Terjatuh didekatnya. Wardani pun mengikat bertiga dengan tali.
Keesokan harinya, Warga kampung di rumah Wardani melihat keramaian disana. Yang terdapat Trimoko dan kawannya sudah terikat.
" Kaget ya kau bisa terikat, ternyata dalang di balik ini semua ini adalah ulah kamu Trimoko dan kawanmu, " Tanya Wardani.
Terdiam sejenak Trimoko.
" Aku juga menemukan sesuatu didekat sini sebelum aku tau kau yang mencurinya, " Tanya Wardani.
" Memang ulah ku , " jawab Trimoko dengan kasar.
" Kenapa kau tega dengan ku, aku Wardani gadis kampung yang menyukai mu, " Ucap Wardani.
" Beh..., tak sudi aku di suka gadis buruk rupa seperti mu, gadis cantik di kampung saja masih banyak yang mengejar ku yang lebih aku suka, ketimbang kamu gadis jelek, " Jawab Trimoko dengan marah.
" Kau memang anak lurah di sini tapi kau tak pantas menghina keluarga ku den bagus, " Sahut Biyung sambil menangis.
" Sudah Biyung ini urusan Wardani dengan Trimoko, aku sama sekali tak takut dengan mu dan Romo mu, " Jawab Wardani dengan halus.
Warga hanya terdiam, serta Hartono yang terdiam yang tak ikut campur dimasalah ini.
" Lepaskan aku atau kau akan ku aduhkan ke Romo ku, " Ucap Trimoko.
" Dasar anak tak tau diri beraninya adu ke Romonya, dasar remaja kuno, " Jawab Wardani.
" Cepat lepaskan sakit terasa di badanku, " Jawab Trimoko dengan teriak.
" Aku lepaskan, tetapi kamu harus janji jangan pernah untuk berani menganggu keluargaku, " Jawab Wardani dengan wanti-wanti.
Wardani serta sahabatnya melepaskannya. Trimoko langsung berdiri meninggalkannya melewati kerumunan warga kampungnya. apakah Trimoko masih menganggu Wardani.
###
yuk vote, like dan share di semua orang ya
karena semua sangat bermanfaat bagi saya.
jangan lupa komentar, kritik dan saran untuk author ya, salam oc ( ochim chim).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Novianti Marantika
kadang bingung em bahasax
2022-03-31
3
Harti Lestari
bahasanya ga teratur
2022-02-10
1
Liani.
bikin geram aja iklan diatas 😤😤😤😤😤asik " bca mlah iklan yg muncul 😡😡
seru tho 😁☺ksian wardani sllu dhina.
2021-08-08
2