CHAPTER 14 KUNCI GUA ANOMAN

Malam itu setelah Wardani dan Arya mendapatkan semua persyaratannya, mereka berdua menyiapkan segala apapun untuk menemukan gua Anoman yang mistis tak terlihat oleh mata, mereka bersiap untuk melanjutkan serta tak sabar untuk mendapatkan ilmu dari Nenek Ayu. Derasnya air yang mengalir di sungai, air yang jernih yang nampak bayangannya. Mereka memulai persyaratan demi persyaratan. Mereka melakukan bersih diri mandi di sungai yang berada di hutan untuk membersihkan kotoran yang ada di tubuhnya.

" Arya mari kita membersihkan diri di sungai itu, untuk tahap pertama. " Ucap Wardani

" Iya mari Wardani, aku siap. " Jawab Arya

Mereka menuju dan merasakan sejuknya air yang menguyur di seluruh tubuhnya, membersihkan semua kotoran agar bersih dari hal yang menganggu ilmu yang akan didapatkan.

" Sungguh senang sekali aku merasakan air sejernih dan sedingin ini, ternyata ditengah hutan terdapat sungai sakral yang aku rasakan." Ucap Wardani

" Iya Wardani, aku juga merasakan kesejukan air disini, terasa di tubuhku seperti terguyur es yang tak dingin tetapi sejuk. " Jawab Arya

" Setelah ini kita bersiap bertapa di sungai, kau siap Arya. " Ucap Wardani

" Aku juga siap Wardani. " Jawab Arya

" Ingat ketika kita bertapa kita harus tahan apapun yang menganggu kita, jika tapa sukses kita terjatuh tertidur, ingat itu Arya." Ucap Wardani

" Iya siap, jaga dari apapun yang menganggu tapa kita. " Jawab Arya

" Kita mulai dari sekarang, ayo menuju keatas batu itu." Ucap Wardani

Mereka akhirnya menuju ke atas batu, batu yang besar hitam mengkilat halus, kaki tertekuk, tangan di atas paha dengan arah keatas, dada tegap, suasana makin seram dan tanpa suara, suara seram seketika datang secara bergantian, dan hewan-hewan melata semua bermunculan, serta setan-setan hutan belantara semua keluar hanya untuk menganggu tapa mereka berdua, lambat laun semua tahap ia mampu melewati dengan baik, semua pengganggu hilang sendiri-sendiri entah kemana, rasa-rasanya ia menunggu puncak dari tapanya, menunggu mereka terjatuh tertidur ke belakang atau kesamping kanan dan kiri. Akhirnya mereka merasa badannya tertaruh di atas tanah, mereka mencoba membuka matanya, ternyata tapa mereka berhasil.

" Akhirnya kita berhasil, tahap bertapa ini. " Ucap Wardani

" Iya aku sangat senang dan bangga kita mampu melewatinya. " Jawab Arya

" Iya kita tinggal melakukan tahap selanjutnya, sebelum itu kita cari tempat yang tepat untuk membuka mata kita melihat gua Anoman." Ucap Wardani

" Betul yang kau ucapkan, mari kita menuju ke tengah hutan itu untuk memperkirakan dimana tempat yang pas untuk kita menunggu tapa di atasnya. " Jawab Arya

" Ayo buruan pergi ke hutan kita butuh waktu untuk menuju ketempat itu, " Ucap Wardani

" Ayo kita buruan berjalan." Jawab Arya

Mereka berdua berlari untuk menuju ke tengah hutan, pacuan kuda serasa terisi suatu tenaga, asupan energi ketika dia bertapa, lemas terasa iya lupakan, jalan panjang berliku, dan pohon dan tumbuhan serta seribu rintangan menganggunya, setiap semak mereka lewati dengan sempurna, mata tertuju didepan terasa hutan mulai dekat dengannya, ada simbol cahaya yang menarik mereka untuk segera sampai di tujuan.

Ular melingkar menghadang perjalanannya.

Menghadang perjalanan mereka, mereka tetap mencoba mengusir ular itu pergi dengan sendirinya, tanpa menyakitinya, bahwa mereka merasa ini semua halangan yang akan mengganggunya supaya mereka berhasil untuk melalui semuanya, mereka mencoba membuat ular pergi dengan sebuah api yang mereka buat dengan gesekan batu dengan batu yang diberikan selembar kelaras daun yang kering, ular hilang seketika, mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju tengah hutan itu, tak disangka halangan itu muncul lagi, terdapat sepuluh pohon yang tumbang salah satu pohon itu terdapat sebuah pohon yang amat besar yang menghalanginya, mereka berdua mendorong satu persatu, dan tertinggal lah satu pohon yang besar, tak disangka di depan terdapat sungai yang begitu dalam dan air begitu deras untuk dilewati.

" Arya ini gimana, kita sudah mampu mengusir Ular dengan api, tetapi yang ini makin sulit dan makin berat." Ucap Wardani

" Sungai itu sangat dalam, lihat airnya mengalir dengan deras." Jawab Arya

" Aku baru tau apa gunanya pohon ini, kita dorong ke sungai, kita naikin diatasnya untuk melewati sungai itu, pohon ini berat pasti pohon akan mampu menahan air sederas itu, kita gunakan ranting yang ada daunnya untuk dayungnya, ayo kita dorong pohon ini." Ucap Wardani

" Kamu sangat pandai dan cerdik, ayo buruan." Jawab Arya

Mereka berdua mengayun ranting daun agar pohon untuk menuju ke daratan di depannya, dengan ranting berdaun mereka mampu sampai di tepi daratan tujuannya.

mereka melanjutkan perjalanannya dengan gesit, sesampai ditengah perjalanan mereka melewati hutan yang beribu -beribu ulat yang nampak di pohon dan disekujur dekatnya, mereka melewati dengan hati-hati dan membuang yang menghalangi di depannya, mereka mampu melewati hutan yang penuh beribu ulat itu, seketika itu perjalanannya terus terganggu dengan adanya jalan bercabang tiga, yang di sana terdapat petunjuk berapa hewan yang akan ia selesaikan.

" Wardani lihat didepan terdapat tiga jalan, satu arah ke kanan, satu ke kiri dan lurus, apa yang harus kita lakukan. " Ucap Wardani

" Tenang Arya aku juga memikirkannya, harus memilih yang mana." Jawab Wardani

" Lihat dibalik Jalan itu, disebelah kanan terdapat sebuah anak kijang yang sedang tertidur dengan induknya, dan di arah kiri terdapat bunga yang sedang di inggapi para lebah, dan di bagian depan kita terdapat hewan kunang-kunang yang berterbangan. " Ucap Arya

" Arya coba kita pikir, akankah kita setelah ini melakukan tapa di tengah hutan belantara yang dibawah kita terdapat sesuatu yang kita belum tau, yang akan kita lakukan di malam hari, malam hari itu berkenaan dengan hewan kunang yang keluar di malam hari, jadi kita lewat jalur lurus itu untuk ke tengah hutan, kamu setuju." Jawab Wardani

" Memang benar, aku setuju dengan pendapatmu, juga masuk akal karena Kunang-kunang keluar saat malam hari, ayo buruan. " Ucap Arya

" Ayo. " Jawab Wardani

Mereka melanjutkan perjalanannya, mereka beristirahat dulu sejenak, tenaganya terkuras dengan halang yang begitu panjang dilewati, mereka mencari sebuah makanan dan minuman yang terdapat di sekitar mereka beristirahat, mereka memakan tumbuhan yang mampu mereka makan dan air dari tumbuhan yang dapat mereka minum, sambil memikirkan satu lagi halang yang mereka temukan di perjalanan selanjutnya.

" Apa yang harus kita lakukan lagi Wardani." Ucap Arya

" Aku juga belum tau Arya, aku capek dan terasa tubuhku lemas tak kuat." Jawab Wardani

" Wardani jangan menyerah kita sudah melewati banyak rintangan, maka akan sia-sia perjuangan kita jika kita putus asa." Ucap Arya

" Benar yang kau kata. " Jawab Wardani

" Terus kita gimana ini. " Ucap Arya

" Sabar Arya kita ikuti jalan ini, jika di depan ada rintangan terbaru maka kita siap-siap untuk berfikir untuk menemukannya jalan menuju ke tengah hutan itu, hutan gua Anoman." Jawab Wardani

" Ayo kita lanjutkan perjalanan kita." Ucap Arya

" Mari, semangat dan jangan patang menyerah, lihatlah dan bayangkan bahwa hutan itu sudah di depanmu." Jawab Wardani

Mereka melanjutkan perjalanan, langkah kaki pun iya kencangkan, dan semangat mengembara untuk segera ke tempat tujuan, semak semakin tinggi menjulang, pohon -pohon makin besar dan bersarang burung gagak disekitarnya, tumbuhan serasa hidup berwarna hitam peka, aura mistis makin muncul dan seram, bulu roma naik seketika.

Tiba-tiba angin ribut datang menghampiri mereka, mereka menahan dengan kedua tangannya yang berada di atas kepalanya, angin semakin maju semakin kencang yang membawanya terbang melayang, Berputar-putar diatas langit, dan terjatuh di hutan yang berbeda. Tak disangka mereka pingsan di hutan para kera, setelah mereka bangun banyaknya kera yang terdapat di hutan itu, ada yang bergelantungan, berkumpul dan beranekagama serta lain-lain, disaat mereka terbangun mereka kaget, mereka sudah di kerumunni kera dan mereka kebinggungan untuk bergerak.

Mata terbuka.

" Ah Arya bangun." Ucap Wardani

" Apa." Jawab Arya langsung menjadi satu di belakang Wardani

" Banyak kera di sekitar hutan ini, dia mengelilingi kita, kita keburu lari dari sini. " Ucap Wardani

" Iya kita lari kemana." Jawab Arya

" Kita lari kesana. " Ucap Wardani

" Ayo buruan. " Jawab Arya

Mereka berlari dan para kera mengejar di berbagai arah, mereka kebinggungan sambil berlari untuk bersembunyi dimana. Entak tak tau apa yang mereka lakukan.

" Wardani ayo buruan lari kencang, lihat di berbagai sudut terdapat kera yang mengejar kita." Ucap Arya

" Arya aku tak kuat lagi, dia mengejar kita terus dan ketika kita berlari, aku harap ada tempat untuk bersembunyi." Jawab Wardani

" Terus berlari, aku yakin bahwa didepan terdapat suatu tempat untuk bersembunyi sementara." Ucap Arya

" Aku coba untuk kuat dan berlari." Jawab Wardani

Mereka terus berlari dan berlari dan akhirnya mereka menemukan sebuah semak yang belum ia temui sebelumnya.

" Lihat Wardani kita sembunyi semak disana sementara, untuk terhindar dari para gerombolan kera. " Ucap Arya

" Ayo cepat sebelum ia menemukan kita. " Jawab Wardani

" Aduh capek rasanya." Ucap Arya dengan suara ngos-ngosan

" Ahh aku capek tenaga ku terkuras." Jawab Wardani

" Kita harus cepat, sebentar lagi malam akan tiba kita harus sampai disana sebelum tengah malam." Ucap Arya

" Aku juga berfikir begitu Arya." Jawab Wardani

"Sekarang kita harus gimana." Ucap Arya

" Coba pikir, kita sampai disini secara tiba-tiba dengan angin besar itu, pasti ini petunjuk, sesampai di sini terdapat sebuah hutan yang penuh kera, jadi kera adalah petunjuknya." Jawab Wardani

" Terus apa kaitannya dengan kera. " Ucap Arya

" Kitakan mau membuka pintu gua Anoman, agar terlihat oleh mata kita, Anomankan seekor kera putih, untuk sesuatu yang kita ambil belum tentu seperti apa wujudnya, semoga aja kita menemukannya. " Jawab Wardani

" Semoga aja kita segera mendapatkan petunjuk, lihat para kera menuju kesini, berdiamlah." Ucap Arya

" Iya Arya." Jawab Wardani

" Kita tunggu para kera pergi mencari makan dan meninggalkan kita, baru kita cari petunjuk itu." Ucap Arya

" Iya aku setuju dengan pendapatmu." Jawab Wardani

Tak lama para kera meninggalkan sejenak, karena mereka tidak mengetahui mereka Bersembunyi, Tiba-tiba tangan Wardani tersungkur di sebalah nya, semak itu membuka pintu seperti gua, Wardani kaget dan penasaran didalam gua tersebut. Mereka membersikan di depan pintu gua sebelum membukanya.

" Arya Tanganku tersungkur, tolong Tarik aku." Ucap Wardani

" Aku tarik bersiaplah. " Jawab Arya

" Ternyata terdapat lubang disitu." Ucap Wardani

" Lupakan." Jawab Arya

" Lihat semak itu membuka sebuah pintu gua. " Ucap Arya

" Iya Arya ayo kita lihat, coba lihat di sini terdapat tulisan aksara Jawa dan tertulis gua kera." Jawab Wardani sambil mengusap dan memegang gambar kera

" Wardani terbuka disaat kau mengusapnya. " Ucap Arya

" Terbuka, ayo masuk kedalam cari apa yang kau temukan didalam setelah dapat kita secepat keluar dari gua kera ini. " Jawab Wardani

Mereka memasuki gua kera tersebut, obor api di setiap kiri kanan yang menerangi jalan masuk ke gua, kelelawar yang bergelantungan serta terbang kesana kemari, serta suara menggema seperti kera yang terdengar keras di telinganya, sesampai di tengah gua, mereka menemukan sebuah patung gepeng kecil yang berbentuk kera putih anoman, yang menyala putih sinar terang tersilau di matanya.

" Itu yang kita cari sebuah patung anoman kecil yang berbentuk gepeng." Ucap Wardani

" Begitu indah dan memukau sekali dia." Jawab Arya

" Aku mau mengambilnya dulu kau tunggu di sini Arya." Ucap Wardani

" Hati-hati." Jawab Wardani

Wardani mengambil di rak kera itu, sinar hilang disaat diangkat Wardani, seketika gua tergoncang terasa mau runtuh, mereka tergoyang ia segera keluar meninggalkan gua itu.

" Wardani ayo buruan, Gua tergoyang terasa mau runtuh cepat." Ucap Arya

" Ayo Arya berlari." Jawab Wardani

" Cepat pintu sebentar lagi tertutup." Ucap Arya

" Ayo...!!! Jawab Wardani

Pintu gua kera tertutup dan kembali menutup oleh semak -semak itu.

" Untungnya kita sudah diluar gua, kita langsung lari kesana saja sebelum para kera mengetahui kita. " Ucap Wardani

" Iya ayo berlari secepat mungkin."Jawab Arya

" Akhirnya kita sudah keluar di hutan para kera itu, lihat itu, hutan belantara yang kita cari, ayo kita tinggal selangkah lagi." Ucap Wardani

" Iya, Wardani ayo segera kesana dan nanti kita bisa istilahat disana sebentar." Jawab Arya

Mereka melangkah untuk menuju di tengah hutan tempat tujuan mereka, hutan sudah di depan mata, mereka berhasil menemukan kunci, mereka tinggal untuk membuka gua anoman.

Malam tiba.

" Akhirnya kita sampai disitu dengan sisa waktunya, kita bisa istirahat sebentar Wardani." Ucap Arya

" Iya kita butuh waktu sebentar untuk mengisi tenaga kita, jadi kita harus pintar-pintar mengisi tenaga. " Jawab Wardani

" Sebentar lagi waktu tengah malam akan tiba kita harus melakukan semua yang di bilang Nenek Ayu." Ucap Wardani

" Semua sudah siap, semua sudah lengkap." Jawab Arya

"Sebentar lagi waktu telah tiba kita segera menuju ketengah itu." Ucap Wardani

" Ayo kita segera kesana dan memulainya." Jawab Arya

" Sudah siap, kita mulai satukan tangan kita, pejamkan mata dan terdiam sampai ada sesuatu yang memberikan kita kode untuk membuka mata, perkiraan yang ku rasa kita membuka mata ketika kita terjadi aneh, siap ingat itu Arya." Ucap Wardani

" Iya aku akan dengar dan ingat apa yang kau katakan tadi, ayo segera kita mulai." Jawab Arya

Mereka memulai, saling menggabungkan kedua tangan mereka, posisi berhadapan dengan kaki bersila, saling tarik dan dorong menahannya, suara semakin seram di tengah malam, serta sinar bulan yang gelap tanpa cahaya. Baung serigala semakin keras, burung hantu bersahutan, serta kunang-kunang saling berterbangan.

Tiba-tiba mereka terpental saling berjauhan, tanda mereka membuka matanya.

" Ah...." Ucap Wardani terpental Wardani bangun dan membangunkan Arya.

" Arya Bangun. "Ucap Wardani sambil mengerakkan badannya

" Apa yang terjadi." Jawab Arya

" Sudah bangun." Ucap Wardani

" Terus apa kita lakukan." Jawab Arya

" Bentar Arya, kita belum lihat ke tengah, dimana tempat kita bertapa, ayo kita coba check dulu." Ucap Wardani

" Iya coba kita lihat." Jawab Arya

" Lihat itu ada sebuah petak kotak yang berwarna abu hitam, disitu terdapat 6 tempat kunci yang sudah kita dapatkan." Ucap Wardani

" Terus 6 itu isinya apa, Disaat perjalanan tidak membawa kunci cuma patung Anoman berbentuk gepeng itu. " Jawab Arya

" Lihat salah satu huruf itu terdapat gambar patung, kita tinggal mengisi 5 huruf itu." Ucap Wardani

" Terus apa yang kau dapatkan dari perjalanan tadi, aku tak mengerti." Jawab Arya

" Coba ingat kita pertama dimana dan sampai mendapatkan patung anoman itu." Ucap Wardani

" Seingatku kita melakukan bersih diri di sungai dan seterusnya." Jawab Arya

" Benar sekali kau Arya." Ucap Wardani

" Terus apa yang kau maksud." Jawab Arya

" Coba kau pikir Arya kita bertapa di sungai, setelah itu kita bertemu seekor ular besar, setelah itu kita menemui pohon yang untuk menyebrang sungai kedaratan, setelah itu kita melewati hutan yang penuh dengan ulat, dan kita memilih jalan setapak yang ada hewan kunang-kunang yang berterbangan, itu jawabannya." Ucap Wardani

" Iya dari apa kita menemukan semuanya." Jawab Arya

" Sungai-ular-sungai-ulat-kunang-kunang dan patung anoman berbentuk gepeng, jadi huruf pertama kita isi dengan huruf S setelah itu U setelah itu S setelah itu U setelah itu K dan patung ini, jadi susuk anoman, Itu jawabannya Arya." Ucap Wardani

" Cerdas kau Wardani, cepat kau tuliskan huruf itu dan pasangkan patung anoman itu." Jawab Arya

Wardani mencoba menuliskan dan memasangkan patung anoman bentuk gepeng, menunggu lama yang membuat mereka gagal untuk membuka gua anoman agar nampak di mata.

" Arya tidak ada reaksi, gimana ini." Ucap Wardani

" Sabarlah." Jawab Arya

Lama-lama cahaya muncul disisi tulisan tersebut, cahaya putih kebiruan yang sangat terang pun muncul, tiba mereka melihat gua di depan matanya, mereka merasa berhasil untuk membuka Pintu gua anoman.

" Lihat Arya, wau gua anoman, begitu seram, indah dan memukau pemandangan." Ucap Wardani

" Wau... Amazing." Jawab Arya

"Ayo buruan masuk untuk menemui Nenek Ayu didalam gua Anoman." Ucap Wardani

" Buruan aku tak sabar untuk mendapatkan yang kita inginkan." Jawab Arya

Mereka memasuki Gua anoman dan ingin segera melanjutkan tahap selanjutnya. Apakah yang akan di berikan Nenek Ayu kepada mereka?.

###

Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian.

Karena vote, like dan share adalah penting untuk saya.

Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan

Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....

Matur suwun salam oc ( ochim chim)

Terpopuler

Comments

wini nurwulan

wini nurwulan

ada quiz nya he

2021-07-03

1

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1 GADIS BURUK RUPA
2 CHAPTER 2 KAYU BAKAR DI HUTAN BELANTARA
3 CHAPTER 3 ULAH TRIMOKO
4 CHAPTER 4 JENG AYU PERTAMA
5 CHAPTER 5 BAIK HATI HARTONO
6 CHAPTER 6 MBAK WARSI
7 CHAPTER 7 PARWATI
8 CHAPTER 8 PENDIRIAN WARDANI
9 CHAPTER 9 PARWATI DIUSIR
10 CHAPTER 10 MENFINTNAH WARDANI
11 CHAPTER 11 JASMIN SANG PENGKHIANAT
12 CHAPTER 12 HARTONO TAK TAKLUK
13 CHAPTER 13 MEMPERKOSA WARDANI
14 CHAPTER 14 KUNCI GUA ANOMAN
15 CHAPTER 15 SUSUK ANOMAN
16 CHAPTER 16 HILANGNYA WARDANI DAN ARYA
17 CHAPTER 17 MENEMUI NENEK AYU
18 CHAPTER 18 KEMBALINYA WARDANI DAN ARYA
19 CHAPTER 19 KELUARNYA WARDANI DAN ARYA
20 CHAPTER 20 JENG AYU DUA
21 CHAPTER 21 KEMARAHAN TRIMOKO
22 CHAPTER 22 PERASAAN HARTONO
23 CHAPTER 23 KEDATANGAN RAHMA
24 CHAPTER 24 TUMBAL KEKASIH
25 CHAPTER 25 KERESAHAN WARGA DESA
26 CHAPTER 26 KEMATIAN SOFYAN
27 CHAPTER 27 DENDAM ARYA 1
28 CHAPTER 28 KEMATIAN ARMAN
29 CHAPTER 29 KEMARAHAN TRIMOKO 2
30 CHAPTER 30 TUMBAL KEMBAR
31 CHAPTER 31 LURAH DARSO JATUH HATI
32 CHAPTER 32 KERIBUTAN 4 ISTRI LURAH DARSO
33 CHAPTER 33 SELINGKUH
34 CHAPTER 34 RINDU DI JODOHKAN
35 CHAPTER 35 TUMBAL JASMINE SI ANAK KOTA
36 CHAPTER 36 PINANGAN RINDU
37 CHAPTER 37 KEKHAWATIRAN BIYUNG SUMI
38 CHAPTER 38 PERNIKAHAN ARYA DAN RINDU
39 CHAPTER 39 PERPINDAHAN WARDANI
40 CHAPTER 40 BERCINTA DENGAN WARDANI
41 CHAPTER 41 KECURIGAAN MARNO
42 CHAPTER 42 KEMATIAN MARNO
43 CHAPTER 43 FITNAH KEJAM KEPADA AISYAH
44 CHAPTER 44 SIKSA RINDU
45 CHAPTER 45 SADIS TERHADAP KELUARGA ARYA
46 CHAPTER 46 KEMARAHAN ARYA 2
47 CHAPTER 47 TUMBAL ZAINAB
48 CHAPTER 48 KEHAMILAN RINDU
49 CHAPTER 49 TUMBAL BAYI RINDU
50 CHAPTER 50 TEROR BAYI RINDU
51 CHAPTER 51 TEROR TRIMOKO
52 CHAPTER 52 RINDU TERGONCANG
53 CHAPTER 53 RINDU DI PASUNG
54 CHAPTER 54 LARAS HAMIL
55 CHAPTER 55 LARAS BUNUH DIRI
56 CHAPTER 56 RENCANA MEMBUNUH NENEK AYU
57 CHAPTER 57 RENCANA DI GUA ANOMAN
58 CHAPTER 58 KUNCI KEMATIAN
59 CHAPTER 59 KEMATIAN NENEK AYU
60 CHAPTER 60 KEPULANGQN WARDANI
61 CHAPTER 61 PENGHISAPAN MANTRA
62 CHAPTER 62 PENYAMBUTAN RENALDI DAN IBU
63 CHAPTER 63 KEMARAHAN BIYING SUMI 2
64 CHAPTER 64 KEBOHONGAN BIYUNG SUMI
65 CHAPTER 65 KECURIGAAN WARDANI
66 CHAPTER 66 KAMAR RAHASIA
67 CHAPTER 67 KEMATIAN RAHARJA
68 CHAPTER 68 PENGANTI RAHARJA
69 CHAPTER 69 RITUAL ARWAJA
70 CHAPTER 70 RITUAL PERSEMBAHAN
71 CHAPTER 71 TIGA BERSAUDARA
72 CHAPTER 72 MASUK PERANGKAP
73 CHAPTER 73 JAWABAN KEMATIAN
74 CHAPTER 74 AMARAH
75 CHAPTER 75 WAJAH SETAN
76 CHAPTER 76 PERNIKAHAN AMAR
77 CHAPTER 77 KEMATIAN AMAR
78 CHAPTER 78 SALING BERSAING
79 CHAPTER 79 PENGABDI SETAN
80 CHAPTER 80 TURUN RANJANG
81 CHAPTER 81 MATI KEJAM
82 CHAPTER 82 RAHASIA TERDIAM
83 CHAPTER 83 MAYAT HIDUP
84 CHAPTER 84 BERMAIN API
85 CHAPTER 85 TEROR WARDANI 2
86 CHAPTER 86 KEBAHAGIAN BIYUNG SUMI
87 CHAPTER 87 KECURIGAAN WARDANI 2
88 CHAPTER 88 JANJI AMOR
89 CHAPTER 89 MASUK KANDANG MACAN
90 CHAPTER 90 PERNIKAHAN AMOR
91 CHAPTER 91 KECURIGAAN BIYUNG ZUBAIDAH
92 CHAPTER 92 TERBONGKAR RAHASIA
93 CHAPTER 93 KEMATIAN AMOR
94 CHAPTER 94 HUKUMAN PEDIH
95 CHAPTER 95 HUKUMAN
96 CHAPTER 96 DUKUN
97 CHAPTER 97 MURKA DUKUN
98 CHAPTER 98 BERMUKA DUA BIYUNG ZUBAIDAH
99 CHAPTER 99 CINTA MATI
100 CHAPTER 100 TUBUHNYA TERBAKAR
101 CHAPTER 101 BERDUSTA
102 CHAPTER 102 SENJATA MAKAN TUAN
103 CHAPTER 103 PEMBUNUH PEMUDA
104 CHAPTER 104 PERNIKAHAN LURAH DAN WARDANI
105 CHAPTER 105 MENJADI NYONYA
106 CHAPTER 106 BABU
107 CHAPTER 107 KEBUSUKAN TERBONGKAR
108 CHAPTER 108 TERPESONA
109 CHAPTER 109 KEKASIH GELAP
110 CHAPTER 110 TERGODA
111 CHAPTER 111 SELINGKUH
112 CHAPTER 112 DI JODOHKAN
113 CHAPTER 113 MENGAMBIL KEPUTUSAN
114 CHAPTER 114 MEMINANG RANI
115 CHAPTER 115 PERNIKAHAN TRIMOKO DAN RANI
116 CHAPTER 116 BOYONG
117 CHAPTER 117 KDRT
118 CHAPTER 118 KERINDUAN LAKSONO
119 CHAPTER 119 CINTA TERLARANG
120 CHAPTER 120 KELAKUANNYA BIYUNG SUMI
121 CHAPTER 121 INGKAR JANJI
122 CHAPTER 122 RENCANA ARYA
123 CHAPTER 123 KEMARAHAN LURAH DARSO
124 CHAPTER 124 ULAH ARYA
125 CHAPTER 125 TERBONGKAR
126 CHAPTER 126 KEMATIAN BIYUNG ZUBAIDAH
127 CHAPTER 127 RINDU TERINGAT
128 CHAPTER 128 CEMBURU
129 CHAPTER 129 DI MANFAATKAN
130 CHAPTER 130 SALING BEREBUT
131 CHAPTER 131 PEMBUNUHAN EYANG NARNI
132 CHAPTER 132 KERJASAMA
133 CHAPTER 133 PENCARIAN PEMBUNUHAN EYANG NARNI
134 CHAPTER 134 KEMATIAN SEMUA KOMPLOTAN TRIMOKO
135 CHAPTER 135 PENGAKUAN PARWATI
136 CHAPTER 136 PERANG SEDARAH
137 CHAPTER 137 KEMATIAN ARYA
138 CHAPTER 138 DENDAM TERBALASKAN
139 CHAPTER 139 KEMATIAN TRIMOKO
140 CHAPTER 140 KISAH CINTANYA
141 FLASHBACK
142 PROLOG SA
143 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 143 Episodes

1
CHAPTER 1 GADIS BURUK RUPA
2
CHAPTER 2 KAYU BAKAR DI HUTAN BELANTARA
3
CHAPTER 3 ULAH TRIMOKO
4
CHAPTER 4 JENG AYU PERTAMA
5
CHAPTER 5 BAIK HATI HARTONO
6
CHAPTER 6 MBAK WARSI
7
CHAPTER 7 PARWATI
8
CHAPTER 8 PENDIRIAN WARDANI
9
CHAPTER 9 PARWATI DIUSIR
10
CHAPTER 10 MENFINTNAH WARDANI
11
CHAPTER 11 JASMIN SANG PENGKHIANAT
12
CHAPTER 12 HARTONO TAK TAKLUK
13
CHAPTER 13 MEMPERKOSA WARDANI
14
CHAPTER 14 KUNCI GUA ANOMAN
15
CHAPTER 15 SUSUK ANOMAN
16
CHAPTER 16 HILANGNYA WARDANI DAN ARYA
17
CHAPTER 17 MENEMUI NENEK AYU
18
CHAPTER 18 KEMBALINYA WARDANI DAN ARYA
19
CHAPTER 19 KELUARNYA WARDANI DAN ARYA
20
CHAPTER 20 JENG AYU DUA
21
CHAPTER 21 KEMARAHAN TRIMOKO
22
CHAPTER 22 PERASAAN HARTONO
23
CHAPTER 23 KEDATANGAN RAHMA
24
CHAPTER 24 TUMBAL KEKASIH
25
CHAPTER 25 KERESAHAN WARGA DESA
26
CHAPTER 26 KEMATIAN SOFYAN
27
CHAPTER 27 DENDAM ARYA 1
28
CHAPTER 28 KEMATIAN ARMAN
29
CHAPTER 29 KEMARAHAN TRIMOKO 2
30
CHAPTER 30 TUMBAL KEMBAR
31
CHAPTER 31 LURAH DARSO JATUH HATI
32
CHAPTER 32 KERIBUTAN 4 ISTRI LURAH DARSO
33
CHAPTER 33 SELINGKUH
34
CHAPTER 34 RINDU DI JODOHKAN
35
CHAPTER 35 TUMBAL JASMINE SI ANAK KOTA
36
CHAPTER 36 PINANGAN RINDU
37
CHAPTER 37 KEKHAWATIRAN BIYUNG SUMI
38
CHAPTER 38 PERNIKAHAN ARYA DAN RINDU
39
CHAPTER 39 PERPINDAHAN WARDANI
40
CHAPTER 40 BERCINTA DENGAN WARDANI
41
CHAPTER 41 KECURIGAAN MARNO
42
CHAPTER 42 KEMATIAN MARNO
43
CHAPTER 43 FITNAH KEJAM KEPADA AISYAH
44
CHAPTER 44 SIKSA RINDU
45
CHAPTER 45 SADIS TERHADAP KELUARGA ARYA
46
CHAPTER 46 KEMARAHAN ARYA 2
47
CHAPTER 47 TUMBAL ZAINAB
48
CHAPTER 48 KEHAMILAN RINDU
49
CHAPTER 49 TUMBAL BAYI RINDU
50
CHAPTER 50 TEROR BAYI RINDU
51
CHAPTER 51 TEROR TRIMOKO
52
CHAPTER 52 RINDU TERGONCANG
53
CHAPTER 53 RINDU DI PASUNG
54
CHAPTER 54 LARAS HAMIL
55
CHAPTER 55 LARAS BUNUH DIRI
56
CHAPTER 56 RENCANA MEMBUNUH NENEK AYU
57
CHAPTER 57 RENCANA DI GUA ANOMAN
58
CHAPTER 58 KUNCI KEMATIAN
59
CHAPTER 59 KEMATIAN NENEK AYU
60
CHAPTER 60 KEPULANGQN WARDANI
61
CHAPTER 61 PENGHISAPAN MANTRA
62
CHAPTER 62 PENYAMBUTAN RENALDI DAN IBU
63
CHAPTER 63 KEMARAHAN BIYING SUMI 2
64
CHAPTER 64 KEBOHONGAN BIYUNG SUMI
65
CHAPTER 65 KECURIGAAN WARDANI
66
CHAPTER 66 KAMAR RAHASIA
67
CHAPTER 67 KEMATIAN RAHARJA
68
CHAPTER 68 PENGANTI RAHARJA
69
CHAPTER 69 RITUAL ARWAJA
70
CHAPTER 70 RITUAL PERSEMBAHAN
71
CHAPTER 71 TIGA BERSAUDARA
72
CHAPTER 72 MASUK PERANGKAP
73
CHAPTER 73 JAWABAN KEMATIAN
74
CHAPTER 74 AMARAH
75
CHAPTER 75 WAJAH SETAN
76
CHAPTER 76 PERNIKAHAN AMAR
77
CHAPTER 77 KEMATIAN AMAR
78
CHAPTER 78 SALING BERSAING
79
CHAPTER 79 PENGABDI SETAN
80
CHAPTER 80 TURUN RANJANG
81
CHAPTER 81 MATI KEJAM
82
CHAPTER 82 RAHASIA TERDIAM
83
CHAPTER 83 MAYAT HIDUP
84
CHAPTER 84 BERMAIN API
85
CHAPTER 85 TEROR WARDANI 2
86
CHAPTER 86 KEBAHAGIAN BIYUNG SUMI
87
CHAPTER 87 KECURIGAAN WARDANI 2
88
CHAPTER 88 JANJI AMOR
89
CHAPTER 89 MASUK KANDANG MACAN
90
CHAPTER 90 PERNIKAHAN AMOR
91
CHAPTER 91 KECURIGAAN BIYUNG ZUBAIDAH
92
CHAPTER 92 TERBONGKAR RAHASIA
93
CHAPTER 93 KEMATIAN AMOR
94
CHAPTER 94 HUKUMAN PEDIH
95
CHAPTER 95 HUKUMAN
96
CHAPTER 96 DUKUN
97
CHAPTER 97 MURKA DUKUN
98
CHAPTER 98 BERMUKA DUA BIYUNG ZUBAIDAH
99
CHAPTER 99 CINTA MATI
100
CHAPTER 100 TUBUHNYA TERBAKAR
101
CHAPTER 101 BERDUSTA
102
CHAPTER 102 SENJATA MAKAN TUAN
103
CHAPTER 103 PEMBUNUH PEMUDA
104
CHAPTER 104 PERNIKAHAN LURAH DAN WARDANI
105
CHAPTER 105 MENJADI NYONYA
106
CHAPTER 106 BABU
107
CHAPTER 107 KEBUSUKAN TERBONGKAR
108
CHAPTER 108 TERPESONA
109
CHAPTER 109 KEKASIH GELAP
110
CHAPTER 110 TERGODA
111
CHAPTER 111 SELINGKUH
112
CHAPTER 112 DI JODOHKAN
113
CHAPTER 113 MENGAMBIL KEPUTUSAN
114
CHAPTER 114 MEMINANG RANI
115
CHAPTER 115 PERNIKAHAN TRIMOKO DAN RANI
116
CHAPTER 116 BOYONG
117
CHAPTER 117 KDRT
118
CHAPTER 118 KERINDUAN LAKSONO
119
CHAPTER 119 CINTA TERLARANG
120
CHAPTER 120 KELAKUANNYA BIYUNG SUMI
121
CHAPTER 121 INGKAR JANJI
122
CHAPTER 122 RENCANA ARYA
123
CHAPTER 123 KEMARAHAN LURAH DARSO
124
CHAPTER 124 ULAH ARYA
125
CHAPTER 125 TERBONGKAR
126
CHAPTER 126 KEMATIAN BIYUNG ZUBAIDAH
127
CHAPTER 127 RINDU TERINGAT
128
CHAPTER 128 CEMBURU
129
CHAPTER 129 DI MANFAATKAN
130
CHAPTER 130 SALING BEREBUT
131
CHAPTER 131 PEMBUNUHAN EYANG NARNI
132
CHAPTER 132 KERJASAMA
133
CHAPTER 133 PENCARIAN PEMBUNUHAN EYANG NARNI
134
CHAPTER 134 KEMATIAN SEMUA KOMPLOTAN TRIMOKO
135
CHAPTER 135 PENGAKUAN PARWATI
136
CHAPTER 136 PERANG SEDARAH
137
CHAPTER 137 KEMATIAN ARYA
138
CHAPTER 138 DENDAM TERBALASKAN
139
CHAPTER 139 KEMATIAN TRIMOKO
140
CHAPTER 140 KISAH CINTANYA
141
FLASHBACK
142
PROLOG SA
143
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!