Malam itu setelah Wardani dan Arya mendapatkan semua persyaratannya, mereka berdua menyiapkan segala apapun untuk menemukan gua Anoman yang mistis tak terlihat oleh mata, mereka bersiap untuk melanjutkan serta tak sabar untuk mendapatkan ilmu dari Nenek Ayu. Derasnya air yang mengalir di sungai, air yang jernih yang nampak bayangannya. Mereka memulai persyaratan demi persyaratan. Mereka melakukan bersih diri mandi di sungai yang berada di hutan untuk membersihkan kotoran yang ada di tubuhnya.
" Arya mari kita membersihkan diri di sungai itu, untuk tahap pertama. " Ucap Wardani
" Iya mari Wardani, aku siap. " Jawab Arya
Mereka menuju dan merasakan sejuknya air yang menguyur di seluruh tubuhnya, membersihkan semua kotoran agar bersih dari hal yang menganggu ilmu yang akan didapatkan.
" Sungguh senang sekali aku merasakan air sejernih dan sedingin ini, ternyata ditengah hutan terdapat sungai sakral yang aku rasakan." Ucap Wardani
" Iya Wardani, aku juga merasakan kesejukan air disini, terasa di tubuhku seperti terguyur es yang tak dingin tetapi sejuk. " Jawab Arya
" Setelah ini kita bersiap bertapa di sungai, kau siap Arya. " Ucap Wardani
" Aku juga siap Wardani. " Jawab Arya
" Ingat ketika kita bertapa kita harus tahan apapun yang menganggu kita, jika tapa sukses kita terjatuh tertidur, ingat itu Arya." Ucap Wardani
" Iya siap, jaga dari apapun yang menganggu tapa kita. " Jawab Arya
" Kita mulai dari sekarang, ayo menuju keatas batu itu." Ucap Wardani
Mereka akhirnya menuju ke atas batu, batu yang besar hitam mengkilat halus, kaki tertekuk, tangan di atas paha dengan arah keatas, dada tegap, suasana makin seram dan tanpa suara, suara seram seketika datang secara bergantian, dan hewan-hewan melata semua bermunculan, serta setan-setan hutan belantara semua keluar hanya untuk menganggu tapa mereka berdua, lambat laun semua tahap ia mampu melewati dengan baik, semua pengganggu hilang sendiri-sendiri entah kemana, rasa-rasanya ia menunggu puncak dari tapanya, menunggu mereka terjatuh tertidur ke belakang atau kesamping kanan dan kiri. Akhirnya mereka merasa badannya tertaruh di atas tanah, mereka mencoba membuka matanya, ternyata tapa mereka berhasil.
" Akhirnya kita berhasil, tahap bertapa ini. " Ucap Wardani
" Iya aku sangat senang dan bangga kita mampu melewatinya. " Jawab Arya
" Iya kita tinggal melakukan tahap selanjutnya, sebelum itu kita cari tempat yang tepat untuk membuka mata kita melihat gua Anoman." Ucap Wardani
" Betul yang kau ucapkan, mari kita menuju ke tengah hutan itu untuk memperkirakan dimana tempat yang pas untuk kita menunggu tapa di atasnya. " Jawab Arya
" Ayo buruan pergi ke hutan kita butuh waktu untuk menuju ketempat itu, " Ucap Wardani
" Ayo kita buruan berjalan." Jawab Arya
Mereka berdua berlari untuk menuju ke tengah hutan, pacuan kuda serasa terisi suatu tenaga, asupan energi ketika dia bertapa, lemas terasa iya lupakan, jalan panjang berliku, dan pohon dan tumbuhan serta seribu rintangan menganggunya, setiap semak mereka lewati dengan sempurna, mata tertuju didepan terasa hutan mulai dekat dengannya, ada simbol cahaya yang menarik mereka untuk segera sampai di tujuan.
Ular melingkar menghadang perjalanannya.
Menghadang perjalanan mereka, mereka tetap mencoba mengusir ular itu pergi dengan sendirinya, tanpa menyakitinya, bahwa mereka merasa ini semua halangan yang akan mengganggunya supaya mereka berhasil untuk melalui semuanya, mereka mencoba membuat ular pergi dengan sebuah api yang mereka buat dengan gesekan batu dengan batu yang diberikan selembar kelaras daun yang kering, ular hilang seketika, mereka melanjutkan perjalanan untuk menuju tengah hutan itu, tak disangka halangan itu muncul lagi, terdapat sepuluh pohon yang tumbang salah satu pohon itu terdapat sebuah pohon yang amat besar yang menghalanginya, mereka berdua mendorong satu persatu, dan tertinggal lah satu pohon yang besar, tak disangka di depan terdapat sungai yang begitu dalam dan air begitu deras untuk dilewati.
" Arya ini gimana, kita sudah mampu mengusir Ular dengan api, tetapi yang ini makin sulit dan makin berat." Ucap Wardani
" Sungai itu sangat dalam, lihat airnya mengalir dengan deras." Jawab Arya
" Aku baru tau apa gunanya pohon ini, kita dorong ke sungai, kita naikin diatasnya untuk melewati sungai itu, pohon ini berat pasti pohon akan mampu menahan air sederas itu, kita gunakan ranting yang ada daunnya untuk dayungnya, ayo kita dorong pohon ini." Ucap Wardani
" Kamu sangat pandai dan cerdik, ayo buruan." Jawab Arya
Mereka berdua mengayun ranting daun agar pohon untuk menuju ke daratan di depannya, dengan ranting berdaun mereka mampu sampai di tepi daratan tujuannya.
mereka melanjutkan perjalanannya dengan gesit, sesampai ditengah perjalanan mereka melewati hutan yang beribu -beribu ulat yang nampak di pohon dan disekujur dekatnya, mereka melewati dengan hati-hati dan membuang yang menghalangi di depannya, mereka mampu melewati hutan yang penuh beribu ulat itu, seketika itu perjalanannya terus terganggu dengan adanya jalan bercabang tiga, yang di sana terdapat petunjuk berapa hewan yang akan ia selesaikan.
" Wardani lihat didepan terdapat tiga jalan, satu arah ke kanan, satu ke kiri dan lurus, apa yang harus kita lakukan. " Ucap Wardani
" Tenang Arya aku juga memikirkannya, harus memilih yang mana." Jawab Wardani
" Lihat dibalik Jalan itu, disebelah kanan terdapat sebuah anak kijang yang sedang tertidur dengan induknya, dan di arah kiri terdapat bunga yang sedang di inggapi para lebah, dan di bagian depan kita terdapat hewan kunang-kunang yang berterbangan. " Ucap Arya
" Arya coba kita pikir, akankah kita setelah ini melakukan tapa di tengah hutan belantara yang dibawah kita terdapat sesuatu yang kita belum tau, yang akan kita lakukan di malam hari, malam hari itu berkenaan dengan hewan kunang yang keluar di malam hari, jadi kita lewat jalur lurus itu untuk ke tengah hutan, kamu setuju." Jawab Wardani
" Memang benar, aku setuju dengan pendapatmu, juga masuk akal karena Kunang-kunang keluar saat malam hari, ayo buruan. " Ucap Arya
" Ayo. " Jawab Wardani
Mereka melanjutkan perjalanannya, mereka beristirahat dulu sejenak, tenaganya terkuras dengan halang yang begitu panjang dilewati, mereka mencari sebuah makanan dan minuman yang terdapat di sekitar mereka beristirahat, mereka memakan tumbuhan yang mampu mereka makan dan air dari tumbuhan yang dapat mereka minum, sambil memikirkan satu lagi halang yang mereka temukan di perjalanan selanjutnya.
" Apa yang harus kita lakukan lagi Wardani." Ucap Arya
" Aku juga belum tau Arya, aku capek dan terasa tubuhku lemas tak kuat." Jawab Wardani
" Wardani jangan menyerah kita sudah melewati banyak rintangan, maka akan sia-sia perjuangan kita jika kita putus asa." Ucap Arya
" Benar yang kau kata. " Jawab Wardani
" Terus kita gimana ini. " Ucap Arya
" Sabar Arya kita ikuti jalan ini, jika di depan ada rintangan terbaru maka kita siap-siap untuk berfikir untuk menemukannya jalan menuju ke tengah hutan itu, hutan gua Anoman." Jawab Wardani
" Ayo kita lanjutkan perjalanan kita." Ucap Arya
" Mari, semangat dan jangan patang menyerah, lihatlah dan bayangkan bahwa hutan itu sudah di depanmu." Jawab Wardani
Mereka melanjutkan perjalanan, langkah kaki pun iya kencangkan, dan semangat mengembara untuk segera ke tempat tujuan, semak semakin tinggi menjulang, pohon -pohon makin besar dan bersarang burung gagak disekitarnya, tumbuhan serasa hidup berwarna hitam peka, aura mistis makin muncul dan seram, bulu roma naik seketika.
Tiba-tiba angin ribut datang menghampiri mereka, mereka menahan dengan kedua tangannya yang berada di atas kepalanya, angin semakin maju semakin kencang yang membawanya terbang melayang, Berputar-putar diatas langit, dan terjatuh di hutan yang berbeda. Tak disangka mereka pingsan di hutan para kera, setelah mereka bangun banyaknya kera yang terdapat di hutan itu, ada yang bergelantungan, berkumpul dan beranekagama serta lain-lain, disaat mereka terbangun mereka kaget, mereka sudah di kerumunni kera dan mereka kebinggungan untuk bergerak.
Mata terbuka.
" Ah Arya bangun." Ucap Wardani
" Apa." Jawab Arya langsung menjadi satu di belakang Wardani
" Banyak kera di sekitar hutan ini, dia mengelilingi kita, kita keburu lari dari sini. " Ucap Wardani
" Iya kita lari kemana." Jawab Arya
" Kita lari kesana. " Ucap Wardani
" Ayo buruan. " Jawab Arya
Mereka berlari dan para kera mengejar di berbagai arah, mereka kebinggungan sambil berlari untuk bersembunyi dimana. Entak tak tau apa yang mereka lakukan.
" Wardani ayo buruan lari kencang, lihat di berbagai sudut terdapat kera yang mengejar kita." Ucap Arya
" Arya aku tak kuat lagi, dia mengejar kita terus dan ketika kita berlari, aku harap ada tempat untuk bersembunyi." Jawab Wardani
" Terus berlari, aku yakin bahwa didepan terdapat suatu tempat untuk bersembunyi sementara." Ucap Arya
" Aku coba untuk kuat dan berlari." Jawab Wardani
Mereka terus berlari dan berlari dan akhirnya mereka menemukan sebuah semak yang belum ia temui sebelumnya.
" Lihat Wardani kita sembunyi semak disana sementara, untuk terhindar dari para gerombolan kera. " Ucap Arya
" Ayo cepat sebelum ia menemukan kita. " Jawab Wardani
" Aduh capek rasanya." Ucap Arya dengan suara ngos-ngosan
" Ahh aku capek tenaga ku terkuras." Jawab Wardani
" Kita harus cepat, sebentar lagi malam akan tiba kita harus sampai disana sebelum tengah malam." Ucap Arya
" Aku juga berfikir begitu Arya." Jawab Wardani
"Sekarang kita harus gimana." Ucap Arya
" Coba pikir, kita sampai disini secara tiba-tiba dengan angin besar itu, pasti ini petunjuk, sesampai di sini terdapat sebuah hutan yang penuh kera, jadi kera adalah petunjuknya." Jawab Wardani
" Terus apa kaitannya dengan kera. " Ucap Arya
" Kitakan mau membuka pintu gua Anoman, agar terlihat oleh mata kita, Anomankan seekor kera putih, untuk sesuatu yang kita ambil belum tentu seperti apa wujudnya, semoga aja kita menemukannya. " Jawab Wardani
" Semoga aja kita segera mendapatkan petunjuk, lihat para kera menuju kesini, berdiamlah." Ucap Arya
" Iya Arya." Jawab Wardani
" Kita tunggu para kera pergi mencari makan dan meninggalkan kita, baru kita cari petunjuk itu." Ucap Arya
" Iya aku setuju dengan pendapatmu." Jawab Wardani
Tak lama para kera meninggalkan sejenak, karena mereka tidak mengetahui mereka Bersembunyi, Tiba-tiba tangan Wardani tersungkur di sebalah nya, semak itu membuka pintu seperti gua, Wardani kaget dan penasaran didalam gua tersebut. Mereka membersikan di depan pintu gua sebelum membukanya.
" Arya Tanganku tersungkur, tolong Tarik aku." Ucap Wardani
" Aku tarik bersiaplah. " Jawab Arya
" Ternyata terdapat lubang disitu." Ucap Wardani
" Lupakan." Jawab Arya
" Lihat semak itu membuka sebuah pintu gua. " Ucap Arya
" Iya Arya ayo kita lihat, coba lihat di sini terdapat tulisan aksara Jawa dan tertulis gua kera." Jawab Wardani sambil mengusap dan memegang gambar kera
" Wardani terbuka disaat kau mengusapnya. " Ucap Arya
" Terbuka, ayo masuk kedalam cari apa yang kau temukan didalam setelah dapat kita secepat keluar dari gua kera ini. " Jawab Wardani
Mereka memasuki gua kera tersebut, obor api di setiap kiri kanan yang menerangi jalan masuk ke gua, kelelawar yang bergelantungan serta terbang kesana kemari, serta suara menggema seperti kera yang terdengar keras di telinganya, sesampai di tengah gua, mereka menemukan sebuah patung gepeng kecil yang berbentuk kera putih anoman, yang menyala putih sinar terang tersilau di matanya.
" Itu yang kita cari sebuah patung anoman kecil yang berbentuk gepeng." Ucap Wardani
" Begitu indah dan memukau sekali dia." Jawab Arya
" Aku mau mengambilnya dulu kau tunggu di sini Arya." Ucap Wardani
" Hati-hati." Jawab Wardani
Wardani mengambil di rak kera itu, sinar hilang disaat diangkat Wardani, seketika gua tergoncang terasa mau runtuh, mereka tergoyang ia segera keluar meninggalkan gua itu.
" Wardani ayo buruan, Gua tergoyang terasa mau runtuh cepat." Ucap Arya
" Ayo Arya berlari." Jawab Wardani
" Cepat pintu sebentar lagi tertutup." Ucap Arya
" Ayo...!!! Jawab Wardani
Pintu gua kera tertutup dan kembali menutup oleh semak -semak itu.
" Untungnya kita sudah diluar gua, kita langsung lari kesana saja sebelum para kera mengetahui kita. " Ucap Wardani
" Iya ayo berlari secepat mungkin."Jawab Arya
" Akhirnya kita sudah keluar di hutan para kera itu, lihat itu, hutan belantara yang kita cari, ayo kita tinggal selangkah lagi." Ucap Wardani
" Iya, Wardani ayo segera kesana dan nanti kita bisa istilahat disana sebentar." Jawab Arya
Mereka melangkah untuk menuju di tengah hutan tempat tujuan mereka, hutan sudah di depan mata, mereka berhasil menemukan kunci, mereka tinggal untuk membuka gua anoman.
Malam tiba.
" Akhirnya kita sampai disitu dengan sisa waktunya, kita bisa istirahat sebentar Wardani." Ucap Arya
" Iya kita butuh waktu sebentar untuk mengisi tenaga kita, jadi kita harus pintar-pintar mengisi tenaga. " Jawab Wardani
" Sebentar lagi waktu tengah malam akan tiba kita harus melakukan semua yang di bilang Nenek Ayu." Ucap Wardani
" Semua sudah siap, semua sudah lengkap." Jawab Arya
"Sebentar lagi waktu telah tiba kita segera menuju ketengah itu." Ucap Wardani
" Ayo kita segera kesana dan memulainya." Jawab Arya
" Sudah siap, kita mulai satukan tangan kita, pejamkan mata dan terdiam sampai ada sesuatu yang memberikan kita kode untuk membuka mata, perkiraan yang ku rasa kita membuka mata ketika kita terjadi aneh, siap ingat itu Arya." Ucap Wardani
" Iya aku akan dengar dan ingat apa yang kau katakan tadi, ayo segera kita mulai." Jawab Arya
Mereka memulai, saling menggabungkan kedua tangan mereka, posisi berhadapan dengan kaki bersila, saling tarik dan dorong menahannya, suara semakin seram di tengah malam, serta sinar bulan yang gelap tanpa cahaya. Baung serigala semakin keras, burung hantu bersahutan, serta kunang-kunang saling berterbangan.
Tiba-tiba mereka terpental saling berjauhan, tanda mereka membuka matanya.
" Ah...." Ucap Wardani terpental Wardani bangun dan membangunkan Arya.
" Arya Bangun. "Ucap Wardani sambil mengerakkan badannya
" Apa yang terjadi." Jawab Arya
" Sudah bangun." Ucap Wardani
" Terus apa kita lakukan." Jawab Arya
" Bentar Arya, kita belum lihat ke tengah, dimana tempat kita bertapa, ayo kita coba check dulu." Ucap Wardani
" Iya coba kita lihat." Jawab Arya
" Lihat itu ada sebuah petak kotak yang berwarna abu hitam, disitu terdapat 6 tempat kunci yang sudah kita dapatkan." Ucap Wardani
" Terus 6 itu isinya apa, Disaat perjalanan tidak membawa kunci cuma patung Anoman berbentuk gepeng itu. " Jawab Arya
" Lihat salah satu huruf itu terdapat gambar patung, kita tinggal mengisi 5 huruf itu." Ucap Wardani
" Terus apa yang kau dapatkan dari perjalanan tadi, aku tak mengerti." Jawab Arya
" Coba ingat kita pertama dimana dan sampai mendapatkan patung anoman itu." Ucap Wardani
" Seingatku kita melakukan bersih diri di sungai dan seterusnya." Jawab Arya
" Benar sekali kau Arya." Ucap Wardani
" Terus apa yang kau maksud." Jawab Arya
" Coba kau pikir Arya kita bertapa di sungai, setelah itu kita bertemu seekor ular besar, setelah itu kita menemui pohon yang untuk menyebrang sungai kedaratan, setelah itu kita melewati hutan yang penuh dengan ulat, dan kita memilih jalan setapak yang ada hewan kunang-kunang yang berterbangan, itu jawabannya." Ucap Wardani
" Iya dari apa kita menemukan semuanya." Jawab Arya
" Sungai-ular-sungai-ulat-kunang-kunang dan patung anoman berbentuk gepeng, jadi huruf pertama kita isi dengan huruf S setelah itu U setelah itu S setelah itu U setelah itu K dan patung ini, jadi susuk anoman, Itu jawabannya Arya." Ucap Wardani
" Cerdas kau Wardani, cepat kau tuliskan huruf itu dan pasangkan patung anoman itu." Jawab Arya
Wardani mencoba menuliskan dan memasangkan patung anoman bentuk gepeng, menunggu lama yang membuat mereka gagal untuk membuka gua anoman agar nampak di mata.
" Arya tidak ada reaksi, gimana ini." Ucap Wardani
" Sabarlah." Jawab Arya
Lama-lama cahaya muncul disisi tulisan tersebut, cahaya putih kebiruan yang sangat terang pun muncul, tiba mereka melihat gua di depan matanya, mereka merasa berhasil untuk membuka Pintu gua anoman.
" Lihat Arya, wau gua anoman, begitu seram, indah dan memukau pemandangan." Ucap Wardani
" Wau... Amazing." Jawab Arya
"Ayo buruan masuk untuk menemui Nenek Ayu didalam gua Anoman." Ucap Wardani
" Buruan aku tak sabar untuk mendapatkan yang kita inginkan." Jawab Arya
Mereka memasuki Gua anoman dan ingin segera melanjutkan tahap selanjutnya. Apakah yang akan di berikan Nenek Ayu kepada mereka?.
###
Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian.
Karena vote, like dan share adalah penting untuk saya.
Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan
Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....
Matur suwun salam oc ( ochim chim)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
wini nurwulan
ada quiz nya he
2021-07-03
1