Semenjak Biyung mendengarkan rencana sahabat Wardani, tang akan di rencanankan sahabat-sahabat Wardani untuk menemukan Wardani bersama Mas Hartono, Biyung juga tidak mau ketinggalan merencanakan rencana yang akan membuat luka hati Wardani semakin sakit. Biyung akan melakukan bermacam cara agar Wardani segera marah dan putus asa agar segera memiliki dendam untuk membalas dendamnya serta segera untuk memakai susuk Anoman, Biyung tak sabar rencana ini akan berhasil sesuai dengan yang ia inginkan.
" Wardani, nanti Biyung Berkunjung ke rumah teman Biyung, bisa menemani Biyung, " Ucap Biyung.
" Maaf Biyung Wardani tidak bisa, Wardani nanti sudah ada janji dengan sahabat Wardani, " Jawab Wardani.
" Hahaha...!!! Memangnya Biyung tidak tau, kau mau kemana sayang, Biyung akan merencanakan buat kamu sayang, tunggu permainan Biyung, " Batin Biyung.
" ya sudah kalau begitu hati-hati dijalan ya, " Jawab Biyung.
" Iya Biyung, Terima kasih, maaf ya Biyung Wardani tidak bisa menemani, " Ucap Wardani.
"Abah nanti kita atur rencana, jangan lupa pikirkan buat nanti malam," Ucap Biyung.
" Iya Abah mengerti Biyung, " Jawab Abah.
" Siap, ya sudah ayo kita atur, " Ucap Biyung.
Akhirnya Biyung dan Abah mengatur strategi untuk nanti malam, tak disangka sahabatnya menemui Wardani dari belakang rumahnya. Untuk memberi tahukan bahwa Hartono bisa bertemu untuk nanti malam.
" Hey Wardani, kabar baik buat kamu, " Ucap Ningsih.
" Apa itu, aku jadi penasaran, " Jawab Wardani.
" Gini lho nanti malam Mas Hartono bisa untuk menemuimu Sahabat, " Sahut Suwarni.
" Oh begitu ya..., " Jawab Wardani.
" Kamu harus tampil yang cantik, biar membuat Mas Hartono terpukau denganmu, " Ucap Ningsih.
" Ahh tidak ah, aku tampil sederhana saja, " Jawab Wardani.
" Terserah kamu, " Sahut Suwarni.
" Ya sudah kalau gitu, nanti jangan lupa di balai ya, tepat waktu, " Ucap Ningsih.
" Iya siap, oh iya nanti kalian berdua ikut kan, " Jawab Wardani.
" Yah tidak lah, nanti ganggu apa yang dibincangkan, " Jawab Ningsih.
" Iyalah kamu sendiri, " Sahut Suwarni.
" Ya sudahlah, oke kalau begitu, " Jawab Wardani.
" Aku tinggal dulu ya, " Ucap Ningsih.
" Iya Hati-hati, " Jawab Wardani.
" Siap Terima kasih, kau masih memperhatikan kita, " Sahut Suwarni.
" Iya.. Da, " Jawab Wardani.
Akhirnya mereka berdua berpamitan kepada Wardani, mereka juga memiliki rencana untuk mengikutinya secara bersembunyi-sembunyi.
" Warni, nanti malam kita ikuti Wardani tapi kita bersembunyi-sembunyi, " Ucap Ningsih.
" Yah katanya kita tidak ikut, " Jawab Suwarni.
" Aduh kamu ini ah payah, pokok ikut saja aku takut terjadi pada sahabat kita," Ucap Ningsih.
" Ya sudahlah," Jawab Suwarni.
" Ya sudah nanti kita ketemuan di rumahku saja Oke, " Ucap Ningsih.
" Oke deh, " Jawab Suwarni.
Akhirnya mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing, Biyung dan Abah beraksi untuk mencari orang untuk berkerja sama dalam rencana ini.
" Abah itu lihat, kita panggil empat orang warga itu saja kita jampi-jampi untuk memberitahukan nanti malam yang menarik keramaian dikampung nanti, " Ucap Biyung.
" Iya Biyung, mari kita mendekati dia," Jawab Abah.
" Ayo buruan, " Ucap Biyung.
" Hai para warga, apa yang kau lakukan, " Ucap Abah.
" Ini lagi pulang dari kebun, mengembala kambing cari makan di kebun, " Jawab Warga.
" Coba kalian semua lihat Abah, coba tatap matanya," Sahut Biyung.
Abah mencoba menjampi-jampi warga tersebut, dengan suara seram yang muncul dari mulut Abah, mantra keluar sinar merah kehitaman yang muncul dari mocong Abah dengan kekuatan yang kuat, Biyung melihatnya dengan tatapan senang dan amarah yang muncul di wajah jahatnya, sembari itu empat warga itu bergerak bak tersetrum sengatan listrik yang kuat, bergerak dan berteriak sekeras suara burung berkicauan, sahutan suara seram dan suara burung gagak bersahutan dan baung sang srigala di atas gunung cakrama, warga terjatuh sembari menunggu bangun dari pingsan sementaranya, membuka matanya secara perlahan, gerak kecil badan dan sembari ia berdiri.
" Lihat Abah dia terbangun dari pingsannya, apa yang terjadi padanya, " Ucap Biyung.
" Tenang saja Biyung, itu efek dari mantra yang Abah ucapkan tadi, lihat saja dia akan mengikuti apa yang kita katanya nanti, ayo coba Biyung tes, " Jawab Abah.
" Baiklah Abah kalau begitu Biyung akan mencobanya," Ucap Biyung.
" Aku mau kau mengikuti apa yang aku mau, kamu mau, " Ucap Biyung.
" Apa yang bisa aku lakukan untuk mu," Sahut salah satu Warga.
" Kamu pukul sebelah kamu, " Ucap Biyung.
Warga itu mengikuti apa yang di bilang Biyung, ia memukul teman yang ada disampingnya, ia menerima dan terdiam karena sudah diberi aba oleh Biyung. Ternyata mantra Abah sudah merasuk kedalam sukmanya, ia akan mengunci sifat aslinya dan akan mengikuti roh yang ada di dalam tubuhnya, ia tidak mau mengelak untuk lepas dari jeratan ilmu hitamnya.
" Abah, mantra yang sangat luar biasa, Biyung akan memberikan aba untuk nanti malam, untuk membuat Wardani hancur dan akan segera memasuki ilmu Hitam yang akan membalaskan dendam kita dan sakit hati putra dan putri kita Abah, " Ucap Biyung dengan amarah.
" Iya Biyung, ayo segera sebelum waktu makin larut malam, " Jawab Abah.
" Sebentar Abah Biyung akan memberikan aba untuk nanti, para berempat siap untuk beraksi dimalam ini, kamu bagi tugas satu untuk membujuk para warga datang ke rumah ku untuk berteriak, satu siap untuk memberitau dan ikut serat membujuk Trimoko untuk datang, dua orang yang lain bisa atur yang lain yang kalian butuhkan, siap, " Ucap Biyung.
" Siap saya akan melakukan apa yang Biyung lakukan, " Jawab empat warga.
" Hahaha....!!! Tertawa amarah sekencang ombak yang berhembus.
" Sudah Biyung kita pulang untuk bersiap nanti malam, " Jawab Abah.
Mereka meninggalkan tempat itu, jalan yang hening dan gelap dengan suara seram, angin berhembus kencang serta suara burung bersahutan kesana-kemari, jejak kaki terlihat oleh mata, di tempat yang asing, mereka bertemu dan membujuknya.
***
Malam datang sinaran bulan yang indah.
Wardani bersiap untuk berias secantik mungkin, Wardani bersiap dengan balutan kebaya yang khas dibuat olehnya, putih bersimbul merah hati yang dikenakan, sanggul kecil berhias mutiara putih yang menghias kepalanya, dan kain batik di bawah yang menghiasi kaki manisnya dengan indah, sembari itu sahabatnya pun bersiap untuk mengikuti secara diam-diam, sahabatnya bersiap berjalan untuk mengikutinya, ditengah jalan sahabat bertemu salah satu perempuan yang menabraknya dan ia saling mengajaknya untuk mengikutinya. Nama wanita itu Jasmin salah satu anak tarbaru di desanya, mereka mengikutinya.
Wardani bergegas untuk segera keluar dari rumahnya, dengan berjalan kaki menuju ke balai tempat bertemu, ia berjalan sekencang kancil agar tak tertinggal oleh Mas Hartono, sahabatnya yang mengikutinya di balik semak-semak, yang tak diketahui oleh Wardani, Salah satu warga suruhan Biyungnya pun beraksi, salah satu melihat wardani sekilas bertemu dengan Hartono, satu orang yang membujuk Trimoko dan keluarganya untuk membuat keributan, serta dua orang mengumpulkan warga desa sekitar yang di bangunkan untuk membuat kegaduan dan keributan di desa Sindang, Mas Hartono datang menemui Wardani di tengah perjalanan sebelum dia sampai di balai desa, warga yang di jampi melihat Wardani dan Hartono bertemu ia bergegas untuk memberitahukan komplotan ya untuk segera melakukan aksinya. Ternyata Hartono memberitahukan bahwa ia tidak bisa melanjutkan malam itu dikarena ia menghadiri acara mendadak oleh warga desa sebrang, untuk mengisi pengajian di desanya yang belum mengenal islam, Hartono mengajak sang adik untuk menggantikan sementara apa yang di bincangkan oleh Wardani.
" Maafkan Mas Wardani, hari ini mas tidak bisa bertemu secara lama, Mas Hartono disuruh untuk mengisi pengajian didesa sembrang, nanti kamu di temani adik mas gimana, dia namanya Aisyah, " Ucap Mas Hartono.
" Hem.. Iya deh mas, tidak apa saya akan ke balai bersama Aisyah, " Jawab Wardani.
" Aduh ini bagiamana, dia tidak jadi bertemu, " Ucap Ningsih di balik semak.
" Aduh tak apa lah Ning, kan Wardani juga bisa dengan adiknya, Hartono la juga tak tau kalau dia mendadak di panggil untuk mengisi pengajian, " Sahut Suwarni.
" Siapa sih Hartono itu aku jadi penasaran, aku suka dia, " Sahut Jasmin.
" Hey kamu anak baru belum tau siapa dia, kamu diam saja, " Ucap Ningsih.
" Oke lah kau begitu, " Jawab Jasmin.
Akhirnya ia mengikuti dia dan menunggu kelanjutannya, tak lama kemudian Wardani dan Aisyah pun menuju ke balai untuk berbincang-bincang, sebelum mereka berbincang-bincang Aisyah mengalami pingsan dan Wardani memanggil jaka yang lewat disitu, Jaka itu Rino, remaja desa itu membantu Wardani menolong Aisyah untuk membawa Aisyah ke rumahnya, dan Jaka yang satu menemani Wardani pulang ke rumah sebelum berjalan, ia terjatuh dan seperti seorang yang berrangkulan, yang tertutup oleh semak dan pohon di kira Wardani bersama Warto berbuat hal yang seronok, para warga yang dengan keras dan berbondong menghampiri rumah Wardani. Suara kentongan bersuara keras bak suara kendang yang terpukul oleh panjak, sorotan api oncor yang menyala merah menyelimuti alam sunyi itu.
" Wardani berzina dengan Hartono, keluar dari rumahmu, " Ucap para warga yang ribut.
" Dasar Wanita buruk rupa, membuat desa tercemar," Ucap Trimoko.
" Abah rencana kita berhasil, kita tunggu selanjutnya," Ucap Biyung.
" Iya, Biyung mari kita keluar dan berakting untuk menutupinya, " Jawab Abah sambil buka pintu.
" Ada apa ini tolong tenang, bisa di bicarakan baik-baik, " Ucap Abah dengan penuh tanya.
" Putrimu yang buruk rupa itu, membuat kegaduan, dia berzina di balai desa dengan Hartono ustad itu, " Jawab Trimoko.
" Hahaha... Maling tidak akan mengaku, " Sahut Sofyan.
" Tolong ibu, bapak tolong sebentar kita bisa bicarakan baik-baik untuk masalah ini, " Sahut Biyung.
" Usir...!!! Wardani dari desa sini, " Suara semua warga.
" Tenang, " Kita tunggu saja kita butuh kebenaran, dan bukti belum ada dan berita ini dari siapa, " Ucap ketua RT.
" Saya pak ,saya melihat Wardani bertemu dengan Hartono di pertengahan jalah menuju Balai Desa, " Ucap Warga berjampi.
" Setelah itu saya yang melihat Wardani di peluk oleh dia dan saya langsung menuju ke sini, " Sahut warga 2.
" Apakah itu benar?, " Sahut ketua RT.
" Benar apa adanya, " Jawab warga 2.
Para warga marah dan melempar apa yang ada di dekatnya ke arah rumah Wardani, keramaian semakin menjadi dan warga mulai melawan desakan Trimoko, para warga segera menyerbu rumah Wardani untuk mengusirnya dari rumahnya, ternyata Wardani datang bersama Warto dan di susul sahabat-sahabatnya.
" Stop...!!! Apa yang kau lakukan di rumahku dan keluargaku, keributan tak ada gunanya, " Ucap Wardani dengan marah dari belakang para warga.
" Mengapa kau selalu buat berita yang tak masuk akal tentang ku, termasuk kau, Trimoko, " Berjalan menuju depan Trimoko.
" Sudah berbuat tidak mau disalahkan, hahaha, " Jawab Trimoko dengan menghina tawa.
" Tutup omong kosongmu, kau belum tau sebenarnya, asal bicara dan mudah percaya kepada orang yang belum tau kebenaran berita itu, " Ucap Wardani.
" Apa buktinya, jika kamu tidak bersalah wanita buruk rupa, " Jawab Trimoko.
" Usirr...!!!, " Jawab para warga.
" Stop kalian ini memang tak tau diri ya, mudah percaya yang dibilang Trimoko anak lurah yang tidak baik dicontoh, " Ucap Ningsih yang datang dari samping para warga.
" Iya memang Wardani akan bertemu dengan Mas Hartono tetapi itu tidak jadi, karena dia ada kepentingan mendadak di desa sebrang, akhirnya dia ditemukan dengan adik mas Hartono, Aisyah namanya, tetapi disaat Aisyah berjalan bersama Wardani dia pingsan, akhiranya Wardani memanggil jaka-jaka desa yang lewat di situ untuk membantunya, Riko yang mengantar Aisyah pulang ke rumah ketika ia pingsan, dan Warto menemani Wardani untuk pulang ke rumahnya ketika Wardani mau berjalan dia kesandung dan jatuh di tolong oleh Warto, " Begitu ceritanya, " Ucap Ningsih dengan kebenarannya.
" Iya Pak yang di bilang Ningsih benar apa adanya, " Ucap Warto.
" Iya aku juga setuju itu, aku juga melihat sendiri, " Sahut Suwarni dan Jasmin.
" Apakah masih kurang, jawab...!!! jangan diam saja, kau memang bisa membuatku sakit dan membuat keluargaku hancur" Jawab Wardani dengan menangis.
"Huu dasar Trimoko, beritanya tidak benar, " Ucapan warga.
"Sudah benar dan sudah selesaikan semuanya, sudah bubar" Jawab ketua RT.
" Huu...!!! Ucap semua warga sambil meninggalkan.
" Sabar ya Wardani sahabatku, pasti kamu akan kuat, " Ucap Ningsih.
" Kalau gitu, kita bertiga pamit pulang ya, sudah malam, " Sahut Suwarni.
" Gagal lagi... Gagal lagi... Sebel aku, apa yang harus aku lakukan lagi biar Wardani bisa putus asa, " Batin Biyung.
" Iya hati-hati dijalan, " Jawab Wardani.
Mereka memasuki rumahnya dan Wardani masih menangis, yang membuat ia terpukul, hal yang tidak diinginkan terjadi tanpa sepengetahuan Wardani, Wardani binggung.
" Sudah, sabar toh kah juga tidak benarkan fitnah tadi, " Ucap Biyung.
" Iya Biyung, Wardani binggung siapa yang tega membuat semua ini, " Ucap Wardani.
" Ya sudah istirahatlah paling kamu capek sayang, " Ucap Biyung.
" Iya Biyung Wardani mau ke kamar dulu," Jawab Wardani.
Akhirnya rencana yang di gadang-gadang Biyung selama ini akan berhasil sesuai dengan angannya ternyata gagal dan berantakan, yang membuat geram Biyung untuk merencanakan sampai berhasil. apakah rencana yang dapat lakukan selanjutnya?.
###
Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian Karena vote, like dan share adalah penting untuk saya.
Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan.
Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....
Matur suwun salam oc ( ochim chim).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Lia Yuliani
yg bikin bingung ini cerita ko ada orang tua sejahat itu dua duanya lagi
biasanya seburuk buruk nya kelakuan orang tua pasti ingin anak nya jadi orang yg lebih baik ...
2022-03-14
2
Lingga Anggoro
ceritanya bikin bingung euy...
2021-07-11
6
Nur Rokhim Rochim
siap Terima kasih, support nya.semua juga semangat untuk berkarya.
2020-12-21
1