Semenjak kejadian malam itu, Wardani dan Arya menghilang yang dianggap sudah mati di makan bintang buas, warga sekitar telah yakin bahwa mereka sudah hilang dengan memasuki hutan yang angker itu.
Para keluarga Wardani dan Arya terasa kehilangan serta sahabat dan orang yang di cintai oleh Hartono. Biyung dan Abah yang bersandiwara itu tidak percaya bahwa Wardani dan Arya sudah mati, mereka menyuruh para warga untuk mencarinya, para warga menolak karena hutan yang mereka lewati adalah hutan angker yang di larang untuk pergi kesana. Yang membuat geram lurah atas perlakuan Biyung dan Abah Wardani, membuat keluarga Arya mendukungnya.
" Aku tidak rela, para warga mengusir anakku dengan paksa, gara-gara ulah anakmu yang memanasi para warga untuk mengusirnya, apa jangan-jangan kau yang berniat memperkosa anakku kau tuduhkan ke Arya sahabatmu? " Ucap Biyung Sumi
" Tolong carikan anakku, coba pikir maukah kamu mencari sahabatmu ? " Sahut Biyung Sari
" Diam kau Nenek peyot jaga ucapanmu." Jawab Trimoko
" Kenapa kau tidak suka, memang benarkah yang kau lakukan itu." Ucap Biyung Sumi
" Hahaha..., berhenti jangan dengarkan para nenek peyot ini, semua itu kehendaknya sendiri, mengapa mereka berlari ke hutan angker, apa yang harus aku lakukan untukmu, para warga tidak boleh ke hutan sebrang jika mau selamat, jika mereka tetap mencarinya siap-siap untuk tidak Kembali ke desa ini." Ucap lurah Darso dengan angkuh
" Wardani dan Arya memang berlari ke hutan, karena ddesakan Trimoko putramu yang membuat Para warga mengikuti ucapannya, tanpa diselesaikan secara baik-baik." Ucap Biyung Sumi
" Tetap salah perbuatan yang Wardani dan Arya lakukan." Jawab Lurah Darso
" Lurah yang tak adil, malah tega menyalakan putriku, mereka berlari karena melindungi diri dari para kejaran masa warga." Sahut Biyung Sari
" Pergi kau, atau aku akan melakukan paksa terhadapmu." Ucap Trimoko
" Awas tunggu apa yang menimpa keluarga mu." Jawab Abah Warso
Para warga terdiam karena mereka takut kepada pemimpinnya, jiwa ingin membantu tetapi mereka takut kepada lurah darso, hanya melihat dan simpati terhadap Biyung Sumi dan Biyung Sari. Mereka meninggalkan kediaman lurah Darso dengan hati sedih tiada kepastian dan bantuan untuk mencari Wardani dan Arya.
" Sudah Biyung, sabar pasti anak kita sudah tenang disana, terimalah ini sudah garis dari sang Widi." Ucap Abah Kunco
" Abah, Biyung tidak mau ditinggal putraku, putra kesayangan ku." Jawab Biyung Sari
" Tetapi harus gimana lagi,kita tidak bisa melakukan apa-apa, kita pasrahkan kepada sang widi." Ucap Abah kunco
" Sabar saja Biyung, Aku coba untuk ikhlas dan menerima." Sahut Biyung Sumi
" Sudah mari kita pulang ke rumah masing-masing, waktu sudah larut malam." Sahut Abah Warso
Mereka meninggalkan rumah lurah Darso, menuju ke rumahnya masing-masing, rasa bahagia Biyung Sumi dan Abah atas semua rencana berjalan dengan lancar, Wardani sudah menjadi pengikut setan.
" Abah rencana kita berhasil, putri kita sudah melakukan dan mau mendengarkan apa yang kita katakan, apakah dia sukses melakukan ritual dari Nenek Ayu." Ucap Wardani
" Haha..., Abah sangat senang sekali, apa yang Abah katakan jika kita sabar dan fokus untuk melakukan hal, maka hasil akan tercapai semua butuh proses dan kemauan." Jawab Abah
" Iya Abah, sekarang kita menunggu, wardani untuk kembali ke desa ini. " Ucap Biyung
" Tentu kita harus memanasi dan membujuk Wardani untuk melakukan yang kita mau." Jawab Abah
" Itu tentu Abah, tidak akan ketinggalan satu pun dari rencana kita, dendam kita harus terbalaskan." Ucap Biyung
" Siap,Abah akan selalu mendukungmu." Jawab Abah
Keesokan harinya, Pagi yang cerah.
Sahabat Wardani mendatangi Rumah Wardani untuk meminta cerita kejadiannya Wardani dan Arya di usir ke hutan angker itu, apa yang terjadi bisa begitu. Kesedihan sahabatnya yang merasa yakin bahwa Wardani masih hidup, tidak ada hal yang sama sekali terjadi kepadanya.
" Assalamu'alaikum, Biyung." Ucap Ningsih
" Iya, silakan masuk ke rumah." Jawab Biyung
" Biyung kami berdua datang kemari mau meminta cerita apa yang terjadi ke Wardani, ia tidak nampak sama sekali sudah lama kita tidak bertemu, apa benar berita di desa." Ucap Ningsih
" Benar, Biyung juga kaget apa yang terjadi kepada sahabat kalian." Jawab Biyung menangis
" Sabar Biyung." Sahut Suwarni
" Biyung bisa cerita kejadiannya. " Ucap Ningsih
" Suatu malam Wardani mendapatkan undangan di acara Syukuran Hartono, Biyung tidak tau bahwa mereka pulang di tengah malam, saat itu komplotan Trimoko pesta Minuman keras di balai desa, mereka ingin memperkosa Wardani tetapi untuk sebenarnya apa yang terjadi Biyung kurang jelas, karena Biyung sampai di hutan Semua sudah ribut dan Wardani dan Arya sudah pergi ke Hutan angker." Ucap Biyung
"Terus apa yang terjadi." Ucap Ningsih
" Para warga mengusir dengan desakkan Trimoko, Akhirnya Wardani dan Arya lari agar tidak kena masa dari para warga." Jawab Biyung
" Aku kasihan sahabatku, sabar ya Biyung." Sahut Suwarni
" Ya sudah Biyung, kami berdua izin pulang dulu ya Biyung." Ucap Ningsih
" Iya makasih kalian masih sempatkan main ke rumah sahabatmu, hati -hati dijalan."Jawab Biyung
" Sama-sama Biyung." Jawab mereka berdua
Perjalanan pulang.
" Aku fikir Wardani itu masih hidup, dia pasti akan pulang ke desa ini." Ucap Ningsih
" Tapi dia berlari ke Hutan angker yang terkenal seram itu. jika sudah masuk hutan itu tidak bisa pulang lagi, Ning." Jawab Suwarni
" Sudah ada buktinya, tetapi hatiku mengatakan bahwa Wardani dan Arya masih hidup." Ucap Ningsih
" Semoga yang kau katakan itu benar." Jawab Suwarni
Dipertengahan jalan Hartono menemui mereka.
" Assalamu'alaikum, kalian dari rumah Wardani, gimana kabar tentangnya." Ucap Hartono
" Waalaikumsalam, ceritanya panjang Mas." Jawab Ningsih dengan cerita
" Begitu ceritanya, aku merasa dia masih hidup." Ucap Hartono
" Aku juga merasakan seperti apa yang mas rasakan, betul kan Warni." Jawab Ningsih
" Iya mas, aku juga berharap begitu, " Sahut Suwarni
" Doakan yang terbaik buat mereka berdua jika dia masih hidup Alhamdulillah semoga cepat pulang, jika sudah meninggal maka kita doakan." Ucap Hartono
" Iya mas, tapi aku harap dia masih hidup." Jawab Ningsih
" Aku juga berharap." Ucap Hartono
" Kalau begitu kita pamit dulu mas." Ucap Ningsih
" Silakan." Ucap Hartono
Mereka berdua meninggalkan Hartono, Tiba-tiba sahabat Wardani bertemu dengan Jasmin.
" Wanita kampung lewat." Ucap Jasmin
" Emang kenapa masalah buat kamu, ini jalan orang banyak." Jawab Ningsih dengan marah
" Gimana, sahabat terbaikmu sudah pergi jauh meninggalkan kalian, yang kau bangga-banggakan." Ucap Jasmin
" Tutup omong kosongmu, aku masih yakin dia masih hidup, jangan kau ucapan kata itu lagi." Jawab Ningsih
" Kenyataannya begitu kan, jangan belagu." Ucap Jasmin
" Sudah tinggalkan wanita itu, tidak ada untungnya ngomong sama wanita ini buang-buang waktu." Sahut Suwarni
" Ayo tinggal dia." Ucap Ningsih
" Hey berhenti, sombong amat sih."Jawab Jasmin
" Belagu amat sih wanita kampung." Ucap Jasmin
Jasmin meninggalkan mereka tak di sangka di depannya ia melihat Hartono sedang berjalan di depannya, setelah Hartono bertemu dengan sahabat Wardani.
" Pucuk di cinta ulam pun tiba, itu Mas Hartono aku akan dekati dia." Ucap Jasmin
" Mas Hartono tunggu." Ucap Jasmin
" Waalaikkumsalam, ada yang saya bantu Jasmin." Jawab Hartono
" Aduh maaf Mas Jasmin lupa salam, ngomong-ngomong Mas mau kemana." Ucap Jasmin sambil memegang
" Maaf bukan muhrim, Aku mau perjalanan ke desa sebrang untuk menghadiri acara,ada apa." Ucap Hartono
" Aku mau ikut, boleh Mas." Ucap Jasmin
" Maaf buka menolak karena kita belum ada hubungan sama sekali takut terjadi fitnah, maaf." Ucap Hartono
" Begitu ya maaf, ya sudah Jasmin pamit dulu. " Jawab Jasmin
" Assalamu'alaikum." Ucap Jasmin
" Waalaikkumsalam." Jawab Hartono
" Gagal lagi... Gagal lagi... Mas Hartono apa yang kurang dari ku." Ucap Jasmin
Jasmin gagal untuk mencuri hari Hartono, Hartono masih menaruh hati kepada Wardani sejak dari dahulu, Hartono tidak bisa melupakan Wardani walaupun Wardani belum menyimpan Hartono dihatinya. Hilangnya Wardani membuat Hartono tersiksa yang tidak bisa bertemu walaupun sekejap saja, yang selalu menemani disaat di sawah dan aktifitas sehari-hari. Hartono selalu berdoa dan berharap Wanita yang ia cintai masih hidup dan bisa bertemu lagi di desanya.
Malam hari.
Hartono pulang dari desa sebrang yang bertemu dengan Trimoko dan komplotannya, yang menghina dan mengejeknya.
" Ustad kesepian bos, ditinggalin pacar buruk rupanya." Ucap Sofyan
" Haha... Tidak bisa menjadi pahlawan kesiangan nya lagi." Jawab Trimoko
" Astaggfirulloh, apa yang kau katakan, jangan ganggu saya, aku mau pulang." Jawab Hartono
" Silakan. " Sahut Arman
" Hust sok alim lho, pergi sana !" Ucap Trimoko
Akhirnya mereka senang jika Wardani dan arya yang meninggal, Trimoko dan teman-temannya yang tak perduli kepada Arya sahabat yang sudah setia yang mereka khianati. Tak ada kata maaf dan bersalah di dalam hatinya, sungguh kejamnya komplotan Trimoko.
Keesokan harinya.
Para warga menemukan kain yang tersangkut di pohon Hutan Angker ia merasa kain itu kainsobek pakaian Wardani dan Arya yang di makan oleh binatang buas yang bersimbar darah di kain itu, ia mengira Wardani dan Arya sudah tiada dengan adanya bukti Kain tersebut. Menjadi warga semakin geram berita tentang mereka yang sudah tiada.
Tok...!!! Suara di pukul para warga pos kamling
" Kumpul-kumpul, ada berita." Ucap Warga
Para warga berkumpul, para pejabat desa berkumpul di pos kamling,tak lupa seluruh penduduk desa.
" Ada apa ini." Ucap Hartono
" Ini ada warga yang menemukan selembar kain yang ada di bagian hutan Angker." Jawab warga
" Sudah jelas bahwa Wardani dan Arya sudah tiada, mereka sudah di makan binatang buas." Ucap Lurah Darso
" Berhenti, bagaimana warga bisa tau bahwa itu baju Wardani." Ucap Ningsih
" Maaf, ketika saya bersama warga lain mencari kayu di perbatasan hutan angker, saya dan teman melihat ada harimau yang membawa kain, kami bersembunyi di balik semak." Jawab Warga
" Jadi sudah jelaskan, Bahwa Wardani dan Arya sudah mati, sudah jangan di fikirkan lagi." Ucap Trimoko.
" Tidak, putraku masih ada, dia masih hidup." Ucap Biyung Sari sambil menangis
" Aku juga tidak berpendapat denganmu pak, aku juga yakin Wardani masih hidup."Sahut Biyung Sumi
" Dan aku memutuskan bahwa itu tidak benar, tetap saya berpendapat Wardani dan Arya sudah tidak tiada." Ucap Lurah Darso
" Sudah bubar, bubar...!" Ucap Trimoko
" Akhirnya sahabat mu tiada. " Sahut Jasmin ke sahabatnya
" Aku yakin dia masih hidup." jawab Ningsih sambil menangis
" Sudah, ikhlaskan dia, tapi aku juga belum percaya apa yang terjadi pada," Ucap Hartono
" Iya mas aku juga tidak percaya," Jawab Ningsih
" Sudah ayo pulang, tenangkan hatimu dan fikiran." Sahut Abah Kunco
Mereka pulang kerumahnya masing-masing untuk beristirahat dari kelelahan yang mendatangi pengumuman di pos kamling. Biyung Sari lemas tak berdaya apa yang dikatakan para warga jika yang mereka katakan tentang putra terjadi, ternyata Biyung Sari percaya yang membuat Biyung Sari menangis dan merasa tidak akan bertemu dengan putra kesayangannya, yaitu Arya.
" Abah Putra kesayangan Biyung
meninggalkan kita Abah." Ucap Biyung Sari
" Sabar, Biyung ikhlaskan saja, pasti Putra kita sudah tenang di sana." Jawab Abah Kunco
" Tapi Biyung tidak rela jika ia dihina dan dilakukan seperti itu kepergiannya." Ucap Biyung Sari
" Abah juga sependapat Biyung, tetapi harus bagaimana lagi kita tidak bisa melakukan apa-apa, yang paling penting sekarang adalah kita doakan terbaik untuk Putra kita." Jawab Abah Kunco
" Iya Abah, Biyung coba untuk tegar dan melupakan secara sedikit demi sedikit."Ucap Biyung Sari
" Sudah." Jawab Abah Kunco
" Semoga putra kita tenang di sana ya Abah." Ucap Biyung Sari
" Pastinya dia akan tenang disana, sudah Biyung lakukan aktifitas sehari-hari, jangan merenung semua masih butuh Biyung." Jawab Abah Kunco
" Iya Abah." Ucap Biyung Sari
" Kalau begitu Abah ke sawah sebentar, melihat keadaan tanaman kita Biyung." Jawab Abah Kunco
" Hati-hati di jalan Abah." Ucap Biyung Sari
Akhirnya Biyung mulai melupakan putranya agar tenang didalam lindungan sang kuasa, Sembari itu Abah yang begitu menahan kesedihan untuk putranya agar tidak membuat Biyung Sari bersedih lagi. Dengan itu Abah mencari cara untuk membuat Biyung Sari melupakan kejadian yang dialami putra kesayangannya. Di Sawah yang hijau royo-royo Abah bertemu dengan Hartono.
" Assalamu'alaikum, Abah." Ucap Hartono
" Waalaikumsalam, Aden mau kemana." Jawab Abah Kunco
" Hartono mau melihat tanaman padi, Abah sabar atas kejadian yang dialami Arya semoga dia di lindungan sang kuasa." Ucap Hartono
" Terima kasih Aden atas doanya." Jawab Abah Kunco
" Sama-sama, mari kalau begitu Abah." Ucap Hartono
" Mari Aden." Jawab Abah Kunco
Pertemuan yang saling menguatkan dan memberikan doa kepada sang putra, Abah Kunco semakin kuat dan ikhlas untuk melepas kepergian sang Anak kesayangannya. Apakah Biyung Sari dan Abah Kunco akan teringat dengan sang putranya lagi?.
###
Assalamu'alaikum minta dukungan author dalam berkarya ya, vote, like, serta share karya author ke teman kalian.
Karena dengan vote, like dan share adalah kunci penting untuk saya.
Ojo lali lho yo komentar, kritik dan saran untuk perbaikan.
Ayo tungguin kelanjutan ceritanya seru banget....
Matur suwun salam oc ( ochim chim).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments