Sosok cantik nan imut itu menatap hpnya dengan senyum lebar. Ia baru saja mempostiong foto lelaki yang paling ia sukai sejak ia SD. Akhhh mengingatnya membuat Disya semakin tak bisa melepaskan senyumnya. Ia suka memfotonya secara diam-diam, suka ngestalk diam-diam.. ia lakui semua dnegan diam-diam tanpa mau memberi wajah dihadapan lelaki itu. Dan ternyata sekarang ia sudah memiliki ikatan pada lelaki itu.
Matanya menatap keatas kasurnya. Disana ada banyak foto faranoit yang ukurannya 5x7 berjejer rapi. Foto itu semua milik lelaki yang ia sukai. Ia terkekeh dna berkata.”Dan bentar berikutnya bakal aku pastikan fotonya foto kita bukan hanya foto kamu.”Ujarnya bahagia dan membungkus dirinya dengan selimut. Ia malu dan ia bahagia.
Tok..kok..tok..
”Non.. makan malam.. tuan besar dan tuan muda sudah menunggu..!!” Teriak dari luar membuat Disya disana mendengus dan segera keluar dari selimut. Ia membuka pintu dan menatap pelayan yang gelagapan dan ketakutan.
Disya dalam mood yang baik itupun meninggal pelayan itu. Ia melangkah menuju Lift dan mulai menuju lantai satu. Rumah ini hanya ada tiga lantai kok, hanya saja rumah ini sangat besar, jika mengenakan tangga cukup menguras waktu dan juga tenaga.
Ting.. Lift itu sudha terbuka membuat Disya berjalan menuju meja makan sembari menggaruk kepalanya yang gatal. Disana sudah ada ayahnya dan kakaknya yang menatapnya datar. Disya yang sudahh terbiasa hanya diam sembari duduk.
“ Maraii makan.”Ujar ayahnya..
Diya hanya diam memakan makannya. Kakaknya disana hanya diam tak berani berbicara, sedanbgkan ayahnya Disya? Sesekali melirik sang putri nya dan juga terdiam tak banyak bicara. Disya hanya asik dengan makannya hingga ucapan ayahnya menghentikan acara makannya.
“Kamu buat masalah apa disekolah?”Tanyanya.
Disya disana melirik ayahnya dan kembali mengunyah. “ Duhh udah deh nggak usah nanya-nanya. Mending diem aja nanti papa kehabisan nyawa secarakan kalo papa ngomong bisa ngabisin nyawa papa.. mangkanya nggak pernah ngomong kalo ga penting. ”Cerocosnya disana dengan memenyekan mulutnya mengejek.
Ting..”Jika orang tua itu bertanya dijawab..!!! kamu itu tidak tau sopan santun yah..!” Bentak ayahnya. Ayahnya itu sangat tampan, Volka Alsnort. Lelaki kaya raya dengan harta yang berlima. Wajah tampanm nan gagah hingga mampu menjerat remaja sekalipun. Bulu-,bulu halus disekitar rahang, tatapan tajam, bola mata jerni, hidung mancung, dan tato diibagian lehernya. Tipekal sugar dady sesungguhnya.
Ting... Disya disana menatap ayahnya tajam setelah membuang sendoknya membuat ayahnya terdiam menatap sang putri.”Berhenti bicara sama gue paham..!! gue nggak butuh tua Bangka kayak loe..!! kenapa si loe nggak mati aja..!!! bisanya Cuma ngatur aja hidupnya. Gue benci sama loe. Benci..! Maati aja loe sana..!” Teriak Disya disana keras. Matanya yang jerni sekarang memerah. Lehernya yang mulus sekarang menampilkan urat yang membiru. Sungguh amarahnya sangat membunca saat ini.
“ Disya..!! Loe ngomong apa si..! tau sopan santun Nggak si loe? Papa Cuma nanya loe tinggal jawab..! emang apa susahnya jawab apa aja yang loe lakuin disekolah ha? Selama loe bikin masalah disekolah memang papa pernah bicara kasar sama loe? Memang papa pernah nuntut loe jadi baik? Enggak..!” Bentak Jeff disana menatap sang adik tajam yang baginya sangat jahat.
Disya disana mendengus sinis. “NYENYENYE.. Gue enggak peduli. Mau dia marah kek, mau apa kek terserah, dan loe enggak usah ngatur idup gue paham.!” Ujarnya lalu berlalu mninggalkan ruang makan. Hal yang membuat ayahnya terdiam menatap anaknya dengan hati yang tercabik-cabik. Sedangkan Jeff menatap sang adik tak percaya. Kenapa adiknya sangat jahat? Bahkan dengan ayahnya sendiri.
Jeff menatap ayahnya kasihan.”Papa enggak apa-apakan? Jangan dimasukin kehati omongan Disya. Mungkin mood dia nggak bagus,”Ujarnya menenangkan sang ayah. Ayahnya disana tersenyum masam dan mengangguk menatap sang putra.
Ayahnya menelan makananya dengan kasar., semuanya terasa hambar.. air matanya ia tahan supaya tak jatuh. Tak mungkin kan jika ia menangis dihadapan sang anak? Bisa jatuh harga dirinya..!! Volka adalah ayah tunggal Disya dan Jeff. Ibu Disya sudah meninggal ketika usia Disya memasuki 8tahun. dan semuanya berubah setelah ibunyua Disya meninggal....
Disya menjadi anak yang tak ber arah. Kurang ajar.. dalam mulutnya bagaikan terisi hanya racun, bahkan kepada ayahnya dan kakaknya. Ia tak segan memukul, bahkan ia pernah hampir membunuh Volka dengan menusuknya mengenakan pisau. Ia juga pernah mencekik ayahnya hingga ayahnya tak bisa melawan...
Disya itu iblis... Yang tak berprasaan meski dengan darahnya sendiri itulah yang semua orang lain ketahui.. akhh jangankan itu.
Disya juga pernah membunuh pengasuhnya yang sudah merawatnya sejak bayi diusia 9tahun bayangkan..! usia 9tahun sudhya membunuh. Ia menusuk perut sang perawat lalu mengeluarkan isi perutnya, semua orang tak tau apa yang ia lakukan yang orang lain tahu. Ia gila..!!
Malam sudah berganti menjadi pagi. Pagi seperti biasa. Caisar membantu adik-adiknya bersiap. Cessy yang sibuk memasak. Twins sibuk membereskan rumah dan Cleo yang siap-siap untuk sekolah. Caisar pergi bersama Cessy keskeolah. Ketika dibelokan mereka berpisah disana Caiisarpun hanya berjalans sendiri hingga kekelas. Tak ada raut lelah karena terbiasa. Ia hanya tersenyum tipis jika ada yang memanggil namanya dan menegurnya. Ia tak sombong hanya saja ia membatasi interasi dengan orang-orang lain, terutama pada para gadis.
"Pangeran...!!!"
Ketika sampai dikelas Caisar disana dikagetkan dengan sosok gadis yang sedari kemarin membuat dunianya jungkar balik, disana ia menunggu didepan kelas. Caisar menghela nafas dan berkata.”Kamu ngapain disini?”Tanyanya dengan pelan.
Disya disana tersneyum cerah dan berkata.”Aku mulai hari ini akan pindah kelas. Kelas aku sama kamu sama, aku duduk sama kamu juga...”Ujarnya dnegan antusias. Senyumnya bahkan tak memudar.
Caisar disana menatapnya dengan bingung.”Kok bisa?”Tanyanya polos dan pelan.
“Bisalah. Apa si yang nggak Disya bisa?”Ia menghempaskan rambutnya hingga mengenai wajah Caisar membuat Caisar mundur karena kaget. Disya terkekeh disana. Caisar menghela nafas dibuatnya. Memang benar yah yang namanya uang mampu mengubah segalanya..!!! ingatkan Caisar jika Disya cucu pemilik sekolah jadi mau dia pindah kekelas atas sekalipun ia akan tetap bisa..!!
“Yukk sini duduk. Kata Jerry kamu duduk disini sama dia, jadi sekarang kamu duduk sama aku.”Ujarnya Disya menarik tangannya menuju kursinya yang nomor dua dekat jendela. Ia duduk setela mendorong Caisar masuk dan dia duduk diluar. Caisar yang tak paham melirik sekitar. Semua diam menatapnya takut. Kepadanya atau sama Disya?
Sedangkan Jerry sendiri mendengus mengepalkan tangan tak suka akan tindakan semena-mena Disya. Tapi ia juga tak berani melawan
Brak...”Nggak usah lirik pangeran gue..! atau gue colok tu mata kalian mau ha?!!” Teriaknya Disya membuat Caisar kaget dan tertegun. semuanya diam mengalihkan pandangan. Dulu pernah terjadi Disya hampir mencongkel mata seorang siswa karena dia yang menatap Disya dengan tatapan jijik.
Disya terdiam ketika tangannya dipegang Caisar dan mengusapnya. Caisar menatap manik mata jerni yang tadinya memerah sekaranng menatapnya polos. Caisar menghela nafas dan berkata.”Jangan gitu lagi. nanti tangan kamu sakit.. lebih baik kamu duduk saja.”Ujarnya pelan dan mengusap kepala Disya. Disya disana mengerjab menatapnya dan tersenyum pelan. Sunguh jantungnya ingin melejit sekarang.
“Caisar khawatir sama Sasa?”tanyanya mengerjab polos menatap Caisar penuh harap.
Caisar meringis menatapnya lalu mengangguk..”Nanti jika Sasa sakit Sasa sendiri yang repotkan? Jika Sasa marah memukul benda lagi Caisar bakal marah.”Ujar Caisar pelan dan lembut.
“Karena marah itu manusiawi, tapi tidak dengan menyakiti diri kita atau orang lain, jika marah yah dinginkan dan redakan. Jangan sampai marahnya Sasa merugikan orang lain, apalagi diri Sasa. Mulai sekarang belajar lah untuk tidak menyakiti orang lain atau diri sendiri kayak begini lagi yah.”Ujar Caisar lembut bagaikan mengajar adik-adiknya.
Disya yang disanapun mengangguk polos dan berkata.”Demi pangeranm Sasa janji enggak gitu lagi.”Ujarnya polos.
Caisarpun berkata.” Dan juga Disya lebih baik kekelas Disya. Jangan sampai obsesi Sasa merugikan Disya. Disyakan selama ini kelas IPS Kalo masuk IPA Emang Disya mau ngulang lagi? Caisar tau Disya pintar mampu menguasai materi dengan mudah.. tapi jika Disya disini hanya karena orang lain bukan karena kebahagiaan dan inginkan Disya apa gunanya? Ingat Disya, Disya jangan sampai mengorbankan diri Disya dan kebahagiaan kedepannya demi kebahagiaan semu.”Ujar Caisar.
Dan lagi-lagi Disya disana mengangguk polos dna patuh. Caisar terkekeh mengusap kepalanya.”Anak pintar.. gih sana masuk kelasnya Disya." Ujarnya Caisar membuat Dsiay mengangguk lagi..
“ Tapi Disya mau deket sama Pangeran terus,.”Ujaranya penuh harap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Sari Tulus Pinasti
keren loch,,, smg bisa merubah smua kelakuan disya ya babang ganteng
2022-10-16
0
Ay
sebenarnya apa yg di alami disya hingga menjadi seperti itu
2021-12-04
0
Awee Flower
thoor klw bisa dicek lgi penulisan na kadang ada kata2 yg aq gk ngerti...trimakasih
2021-11-08
0