“Gila.. loe apain si Disya sampek jadi kucing gitu kalo dideket loe? Gue ngeri litanya, berasa liat dunia mau runtuh.”Ujar Gerry mengusap dada tak percaya melihat Disya yang sangat menurut pada Caisar. Ia saja tadi langsung ditendang. Kalian bayangkan saja Gerry yang santai-santai duduk terus kursinya digebrak menyuruhnya pindah. Ketika ia ingin menjawab kursinya sudah ditendang keras oleh sang empu hingga tak ada pilihan selain pergi.
Caisar disana mengggeleng tak mau menjawab. Ia ingat bagaimana caranya membujuk Disya yang masih kekeh ingin dikelas ini. sebenarnya si ia tak keberatan Disya disini. Tetapi dirinya tidak mau jika Disya memasuki IPA Hanya untuk bersamanya, ia tak tau jika dirinya atau Disya berjodoh atau tidak dikemudian hari. Ia tak mau Disya menyesal mengambil pilihan yang dangkal. Ia tidak mau seseorang menyesal dikemudian hari karena dirinya.
IPA dan IPS banyak yang berfikir jika dua jurusan itu sama saja. faktanya tidak semudah itu .. Semua orang memiliki potensi masing-masing.
Gery yang meluhat temannya diam saja menggeplak bahu Caisar membuat sang empu menatapnya. “Loe nggak asik.”Ujar Gerry dan mendengus.
Casar menghela nafas dan berkata.”Dia bukan jahat. Dia hanya terlalu jujur dengan perasaannya. Jika mau yah bilang mau. Jika tidak suka yah tidak suka. mereka yang begitu tidak buruk, mereka lebih baik dibanding orang yang selalu bersikap baik namun nyatanya menusuk hingga mati tanpa darah dan remuk tanpa tulang.”Ujat Caisar dengan pelan.
Maksudnya kadang orang yang terlihat baik, tersenyum polos, itu lebih berbahaya. Mereka hanya memiliki cara tersendiri ketika menyakiti orang lain. Jika orang jahat secara spontan tetapi jika mereka mengenakan cara berlahan. Mematikan lawan dengan cara langsung lebih baik dibandingkan secara berlahan.
Gerry terdiam mencerna kata-kata itu. Iya juga si. Diysa tidak munafik, itu yang baiknya.”Tapi dia terlalu kasar Sar. Gue kalo jadi loe nggak bakal mau sama dia. Meskipun gue akuin dia paling cantik disekolah kita.”Gumamnya mendengus mengakuhi itu.,
Caisar disana terkekeh.”Kamu hanya melihatnya dari luar tapi bukan dari dalam. Kamu tau bukan jika bunga mawar yang terlihat indah memiliki duri yang tajam. Buka kuning memiliki bauh yang menyengat dan bunga Poeny memiliki racun. Mereka memiliki cara tersendiri untuk melindungi diri. Supaya mereka yang ingin menghancurkannya atau menyakitinya harus berfikir dua kali untuk melakukannya.. “Ujar Casar lagi. Gerry menatap Caisar nanar. Sosok disampingnya itu sangat dewasa n juga bijak. Ia itu sangat baik hingga tak pernah ada rasa negative disetiap orang lain.
“Kamu selalu menatap orang lain dari sisi positifnya Sar. Aku takut kamu dimanfaatkan oleh orang lain karena kebaikanmu. “Ujarnya. Ia mengubah gaya bahasanya sebab gaya bahasanya Caisar. Ia yang berbicara gaul jadi mengikuti ahasa santun Caisar. Caisar selalu santun terhadap siapapun.
Caisar terkekeh dan berkata.” Aku tidak pernah peduli akan kejahatan orang lain selagi ia tidak menjahati aku. Dan melihat orang lain dengan kacamata fositiv meningkatkan diri kita untuk selalu berbuat baik. Jangan sampai kita mengangap diri kita lebih baik dari orang lain, atau selalu menilai orang lain sebelum berbuat baik. Mau dia jahat, mau dia baik lihat mereka dari sisi fositivnya sebab semua manusia memiliki kebaikan tersendiri, tidak ada yang tau kebaikan mana yang aku lakukan yang bisa membantuku dalam kesusahan dikemudian hari. Jika kamu takut aku dimanfaatkan, tenang saja. Sebab aku punya Tuhan untuk dipercaya.”Ujarnya membuat Gerry terdiam lagi., ia mencerna kata-kata Caisar dengan diam tak lagi berani menjawab. Caisar sahabatnya sedari awal ia masuk. Sosok Caisar baginya sangat luar biasa, mampu menjadi ayah yang bijaksana, ibu yang lembut, dan kakak yang mengayomi.
Itu semua membuat ia sangat nyaman dengan Caisar. Bahkan mengangap Caisar saudaranya tanpa tau kehidupan Caisar. Ia tidak tau Caisar itu punya orang tua atau tidak, rumah Caisar dimana. Sebab yang ia tahu Caisar adalah orang yang sederhana. Ia hanya tau itu tidak lebih. Caiisar tipekal yang tidak menceritakan keadan keluarganya..
Hingga percakapan itu terputus oleh guru yang memasuki kelas. Dan Caisar mulai menulis dibukunya dengan tenang, Gerry disanapun diam mencerna gurunya meski kepalanya terasa ingin meledak saking lelah dan capeknya. Ulasan materi bagaikan masuk telinga kanan keluar telingga kiri. Mengsedih.
Ting....ting...”Baik anak.. pelaran ibu sudah selesai. Materi yang belum selesai tolong lanjut dirumah yah. minggu depan kita lanjutkan lagi.”Ujar sang guru membuat para murid mengeluh karena adanya PR. Hal yang paling dibenci oleh mereka. Namun Caisar hanya diam dengan damainya.
“Kekantin yuk Sar.”Ajak Gerry membuat Caisar menatapnya dan menggeleng.
”Duluan saja. Aku tidak kekantin karena membawa bekal.”Ujarnya membuat Gerry meringis. Ia lupa jika Caisar slelau membawa bekal.
”Yaudah deh.. duluan yah.”Ujarnya meningalkan Caisar.
Caisar disana mengangguk dan membereskan peralatannya. Tak lama setelahnya ada sosok perempuan yang mendekatinya dengan manis.”Hmm.. aku juga bawa makanan. Mau makan bareng nggak Sar?”Tanyanya menyelipkan rambutnya disela telinga menatap Caisar dengan wajah merah.
Caisar disana menatapnya dan tersenyum.”Maaf Lis. Tidak bisa, nanti Disya kesini dan kamu terkena masalah. Lagipula aku hanya mau menjaga perasaannya.”Ujarnya membuat wajah Lisa memerah malu dan mengangguik paham.
”Yasudah maaf yah ganggu kamu.”Ujarnya menggenggam erat kotak bekalnya dan mundur dikursinya. Caisar hanya menatapnya tak enak.
Tak Caisar sadari Disya sudah ada dipintu.. ia menatap Caisar terharu karena meolak gadis lain demi menjaga perasaannya. Caisar pun melakukanya karena sedkit banyaknya sudah mengetahui wataknya. Caisar harus mengerti watak Disya dan tidka melakukan masalah.
“Pangeran.. Sasa datang..”Teriak Disya mengagetkan Caisar. Caisar disana tersenyum kepada sang empu. Caisar tadi memang mengataoan padda Disya akan makan bareng.”Sasa bawain makanan dari kantin tauk buat bisa makan bareng sama pangeran dikelas hehe.”Ujarnya renyah.
Caisar menatapnya mengernyit.”Kamu bolos yah?”Tanyanya karena bel baru dua menit. Masa Disya selesai memesan hanya dengan dua menit waktunya? Disya disana menatap Caisar gugup dan juga menunduk membuat Caisar terkekeh menepuk pundaknya.
“Aku menyukai kamu yang tidak berbohong. Lain kali jangan diulangi lagi kesalahan mu hmm.” Ujarnya membuat Disya menatapnya binar dan mengangguk.
Ia mengeluarkan bekalnya dan berlanjut.”Kamu tau? Ada ribuan anak yang ingin sekolah tapi tidak memiliki kesempatan karena tidak punya uang. Jadi kamu yang diberi kesempatan jangan sampai mengecewakan Tuhan. Sebab dengan kamu diberi kesempatan itu artinya Tuhan mempercayai kesempatan itu kepada kamu. Kamu adalah manusia terpilih dan istimewa. Jangan mengecewakan kesempatan dari Tuhan.”Ujarnya membuat Disya mengangguk. Disya itu peringkat 25 dari 40 siswa tidak pintar tapi juga tidak bodoh. Yah tapi suka bikin masalah.
“Oh iya.. aku akan kasih kamu kado jika semester ini bisa dapat juraa 1 dikelas.”Ujarnya Caisar tersenyum kepada Disya.
Diysa menatapnya dengan mata yang berbinar.”Hadianya apa?”Tanyanya cepat.
Caisar terkekeh.” Rahasia dong. Nanti jika kamu juara aku kasih. Sekarang ayo makan, nanti kamu sakit.”Ujarnya. lalu membuka kotak makannya. Disana ada kue yang tadi malam belum dimakan bagian Caisar.. Caisarpun membawanya untuyik makannya sedangkan para adiknya membawa nasi dengan lauk telur. Ia tak mau adik-adiknya sakit karena makann yang tidak sehat. Cukup ia saja.
“Wahh kue coklat. sasa mau dong...!!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 202 Episodes
Comments
Remasari
meleleh aku bang dengernya🥰
2021-11-03
0
Remasari
meleleh aku abang dengernya kata kata km
2021-11-03
0
Raden Ende Kusumawati
lanjut uppp thorrrrr
2021-10-23
0