Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'

Lalu sejenak Ran berpikir kembali. "Tapi, hari ini kita akan keluar kota bukan? Bagaimana caraku mengajaknya?" Tanya Ran.

"Kau pergilah bersamanya, biarkan aku yang menggantikanmu. Bagaimana?" Usul Surya.

"Mmm, baiklah. Tapi apa kau yakin ini akan berhasil?" Ran masih ragu.

"Tentu saja Pak Bos. Aku yakin dia akan suka pergi bersamamu." Jelas Surya dengan mengedipkan mata kirinya.

"Hmm, baiklah. Apa kau tidak keberatan?" sekali lagi Ran memastikan.

"Kenapa aku harus keberatan? Sudahlah, jangan terlalu banyak berpikir. Oke?" dengan cepat Surya menjawab lelaki itu.

"Ya sudah. Aku pergi dulu." Ucap Ran sambil berdiri lalu meninggalkan ruangannya.

Setelah Ran tak terlihat lagi Surya baru keluar dari ruangan itu menuju ruangannya. Lelaki yang lebih tua tiga tahun dari Ran itu tampak sedikit mengulas senyum. Dalam hati ia berharap Ran bisa benar-benar bersatu dengan Zara sesuai isi surat wasiat ayah Zara yang pernah ia baca langsung dua tahun lalu.

...

Ran sampai dirumah sekitar 20 menit menempuh perjalanan. Ia masuk dengan penuh keyakinan. Dan semua kemungkinan pun sudah ia pikirkan sedari tadi. Jika misalkan Zara menolak untuk pergi bersamanya maka ia harus mencari cara lain agar bisa meminta maaf pada Zara. Tak butuh waktu lama, akhirnya Ran sampai di depan kamar gadis itu lalu segera mengetuk pintu kamarnya..

Tok.. Tok.. Tok..

Tak lama berselang terdengar suara pintu terbuka, Ran tiba-tiba gemetar, menunjukkan bahwa lelaki itu sedang gugup. Namun kegugupannya sontak sirna ketika melihat wajah Zara yang tak lagi masam dan datar. Hal itu membuat Ran seketika dilanda rasa heran.

'Bukankah dia sedang marah?' Batin Ran.

Kemudian gadis itu menyapa dengan riang gembira. "Hai Kak, sudah pulang?" sembari menunjukkan wajah yang begitu sumringah.

Ran seketika kembali gugup. "Eeh, yah. Se.. Sebenarnya aku ingin mengajakmu pergi.. Hari ini.." Jawab Ran sambil mengelus tengkuknya yang tentu saja tidak gatal.

"Benarkah itu?" tanya Zara antusias.

"Yah, be.. Benar." Lelaki itu mengangguk pasti.

"Ah, terima kasih Kak." Ucap Zara sembari berjalan mendekat ke arah Ran dan memeluknya.

Ran tersentak. 'Ada apa dengannya? Kenapa dia tiba-tiba memelukku seperti ini?'

Deg..

Jantung Ran berdebar dengan kencang. Sikap Zara di luar espektasinya. Rencananya, ia membujuk Zara dan meminta maaf. Tapi kenyataannya gadis itu sendiri yang datang memeluknya. Aneh sekali, apakah perempuan memang seperti itu. Tanpa membalas pelukan Zara, lelaki itu berucap. "Ah, aku.. Aku ingin minta maaf padamu." Zara melepaskan pelukannya.

"Untuk apa?" Tanya gadis itu. Entah dia pura-pura lupa atau memang tidak tahu.

"Aku minta maaf soal sikapku kemarin di rumah sakit, yang membuatmu marah." jelas Ran dengan nada yang masih gugup seolah tak bisa mengontrol rasa itu.

"Aa.. Ahh itu.. Tidak usah dipikirkan. Aku tak bermaksud mendiami mu kak, aku hanya malas berbicara. Mungkin itu pengaruh ketika menstruasi, emosiku tidak menentu. Jadi sebenarnya aku yang salah, maafkan aku kak." Ucap gadis itu sedikit menunduk.

'Sudah ku duga, menstruasi itu adalah penyebabnya. Pantas saja dia seperti itu.' Ran berkata dalam hati.

Suasana seketika mencair, Ran menarik napasnya merasa seperti orang yang sedang tertipu. Akhirnya lelaki itu bisa bernapas lega dan kembali ke situasi seperti biasa.

"Baiklah, kita pergi ke Bandai. Hari ini ada pameran cosplay, mau kan?" tanya Ran.

"Haaaaa, Bandai Kak? Tentu saja aku mau. Baiklah aku akan siap-siap dulu." Ucap Zara kemudian langsung meninggalkan Ran untuk berganti baju.

Ran menggelengkan kepalanya. Misi kali ini berhasil. Ran mengeluarkan ponsel dari saku celananya kemudian mengirim pesan kepada Surya.

to : Surya

Misi selesai...

Membaca pesan dari Ran membuat Surya merasa lega, ia tersenyum tipis. Surya menyandarkan tubuhnya di kursi seraya memijit pelipisnya. Lelaki itu berkata sesuatu dalam hatinya.

'Akhirnya aku bisa terlepas dari rasa bersalah. Maafkan Aku Ran, aku tidak bermaksud, tapi aku merasa tak pantas berada di sisi Zara.'

...

Selesai berganti baju Zara keluar dari kamarnya dengan memakai baju kaos branded berwarna putih dan rok selutut berwarna hitam. Ran terpana melihat sosok di hadapannya, namun karena tak ingin menunjukkan ekspresi lelaki itu memilih mengalihkan pandangannya dari Zara. Mereka kemudian melangkah turun bersama melintasi tangga menuju lantai satu.

"Hati-hati!" Ucap Ran sembari memegang tangan gadis itu yang hampir saja terkena sisi tajam pegangan tangga.

Zara terkejut, ia baru mengingat ada jahitan di tangannya. Dengan pasrah ia membiarkan Ran menuntunnya seperti anak kecil. Begitu sampai di depan teras Ran menghidupkan taftnya. Mereka pun masuk ke dalam taft tersebut secara bersamaan.

Di dalam mobil Zara terlihat begitu kesulitan memasang sabuk pengamannya. Melihat itu Ran jadi berniat membantunya. Lelaki itu mendekat lalu meraih sabuk pengaman gadis itu, otomatis jarak mereka terkikis. Zara menatap wajah tampan di hadapannya, jantungnya berdebar kencang. Baru kali ini ia melihat wajah Ran dalam jarak yang sangat dekat.

Zara terbuai, ia merasakan sebuah kehangatan membelai dadanya ketika menatap wajah tampan Ran. Timbul pikiran kotor di kepalanya namun dengan cepat ia menepis. Tanpa sengaja Ran berbalik dan terpaku juga ketika menatap wajah cantik gadis itu. Mereka saling menatap satu sama lain. Lama kelamaan tatapan mereka semakin dalam sampai tak ada yang menyadari.

Wajah Ran perlahan mendekat pada wajah Zara, karena masih terbuai gadis itu beralih menutup mata dan membiarkan wajah Ran terus mendekat. Semakin dekat, hingga Zara merasa jantungnya berhenti berdetak. Sama halnya dengan Ran, lelaki itu juga dikuasai oleh hasratnya hingga membuat ia tak sadar, bibirnya telah mendarat di bibir Zara.

Mereka berdua sama-sama terbuai. Baik Ran maupun Zara sama-sama menikmati ciuman tersebut. Hingga Ran lebih dulu menyadari.

Lelaki itu membulatkan mata lalu dengan cepat menarik bibirnya dari Zara. Menyadari hal itu Zara tersentak bukan main. Ran telah mencium bibirnya. Dengan gugup Zara capat-cepat mengalihkan wajahnya dari lelaki itu. Bersamaan dengan Ran yang menarik tubuhnya kembali ke belakang kemudi.

Terdengar degupan jantung dari keduanya membuat susasana menjadi hening dan canggung. Zara menutup mata dengan napas terengah-engah. Ia tak habis pikir mengapa Ran bisa menciumnya dan bodohnya ia tak menolak sama sekali. Gadis itu merasa sangat malu.

"Maaf," ucap Ran.

Lelaki itu akhirnya kembali menyalakan mesin taftnya. Beberapa saat berselang taft itu pun melaju membelah jalan kecil sebelum akhirnya berbelok menuju jalan raya di luar kompleks pemukiman tempat tinggal mereka. Suasana perjalanan diambil alih oleh keheningan. Baik Ran maunpun Zara tak mampu berkata apapun setelah kejadian tadi.

'Ciuman kedua, orang yang berbeda. Aku merasa hampir gila!' cetus Zara dalam hati.

.

.

.

bersambung....

Terpopuler

Comments

Miftahul Jannah

Miftahul Jannah

OMG🤣

2021-06-22

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!