Ketika itu Surya diperintahkan untuk mengantar Zara ke sekolah untuk pertama kalinya menggunakan Toyota Kijang Inova. Awalnya Zara hanya ingin duduk di belakang sebab ia begitu malu berdekatan dengan Surya yang ia kenal sebagai asisten pribadi ayahnya. Bagaimana tidak, Zara sudah memendam perasaan kepada Surya. Selain wajahnya tampan dia juga sangat baik dan peduli pada dirinya walaupun lelaki itu hanya sebatas asisten ayahnya.
Surya langsung membukakan pintu di bagian depan agar Zara duduk bersebelahan dengannya. Zara sangat gugup ketika Surya berbicara padanya karena itu adalah pertama kalinya ia mendengar langsung suara itu, suara orang yang ia kagumi selama ini.
Dengan ragu Zara menatap wajah Surya dan betapa terkejutnya ia melihat senyum manis lelaki itu. Zara menelan ludahnya dan segera masuk ke dalam mobil. Sepanjang jalan Zara hanya terdiam, tak berani ia menatap sosok di sebelahnya. Namun karena Surya yang memulai pembicaraan maka gadis itu mau tak mau harus membalasnya.
"Maaf dek, nama kamu siapa?" Tanya Surya dengan senyuman menyejukkan.
Zara menunduk sambil menjawab. "Zanzara, Kak."
"Hei, jangan canggung seperti itu! Anggap saja kau sedang berbicara dengan kakak mu sendiri." Ucap Surya dengan masih tersenyum.
Zara mengangguk sembari membatin. 'Astaga Kakak? Sejak kapan aku punya kakak? Jangan bercanda pria tampan, aku tak ingin menjadi adikmu! Aku ingin menjadi kekasihmu.' Kemudian Zara menggigit bibir bawahnya. Maklumlah, gadis itu masih labil dan jiwa keremajaannya meronta. Hingga menjadikan perasaan mendamba akan sosok Surya di hatinya.
"Zanzara, biasanya jam berapa kau akan pulang dari sekolah?" Tanya Surya lagi.
"Jam dua belas." Jawab Zara dengan suara lirih.
"Baiklah, setiap hari aku akan mengantarkanmu sekolah dan menjemputmu." Zara membalasnya dengan anggukan.
"Kenapa kaku sekali? Biasakanlah untuk sedikit akrab, kita akan bertemu setiap hari." Ucap Surya lagi.
Zara sangat menyukai sosok di sebelahnya itu, selain tampan Surya juga merupakan cinta pertamanya, lebih tepatnya cinta semu atau orang-orang biasa menuebutnya dengan cinta monyet. Dan saat ini gadis itu belum berani mengungkapkan.
'Apa? Mengungkapkan? Yang benar saja, dari mana sejarahnya perempuan mengungkapkan lebih dulu. Ada ada saja! Lagi pula kenapa pikiran ini begitu liar, aku masih SMP dan sudah mulai menyukai seseorang? Bahkan yang umurnya sangat jauh dariku. Benar-benar!' Celotehnya dalam hati.
"Okay, kita sampai Zanzara." Suara Surya mengejutkan gadis itu. "Apa kau terkejut?" Tanya Surya melihat Zara tersentak.
"Ttt.. Tidak." Jawab Zara asal.
"Baiklah.. Belajar yang giat." Ucap Surya masih dengan senyuman.
Zara salah tingkah melihat senyuman tersebut membuatnya buru-buru turun dari mobil. Namun Surya mencegahnya.
"Tunggu dulu!"
"Ada apa?" Tanya Zara.
"Berikan aku nomor ponselmu!"
Setelah memberikan Surya nomor ponselnya ia pun menerima panggilan dari Lelaki itu.
"Itu nomorku! Jika ada perubahan jadwal maka kau telfon saja aku."
"Hmm." Jawab Zara singkat.
Setelah hari itu mereka jadi semakin dekat layaknya kekasih tapi itu hanya menurut Zara. Menurut Surya perasaannya pada Zara hanya sebatas adik dan kakak saja tak lebih. Ayah Zara menitipkan Zara padanya hanya untuk diantar jemput ke sekolah, bahkan Ayah Zara berpesan untuk tidak menyukai anaknya.
Alasannya sangat sederhana, karena Ayah Zara sudah menyimpankan gadis itu lelaki yang ia pilih sendiri. Suatu waktu Surya mulai merasakan perasaan aneh yang dipancarkan oleh Zara terhadapnya. Lelaki itu sepertinya sadar bahwa Zara sedang mengagumi atau bahkan sudah mencintainya.
Tapi Surya sama sekali tak memiliki perasaan pada gadis itu, selain karena hubungan mereka hanya sebatas tanggung jawan dari Ayah Zara, Surya memanglah tidak memiliki selera pada anak gadis. Tipenya bukan anak seperti Zara, tipe lelaki itu adalah wanita dewasa seperti dirinya. Dan pada akhirnya karena tak ingin Zara kecewa dan sakit hati Surya mengungkapkan semuanya.
"Zara, maafkan aku. Sepertinya kita harus meleuruskan sesuatu." Ucap Surya menatap wajah Zara dengan lekat.
"Mengenai apa?" Tanya Zara dengan lirih.
"Apa kau menyukai ku?" Deg. Jantung Zara seperti ingin terlepas. Ia menunduk tanpa menjawab pertanyaan lelaki itu.
"Jika memang adanya seperti itu maka aku harus memberitahumu sesuatu. Sebenarnya aku hanya menganggapmu sebagai adikku saja, tak lebih. Kau tentu tahu alasannya, jika bukan karena ayahmu kita mungkin tak akan pernah bersinggungan. Namun aku sangat berterima kasih kau mau menganggapku sebagai kakak mu. Aku harap kau paham!"
Penjelasan Surya membuat hati Zara sakit. Namun ia berpikir jika Surya tak mengungkapkannya maka dia akan merasakan lebih sakit dari pada apa yang dirasakannya sekarang.
Zara hanya mengangguk dengan senyuman lirih di bibirnya. Mulai hari itu mereka tak pernah lagi bertemu disebabkan kondisi Ayah Zara yang mulai drop. Zara mulai menjauh dari Surya. Tak lama setelahnya Ayah Zara pun wafat.
Setelah itu Surya tak lagi menjadi asisten Ayahnya, Zara tak pernah tahu kemana orang tersebut dan tidak pernah ingin tahu. Setelah lama tak memdengar kabarnya dan tak pernah lagi bersinggungan Zara mulai menghapus rasa cintanya pada Surya.
.
.
.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments