Chapter 7 : Gagal

Ran sedang duduk di ruang meeting kantornya. Malam ini lelaki itu terlambat pulang ke rumah dan sudah mengabari Tamara terlebih dahulu. Ketika beristirahat tadi ia juga menanyakan keadaan Zara yang tak bisa dihandle nya malam ini. Dan akhirnya ia bisa bernapas lega karena gadis itu sudah berada di rumah.

Sedangkan Zara, kali ini ia sudah menyiapkan diri untuk memberi pelajaran kepada Ran. Tapi sayangnya ia tak mengetahui jika lelaki itu ternyata akan pulang terlambat.

Sambil menunggu ia membuka laptop dan menonton anime yang baru rilis yaitu Shigatsu wa kimino uso. Setelah satu jam menatap layar laptop gadis itu pun memutuskan untuk menjalankan rencananya. Ia segera memakai baju putih panjang dan mengurai rambutnya yang sepinggang.

Ia belum tahu kalau ternyata Ran belum pulang. Gadis itu melangkah ke luar dari kamar lalu berdiri di depan jendela kamar Ran yang berada di balkon lantai dua. Namun tiba-tiba matanya terbelalak ketika melihat kamar lelaki itu yang ternyata sudah sangat gelap.

"Haaa.. Kenapa gelap? Apa dia sudah tidur ya?" tanyanya seorang diri.

Zara kembali menatap ke dalam kamar tersebut karena merasa penasaran. Semakin lama pandangannya semakin tajam. Seketika bulu kuduknya berdiri dan membuatnya berlari menjauhi jendela tersebut. Dia khawatir, kalau-kalau makhluk halus muncul di hadapannya.

"Aduh sepertinya rencanaku akan gagal." gumamnya sambil berjalan mundur meninggalkan balkon.

Hingga ia sampai ke depan pintu kamar Ran matanya terus menatap ke arah balkon sebagai bentuk kewaspadaan. Di tengah ketakutannya gadis itu akhirnya menabrak sesuatu.

Bruukk..

Kedua bola matanya seketika membulat karena merasakan tubuhnya bersentuhan dengan sesuatu. Namun karena rasa takut yang menyelimuti akhirnya ia berpikir jika yang ditabraknya adalah hantu. Ia mulai merabah ke arah sosok yang di tabraknya. Namun seketika tangannya di hentikan oleh tarikan makhluk tersebut yang ternyata adalah Ran. Spontan Zara berteriak.

"Aaaaaaaaaa.."

Ran mengernyitkan dahinya. Gadis itu terkejut bukan main, ia syok dan akhirnya pingsan. Terpaksa Ran menangkap tubuh gadis itu.

"Ada apa dengannya?" gumam Ran ketika menangkap tubuh Zara sambil menatap pekat wajah mulus gadis itu.

Beberapa jenak menatap, seketika Ran merasa ada getaran yang membuatnya sedikit tersentak. Namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya lalu segera membawa gadis itu masuk ke kamarnya tanpa berpikir panjang.

Tubuh gadis itu dibaringkan di atas ranjang. Ran mengecek suhu tubuh Zara, namun ia tak merasakan panas atau pun hangat. Lalu ia memperhatikan penampilan Zara yang aneh.

"Astaga anak ini sedang apa? Kenapa dia berpakaian seperti kuntilanak?"

Karena merasa tidak penting ia pun memutuskan untuk segera tidur. Ran membaringkan tubuhnya di samping gadis itu namun sedikit ke pinggir untuk menjaga jarak.

Ran menatap gadis yang tertidur itu, bukan tertidur tapi pingsan, dengan tatapan yang berbeda. Sekali lagi ia merasakan ada getaran. Tak lama ia menatap gadis itu, akhirnya ada pergerakan, Zara menggeliat. Seketika ia mengalihkan pandangannya lalu duduk untuk memeriksa gadis itu.

Ketika membuka mata, Zara merasa pusing. Dan ia dikejutkan oleh keberadaan Ran di sampingnya yang hanya memakai baju dalam. Ia langsung berteriak kencang.

"Aaaaaa.."

Ran langsung membungkam mulut gadis itu karena takut akan didengar oleh Tamara yang sepertinya sudah tertidur di lantai bawah. Teriakan Zara akhirnya redup seketika.

"Suuuut. Kau jangan berteriak!" bisik Ran.

Gadis itu mengangguk paham. Ran pun melepaskan tangannya dari mulut Zara.

"Kau! Sedang apa disini?" tanya gadis itu dengan nada ketakutan.

"Aku? Sedang apa disini? Harusnya aku yang bertanya apa yang kau lakukan di depan kamarku." Jawab Ran datar. "Dan kenapa kau bisa pingsan ketika melihatku?" lanjut Ran sembari menatap penasaran gadis itu.

Zara mengerjapkan matanya mengingat apa yang ia lakukan tadi. Gadis itu sontak merasa malu karena gagal mengerjai Ran. Ia tersenyum kecut sambil menatap wajah sepupunya itu.

"Apa? Kalau sudah ingat silahkan keluar." usir Ran.

"Keluar? hello ini kamarku tahu." ucap Zara dengan nada sedikit nyinyir.

"Kamarmu? Sejak kapan ini jadi kamarmu?" ucap Ran dengan wajahnya terlihat mengejek.

"Dari dulu ini memang kamarku tahu." Zara membela diri tak mau kalah.

Ran turun dari ranjang kemudian menaraik gadis itu untuk turun bersamanya.

"Lihat! Apakah kamarmu seperti ini?" tanya Ran dengan penuh emosi.

Zara membulatkan matanya setelah sadar jika ia berada di kamar yang salah, lalu kembali tersenyum kecut. Ran menatapnya kesal.

"Keluar dari sini sekarang. Aku mau tidur." perintah Ran.

Zara memutar bola matanya kemudian beranjak. Namun ruapanya pergelangan tangannya masih di genggam oleh Ran dan akhirnya Zara terarik masuk ke dalam pelukan lelaki bermata sipit itu.

Sejenak mereka saling menatap, gadis itu menjadi gugup sedangkan Ran sedikit menikamati pandangan mata Zara yang terasa sejuk. Entah mengapa tiba-tiba Ran terlena oleh tatapan mata itu. Zara yang sadar seketika memalingkan pandangannya dan membuat Ran ikut tersadar. Dengan cepat lelaki itu mendorong tubuhnya menjauh.

"Auh, bisa lembut sedikit tidak sih?" pekik Zara kesakitan.

"Keluarlah!" perintah Ran dengan suara gemetar karena gugup.

Zara merasa kesal pada makhluk menjengkelkan di hadapannya ini karena telah mengusir dirinya dengan kasar. Dengan langkah kaki yang terdengar keras gadis itu beranjak lalu membanting pintu. Ran terkejut melihat kelakuan gadis itu.

"Ada apa dengannya?" tanyanya bingung, padahal dia yang membuat gadis itu kesal.

Zara membuang tubuh ringkih dan ringan itu ke ranjang setelah melepaskan gaun kuntilanaknya. Ia berteriak kencang dengan membenamkan kepalanya pada bantal mengeluhkan sikap Ran yang membuat dirinya sangat jengkel.

"Dasar menyebalkaaaaan. Aku benci padanya!"

Tak ada seorang pun yang pernah membuat hari-hari Zara terasa begitu menjengkelkan kecuali Ran. Gadis itu sempat menyesal telah jatuh hati padanya ketika pertama kali bertemu.

Ternyata tak semua jatuh hati pada pandangan pertama itu menyenangkan. Buktinya hari ini dia telah merasakan betapa menyebalkannya sosok lelaki seperti Ran, yang merupakan objek dari aksi jatuh hati pada pandangan pertamanya.

Sontak gadis itu teringat akan sosok Saga yang juga merupakan sepupunya atau lebih tepatnya anak sulung Bibi Yumna. Kemudian ia membandingkan antara Saga dan Ran dalam sisi sifat. Seingatnya Saga tak pernah membuat ia kesal. Dan Saga tidak sedingin Ran. Gadis itu mendengus kasar.

"Saga masih lebih baik darinya. Mengapa sifat Kak Ran bagitu tertutup dan dingin?" gumam Zara sambil terlihat berpikir.

Gadis itu merasa penasaran hingga membuatnya berinisiatif untuk menghubungi Saga yang saat ini sedang berada di Canberra.

"Halo, Saga." sapa Zara lebih dulu.

"Halo Zara, ada apa kau tiba-tiba menelfon?"

Sejenak Zara berpikir, hal apa yang ingin ia tanyakan lebih dulu?

"Kau ingat anak Paman Akira? tanya gadis itu sedikit ragu.

"Yah, aku ingat. Ran, kan? Ada apa kau menanyakannya?"

"Ah tidak. Aku ingin memberitahumu bahwa sekarang kami tinggal bersama. Di rumahku."

"Benarkah? lalu apa hubungannya denganku? mengapa kau menelfonku hanya untuk bertanya tentang itu?"

"Hehe Maaf. Aku hanya penasaran, kenapa sifatnya begitu dingin dan cuek. Dia bahkan sering marah padaku."

"Mana aku tahu? Dasar kau ini mengganggu saja. Apa tidak ada kerjaan lain hah? Seharusnya kau menelfonku untuk menanyakan kabar, dasar menyebalkan."

"Hei santai!! Aku hanya bertanya. Yasudah kalau begitu lupakan saja pertanyaanku. Ohya, bagaimana kabarmu?"

"Nah seperti itu lebih baik, kabarku baik."

"Dasar!! Ngomong-ngomong, kapan kau akan kembali kemari?"

"Eeem, mungkin 4 atau 5 bulan lagi. Kenapa? Kau merindukanku? Haha tenanglah, aku akan menemuimu lalu akan segera menyentil jidatmu ketika kita sudah bertemu. Yah akan kupastikan haha."

"Dasar kau, lelaki menjengkelkan!! Sudah ah, aku ingin tidur. Kau berhentilah menggangguku!."

"Hei nona, bukankah yang menelfon dulauan adalah kau? Kenapa menuduhku?"

"Hahaha, tidak Saga. Aku hanya bercanda. Aku memgantuk. Sudah nanti kita lanjutkan. Bye.. bye.."

"Huffttt, lain kali aku tidak mau mengangkat telfonmu lagi."

Tiiiit, dan akhirnya panggilan pun terputus.

Zara mendengus pelan karena merasa kecewa. Hingga kini rasa ingin tahunya terhadap sifat Ran belum juga sirna. Masih berbentuk tanda tanya di kepalanya mengapa Ran seperti itu dan apakah memang lelaki itu dingin dan irit bicara? Entahlah.

Segera gadis itu membenarkan posisi tidurnya kemudian beralih untuk menutup mata.

.

.

.

.

.

.

bersambung.....

Terpopuler

Comments

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

ran awas jatuh cinta😁

2021-06-30

1

Mely Sianturi

Mely Sianturi

salah server si Zara🤣🤣🤣🤣

2021-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!