Chapter 2 : Insiden Tangga

Menatap lurus ke arah cermin. Zara memerhatikan pantulan cahaya dirinya di sana. Sembari bercermin gadis itu terbayang wajah Ran. Orang itu masih saja memenuhi kepala Zara hingga seutas senyum di bibirnya mengembang. Untuk pertama kali dalam hidupnya ada kesempatan melihat manusia yang terlihat layaknya malaikat seperti Ran. Kesempurnaan lelaki itu tak bisa dipungkiri.

Setelah berhasil mengurai rambutnya, Zara beranjak dari cermin menuju meja kerjanya. Gadis itu meraih pena dan buku journal hitam. Tak lama kemudian beberapa tetes tinta tersemai indah di atas kertas putih bergaris itu. Rupanya Zara tengah menulis buku harian.

*Tanda jika kau mulai menyukai seseorang adalah ketika pikiranmu hanya dipenuhi olehnya. Kemanapun kau melangkah hanya senyum masinya yang terus menemani langkahmu.

Tapi aku masih ragu. Apa aku menyukainya? Padahal hari ini adalah pertama kalinya kami bertemu. Bisakah kusimpulkan bahwa aku telah jatuh cinta pada pandangan pertama?

Oh ya, namanya Ran. Dia adalah sepupuku. Anak dari saudara lelaki Ayahku. Sungguh, dia tampan. Mata sipitnya begitu memukau. Dia adalah lelaki kedua yang kusukai. Tapi anehnya aku merasa dia yang pertama*.

Sambil tersenyum Zara terus saja menggoreskan tinta penanya ke atas kertas bergaris itu. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 12.30 siang. Setelah merasa puas menceritakan sosok Ran di buku journalnya, ia pun mulai bangkit.

"Waktunya makan siang. Sepertinya ibu sudah memasak di dapur." gumam gadis itu sambil mulai melangkah keluar dari kamarnya.

Tepat di koridor, ternyata Ran juga baru saja keluar dari kamarnya. Sontak Zara merasa gugup ketika mereka berjalan beriringan hingga menuruni tangga. Gadis itu melirik sekilas dan tampak pada kedua matanya Ran sedang bermain ponsel dengan satu tangan dan tangan yang lain dimasukkan ke dalam saku celana.

'Sungguh tampan. Gayanya begitu cool.' celetuk Zara dalam hati.

Tanpa sadar ternyata langkah kaki Ran mendahuluinya, lelaki itu telah sampai di anak tangga terakhir dan langsung melaju ke arah dapur tanpa berniat memerhatikan sekitar.

Sementara Zara masih perlu menuruni beberapa anak tangga lagi. Namun nampaknya gadis itu masih dalam mode mengkhayal, dengan santainya ia melangkahi dua anak tangga sekaligus hingga tubuhnya terperosot ke lantai.

"Aakkhh." pekiknya.

Ran mengernyit di tengah langkah kakinya menuju dapur, seperti ada suara jatuh tapi lelaki itu malah memilih melanjutkan langkahnya.

Sementara Zara memegangi pergelangan kakinya yang terkilir akibat terjatuh. "Ya ampun sakit sekali." ucapnya sambil memerhatikan sekitar. Untung saja Ran tak melihat adegan itu, yang membuat Zara sedikit bernapas lega.

Dengan rasa malu yang terlanjur mencuat, ia berusaha berdiri untuk melanjutkan langkahnya menuju dapur sebelum ada yang melihat. Sambil sedikit terpincang Zara tetap berjalan berusaha menyamarkan raut wajah malu dan kesakitannya.

Hingga ia sampai di dapur lalu duduk di meja makan bersama Ran dan juga ibunya. Mereka berdua tampak berbincang hingga tak memerhatikan kedatangan Zara. Gadis itu berusaha agar tidak terlihat kaku ataupun aneh.

Tapi lagi-lagi rasa sakit akibat terkilir tadi masih saja terasa hingga gadis itu merasa tak bisa mengunyah. Ia terus menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa itu.

'Apa kukatakan saja yah pada ibu jika tadi aku terjatuh?' ucapnya dalam hati sambil terus meringis.

Tak lama tatapan kedua orang tersebut tertuju pada Zara. Ia tak menyadari dan masih saja asik meringis kesakitan.

"Zara ada apa denganmu?" sahut sang ibu.

Baru menyadari, Zara buru-buru menggeleng. "Tidak ada bu."

Tamara tampak mengernyitkan dahi. "Lalu mengapa dari tadi kau meringis? Apa kau sakit?"

Mata Ran menatap wajah gadis itu dengan intens. Ia ingat tadi ketika beranjak dari tangga, lelaki itu mendengar ada suara sreset terdengar. Tapi tak tahu apa yang terjadi.

"Kau terjatuh?" sahut Ran tiba-tiba.

Zara menoleh sambil membulatkan matanya. "Kenapa kau bisa tahu?"

"Oh itu, tadi aku mendengar suara aneh dari tangga. Jadi benar kau terjatuh?" jawab Ran lalu kembali bertanya.

Zara menunduk kemudian mengangguk sebanyak dua kali. Melihat itu membuat Tamara tampak tersenyum.

"Jadi yang mana lecetnya?" tanya Tamara.

Kegiatan makan siang tertunda sejenak akibat Zara. Gadis itu menunjukkan pergelangan kakinya yang memar pada sang ibu. Tamara meraih kaki gadis itu dan mulai memeriksanya.

"Kau terkilir cukup parah, bagaimana kau bisa seperti ini? Apa kau berlari saat menuruni tangga?" sungut Tamara.

Zara menggeleng. Dia memilih untuk diam karena malu jika harus menjawab.

"Ran tolong ambilkan krim di dalam lemari itu." pinta Tamara seraya menunjuk lemari dekat kulkas.

"Baik bi." jawab Ran.

'Memalukan sekali. Hanya karena aku mengkhayalkan wajahnya, aku terjatuh dari tangga. Ya ampun aku merasa otakku sudah tidak waras.'

Setelah mengambilkan krim dan memberikannya pada sang bibi, Ran kembali duduk untuk menyuap makanannya. Sementara Zara terlihat menahan rasa sakit akibat sentuhan tangan Tamara pada kakinya. Ran memerhatikan wajah itu. Imut juga, pikirnya. Tetapi karena tidak begitu peduli, lelaki itu hanya diam.

"Akkh, bu kenapa semakin sakit?" gerutu Zara.

"Namanya juga diobati, memang sakit Zara." tegas Tamara.

"Sudah bu, aku sudah tidak tahan lagi." Zara berusaha menahan tangan ibunya yang kemudian membuat ia semakin meringis kesakitan.

"Sabar dulu. Jika tidak segera diobati bisa-bisa kau tidak akan ke sekolah besok."

Zara akhirnya mengalah pada sang ibu. Matanya memejam kuat merasakan tekanan dari tangan lembut itu. Melihat wajah Zara memerah, Ran tersenyum tipis. Lelaki itu merasa sedikit terhibur.

"Aku sudah selesai, aku duluan bi." pamit Ran.

Tamara mencegah. "Tunggu!"

"Ada apa?" tanya Ran bingung.

"Bantu dia menaiki tangga, kalau perlu gendong dia!" pinta Tamara sembari menunjuk putrinya.

Zara membulatkan mata karena tidak terima. "Ibu." sahutnya cepat.

"Sudah terima saja. Ayo Ran." ucap Tamara telak.

Zara mendengus pelan seraya menggelengkan kepalanya. Ada rasa gugup menerjang dirinya. Namun tanpa disangka Ran langsung saja mengangkat tubuh mungilnya.

"Ah, ya ampun." ucap Zara.

Ran tampak tak acuh. Lelaki itu fokus menggendong tubuh Zara hingga menaiki satu persatu anak tangga. Zara mulai menutup mata karena merasa sangat malu.

Beberapa saat berlalu akhirnya mereka sampai di kamar Zara. Perlahan Ran menurunkan gadis itu di atas ranjang. Lelaki itu lalu menegakkan tubuhnya lalu menatap Zara. Zara tampak kikuk keika mendapati Ran tengah menatap dirinya.

"Apa butuh sesuatu?" tanya Ran.

Zara yang tadi menunduk seketika mendongakkan kepalanya menatap lelaki itu. "Sepertinya tidak."

Dan detik itu juga jantungnya kembali berdebar cepat. Karena Ran menyunggingkan senyum menawan. Tidak lebar tapi tidak pula terkesan datar.

"Kau belum makan kan?" tanya Ran lagi.

"Hm." jawab Zara malu-malu.

"Tadi kau terlalu asik meringis hingga lupa makan. Aku akan mengambilkannya untukmu. Tunggu disini!" ucap Ran kemudian berlalu.

Zara menunduk dalam. Kekonyolan ini membuatnya merasa sangat malu. Untung saja tidak ada yang tahu. Berselang beberapa menit Ran kembali dengan sebuah nampan berisi makanan di atasnya. Lelaki itu menyerahkan nampan tersebut pada Zara.

"Makanlah. Lain kali jangan mengkhayal ketika sedang berada di tangga." ucap Ran dan kemudian beranjak.

Zara mengerjap. 'Ya ampun, bahkan dia tahu jika aku tadi mengkhayal. Sungguh aku malu.'

.

.

.

bersambung..

Terpopuler

Comments

Mely Sianturi

Mely Sianturi

hmmmm si Zara😂😂😂 jalan pake mata, bukan pake hati oiii

2021-05-28

1

Seirioss

Seirioss

aaaaaa😆aku pgen jg dong diangkat ama si Ran🤭

2021-05-26

2

👑Natasy👑

👑Natasy👑

aku kira zara jatuh bakal ditolongin ama ran trus terjadi adegan tatap menatap 🗿

2021-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!