Chapter 13 : Selesai

Keesokan harinya kepala sekolah menghubungi Ran untuk datang ke sekolah sebab mereka akan menyelesaikan masalah Zara hari itu juga. Tidak menunggu lama Ran bergegas membawa gadis itu bersamanya menuju sekolah, setelah sampai mereka langsung masuk ke ruang kepala sekolah yang rupanya sudah ada Raka dan orang tuanya di sana. Ketegangan terpancar dari wajah Raka setelah melihat Zara datang bersama seorang pria dewasa, ia tak bisa berpikir lagi siapa orang tersebut dan membuatnya hanya bisa tertunduk.

Ran duduk tepat di hadapan Raka dan orang tuanya sedangkan kepala sekolah juga berada di antara mereka.

Tanpa membuang masa Ran langsung mengintrogasi Raka dengan nada dan tampang yang membuat Raka ketakutan dan akhirnya Raka mengakui bahwa memang benar ia telah melakukan hal tersebut kepada Zara.

"Maafkan saya, hari itu saya sedang khilaf." Ucap Raka seadanya.

Ran sudah membaca gelagat Raka yang berkata sedang khilaf, ia tahu Raka sengaja melakukan hal itu karena sudah terlihat sangat jelas bagi Ran namun ia tak ingin memperkarakannya lebih jauh dan memutuskan untuk menyudahinya.

Akhirnya orang tua Raka pun meminta maaf atas perbuatan anak mereka dan dilanjutkan oleh pemberian sanksi dari kepala sekolah. Raka diberi sanksi skorsing selama dua pekan, dan akhirnya kasus ditutup tanpa ada yang membeberkan ke lingkungan sekolah.

...

"Ada apa?" tanya Ran ketika mereka telah sampai di rumah.

Zara terus saja menangis sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Kamar bernuansa ungu cerah itu terlihat terang benderang karena cahaya matahari siang yang menyusup masuk. Ran masih berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana. Ia menatap pilu gadis itu.

Dengan tenang Ran menghampiri gadis itu lalu duduk di sampingnya. Tak lama Ran membuka jas hitam yang ia kenakan lalu menyimpannya di kaki ranjang. Lelaki itu lalu meraih kedua pundak Zara dan mendorongnya hingga tubuh gadis itu terbaring sempurna di ranjang. Zara terkejut kemudian berusaha menahan Ran yang terlihat ingin menindih tubuhnya.

"Kak?" tanya gadis itu heran dengan air mata yang masih senantiasa mengalir.

Tatapan mata Ran menembus kedua bola mata indah milik Zara. Gadis itu seolah terpana hingga tubuhnya mematung. Perlahan-lahan Ran memosisikan tubuhnya berada di atas Zara. Kemudian lelaki itu merapatkan tubuhnya menutupi seluruh tubuh Zara.

"Bagian mana yang lelaki itu sentuh darimu, katakan?" ucap Ran dingin.

Zara terlihat membulatkan mata. Pandangan mereka bertemu lagi untuk beberapa detik sebelum Zara akhirnya mengedarkan arah pandangnya menghindari tatapan Ran.

"Apa yang akan Kakak lakukan?" tanya Zara lirih sembari meremas seprei ranjangnya.

"Arahkan tangannku ke tempat lelaki itu memberikan rasa sakit pada tubuhmu." tegas Ran sekali lagi. Nadanya begitu dingin hingga Zara tak tahu harus berbuat apa.

Zara meraih tangan Ran lalu membawanya perlahan menuju ke bagian dadanya. Gadis itu meletakkan tangan Ran tepat di tempat Raka meremasnya kemarin. Dengan tidak rela ia menahan tangan Ran agar tidak meremasnya ketika lelaki itu mulai meremas.

"Jangan, hiks." lirih Zara.

"Tenanglah, aku hanya berusaha menghilangkan jejak lelaki bejat itu dari tubuhmu. Aku tidak akan melakukan hal lain lebih dari pada ini." balas Ran yang kemudian kembali meremas pelan dada gadis itu.

Terlihat Zara mulai pasrah, tangan yang tadinya menahan gerakan Ran akhirnya mengalah dan kembali meremas seprei. Pelan-pelan ia menutup mata dan merasakan remasan tangan Ran di dadanya. Rasanya sedikit sakit tapi terkesan nikmat. Gadis itu merasa sedikit lebih baik. Daripada terus menyisakan trauma dari pelecehan yang Raka lakukan, mungkin lebih baik jika ia mengenang perbuatan Ran padanya saat ini saja. Pikirnya.

Lelaki itu terus saja meremas dada yang ukurannya kecil itu dengan hati-hati. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Ran.

"Sedikit membaik." jawab gadis itu lirih.

"Maaf karena harus melakukan ini padamu," ucap Ran yang kemudian mengarahkan tangannya untuk membuka kancing seragam Zara.

Sementara gadis itu terlihat mengangguk pasrah. Semoga dengan perlakuan Ran saat ini bisa menghilangkan bayang-bayang wajah mesum Raka yang begitu menyayat hatinya serta begitu melukai harga dirinya.

Zara merasakan tangan lelaki itu menyusup masuk ke balik seragamnya. Meraup dada kecilnya dengan pelan hingga menimbulkan sensasi asing di bagian perutnya. Aneh, remasan itu di dada namun rasanya menjalar ke perut. Zara tak bisa lagi menyimpulkan apapun. Ia terus saja menghela napasnya pelan-pelan akibat sensasi aneh itu.

Setelah merasa cukup, Ran menarik tangannya dari balik seragam Zara. Lelaki itu juga langsung bangkit setelah mengancing kembali seragam gadis itu. Sejenak mereka saling menatap yang kemudian membuat Zara berkata, "Terima kasih, kak." Ran mengangguk seraya tersenyum hangat.

"Apa kau sungguh sudah merasa lebih baik?" tanya Ran.

"Ya sepertinya." jawab Zara ragu.

"Pastikan kau merasa lebih baik, jika tidak maka apa yang kulakukan tadi hanya sia-sia saja." Ucap Ran.

"Beristirahatlah! Wajahmu sangat pucat." Ucap Ran lagi yang kemudian beralih memegang kening Zara. "Sepertinya kau demam Zara." lanjutnya dengan nada yang terdengar sedikit panik.

"Banarkah?" Tanya Zara lemah.

"Berbaringlah! Aku akan mengompres dahimu."

Zara pun berbaring sementara Ran beranjak ke dapur mengambil sebaskom air dingin dan sapu tangan. Kemudian mengompres dahi gadis itu dengan penuh kecemasan.

"Zara, jangan terlalu dipikirkan." Ucap Ran sambil memeras sapu tangan yang telah dicelupnya ke baskom berisi air dingin.

"Maafkan aku telah merepotkanmu kak." Ucap Zara.

"Ya sudah. Istirahatlah dengan baik, jangan berpikir macam-macam lagi." perintah Ran. Zara mengangguk.

"Setelah ini tidur dan jangan melakukan apapun, kau hanya butuh istirahat." ucap Ran lalu bangkit meninggalkan gadis itu.

...

Setelah merasa Zara telah terlelap begitu lama, Ran yang sedang bekerja di kamarnya kembali mengecek keadaan gadis itu. Ketika melihat ke arah tubuh gadis yang terkulai lemah itu seketika ia terkejut, ada darah di bagian bawah Zara yang merembes ke seprei putihnya.

"Kenapa bisa ada darah disini?" Tanya Ran pada dirinya sendiri sembari mulai panik.

Kemudian ia langsung membangunkan Zara dan dengan cepat gadis itu mulai mengerjap. Begitu sadar gadis itu langsung menegangi perutnya, hingga tak lama ia pun merintih.

"Aaahh, sakit."

"Ada apa?" Tanya Ran seketika dan semakin panik.

"Perutku sakit." Jawab Zara singkat.

"Ada darah di bagian bawahmu." Ucap Ran sambil menunjuk di bagian yang ada darahnya dengan panik.

Zara melihat warnah merah itu, lalu ia teringat bahwa sekarang ini adalah akhir bulan dan waktunya untuk datang bulan. Ia menatap Ran dengan kepucatan yang masih menyelimuti wajahnya.

"Sepertinya Aku sedang datang bulan." Ucap Zara santai.

Ran terkejut bukan main, ia mengira sesuatu telah terjadi pada gadis itu hingga mengeluarka darah dari tubuhnya.

"O.. Oh seperti itu, aku kira kau kenapa-napa." Ucap Ran salah tingkah.

"Dan.. Apa yang kakak tunggu di sana? Aku harus mengganti pakaianku." Ucap Zara sambil melirik badannya.

"Ah, ti.. Tidak. Baiklah aku akan segera pergi." Ucap Ran gugup kemudian beranjak.

Zara masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya namun tiba-tiba ia mengingat sesuatu.

"Astaga pembalutku habis." Gumamnya.

Ia segera keluar dari kamar mandi menuju ke kamar Ran dengan melilitkan handuk ke pinggangnya agar darah yang tembus tak terlihat.

Tok.. Tok.. Tok..

"Kak, bisakah aku minta tolong?" Teriaknya dari luar.

Ran yang mendengar ketukan pintu dan teriakan Zara langsung saja bangkit lalu menghapiri pintu. "Kenapa?" Tanya Ran datar.

"Bisakah kakak pergi membelikan pembalut untukku, aku baru ingat kalau benda itu sudah habis." Jawab Zara santai.

Entah mengapa Ran merasa bingung ketika disuruh membeli pembalut, sebenarnya ia ingin menolak permintaan Zara namun melihat wajah pucatnya itu seketika Ran merasa kasihan.

"Baiklah. Aku harus membeli berapa?" Tanya Ran sembari keluar dari kamarnya.

"Belilah yang bersayap ukuran 29 cm, yang isinya 20 pcs." Tutur Zara.

"Apa, apa yang barusan kau sebut itu?" Ran semakin heran.

"Hah, kau tidak tahu? Itu adalah salah satu jenisnya." Zara mengernyitkan dahinya.

"Terserah saja lah. Aku tak paham." Ucap Ran sambil berlalu. Zara menggelengkan kepalanya.

Sambil menunggu Zara kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk terlebih dahulu membersihkan tubuhnya. Tak lama berselang ia pun keluar dengan menggunakan baju mandi lalu duduk di tepi ranjangnya.

"Aduh lama sekali dia." Ucap Zara sambil tertawa-tawa.

Di kamar mandi tadi ia sempat membayangkan bagimana Ran bisa mengenali benda yang hanya wanita saja yang paham terhadap jenisnya ketika di toko nanti. Bukankah itu akan terlihat lucu? Ketika seorang lelaki datang ke toko hanya untuk membeli sebuah pembalut. Sontak gadis itu terkikik geli.

"Maafkan aku Kak Ran, hihi."

.

.

.

bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!