Chapter 5 : Tengah Malam

Setelah kelelahan menangisi nasibnya, Zara akhirnya tertidur pulas tanpa mengganti baju seragam terlebih dahulu.

Sementara Ran yang sedang berada di kamar sebelah sibuk dengan pekerjaan kantor. Selain kuliah ia juga memegang salah satu perusahaan kecil milik ayah Zara. Ditambah lagi ia juga di beri tanggung jawab oleh pamannya untuk mengurus gadis bernama Zara yang merupakan sepupunya tersebut, membuat Ran menjadi sibuk tiga kali lipat. Lelaki itu terus saja menatap layar PC di hadapannya dengan begitu fokus hingga larut malam.

Waktu menunjukkan pukul 00.25, Zara terbangun dari tidurnya karena tidak nyaman disebabkan oleh badan yang lengket dan baju seragam yang belum terlepas dari tubuhnya.

"Hoaaaam.." gadis itu menguap.

Kemudian ia menurunkan kaki mungilnya dari ranjang dan berusaha melirik jam yang berada di atas nakas.

"Astaga.. Masih dini hari.. Ohhok..ohhok.." gumamnya sambil terbatuk-batuk.

Karna merasa ada yang gatal di lehernya ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur. Ketika ia membuka pintu, kepalanya lebih dahulu keluar untuk melihat keadaan. Di koridor depan kamar begitu gelap, hanya ada seberkas cahaya dari kamar Ran. Gadis itu spontan terlonjak sekaligus heran.

"Hah, dia belum tidur?" Batinnya.

Akhirnya karena merasa sangat haus ia pun memutuskan untuk berjalan perlahan menuju tangga dengan mengendap-endap, takut jika Ran melihat dirinya.

Satu anak tangga berhasil dilaluinya. Langkah selanjutnya ia mulai merasakan jantungnya berdebar. Hingga ia tiba di penghujung anak tangga yang terakhir, gadis itu menarik napas lega. Setelah melalui tangga ia pun dengan cepat berjalan menuju dapur.

Tanpa menyalakan lampu dapur Zara langsung saja menuju kulkas, membukanya dan mengambil sebotol air dingin untuk melepas dahaga.

Setelah menghabiskan setengah dari botol tersebut ia menyimpannya kembali lalu menutup pintu kulkas. Ia berdiri dan sontak memandang ke penjuru dapur, anehnya dia malah perasaan tapi juga sedikit takut. Matanya tertuju pada jendela yang terdapat di dapur itu seperti ada yang memanggil.

Karena penasaran ia mulai melangkah mendekati jendela. Semakin dekat hingga membuat bulu-bulunya berdiri sendiri. Ketakutan pun langsung menyelimutinya dan membuatnya ingin segera pergi dari sana.

Ia mulai membalikkan badan hendak pergi dari dapur namun pandangannya masih tertuju ke arah jendela, gadis itu terus berjalan mundur. Kemudian langit memperlihatkan kilatnya yang membuat Zara terkejut bukan main hingga dengan spontan ia berbalik memeluk seseorang.

"Kyaaaa..." Teriaknya sangat kencang.

Rupanya sejak gadis itu mulai berjalan mengendap-endap menuju dapur, Ran ikut keluar dari kamarnya untuk memeriksa karena tadi ia sempat mendengar suara aneh. Dan tanpa disangka ternyata ia menemukan Zara. Merasa penasaran, jadi terpaksa ia membuntuti dari belakang. Bahkan saat gadis itu menatap kearah jendela ia sengaja berdiri di belakangnya memerhatikan.

Karena merasa kesal tiba-tiba di peluk oleh gadis itu, Ran dengan cepat mendorongnya menjauh hingga terjatuh ke lantai. Spontan Zara meringis kesakitan.

"Aaaaaahhkkk."

Ran yang melihat ekspresi Zara kesakitan seketika mendekat. "Maafkan aku, aku tidak sengaja." ucap Ran sambil meraih tubuh Zara dan membantunya berdiri.

Sambil memegangi pinggangnya, Zara menatap wajah yang terlihat tampan itu meski dalam kegelapan dan membuatnya terpanah. Lelaki yang baru saja bersikap hangat padanya itu menimbulkan rasa kagum yang berlipat di hatinya.

Ia pun berusaha memanfaatkan moment tersebut. Zara berpura-pura kembali merintih dengan suara yang dibuat-buat agar Ran semakin mengkhawatirkannya walaupun memang ia merasa sakit.

"Aduuh.. Aduuh.. Sakit Kak.." Rintihnya bersandiwara sembari mulai berjalan dengan dipapah oleh lelaki itu.

Ran, lelaki itu hanya berjalan sambil membopongnya tanpa menggubris rintihan sandiwara yang dibuat gadis itu. Karena merasa tak digubris Zara kembali melanjutkan sandiwaranya.

"Ya Tuhan, sakit sekali." berharap lelaki itu meladeninya.

Namun ketika sampai di depan tangga Ran mulai membantunya melangkah namun Zara dengan sengaja membuat tubuhnya lemah berharap lelaki itu menangkapnya lalu menggendongnya melewati tangga. Karena belum siap dengan rubuhan tubuh Zara yang tiba-tiba akhirnya Ran ikut terjatuh ke lantai bersama gadis itu.

"Aauh.." rintih Zara yang kini benar-benar merasa kesakitan tiga kali lipat.

Untung saja Ran seorang lelaki hingga ekspresinya tak selebay Zara. Ia hanya menahan rasa sakit yang ditimbulkan akibat terjatuh, lengannya ditindih oleh gadis itu.

Zara berbalik ke arah wajah Ran dengan posisi tangan lelaki itu ditindih oleh lehernya. Hal yang sama dilakukan oleh Ran. Sedetik mereka saling menatap, Zara menikmati tatapan mata Ran yang terasa sejuk.

'Aaaa.. Apa yang sedang kurasakan ini. Matanya sangat memukau. Astaga, apa aku mulai menyukainya yah? haha.' Celetuk Zara dalam hati.

Ran menatap Zara dengan tatapan yang begitu kesal, segera ia membangkitkan tubuhnya dan duduk di anak tangga pertama berusaha menahan rasa sakit. Zara terlihat salah tingkah tapi sedetik kemudian dengan percaya dirinya ia memegang lutut lelaki itu.

"Kak, kau baik-baik saja?" tanya Zara yang membuat lelaki itu sontak meliriknya tajam.

Tanpa kata Ran langsung berdiri dan pergi menaiki tangga meninggalkan Zara. Sementara gadis itu merasa takut dan malu atas tindakannya, membuat ia bergegas bangkit dan menyusul langkah Ran yang telah melangkah masuk terlebih dahulu ke dalam kamarnya.

"Ya Tuhan,, apa yang ku lakukan tadi? Kenapa aku bertindak seolah mencari perhatian padanya? Duh, apa kata Kak Ran, yah? Astaga, aku malu sekali. Bagaimana jika dia marah dan jijik padaku? Mati aku, aku bakal diapakan yah?" gerutu Zara panjang lebar.

Kembali ia membaringkan tubuhnya ke atas ranjang. Seketika ia mencium aroma tak sedap, dengan cepat ia mengangkat ketiaknya. Sontak raut wajah gadis itu berubah karena bau kecut badannya. Ia baru teringat ternyata seragam sekolah yang ia kenakan hari ini masih menempel di tubuhnya.

"Iyyuww.. Bau sekali. Apa tadi kak Ran mencium aroma busuk ini yah? Aaaah aku jadi semakin malu. Aduh Zara apa-apaan kau malam ini." gadis itu menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil membangkitkan tubuhnya dari ranjang.

Langsung saja ia melangkah ke kamar mandi yang terdapat di dalam kamarnya. Segera ia memutar shower dan berdiri di bawah air yang di pancarkan shower tersebut.

"Kenapa setelah bertemu lelaki itu, aku menjadi seketika menjadi gadis yang begitu memalukan. Terhitung mulai hari pertama hingga hari ini. Semua perbuatanku super memalukan! hiiih." batinnya sambil mengusap rambutnya dengan shampo.

Setelah selesai membersihkan diri di kamar mandi yang berukuran dua kali dua itu akhirnya ia mengambil handuk yang tergantung di sebuah gantungan tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ia pun berjalan keluar dari kamar mandi setelah handuknya terlilit. Lalu mengambil baju di dalam lemari dan kembali berjalan ke ranjang untuk segera menutup mata.

Namun sebelum itu Zara kembali teringat oleh kejadian tadi, akibat sandiwara murahannya, Ia telah mempermalukan diri sendiri dihadapan Ran. Bahkan ia tak menyangka akan separah itu sebab ternyata ia berdekatan dengan Ran dalam keadaan belum mandi. Sontak ia tersenyum kecut.

"Zara, kau memecahkan rekor gadis paling memalukan sepanjang sejarah. Ya Tuhan, wajahku harus kusimpan dimana?"

Berbeda dengan Ran yang sedang duduk di meja kerjanya, yang ada di pikirkan lelaki itu adalah seragam Zara yang masih melekat pada tubuh gadis itu. Benaknya menerka, apakah Zara tidak mengganti pakaian hingga larut malam ia masih mendapatinya berseragam.

"Dasar anak itu.." Ucapnya sambil mematikan layar PCnya.

Kemudian Ran berjalan ke arah ranjangnya dengan rasa lelah yang menyelimutinya. Melesat ke bawah selimut lalu berusaha untuk tidur. Namun lagi-lagi insomnianya kambuh akibat beban pikiran yang berputar di kepalanya. Lelaki 23 tahun itu menarik napas panjang lalu merilekskan pikirannya, namun tetap saja ia belum bisa tidur sepenuhnya.

"Huuuffftt, Zara. Andai kau tahu, setiap malam aku tak bisa tidur dengan tenang karena terus memikirkan mu. Aku tak tahu bagaimana cara menghadapi dirimu dengan baik, aku takut aku terlalu berlebihan dan akan membutmu benci padaku. Tapi aku akan berusaha menjadi Kakak yang baik." gumam Ran dengan mata yang terpejam.

Antara ia dan Zara tidak begitu tahu persoalan mengapa mereka dipertemukan dalam suatu permintaan lelaki bernama Albar, mendiang Ayah Zara. Hari itu ia hanya diminta untuk menjaga Zara dua tahun sebelum Albar meninggal. Itupun jika dirinya sudah siap. Mengapa harus ia yang menjaga? Sebab Zara tak punya saudara laki-laki, gadis itu anak tunggal. Dirinya pun sama, anak tunggal. Tapi Ran lelaki jadi sebagai sepupu yang baik ia mengindahkan permintaan sang paman.

Sampai saat ini dia masih saja berpikir untuk apa menjaga Zara dan untuk apa menjadi CEO perusahaan Albar? Jika untuk dijodohkan dengan Zara, rasanya tidak mungkin. Ran bukan tipe orang yang suka berpikir tentang hal itu. Lalu untuk apa? Masalah itu masih menjadi misteri.

.

.

.

.

.

.

bersambung....

Terpopuler

Comments

Titik pujiningdyah

Titik pujiningdyah

aiih si zara pura² sakit segala😂

2021-06-30

1

Mely Sianturi

Mely Sianturi

jangan main gelap gelapan heiii

2021-05-28

1

⭐writer

⭐writer

zara cari kesempatan dalam kesempitan banget yah

2021-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!