Chapter 9 : Maaf

Setelah Ibunya pergi, Zara hanya tinggal berdua dengan Ran di dapur. Sehingga membuat susana menjadi sepi dan canggung. Akhirnya Ran memutuskan untuk membuka suara.

"Hari ini jangan keluar rumah, aku tak mengizinkanmu!" tegas lelaki itu pada Zara sambil melangkah meninggalkan dapur.

Zara kembali geram dengan sikap Ran yang seperti itu. Ia tidak suka diperintah namun ia juga tak bisa melawan Ran. Tatapannya begitu sinis ketika memandang ke arah Ran yang sudah berada di lantai dua.

'Kenapa makhluk itu sangat menyebalkan. Apa yang ku lakukan selalu dimarahi olehnya. Memangnya aku salah apa?' gerutu Zara dalam hati sambil menghabiskan suapan terakhirnya.

Setelah membereskan piring yang telah digunakannya sarapan, Zara beranjak ke kamar dan mengunci diri. Karena Ran melarangnya keluar, maka ia memutuskan untuk menonton film Jepang tokusatsu berjudul Kamen Rider Decade.

Zara memandang wajah bernama Tsukasa Kadoya sebagai tokoh utama dalam film tersebut. Ketika Tsukasa memegang kartu untuk berubah menjadi Decade, Zara berteriak histeris.

"Oh My God.. Masahiro, kau tampan sekali."

Suara Zara melengking hingga terdengar sampai ke kamar Ran. Lelaki itu seketika terperanjat mendengar suara melengking Zara sehingga membuatnya merasa terusik. Akhirnya ia berdiri lalu berjalan menghampiri kamar Zara. Begitu sampai ia langsung mengetuk pintu kamar gadis itu dengan keras.

Zara yang sedang histeris tiba-tiba berhenti sebab mendengar ketukan pintu yang keras. Ia tahu ketukan pintu itu dari Ran dan dengan santainya ia mengabaikan ketukan tersebut. Ran kembali mengetuk hingga membuat Zara menghentikan tontonannya. Zara membuka pintu kamar lalu memasang wajah datar tanpa rasa berdosa.

"Apa yang kau lakukan di dalam sana, tidak kah kau sadar suaramu telah menembus langit?" sergah Ran.

Seketika Zara merasa tertusuk belati. Ia tak ingin membalas ucapan lelaki itu. Zara menunduk dengan mata berkaca-kaca. Saat ini gadis itu tak bisa mendengar kalimat negatif yang bisa menyayat hatinya, atau bisa dibilang Zara sedang dalam masa sensitif.

"Haruskah aku selalu memberitahumu seperti anak kecil?" tambah Ran.

Zara semakin geram medengar perkataan lelaki itu. Akhirnya Zara lepas kendali, semua yang ingin ia keluarkan telah berkumpul di ubun-ubunnya. Dan akhirnya pecah.

"Haruskah aku selalu kena marah? Kenapa? Karna aku seorang anak yatim? Tidak pantaskah aku mendapatkan kasih sayang walau sedikit saja? Atau jangan-jangan kau tak ingin aku bahagia, hah? Apa itu yang Ayahku perintahkan padamu? Jika itu yang kau inginkan, maka baiklah! Aku akan melakukannya! Aku akan diam dan menderita!." teriak gadis itu sambil meneteskan air mata.

Ran kembali terperanjat. Akhirnya Zara menutup pintu kamarnya dengan kasar.

"Zara, maafkan aku. Aku tak bermaksud.." ucap Ran berusaha menjelaskan kepada Zara dari balik pintu namun tak jadi.

Suara isakan tangis Zara terdengar dan membuat Ran semakin merasa bersalah. Lelaki itu membalikkan tubuh hendak beranjak, lalu kembali ke kamarnya dengan membawa perasaan bersalah. Ran duduk di meja kerjanya memikirkan kejadian tadi. Ia merasa ucapan Zara itu memang benar.

'Maafkan aku Zara, aku tak bermaksud melukai hatimu. Aku juga tak paham mengapa ucapanku seperti itu, aku belum paham bagaimana cara menjagamu dengan baik.' ucapnya dalam hati.

Ran mengusap kasar wajahnya dan menghela napas panjang. Ia mulai menstabilkan pikiran agar tidak diselimuti emosi. Akhirnya ia memberanikan diri kembali ke kamar Zara untuk meminta maaf.

Ran perlahan membuka pintu kamar gadis itu yang memang lebih sering dalam keadaan tidak terkunci. Ia melihat di atas ranjang terduduk Zara yang masih meneteskan air mata.

Langsung saja Ran duduk di tepi ranjang Zara, gadis itu mengalihkan wajahnya. Ran mengumpulkan keberanian untuk menyentuh Zara. Perlahan tangannya meraih tangan mungil gadis itu. Ketika merasa tersentuh, Zara spontan berbalik menatap Ran. Tatapan mereka bertemu beberapa saat, Ran menundukkan pandangannya sembari berucap.

"Zara, maafkan aku. Tak seharusnya aku memperlakukanmu seperti itu, aku sadar sikapku terlalu kasar hingga membuatmu sakit hati." sambil menggenggam erat tangan Zara.

Melihat hal itu membuat Zara meleburkan egonya, ia juga sadar jika sikapnya salah. Tidak seharusnya ia memprotes Ran yang sudah menjadi penanggung jawab hidupnya.

"Aku tak tahu harus berucap apa, tapi aku juga merasa ini adalah salahku." balas Zara.

"Tidak Zara, ini adalah salahku. Harusnya aku menyayangimu sebagaimana yang dilakukan Ayahmu. Aku berjanji akan menjagamu dengan baik." setelah mengutarakan permintaan maafnya, lelaki itu dengan perlahan memeluk tubuh Zara lalu memejamkan matanya.

Zara tersentak oleh sikap Ran yang tiba-tiba menjadi lembut dan penyayang. Ia membalas pelukan Ran karena merasa rindu pada sebuah pelukan. Rasa kagumnya pada Ran semakin membesar, kejengkelannya seketika menguap setelah permintaan maaf yang dilontarkan oleh lelaki yang berstatus sepupunya itu.

Di lubuk hati Ran yang paling dalam, lelaki itu mengakui perasaan yang timbul ketika ia memandang wajah Zara. Perasaan itu adalah ketertarikan, yang tak pernah dirasakannya pada orang lain. Ia mengakui bahwa dirinya telah jatuh cinta pada seorang gadis bernama Zara yang juga merupakan sepupunya sendiri.

Pelukan itu sebagai tanda permintaan maafnya dan juga sebagai tanda ia mengakui rasa cintanya pada Zara. Walaupun gadis itu tidak mengetahui maksud dari pelukan mereka. Tak lama kemudian Zara melepaskan pelukannya diikuti oleh Ran. Suasana seketika terasa kaku karena pelukan pertama yang diawali dengan konflik. Zara menghapus air mata yang masih tersisa di pipinya, Ran tersenyum.

"Sekali lagi aku minta maaf. Mulai sekarang kau kuanggap sebagai adikku. Dan aku berjanji untuk sebisa mungkin tak marah lagi padamu. Kau boleh memanggilku Kakak, bahkan kau boleh meminta seluruh hakmu sebagai adik. Karena aku telah berjanji pada Ayahmu untuk menjagamu." ucap Ran menjelaskan.

Lelaki itu kemudian bangkit dan mengelus pucuk kepala Zara. Setelah itu ia pun berlalu. Zara menatap kepergian Ran dengan mata berbinar, kini ia tak lagi mengeluhkan sikap lelaki itu karena merasa Ran telah berubah. Perubahannya dalam waktu singkat menaruh nilai tersendiri di hati Zara. Ia sadar bahwa ternyata dirinya memang menaruh perasaan pada Ran.

'Aku tak tahu kenapa, tapi aku merasa telah jatuh hati padanya.' ucap Zara dalam hati.

Ada rasa syukur yang timbul dalam benaknya tatkala merasakan kehangatan yang perlahan menyeruak ke dalam relung hatinya. Siapa sangka jika dirinya bisa terjatuh dalam pesona lelaki bermata sipit bernama Ran itu. Bahka jika bisa, Zara ingin terus bersama lelaki itu. Seutas senyuman terlihat menghiasi wajah gadis berumur 17 tahun itu, dengan sekejap mata perasaannya bisa berubah. Yang tadinya kesal sekarang menjadi tenang hanya karena satu kata, Maaf.

.

.

.

bersambung....

Terpopuler

Comments

Mely Sianturi

Mely Sianturi

semangat Zara...
tidak dilarang jatuh cinta🤣🤣🤣🤣

2021-05-28

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!