Chapter 12 : Dilaporkan

Tak lama kemudian ia pun tertidur di sofa dengan membawa serta rasa takutnya hingga ke alam mimpi. Di dalam mimpinya, Zara melihat kejadian serupa dengan yang dialaminya tadi pagi di kamar mandi sekolah saat Raka berusaha melecehkannya. Ia mencoba memberontak namun seketika matanya membulat saat melihat orang yang hendak berbuat jahat padanya adalah Ran.

Jantung Zara sontak mengeluarkan debaran kencang ketika merasakan kecupan Ran pada lehernya yang membuat tubuhnya merinding. Seketika ia berhenti memberontak. Gadis itu merasa tak sanggup melawan karena orang itu adalah Ran.

Setelah kecupan Ran pada lehernya tanpa sadar mereka telah berada di atas ranjang dengan posisi berbaring, Zara semakin menegang dan mulai menelan ludahnya. Situasi tiba-tiba tak bisa dikendalikannya, ia tak bisa mencegah apa yang diperbuat Ran padanya bahkan hanya untuk sekedar mengangkat tangan ataupun berucap.

Tak lama kemudian ia memejamkan matanya lalu merasakan kepergian Ran dari sisinya, seketika ia membuka mata dan mendapati Ran telah meninggalkan dirinya di ruangan tersebut.

"Dia meninggalkanku setelah semua yang dilakukannya padaku." ucapnya dengan suara yang terdengar samar, tak lama berselang Zara pun terbangun dengan bercucuran keringat dingin dan napas yang terengah-engah.

"Munimlah!" Ucap Ran dengan menyodorkan segelas air mineral yang membuat Zara terkejut.

Rupanya Ran sudah berada di sana ketika Zara tertidur, gadis itu langsung meraih gelas yang berisi air mineral dan langsung menenggaknya. Ran duduk di samping Zara untuk mengetahui ada apa gadis itu memintanya pulang.

"Ada apa denganmu?" Tanya Ran setelah gadis itu menyimpan gelasnya di meja. Zara menatap Ran dengan tatapan ketakutan campur bingung.

"Sesuatu yang buruk terjadi padaku, tapi kau harus berjanji untuk tidak memarahiku saat kau sudah mengetahuinya." Ucap Zara dengan masih ketakutan.

"Baiklah." Balas Ran tanpa ingin membuang waktu karena merasa penasaran.

Zara menceritakan semua kejadian yang telah ia alami bersama Raka dengan detil membuat Ran terperanjat dan mulai merasa emosi. Melihat ekspresi Ran yang mulai memanas Zara menghentikan sejenak ucapannya.

"Kak, sebaiknya berjanjilah padaku untuk tidak marah." Zara memohon dengan lirih.

Ran menghela napas dan berusaha bersikap kepala dingin, akhirnya emosinya perlahan berkurang.

"Itulah sebabnya aku tak masuk hari ini, aku sangat menyesal telah merasa iba padanya sehingga membiarkannya menjadi kekasihku. Sebenarnya aku ingin mengakhiri hubungan kami, tapi hari ini dia terlanjur berbuat kejam padaku." ucap Zara sambil memegang lengan Ran.

"Lain kali berhati-hatilah jika ingin menjalin hubungan dengan orang lain. Sejujurnya aku kecewa mendengar hal itu. Jika saja kau tidak mengadukan ini padaku, mungkin besok atupun lusa dia akan melakukan hal yang lebih menyakitkan dari hanya sekedar memegang milikmu yang berharga." ucap Ran terdengar tenang namun begitu menyesakkan ketika terucap.

"Maafkan aku kak, aku menyesal telah melakukan hal itu." Zara menangis sambil menundukkan kepalanya.

Ran menatap lengannya yang masih dipegang oleh Zara sembari berpikir, dan akhirnya ia memutuskan untuk melaporkan kejadian yang menimpa gadis itu kepada pihak sekolah agar memberi sanksi pada Raka, yang telah melakukan pelecehan kepada Zara.

"Kau tenanglah dulu, aku akan melaporkan kejadian ini kepada pihak sekolah. Sekarang kita harus pergi!" Ucap Ran tegas.

"A..apa? Bagaimana jika orang itu tak mengaku? Tak ada saksi yang bisa menguatkan laporan kita Kakak." Zara merasa ragu.

"Apa kau tidak melihat pahamu itu lebam?" Ran menunjuk ke arah paha gadis itu yang terlihat berwarna keunguan. Zara mengalihkan pandangan menuju pahanya, dan betapa terkejutnya ia melihat warna yang keunguan tersebut.

"Ya ampun, sejak kapan seperti ini. Dan mengapa aku tak merasakannya?" Tanya Zara kebingungan.

Sejak tadi ia memang tidak merasakan sakit di bagian yang lebam tersebut. Entah mengapa, namun ia berusaha mengingat bagaimana posisi Raka tadi ketika sedang mengunci tubuhnya.

"Ah, aku baru ingat. Tadi Raka mengangkat betisnya untuk menindih pahaku." Ucap Zara mulai mengingat.

Ran menarik napas "Ini tak perlu saksi lagi. Ayo kita segera pergi melaporkan hal ini."

Dengan cepat Zara bangkit dari duduknya menyusl Ran yang sudah beranjak duluan menuju ke mobilnya. Lalu kemudian mereka melesat menuju ke sekolah.

Suasana sudah sepi ketika mereka sampai di sekolah sebab jam pelajaran telah selesai dan para siswa sudah pulang semua, hanya tersisa beberapa guru yang masih setia mengerjakan tugas mereka di ruang guru.

Ran masuk ke dalam kantor kepala sekolah dengan memegang tangan Zara. Setelah mereka duduk di hadapan kepala sekolah, Ran mulai membuka suara menceritakan kejadian yang menimpa adik sepupunya itu. Terlihat kepala sekolah begitu syok mendengar penjelasan Ran dan kemudian kepala sekolah menatap Zara dengan cemas.

"Siapa yang berani melakukan hal itu padamu nak?" Tanya Kepala Sekolah.

"Namanya Raka Adijaya Bu'." Jawab Zara sambil menunduk karena merasa malu.

"Apa, Raka?" tanya Kepala Sekolah lirih, ekspresinya terlihat sangat terkejut. Zara mengangguk pasti.

"Sebelumnya saya mohon maaf, sebenarnya Raka adalah keponakan saya. Dan saya tidak menyangka dia melakukan hal itu padamu." ungkap kepala sekolah dengan gelagat menolak kebenaran dan sedikit menghaluskan bahasanya yang langsung bisa diketahui oleh Ran.

Zara terkejut ketika mengetahui kenenarannya, sesaat Zara menatap Ran kemudian kembali berfokus pada kepala sekolah. Ran langsung menampakkan sikap tegas untuk mengintimidasi perilaku kepala sekolah yang seolah tak percaya. Lelaki itu tahu bahwa kepala sekolah tak bisa menerima jika Zara menyebut Raka keponakannya, sebagai pelaku pelecehan.

"Saya sebagai saudara laki-laki Zara berharap ibu menjatuhkan sanksi agar pelaku bisa jera dan tak ada lagi korban setelahnya. Jika tidak, maka saya mohon maaf karena saya akan memperkarakan hal ini ke pihak yang berwajib." ucap Ran menegaskan dengan nada ancaman.

"Ah, saya rasa kita tidak usah mengganggu orang-orang baik di kepolisian, kami pihak sekolah akan mengurus ini secepatnya. Jadi anda tidak usah khawatir." Balas kepala sekolah dengan wajah terlihat menegang.

"Baikalah jika seperti itu. Mungkin Ibu perlu tahu siapa saya (Ran menyodorkan kartu namanya). Anda bisa hubungi jika perkaranya sudah ditangani." Ran bangkit diikuti oleh Zara dengan kepala sekolah yang masih terlihat tegang.

Ran menjabat tangan Kepala sekolah sambil mengucapakan terima kasih dan beranjak membawa Zara bersamanya. Kepala sekolah terperanjat melihat kartu nama yang diberikan Ran padanya. Sebab di sana tertera nama Ran beserta jabatannya.

CEO of Grand Albar Fondation (GAF)

AMAKUSA RAN

Amakusa Ran adalah nama lengkap Ran, lelaki itu ditunjuk langsung oleh Ayah Zara untuk menjabat sebagai CEO di perusahaan kecil itu. Kepala sekolah sangat mengenal perusahaan tersebut, walau terbilang perusahaan kecil. Namun donasi GAF adalah yang paling tinggi di sekolah tersebut sehingga membuat kepala sekolah merasa dilema. Antara membela koponakan atau mempertahankan donasi.

Tanpa berpikir panjang kepala sekolah langsung saja membulatkan keputusannya untuk mempertahankan donasi dibanding keponakannya. Sebab ia juga berpikir jika donasi terbesar hilang maka kesejahteraan sekolah akan menurun.

"Raka, kau membuat Bibi dalam masalah. Tapi karena ini menyangkut donasi yang merupakan jantung sekolah, maka kau harus menerima risiko, toh ini juga buah tanganmu sendiri." ucap kepala sekolah sambil mengirim pesan kepada saudarinya yang merupakan ibu dari Raka.

...

"Besok-besok kau tidak perlu ke sekolah sebelum semuanya selesai, paham?" ucap Ran pelan.

"Baiklah kak, tapi...." balas Zara menurut namun diselimuti kekhawatiran.

"Tidak usah khawatir seperti itu, aku akan menjagamu." Ran berusaha menenangkan Zara.

Gadis itu terlihat sedih. Tak lama air matanya mengalir membasahi pipinya. Sulit sekali rasanya menerima jika ia telah dilecehkan oleh lelaki bernama Raka. Perasaannya hancur berkeping-keping. Ia merasa seperti tak berharga lagi.

.

.

.

bersambung.....

Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!