Chapter 10 : Berdamai

Zara menutup laptopnya yang sedari tadi terbuka kemudian beranjak menuju kamar Ran dengan perasaan yang sudah sedikit tenang. Lelaki bermata sipit itu membuka pintu lalu mempersilahkan Zara masuk ke dalam kamarnya setelah gadis itu mengutarakan keinginannya untuk berbicara padanya.

Zara duduk di sofa bersama Ran dengan posisi berdampingan namun saling menatap. Zara hendak berbicara tapi seketika ia merasa gugup sebab baru pertama kali ini ia mengajak lelaki itu berbicara dengan situasi yang sudah damai. Tapi ia menepis perasaan gugupnya kemudian memberanikan diri untuk memulai.

"Aku minta maaf atas perkataanku tadi, ku rasa itu sangat tidak sopan." ucap Zara sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak masalah, aku yakin kau seperti itu karena sikapku." balas Ran lalu tersenyum.

"Aku tak ingin membuatmu repot, jadi aku berpikir bagaimana jika kau beritahu apa kewajibanku agar kita bisa sama-sama saling membantu." ucap Zara mencoba berdamai.

"Kewajibanmu hanyalah menuruti semua perintahku karena aku yang bertanggung jawab atas dirimu."

"Baiklah, aku akan mencoba menuruti semua perintahmu." ucap Zara hendak mengakhiri. Namun sesuatu terlintas di kepalanya yang membuatnya kembali bersuara.

"Apa aku boleh meminta bantuanmu?"

"Tentu, kenapa tidak." Ran menaikkan bahunya.

"Kau tahu aku akan melaksanakan ujian akhir beberapa waktu lagi, maka dari itu aku memintamu untuk membantuku belajar prifat di malam hari setelah kau pulang bekerja." Zara mengutarakan permintaannya.

"Baiklah tidak masalah." jawab Ran menerima.

"Apa itu tidak merepotkanmu?" tanya Zara memastikan.

"Tidak Zara. Justru itu adalah kewajibanku, dan kapan lagi aku bisa berbagi waktu denganmu jika bukan saat itu. Kau juga punya hak untuk meminta waktu padaku, apalagi ini menyangkut pendidikanmu." ucap Ran meyakinkan Zara.

Zara menganggukkan kepalanya pertada ia paham, lalu situasi mendadak hening. Ia pun merasa lega dengan keadaan sekarang ini, kekesalannya pada Ran kini berubah menjadi kepercayaan dan rasa sayang. Ia berharap Ran bisa menjadi penanggung jawab yang baik bagi hidupnya.

"Apa kau ingin jalan-jalan?" tanya Ran memecah keheningan.

Zara menimbang sejenak ajakan Ran, sebenarnya ada beberapa hal yang harus ia kerjakan hari ini salah satunya adalah menonton film kesukaannya, namun ia juga berpikir bahwa ini adalah pertama kalinya ia pergi bersama Ran dan juga ini adalah moment yang sangat langka. Akhirnya ia memutuskan untuk mengindahkan ajakan Ran walaupun harus mengorbankan waktunya untuk tidak menonton.

"Yah tentu." jawab Zara singkat sambil menampakkan senyum yang dihiasi lesung pipi di kedua sisi pipinya.

"Pergilah bersiap, kita akan segera berangkat." ujar Ran.

"Baiklah. Tunggu aku dalam lima menit." ucap Zara sambil bangkit lalu pergi manuju kamarnya.

Lima menit kemudian mereka sudah berada di teras, Ran berjalan menuju mobilnya sedangkan Zara duduk di kursi sedang memakai sepatunya. Setelah selesai memasang sepatu ia bangkit lalu mengunci pintu rumah kemudian masuk ke mobil dengan Ran yang sudah duduk di balik kemudi.

Mereka melesat menuju ke sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di kota itu. Perlahan Ran berjalan memasuki pusat perbelanjaan dengan diikuti Zara di belakangnya. Karena merasa aneh melihat Zara berjalan di belakangnya Ran langsung menarik tangan gadis itu agar berjalan sejajar dengannya.

"Ah Hei, apa yang.." ucap Zara terpotong karena terlanjur paham setelah mereka berjalan dengan sejajar.

"Aku hanya tidak ingin kau berjalan di belakang, kau tahu itu rasanya aneh sekali bagiku." Ran menjekaskan alasannya yang membuat Zara semakin paham.

Ran menatap lurus kedepan sambil berjalan memegangi tangan Zara. Sedangkan Zara melepaskan pandangannya ke sekitar karena ingin melihat-lihat. Setelah sampai di lantai dua Ran langsung mengarahkan langkahnya ke bioskop, Zara yang menyadari hal itu sontak berteriak kegirangan dalam hati.

'Haaa Ya Tuhan, Dia mau menonton film.' celetuk Zara dalam hati.

Ran kemudian berhenti di tempat pembelian tiket, Zara menengok tiket yang dibeli Ran dan ternyata lelaki itu membeli tiket untuk menonton drama Jepang terbaru. Sekali lagi Zara berteriak kegirangan dalam hati.

Kemudian Ran mengajaknya untuk duduk sejenak di salah satu sisi pusat perbelanjaan karna film yang akan mereka tonton setengah jam lagi baru akan ditayangkan. Mereka menunggu sambil menjamah cemilan yang telah dibeli oleh Ran. Zara menatap dengan tatapan berbinar ke arah tiket yang dipegangnya.

'Aku tak menyangka bisa menonton film ini, aah aku sudah menantikannya sejak diumumkan keluar. Senangnyaaaa..' Gumamnya dalam hati.

Setelah tiga puluh menit kemudian mereka pun sudah berada di tempat duduk bioskop tepatnya di kursi barisan tengah paling kiri dan mentok oleh tembok. Ran menyuruh Zara duduk di sisi bagian yang ada temboknya. Namun Zara memprotes.

"Kenapa aku disini?"

"Apa kau mau pria disampingku menjamahmu? Ini bioskop Zara, orang biasanya datang hanya untuk berbuat jahat." Ran menjelaskan.

Akhirnya Zara paham dan menerima keputusan Ran, ia pun duduk dengan perasaan tenang karna Ran melindunginya dari mara bahaya. Tak lama Film pun dimulai, Zara mulai tegang karna ini adalah pertama kalinya ia menonton film Jepang di bioskop sebab biasanya ia menonton di laptop setelah di download dari internet itupun ia bisa menonton filmnya setelah dua tahun dari waktu keluarnya.

Di tengah berjalannya film, ada sebuah adegan dewasa yang menurut Ran Zara belum boleh melihatnya. Dengan cepat Ran menutup mata Zara dengan tangannya, Zara tersentak. Kemudian Ran berbisik.

"Jangan dilihat, itu tidak baik."

"Bukannya aku sudah besar?" tanya Zara merasa dirinya sudah pantas.

"Tidak Zara. Aku tidak akan membiarkanmu melihatnya sebelum waktunya tiba." jawab Ran yang tetap menutup mata Zara.

"Bagaimana denganmu?" tanya Zara lagi yang berusaha membuat Ran bersalah.

"Apa kau tak merasakan hembusan nafasku yang menerpa keningmu?" Ran balik bertanya karna ketidak sadaran Zara akan posisi mereka.

"Ah apa?"

Awalnya Zara tak paham maksud dari pertanyaan Ran namun akhirnya ia menyadari ketika ia merasakan hembusan nafas Ran yang membelai keningnya.

'Apakah dia sedang.. Oh tidak, posisi macam apa ini. Rasanya jantungku ingin copot. Ayolah Ran berhenti melakukan ini.' Ucapnya dalam hati.

Setelah adegan dewasa selesai Ran mengembalikan posisi duduknya sambil melepaskan tangannya dari mata Zara. Zara kembali melihat ke arah layar, ia mencoba untuk kembali fokus pada film.

Namun tangan Ran yang menindih tangannya di pegangan kursi membuat jantungnya tak bisa berhenti berdetak kencang. Seketika ia merasa dilema, sebenarnya ia ingin menarik tangannya namun ia tidak enak pada Ran. Tapi jika tidak di tarik maka debaran jantungnya yang kencang tak akan berhenti karna ia merasa nyaman.

Ran tentu merasakan tangan Zara berada di bawah tangannya namun karna ia juga merasa nyaman ketika bersentuhan dengan Zara maka ia tak ingin menyingkirkan tangannya dari Zara. Dalam waktu yang singkat, tangan yang tadinya hanya mematung kini sudah saling terjalin.

Entah siapa yang memulai, mereka sama-sama tak sadar karna telah tenggelam dalam keasikan menonton film dihadapan mereka. Tak lama kemudian Zara yang masih dalam mode belum sadar langsung menyandarkan kepalanya di bahu Ran karna melihat adegan romantis sekaligus menyedihkan di layar bioskop. Ran menyadarinya tetapi membiarkannya.

Setengah jam berlalu akhirnya film pun selesai. Satu persatu para penonton meninggalkan kursi, namun tidak dengan Ran dan Zara. Ran memilih untuk tetap di tempatnya menunggu semuanya keluar agar jalan mereka tidak terhalangi. Sementara menunggu, Zara bersandar di kursinya karna sudah merasa kelelahan.

Setelah kurang lebih tiga menit, bioskop pun telah kosong melompong hanya sisa mereka berdua dan seorang pegawai bioskop yang sedang mengecek ruangan. Ran pun mengajak Zara keluar dari ruangan tersebut untuk pulang.

Di perjalanan tak satupun dari mereka bersuara, Zara memilih untuk diam karna ia merasa malu setelah mengingat kejadian di bioskop tadi saat adegan dewasa muncul. Ia tak habis pikir dengan gaya Ran yang berbalik ke arahnya. Namun pikirannya dibuyarkan oleh suara tanya Ran.

"Ada apa denganmu?"

"Ah tidak. Memangnya aku terlihat bagaimana?" Zara balik bertanya.

"Apa kau kurang senang?" Ran juga balik bertanya.

"Ah maafkan aku membuatmu merasa aku tak senang. Tapi sebenarnya aku sangat senang." Jawab Zara yang terasa tidak masuk akal. Namun Ran mengerti. Akhirnya ia tak meneruskan pembicaraan karna mereka sudah sampai di rumah.

Zara buru-buru turun karna masih merasa malu-malu, Ran menyadari sikap Zara dan membuatnya tersenyum.

'Aku menyukai senyum dan tingkah lakunya, sepertinya aku memang benar-benar menyukai gadis itu.' gumamnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.

.

.

.

bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!