Pukul 06.30 pagi. Tak seperti biasa, Zara langsung ingin berangkat sekolah tanpa sarapan. Hal itu disebabkan karena ia merasa malu pada Ran akibat kejadian tadi malam. Tamara yang melihat itu sedikit heran ketika gadis itu melintas di hadapannya.
"Zara.. Tidak biasanya kau pergi secepat ini." tegur Tamara dengan menampakkan wajah heran.
"Iya Bu, ini karena aku akan segera memasuki ujian akhir." jawab Zara beralasan.
Setelah mencium punggung tangan ibunya, gadis itu berjalan dengan cepat menuju teras, ia berharap pagi tak ada kesempatan bertemu dengan Ran. Namun ternyata hidup seolah tak berpihak padanya, lelaki itu berada di teras dengan sebuah kanebo di tangannya sedang mengelap mobil. Sontak Zara dibuat terkejut.
"Haah.. Astaga kenapa dia ada di sana?." ucapnya terkejut lalu melangkah kembali masuk dan bersembunyi di balik pintu.
Setiap pagi setelah mandi subuh Ran selalu membersihkan mobilnya agar tetap terlihat mengkilap. Zara tidak pernah tahu mengenai hal tersebut karena ia tak pernah keluar dari pintu rumah sebelum jam tujuh keatas. Ia menatap ragu ke arah Ran yang sudah selesai mengelap mobilnya dan hendak masuk.
Gadis itu mulai kelabakan dan dengan terpaksa merapatkan tubuh ke belakang pintu sebagai satu-satunya pilihan agar ketika Ran lewat dirinya tak tertangkap oleh lelaki itu. Ran berjalan mendekati pintu, sementara Zara mulai memejamkan kedua matanya.
Setelah merasa lelaki itu sudah berlalu Zara membuka mata dengan percaya diri. Namun alangkah terkejutnya ia karena ternyata Ran tengah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam yang terlihat begitu menakutkan. Zara kembali terperanjat.
"Astaga, kenapa dia disini?" pekik Zara sambil menutup mulutnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ran dengan wajah datar.
"Mmm.. Itu.. Anu.. A.. Aku ingin berangkat ke sekolah." jawab Zara gugup.
"Kanapa cepat sekali?" tanya Ran dengan sebelah alis yang dinaikkan.
"Karena sudah mendekati ujian akhir jadi aku harus datang ke sekolah lebih pagi." jawab Zara beralasan.
"Jangan kau kira aku tidak tahu Zara..." Ran menjeda ucapannya. Zara mulai merasakan debaran jantungn yang mengencang.
"Kau hanya sedang menghindar dari ku kan? Aku tahu kebiasaanmu, kau selalu berangkat pukul 7." ucap Ran, nadanya sedikit ketus.
"Anu.." Zara berusaha menjelaskan namun Ran tiba-tiba beranjak. Zara membulatkan matanya mulai kesal.
'Astaga manusia ini, kenapa dia selalu mengakhiri pembicaraan dengan marah-marah. Aku merasa mulai benci padanya.' gumam Zara dalam hati.
Bergegas ia pergi dari rumah dengan raut wajah kesal karena sikap Ran padanya. Sambil berjalan ia menggerutu tanpa henti samapi di depan gerbang sekolah. Ketika sampai Raka menghampiri Zara dengan semangat.
"Hai pacar." sapanya dengan nada terdengar menjengkelkan.
Zara menoleh "Pacar.. Pacar.. Bukankah aku sudah bilang jangan ada keromantisan di antara kita?" nada bicara Zara begitu ketus.
Raka mengernyitkan dahinya "Sejak kapan kau bilang?"
"Oh ya? Memangnya aku belum pernah bilang. Baiklah tadi aku sudah bilang." tegas Zara lalu pergi meninggalkan lelaki itu.
Sementara Raka berkacak pinggang. "Zara.. Zara.. Aku semakin gemas dengan tingkah laku menjengkelkanmu itu. Tunggu saja perlakuan mesumku nanti." ucap Raka dengan senyum jahatnya sambil menatap punggung Zara yang semkin menjauh.
Raka adalah teman sekelas Zara yang mempunyai kelakuan buruk. Lelaki itu sering menonton film tidak lazim dan bahkan pernah melakukan pelecehan pada seorang siswi yang duduk sebangku bersamanya. Namun si korban tak pernah melaporkan kepada siapapun karena merasa mal. Kejadian itu hanya ada satu orang yang mengetahuinya yaitu Akabir teman dekat Raka. Itulah yang membuat Raka ingin melakukannya lagi kepada orang lain. Dan saat ini ia mengincar Zara yang memiliki tubuh proporsional.
...*****...
Faykah menghampiri sahabatnya yang sedang duduk di tangga menuju lantai dua. Ekspresi gadis itu terlihat murung membuat Faykah merasa simpati pada sahabatnya tersebut.
"Ada apa denganmu Cantik?" tanya Faykah sambil duduk berdampingan dengan Zara.
"Aku sedang kesal." jawab Zara lesu.
"Kesal dengan siapa?" tanya Faykah berusaha mengorek.
Tanpa ragu Zara memberitahukan semua isi hatinya pada Faykah karena ia tahu hanya sahabatnya itulah yang bisa membuat ia merasa lebih baik.
"Itu kakak sepupu ku yang baru tinggal lima hari di rumah, tindakannya membuatku geram karena terus saja marah, kesal kena marah terus setiap hari. Dan lagi Raka, dia memanggilku dengan sebutan pacar padahal aku tidak suka." keluhnya dengan penuh penekanan ketika menyebut nama Raka.
"Oh seperti itu. Jadi ceritanta kau kesal pada dua orang sekaligus, wah." ucap Faykah memahami. Zara mengangguk.
"Aku sangat kesal pada mereka, ingin rasanya aku mengerjai mereka, haaah kesal sekali." ucap Zara dengan emosi yang meluap-luap.
Lampu kuning yang berasal dari dalam kepala Faykah menyala dengan terang, "Oh begitu. Aku punya ide." Ucap Faykah.
"Apa?" tanya Zara.
Faykah mendekatkan bibirnya lalu membisikkan sesuatu ke telinga Zara. Gadis itu menaikkan alisnya sambil mencerna bisikan Faykah. Dan akhirnya mereka saling berjabat tangan setelah menyetujui rencana Faykah untuk mengerjai Raka dan juga Ran.
"Nanti aku tinggal tunggu laporan yah. Aku tidak mau ikut eksekusi." ucap Faykah sambil melipat tangannya.
...*****...
Zara menghampiri Raka yang sedang berdiri menunggu dirinya di depan pagar. Gadis itu sudah memberitahu Raka bahwa setelah pulang mereka akan pergi bersama ke taman seperti yang mereka lakukan kemarin. Dengan senyum yang dibuat-buat Zara memegang tangan lelaki itu untuk pengelabuan. Tentu saja Raka kegirangan dan langsung balik merangkul pundak gadis yang sudah berlebel kekasihnya itu.
Karena masih dalam ekspektasi rencana maka Zara membiarkan Raka merangkul pundaknya. Perlahan mereka berjalan menuju taman. Ketika sampai di taman persis di tempat kemarin mereka datangi Zara menarik lelaki itu untuk duduk lebih cepat. Raka semakin kegirangan.
Beberapa saat mereka saling menatap hingga akhirnya wajah mesum Raka kembali terpancar. Zara membaca raut wajah menjengkelkan itu tanpa mengurangi senyum agar Raka tak mencurigai rencananya. Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya. Namun Zara mencegah dengan pelan.
"Apa kau tak ingin menutup mata?." tanya Zara dengan sengaja bernada manja agar Raka semakin bergairah.
Akhirnya lelaki itu menutup matanya sementara Zara memanfaatkan situasi. Ia perlahan berdiri meninggalkan Raka yang sedang terpejam sambil bersiap mendaratkan ciuman padanya.
Namun hingga badannya setengah membungkuk Raka tak merasakan keberadaan gadis itu. Dengan cepat ia membuka mata dan terkejut saat tidak menemukan Zara di hadapannya. Seketika ia merasa kesal dan salah tingkah.
"Aaah anak itu. Aku sudah berada di puncak dan dia malah menghilang. Awas kau Zara, akan kulakukan pembalasan lebih dari perbuatanmu. Lihat saja." ucap Raka kesal.
Zara berlari dengan gembiranya setelah jauh dari taman. Hatinya sangat kegirangan karena sudah membuat Raka seperti orang bodoh.
"Makanya, jadi orang jangan terlalu mesum. Hahaha terima sendiri akibatnya." gumam Zara benar-benar merasa bahagia.
Rencana pertama selesai, kini ia sedang bersiap untuk rencana kedua yang akan dieksekusinya malam ini dengan target seorang Ran. Ia berjalan masuk ke dalam rumah sambil cengengesan. Sesampainya ia di depan kamar, ia melirik ke arah pintu kamar Ran yang tertutup.
"Baiklah sepupu galak, kau akan merasakan akibat dari perbuatanmu yang membuatku kesal." gumamnya lalu membuka pintu kamar kemudian masuk seraya tersenyum manis.
.
.
.
.
.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Titik pujiningdyah
masa iya gak boleh romantis si raka😁
2021-06-30
1
Mely Sianturi
bukan sepupu galak🤣
sepupu tercinta🤗🤗🤗🤣
2021-05-28
1