Chapter 19 : Sensitif

Ran segera keluar dari kamar mandi kemudian memakai kemeja dan juga jas hendak pergi ke kantor. Satu pekan lagi dia akan segera menyelesaikan kuliah S1nya di program studi Menejemen Bisnis, setelah perjalanan panjang akhirnya 4 tahun ia lalui dengan penuh perjuangan.

Selain menjadi CEO sementara di perusahaan milik ayah Zara, ia juga berkuliah setiap hari sabtu dan ahad. Hal itu membuatnya super sibuk, namun sekarang semua itu akan segera berlalu begitu ia wisuda. Sehingga akan membuat beban pikirannya menjadi sedikit ringan.

Tapi ada satu hal lagi yang membuatnya kembali merasa terbebani. Yaitu Zara. Sikapnya belakangan ini membuat Ran hampir putus asa. Bagaimana tidak, gadis itu tak pernah lagi berbicara padanya. Ran sedikit kesulitan mengontrol anak tersebut. Apalagi di waktu yang sama dengan jadwal yudisiumnya Zara juga akan segera melaksanakan ujian nasional. Ia berpikir, bagaimana cara ia menemani anak itu belajar di malam hari jika melihat dirinya saja gadis itu enggan.

"Haaah." Keluh Ran.

Ia pun berjalan keluar dari kamar. Setelah mengunci pintu kamarnya dengan baik sejenak ia menatap pintu kamar Zara yang tertutup. Ia kembali mendengus. Entah mengapa ia merasa begitu enggan menghampiri gadis itu sehingga membuatnya tak berani meminta maaf. Sebelum pergi Ran memutuskan untuk mengirim pesan kepada Zara.

Aku pergi ke kantor, kau jagalah dirimu. Jangan lupa kau harus minum obat dan makan teratur. Aku akan kembali malam hari. Jika ada yang kau butuhkan telfon aku.

Ia tersenyum melihat kalimat terakhir dari pesannya. Merasa itu tak akan terjadi. Jangankan menelfon, berbicara dengannya saja Zara enggan. Lelaki itu mendengus sejenak, kemudian melangkah menuruni tangga lalu segera meninggalkan rumah. Ran mengemudiakan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kantor.

Di perjalanan..

Ran terus terbayang akan sosok Zara. Ia tak habis pikir mengapa gadis manis itu mendiaminya. Tak lama berselang ia larut dalam khayalan, fokusnya tak lagi pada jalanan. Lama ia berkhayal hingga akhirnya suara klakson mobil menyadarkannya.

"Ah, astaga." Setelah ia sadar ternyata mobilnya keluar jalur.

Akhirnya ia berusaha fokus sembari menggeleng-gelengkan kelapalanya. "Kenapa aku jadi memikirkan gadis itu?" Tanyanya seorang diri.

...

Setelah sampai di kantor Ran masuk ke dalam ruangannya diikuti Surya, asistennya.

"Bagaimana bos? Apa kita akan pergi ke luar kota hari ini untuk menemui perwakilan Nara Group?" Tanya Surya dengan formal.

Namun seketika rautnya berubah melihat wajah bosnya tertekuk seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Bos? Apa anda baik-baik saja?" Surya menjentikkan jarinya.

"Ah, apa? Bilang apa kau tadi?" Ran tersadar.

"Aku bilang, apa kita jadi bertemu dengan perwakilan Nara Group?" Surya mengulangi ucapannya.

"Kapan?" Tanya Ran datar.

"Hari ini." jawab Surya.

"Apa? Bukankah kita harus keluar kota untuk menemuinya?" Ran mengernyitkan dahinya.

"Ya, itu yang saya katakan tadi." Surya tampak sedikit putus asa melihat tingkah Ran.

"Baiklah. Kau atur saja." putus lelaki itu tanpa minat.

"Baiklah Bos." Surya membalas dengan nada sedikit lesu.

Surya pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari hadapan Ran. Namun sekilas ia melihat wajah lelaki itu, yang terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. Selama ia bekerja pada Ran, tak pernah sekali pun ekspresi seperti itu keluar dari wajahnya.

"Bos, kau baik-baik saja?" Surya kembali memastikan.

"Eh, memangnya kenapa?" Ran memandang Surya dengan wajah bingung.

"Apa kau sedang ada pikiran? Jika tidak keberatan mungkin aku bisa membantu untuk mendengarkan keluh kesahmu Bos." Surya menawarkan diri.

Ran mempertimbangkan. Akhirnya karena belum memiliki solusi Ran menyuruh Surya duduk di kursi yang ada di hadapannya.

"Duduklah!" Perintah Ran. Surya pun duduk kemudian Ran mulai mengeluarkan isi hatinya.

"Kau sudah sangat menganal Zara kan?" Tanya Ran tanpa ragu.

"Yah, kenapa?" Surya mulai mengedampingkan keformalannya pada Ran.

"Apa anak itu pernah mendiamimu?" tanya Ran.

"Kurasa tidak. Apa dia mendiamimu?" jawab Surya seraya balik bertanya.

"Yah, dia tak pernah lagi berbicara padaku beberapa saat setelah kau pergi dari rumah sakit." jawab Ran.

"Banarkah? Memangnya apa yang sudah kau lakukan padanya?" Pertanyaan Surya membuat Ran terpaksa mengungkapkan semuanya.

"Aku bertanya padanya tentang dirimu. Kenapa kalian bisa saling mengenal dan begitu akrab, lalu dia tiba-tiba berbicara ketus dan tak berbicara lagi." Jelas Ran.

Surya nampak tercengang. "Pantas saja. Hmm, mungkin kau harus tau ini bos. Dia tidak begitu menyukai jika ada orang bertanya tentang diriku. Dia sensitif."

"Hah? Memangnya kalian ada hubungan apa?" Ran mengernyit.

"Dulu, Zara menyukaiku." Surya menatap Ran dengan serius. Lelaki itu semakin mengernyitkan dahinya.

"Dia menyukaiku dan aku hanya menganggapnya sebagai adik." ucap Surya memperjelas kalimatnya. Kini Ran sudah paham. Namun belum sepenuhnya paham sebab terasa ada yang mengganjal.

"Tapi kenapa kalian terlihat sangat akrab saat di rumah sakit, harusnya kan kalian saling canggung atau paling tidak bersikap seolah tidak saling mengenal?" tanya Ran.

"Aku juga tak begitu tahu. Mungkin.. Zara hanya berusaha mencairkan situasi atau.. Dia berusaha melupakan masa lalu." jawab Surya sambil mengendikkan bahu. Sedetik kemudian sesuatu melintas di benak Surya. "Tunggu! Apa kau menyukai Zara, bos?"

Deg. Ran menegang, mengapa lelaki ini tiba-tiba menanyakan hal itu. Entah apa yang harus di jawabnya.

"Jujurlah! Sepertinya kau menyukainya." Surya mendesak.

"Ah, mm.. Aku.." Ran tak bisa menjawab.

"Baiklah. Aku tahu apa yang harus kau lakukan untuknya." Surya segera mengalihkan pembicaraan agar Ran tidak merasa tersudutkan.

"Apa?" tanya Ran.

"Kau tau kan dia suka dengan hal-hal bervau tokusatsu?"

"Yah, lalu?" tanya Ran lagi. Ia sedikit bingung dengan permbicaraan mereka.

"Bawa dia ke Bandai, lalu belikan action figur yang disukainya. Pasti dia akan bahagia." usul Surya bersemangat.

"Aneh sekali, apa kau pernah melakukannya?" Ran tampak merasa begitu ragu.

"Ya, pernah tapi sepertinya dia sudah membuang actoin figur yang kuhadiahkan." jawab Surya santai.

"Kenapa aku ragu yah, masalahnya ini sangat aneh." Ran menggaruk keningnya yang tak gatal.

"Lakukan saja! Kau mau dia terus menerus mendiamimu?" cetus Surya sedikit geram.

"Tentu saja tidak. Tapi bagaimana jika dia tidak ingin ikut bersamaku? Dia masih belum menggubrisku sampai detik ini." Jelas Ran.

"Aku akan membantumu!" Surya menaikkan sebelah alisnya.

"Baiklah, terserah kau saja." Ran pasrah.

Setelah berbincang sedikit, akhirnya Ran bisa bernapas lega. Mungkin usulan Surya sedikit konyol namun Ran mencoba peruntungan. Siapa tahu Zara akan berubah lebih baik ketika ia mengajaknya berjalan-jalan. Akhirnya Ran tersenyum, dalam hati ia sangat berharap rencananya bisa berjalan mulus tanpa ada drama belebihan atau semacamnya.

.

.

.

bersambung....

Episodes
1 Chapter 1 : Kedatangan Ran
2 Chapter 2 : Insiden Tangga
3 Chapter 3 : Kesal
4 Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5 Chapter 5 : Tengah Malam
6 Chapter 6 : Rencana
7 Chapter 7 : Gagal
8 Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9 Chapter 9 : Maaf
10 Chapter 10 : Berdamai
11 Chapter 11 : Kejahatan Raka
12 Chapter 12 : Dilaporkan
13 Chapter 13 : Selesai
14 Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15 Chapter 15 : Hospital
16 Chapter 16 : Surya
17 Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18 Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19 Chapter 19 : Sensitif
20 Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21 Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22 Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23 Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24 Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25 Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26 Chapter 26 : Salah Sangka
27 Chapter 27 : Apartemen
28 Chapter 28 : Last Day
29 Chapter 29 : Surat Wasiat
30 Chapter 30 : Ran
31 Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32 Chapter 32 : Menikah (?)
33 Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34 Chapter 34 : Belajar Menerima
35 Chapter 35 : Wasurenaide
36 Chapter 36 : Lubang Di Hati
37 Chapter 37 : Another Cousin
38 Chapter 38 : Cinta Sedarah
39 Chapter 39 : Salah kah Kita?
40 Chapter 40 : Kembali
41 Chapter 41 : Couple
42 Chapter 42 : Prasangka
43 Chapter 43 : Pengakuan
44 Chapter 44 : Menerima
45 Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46 Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47 Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48 Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49 Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50 Chapter 50 : Kepergian
51 Chapter 51 : Dua Peristiwa
52 Chapter 52 : Jangan Mencariku
53 Chapter 53 : Sesal
54 Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55 Chapter 55 : Find You
56 Chapter 56 : Curahan Hati
57 Chapter 57 : Back to Me, Zara
58 Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59 Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60 Chapter 60 : About Tahira & Saga
61 Chapter 61 : Roda Kehidupan
62 Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63 Chapter 63 : H - 2
64 Chapter 64 : H - 1
65 Chapter 65 : No Ran No Life
66 Chapter 66 : Today is THE DAY
67 Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68 Chapter 68 : Rinai Hujan
69 Chapter 69 : Kesepakatan
70 Chapter 70 : Rumah Impian
71 Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72 Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73 Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74 Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75 Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76 Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77 Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78 Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79 Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80 Chapter 80 : Waktu
81 Chapter 81 : Perdebatan
82 Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83 Chapter 83 : Cast
84 Chapter 84 : Tidur Bersama
85 Chapter 85 : Akhir Pekan
86 Chapter 86 : Terungkap?
87 Chapter 87 : Panik
88 Chapter 88 : Kembali Terbuka
89 Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90 Chapter 90 : Keputusan Kira
91 Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92 Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93 Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94 Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95 Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96 Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97 Chapter 97 : Wasurenaide 2
98 Chapter 98 : Ayah
99 Chapter 99 : Nothing Last Forever
100 Chapter 100 : I Adore You
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Chapter 1 : Kedatangan Ran
2
Chapter 2 : Insiden Tangga
3
Chapter 3 : Kesal
4
Chapter 4 : Pacaran Dengan Raka
5
Chapter 5 : Tengah Malam
6
Chapter 6 : Rencana
7
Chapter 7 : Gagal
8
Chapter 8 : Apa yang Kau lakukan disini?
9
Chapter 9 : Maaf
10
Chapter 10 : Berdamai
11
Chapter 11 : Kejahatan Raka
12
Chapter 12 : Dilaporkan
13
Chapter 13 : Selesai
14
Chapter 14 : Apa Yang Terjadi (?)
15
Chapter 15 : Hospital
16
Chapter 16 : Surya
17
Chapter 17 : Flash Back (Zara's First Love)
18
Chapter 18 : Pengaruh 'M'
19
Chapter 19 : Sensitif
20
Chapter 20 : Nah kan, Gara-gara 'M'
21
Chapter 21 : Akiyoshi Kanako
22
Chapter 22 : Kalian Sangat Serasi
23
Chapter 23 : Jadilah Kekasihku (!)
24
Chapter 24 : Datang Dan Pergi
25
Chapter 25 : Nara Aizuko Genpo
26
Chapter 26 : Salah Sangka
27
Chapter 27 : Apartemen
28
Chapter 28 : Last Day
29
Chapter 29 : Surat Wasiat
30
Chapter 30 : Ran
31
Chapter 31 : Dua Hati Yang Patah
32
Chapter 32 : Menikah (?)
33
Chapter 33 : Kenyataan Pahit
34
Chapter 34 : Belajar Menerima
35
Chapter 35 : Wasurenaide
36
Chapter 36 : Lubang Di Hati
37
Chapter 37 : Another Cousin
38
Chapter 38 : Cinta Sedarah
39
Chapter 39 : Salah kah Kita?
40
Chapter 40 : Kembali
41
Chapter 41 : Couple
42
Chapter 42 : Prasangka
43
Chapter 43 : Pengakuan
44
Chapter 44 : Menerima
45
Chapter 45 : Senyumanmu Membayangiku
46
Chapter 46 : Bagaimana denganku?
47
Chapter 47 : Hanya Ran Seorang
48
Chapter 48 : Permintaan Terakhir
49
Chapter 49 : Empat Hati Yang Terluka
50
Chapter 50 : Kepergian
51
Chapter 51 : Dua Peristiwa
52
Chapter 52 : Jangan Mencariku
53
Chapter 53 : Sesal
54
Chapter 54 : 1 Bulan Kemudian
55
Chapter 55 : Find You
56
Chapter 56 : Curahan Hati
57
Chapter 57 : Back to Me, Zara
58
Chapter 58 : Akan ada yang Berubah
59
Chapter 59 : Kimino Kotoba Tsuki dakara
60
Chapter 60 : About Tahira & Saga
61
Chapter 61 : Roda Kehidupan
62
Chapter 62 : Kunci dari Belenggu
63
Chapter 63 : H - 2
64
Chapter 64 : H - 1
65
Chapter 65 : No Ran No Life
66
Chapter 66 : Today is THE DAY
67
Chapter 67 : Bukan Malam Pertama tapi Subuh Pertama
68
Chapter 68 : Rinai Hujan
69
Chapter 69 : Kesepakatan
70
Chapter 70 : Rumah Impian
71
Chapter 71 : Kehamilan Pertama
72
Chapter 72 : Kehamilan Kedua
73
Chapter 73 : 15 Tahun Berlalu
74
Chapter 74 : Antara Naura dan Kira
75
Chapter 75 : Antara Naura dan Kira 2
76
Chapter 76 : Perasaan, Kebenaran, Perubahan
77
Chapter 77 : Kelakuan Kira dan Bara
78
Chapter 78 : Kehangatan Keluarga
79
Chapter 79 : Anatra Bara dan Saga
80
Chapter 80 : Waktu
81
Chapter 81 : Perdebatan
82
Chapter 82 : Pertemuan Keluarga
83
Chapter 83 : Cast
84
Chapter 84 : Tidur Bersama
85
Chapter 85 : Akhir Pekan
86
Chapter 86 : Terungkap?
87
Chapter 87 : Panik
88
Chapter 88 : Kembali Terbuka
89
Chapter 89 : Maaf dan Selamat Tinggal
90
Chapter 90 : Keputusan Kira
91
Chapter 91 : Antara Kira dan Noah
92
Chapter 92 : Alasan yang Terungkap
93
Chapter 93 : Ada yang sedang Frustasi
94
Chapter 94 : Kita tidak lagi saling mengenal!
95
Chapter 95 : Kekuatan Poseidon
96
Chapter 96 : Tanjoubu Omedeto
97
Chapter 97 : Wasurenaide 2
98
Chapter 98 : Ayah
99
Chapter 99 : Nothing Last Forever
100
Chapter 100 : I Adore You
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!