15 September 2025, jam 07:34, suasana sekolah menjadi ramai. Aku yang sedang memegang seragam Akishima yang penuh dengan bunga Sakura segera lari bersama Sheeran yang penuh dengan bumbu cinta. Akishima dan Aurora yang berlari mengejarku segera melintasi orang lain dan melakukan beberapa tembakan kepada orang yang di belakangnya.
Sheeran dan aku sedang berlari di tengah keributan itu. Karena keributan itu, seluruh anggota Klub Pangeran mulai beraksi dan memulai rencana mereka untuk menjebak Sheeran dan menculik diriku.
Klub Pangeran adalah suatu klub yang mempunyai visi untuk mengumpulkan gadis yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang kepada pangeran. Jika mereka mengagumi pangeran dan ingin mendekati pangeran itu, mereka harus memasuki klub itu dan bergabung untuk mendapatkan hati dan cairan pangeran.
Mereka menyiapkan jebakan di perempatan sambil menggiring rombongan ke sana. Para ninja dari Klub Pangeran bersiap untuk menangkapku dari bayang-bayang. Para penembak jitu dari Klub Pangeran bersiap untuk menembak Sheeran dan sisanya. Aku dan Sheeran sedang berlari menghindari tembakan dari Koch UMP Aurora dan Accuracy International AS50 Akishima.
Aku yang masih terlena dengan bunga sakura tidak tahu apa yang terjadi. Sheeran terus memaksaku untuk bergerak cepat. Pertarungan Akishima dan Aurora dengan rombongan itu berlangsung dengan cepat, sehingga dapat menyisakan 20 orang. 2 melawan 20. Sepertinya tidak cukup mudah untuk mengalahkan jumlah yang banyak.
[*^*]
Setelah 10 menit berselang, anggota dari Klub Pangeran itu melihat rombongan orang itu. Mereka melihatku dan Sheeran melalui teropongnya. Penembak jitu bersedia dalam posisinya. Anggota Klub Pangeran yang memiliki peran untuk bertahan di garis depan bersembunyi terlebih dahulu dan akan menembak dengan senjata minigun milik mereka
Itu adalah Stephany, Aria, dan Millia, yang menggunakan perisai biru hitam yang terbuat dari baja kevlar. Mereka bersembunyi di perempatan koridor untuk menangkap pangeran. Mereka yang menunggu momen itu segera mengisi amunisi mereka.
Tujuan mereka menangkapku adalah untuk membawaku ke Klub Pangeran. Aku tidak tahu secara pasti tentang pikiran dan emosi mereka. Aku tidak tahu kenapa mereka tergila-gila denganku.
Apakah aku melakukan sesuatu yang membuatku menjadi populer? Ok, aku tidak akan memikirkannya dulu. Aku agak takut mereka kecewa padaku. Jika mereka ingin keperjakaanku, sudah terlambat. Aku sudah kehilangan itu karena Cherry-neesan telah mengambil cairanku.
Aku ingin tahu apakah aku menikmatinya atau tidak.
Saat aku dan Sheeran berlari menuju ke perempatan koridor, Sheeran merasakan hal yang aneh. Ia tidak menyangka bahwa ini akan terjadi sebelumnya.
Para ninja dari Klub Pangeran sudah dilumpuhkan dengan serum bunga Rose. Para penembak jitu yang berniat menembak Sheeran harus menelan pil pahit mereka karena mereka sudah ditangkap oleh seseorang.
Stephany, Aria, dan Millia tidak menyadari bahwa rencana mereka akan gagal. Mereka mulai mengepung Sheeran dan melakukan tembakan secara beruntun untuk menjatuhkan Sheeran, Namun, tembakan itu tidak dapat mengenai Sheeran. Tembakan itu dicegah oleh perisai tak terlihat. Kemudian, ada seorang wanita yang muncul secara mendadak muncul.
“Spy Rose : Ambush Triangle!”
Wanita itu berjalan menuju ke arahku dengan anggun meninggalkan mereka yang tersungkur perlahan karena terkena serum bunga Rose yang dapat menidurkan mereka. Aku dan Sheeran terkejut dengan kejadian itu. Mereka dikalahkan dengan mudahnya.
Wanita itu muncul dengan mengenakan lipstiknya yang seksi dan menggoda itu. Aku yang melihat itu langsung merinding ketakutan karena dia akan melucutiku sampai kering. Sheeran takut jika ia merebutku dan merubahku menjadi “Bajingan Jelek” setelah menggodaku selama 10 tahun.
Cherry-neesan. Itulah yang kami takuti.
Sheeran yang ketakutan itu segera mengeluarkan senjatanya dan mengancam, “Jangan bergerak! Aku akan menembakmu jika kau bergerak selangkah saja,” mengarahkan senjatanya ke arah Cherry-neesan.
“Hmm?! Ara-ara. Kalian memang pasangan yang romantis,” puji Cherry-neesan sedang memainkan senjata Tec 9 miliknya.
“Jangan bergerak! Kamu pasti merebut ‘Sayangku,’ sekarang juga,” resah Sheeran berusaha melindungiku.
“Ya sudah! Aku akan memanggil kalian untuk mengikutiku ke ruanganku,” pesannya sudah berada di hadapanku dan Sheeran
“Terutama kau, Rivandy.” Cherry-neesan menunjuk ke arahku.
"Iya," aku menjawab dengan padat, singkat, dan jelas.
Kami terpaksa untuk mengikuti Cherry-neesan untuk pergi ke ruangan guru. Sheeran awalnya tidak mau ke sana. Namun, karena aku membujuknya, dia akhirnya mau dengan semangat. Ia akan menemaniku sampai kapanpun. Begitulah sifatnya.
Akishima yang sedang mengenakan pakaian Power Rangernya dan Aurora yang memegang senjata sedang bertarung melawan rombongan itu. Namun, tiba-tiba dihentikan oleh Pak Terry dengan kekuatan silatnya.
Setelah itu, Aurora dan Akishima dihukum berdiri di depan ruang guru untuk penghinaan mereka. Terutama, Akishima yang tidak mengenakan seragam karena aku membawanya secara tidak sadar.
Mereka akan membalas perbuatanku dengan rencana jahat mereka. Mereka memikirkannya sambil tersenyum jahat.
[*^*]
Bel pertama selesai, gadis berambut silver panjang sebahu dan berponytail kecil dengan warna mata biru malam. Postur tubuhnya berada di rata-rata. Sama seperti Sheeran. Kulit yang memiliki bekas darah di ************ dan paha yang melebar dan pinggangnya yang melebar karena terjadi sesuatu.
Saphine Vera. Gadis yang berada di Kelas I Saintek B, yang berada dalam jarak 200 m dari radius Kelas I Saintek A. Dia sekelas dengan Andika.
Pelajaran pertama selesai. Guru yang mengajarkan kelas tersebut bergegas menuju ke ruang guru. Saphine yang sudah membaca buku tersebut langsung membereskan alat tulis di mejanya dan mengambil tugas yang sudah dikerjakannya menuju ke ruang guru.
Sebelum menuju ke ruang guru, dia bertemu dengan mereka yang sedang mengangkat kedua ember di kedua tangannya. Gadis twintail dan Power Ranger dihukum di depan ruang guru. Mereka adalah Aurora dan Akishima.
"Power Ranger?!" Batinnya yang kebingungan melihat ada Power Ranger yang dihukum.
Aurora yang dilirik oleh Saphine pun bertanya, "Ada apa? Kamu dari tadi melirikku terus," dengan perasaan jijiknya.
"Tidak. Aku hanya ingin memeriksa apakah ada guru atau tidak," jawab Saphine sambil melirik jendela.
"Sudah jelas. Ada banyak guru saat istirahat. Jadi, kamu tidak perlu khawatir," jelas Akishima menyombongkan diri.
"Ok. Terima kasih. Tapi, dimana seragammu? Apa kamu mengenakan pakaian dalam?" Tanya Saphine.
"Lupakan itu! Ada apa datang kemari, Anak Rajin?" Akishima hampir menyindir Saphine.
“Aku ingin mengumpulkan tugasku dulu. Sedang apa kalian disini?” Tanya Saphine memelototi kedua gadis itu.
“Kami dihukum,” jelas Aurora singkat.
"Kenapa kalian dihukum?" Tanya Saphine sambil memegang buku dengan erat.
“Pak Teddy bilang, ‘Kalian dihukum disini sampai jam pelajaran berakhir karena kalian sudah membuat keributan di koridor,’ dan kami berada disini selama 2 jam, jelas Aurora panjang lebar. ’
“Rivandy bodoh! Dia mengambil seragamku. Aku akan mengerjainya suatu saat nanti,”
“Kalau begitu, bagaimana kejadiannya? Aku ingin tahu,” ujar Saphine keingintahuannya meluas.
“Begini, saat kami dan Rivandy ingin ke kelas, kami ….” Akishima mulai menceritakan.kejadian itu.
Huruf demi huruf, kata demi kata, klausa demi klausa, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf. Akishima menceritakan seperti membaca novel. Saphine yang mendengarkan itu tidak bisa mendapatkan penjelasan yang baik karena ceritanya sangat membuang waktu.
Setelah Akishima bercerita, ia pun mengakhiri, “Begitu ceritanya. Apa kamu paham dengan ceritaku?”
“Tidak. Ceritamu sangat panjang. Ini seperti membaca novel saja. Lebih baik kamu mempersingkat kejadian itu, sehingga orang lain tidak terlalu bosan saat mendengar cerita itu.” saran Saphine mengomentari cerita Akishima yang kelewat panjang itu.
“Waktuku terbuang banyak hanya karena itu,” komentar Saphine dengan tenang.
“Ya sudah. Kamu harus ke sana sebelum bel berbunyi. Kami akan berdiri disini sampai jam pelajaran berakhir,” pesan Aurora menyarankan Saphine untuk bergegas ke ruang guru.
“Baiklah, aku pergi dulu. Nikmati hukuman kalian!” Pamit Saphine bergegas menuju ruang guru dengan nada usilnya itu.
“Bilang saja kalau kamu menghina kami,” keluh Akishima mendengar ucapan dari Saphine.
“Menyebalkan,” pikir Akishima didengar oleh Aurora.
“Sudahlah. Kita harus disini sampai selesai dan kita akan menyerbu Rivandy yang kurang ajar itu,” celetuk Aurora menerima hukuman dari Pak Terry.
Akishima menghela nafas sambil menyahut, “Heh, kau benar. Kita tidak bisa lari dari hukuman ini,” dengan raut wajah pesimisnya.
Akhirnya mereka dihukum di ruang guru. Banyak siswa dan siswi menertawakan mereka. Banyak cibiran yang dapat menusuk orang dengan mudahnya. Aurora dan Akishima tidak meladeni cibiran itu. Mereka menerimanya.
[*^*]
Jam istirahat kedua, pelajaran akademi telah selesai. Aku yang sedang duduk di kursiku itu menghela nafas karena aku sudah menyelesaikan pekerjaan rumahku di kelasku saat yang lainnya ditugaskan saat beberapa menit yang lalu.
Aku harus meminjamkan catatan ke teman sekelas yang lainnya karena aku dihukum Cherry-neesan karena sudah mengambil mahkota Sheeran. Padahal, aku hanya tidur di sampingnya dan tidak pernah melakukan apapun.
Hukuman itu adalah aku tidak diperbolehkan keluar kelas sampai jam pelajaran pulang. Begitu dengan Sheeran. Jika aku keluar kelas, akan menimbulkan keributan di akademi. Jika Sheeran keluar dari kelas, maka hukumanku akan ditambah sampai satu minggu. Aku tidak terlalu mengharapkan Sheeran lebih dari itu.
Lain cerita jika ada siswi Kelas I Saintek A yang mengikuti Klub Pangeran. Mereka akan mengundang yang lainya dan aku tidak bisa terbebas dari mereka sampai bel pulang nanti. Aku akan mati jika aku didekati 50 gadis dalam sejam kemudian. Cairanku akan diperas oleh 50 gadis.
Aku melirik ke bangku yang kosong. Mereka tidak ada di sana. Aku ingin menanyakan catatanku kepada mereka. Namun, mereka tidak ada saat di kelas. Kebetulan mereka tidak mengikuti pelajaran saat ini.
Aurora dan Evelyn kemana? Aku ingin meminjamkan catatan mereka. Lalu, kenapa ada seragam dan pakaian dalam ada disini? Oh iya. Bunga Sakura. Aku akan dibunuh oleh Akishima karena aku mengambil seragamnya.
Sudahlah! Aku tidak mau berpikir lagi. Aku mau tidur saja. Hukuman Cherry-neesan membuatku stres. Aku menunggu Aurora dan Evelyn untuk datang kemari.
Ketika aku tidur dengan 3 kursi sebagai ranjangku dan tasku sebagai bantal, ada seseorang yang sedang menghampiriku. mata biru menenangkan dengan rambut ponytail hijau. Terdapat jakun dan kulitnya yang seputih angsa. tinggi badannya lebih tinggi daripada Aurora.
Dia menghampiriku dan melihatku yang sedang tertidur pulas. Melihat itu, dia membuka handphone miliknya dan memotret aku yang sedang tertidur dengan manis. Dia tersenyum manis karena dia mendapatkan foto yang sangat lucu.
Setelah itu, dia mendekatiku dan membisik, “Rivandy, bangunlah!” di telingaku..
Aku terbangun dengan bisikan itu. Aku membuka mataku secara perlahan dan tidak mau bergerak karena aku lapar. Maka dari itu, aku membalikkan badanku ke kanan.
Namun, bisikan itu terjadi lagi.Aku yang mendengar bisikan yang berulang itu itu langsung menyahut, “Ada apa? Mengganggu saja,” sambil menoleh kepada orang itu.
“Rivandy. Kamu tahu seragam Akishima ada dimana?” Tanya siswa itu.berada di atas pandanganku.
“Kamu siapa? Kenapa kamu menanyakan itu?” Tanyaku yang masih berbaring.
“Karena aku melihat Akishima yang mengenakan pakaian Power Rangernya dan melihatmu memegang pakaian Akishima yang harum itu,” respon siswa itu.
“Lalu, apa yang membuatmu kemari?” Aku masih berbaring dengan kesadaran yang sudah pulih.
“Bisakah kamu berdiri?” Tanya siswa itu menyodorkan tangannya kepadaku.
“Tidak. Tidak bisa. Aku lupa membawa bekalku. Lalu, aku tidak bisa keluar karena aku dihukum. Jadinya, aku tidak mau berdiri,” jelasku dengan nada pelan.
“Kalau begitu, aku Zhukov. Teman sekelas Akishima,” Zhukov masih menyodorkan tangannya.
“Zhukov..” Aku membalikkan badanku dan meraih tangan Zhukov, lalu Zhukov menarikku untuk meninggalkan 3 kursi yang berdempetan itu.
Aku yang sudah berdiri itu langsung mengambil seragam Akishima dan berpesan, “Ambillah. Berikan ini kepada Akishima! Dia akan membunuhku sepulang akademi nanti,”memberikan seragam itu kepada Zhukov,
“Roger! Aku akan menyampaikan ini kepada Akishima,” sahut Zhukov menerima pemberianku
“Zhukov, bolehkan aku meminta sesuatu?”
“Boleh,” jawabnya dengan enteng.
“Tolong, belikan aku makanan di kantin! Aku tidak bisa keluar. Kalau aku keluar, banyak gadis di Klub Pangeran yang akan mengejarku,” titahku memberikan uang kepada Zhukov dengan tubuhku sudah sekarat dan ingin pingsan.
“Aku akan membelinya sebagai balas budi nanti,” pamit Zhukov menerima pemberianku dan segera meninggalkan kelasku.
“To-Tolong, ya!” Karena tidak tahan, aku terjatuh dan tergeletak di kelas..
[*^*]
Setelah Zhukov membeli makanan, ia kembali ke kelas dan melihatku terkapar pada saat yang siswa dan siswi lainnya sedang berkeliaran entah kemana.
Zhukov memangkuku ke tempat duduk dan menggoyangkan tubuhku untuk membangunkanku. Aku yang terbangun itu menoleh ke Zhukov dengan aura yang melelahkan.
Setelah itu, Zhukov memberikanku sebuah makanan yang ia beli dan aku menerimanya seperti seorang pengemis. Aku memakannya dengan cepat dan rakus karena aku harus mengisi tenagaku. Zhukov yang tersenyum itu langsung menghampiriku.
Setelah aku makan, aku menghela nafasku dan untuk menyadarkan pikiranku. Kemudian, kami saling menatap satu sama lain untuk membahas sesuatu yang penting. Zhukov mengambil kursi di sampingku dan duduk di sampingku.
“Zhukov. Ada hal yang penting untuk disampaikan.”
“Begini, …,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Vigilo
aku mampir lagi kak. semangat berkarya terus oke! Mari saling dukung satu sama lain 😊
2020-10-21
1