Setelah siswa baru menyanyikan lagu “Kebangsaan Federasi Rusia”, mereka pun menyanyikan lagu “Hymne Spyxtria Anthem” yang diikuti oleh seluruh siswa baru. Mereka pun menyanyikan lagu dengan serentak dan kompak. Aku yang diantara 287 siswa itu sedang berusaha mengikuti lirik lagu itu.
Aku tidak mau mereka mendengarkan nyanyianku yang payah itu. Setelah menyanyikan lagu itu, dirigen itu memutuskan untuk mengundurkan diri setelah memimpin lagu itu, aku dan siswa baru itu duduk kembali setelah menyanyikan lagu itu.
Kami pun mendengar ceramah dari pembawa acara kembali. Pembawa acara itu menutup acara masa orientasi dengan suka cita, sehingga banyak yang berterbangan melalui ventilasi udara yang cukup besar untuk mengeluarkan balon yang sedang melayang.
Masa orientasi siswa akademi pun ditutup dengan tepuk tangan yang meriah. Belum selesai dengan itu, pembawa acara tiba-tiba masuk ke panggung acara dan ingin mengumumkan sesuatu.
“Mohon perhatiannya sebentar! Aku punya pengumuman kali ini,” papar pembawa acara itu.
“Eh?!” Kejut sebagian besar siswa baru.
“Belum selesai?” Tanya salah satu siswa itu mengeluh.
“Aku harap ini tidak akan lama, ”cibir siswa lainnya.
“Semoga saja kepala sekolah itu muncul lagi,” harap siswa yang mesum itu.
“Dr, Cherry dipersilahkan untuk mengumumkan sesuatu,” ungkap pembawa acara itu mempersilahkan Dr. Cherry untuk mengumumkan sesuatu.yang sangat penting.
Dr. Cherry yang cantik itu telah muncul kembali, sehingga membuat pandangan para siswa-siswi tertuju dengannya dengan kagum. Tidak hanya pria, wanita pun terpikat dengan tubuh Dr. Cherry yang mulus dan ideal.
“Mohon perhatian sekalian. Saya punya pengumuman penting kali ini,” sambut Dr. Cherry masih memegang mikrofonnya..
“Saya sedang mencari seseorang yang akan ku ajak bicara di ruang kepala sekolah setelah ini. Eto … orang itu adalah orang yang memiliki nama Rivandy Lex. Adakah diantara kalian yang namanya Rivandy Lex?” Tanya Dr. Cherry dengan wajah polos
“Aku!” Seru para siswa dan siswi itu yang mengaku sebagai aku.
“Aku Rivandy!” Seru siswa yang mengaku.
“Aku Rivandy!” Seru siswa yang lain mengaku.
“Aku Rivandy!” Seru siswa yang lainnya mengaku.
“Aku adalah Rivandy!”
“Kenapa mereka malah menjadi seperti ini?” Gumamku melihat kehebohan di aula dengan sedikit terkejut.
“Hei! Kau yang disana!” Seru sebuah suara yang dapat kudengar.
“Eh?”
“Iya, kamu. Kamu yang memandangku,” ungkap Dr. Cherry yang sedang menunjuk tangannya kepadaku..
Tidak ada pilihan lain. Aku terpaksa untuk mengikuti perintah itu. Sementara yang lainnya berdesakkan karena mereka mengaku sebagai aku. Aku pun tetap berjalan menuju panggung sementara para panitia berusaha untuk menertibkan ekrusuhan itu. Akhirnya, aku sudah sampai di dekat panggung.
“Mohon jangan menaiki panggung! Tolong tertib!” Pinta panitia itu berada di hadapanku.
“Tidak apa. Dia Rivandy.” jawab Dr. Cherry sambil tersenyum dengan lipstiknya.
“Oh, begitu, yah?” Panitia tersebut terkekeh mendengar jawaban itu sementara aku hanya menghela nafasku karena perilaku Dr. Cherry yang membuat kerusuhan.
“Ikuti aku! Aku mau membicarakan sesuatu padamu,” ajak Dr. Cherry segera berjalan ke ruang kepala sekolah. Aku hanya menuruti ajakan itu tanpa mengubah reaksi apapun.
Kami pun meninggalkan ruangan yang cukup ricuh itu akibat perbuatan Dr. Cherry yang menjadi pusat perhatian. Jika mereka mengetahui bahwa dia menciumku di cafe 5 hari yang lalu, mungkin situasi itu menjadi heboh dan aku berada dalam koran utama koran akademi.
[*^*]
Setelah sampai di kepala sekolah dengan berbincang sedikit di jalan, aku pun dipersilahkan masuk terlebih dahulu sebelum.dia masuk terlebih dahulu. Aku pun masuk dan duduk di hadapan meja kerja kepala sekolah sembari melihat rak yang berisi buku dan penghargaan akademi.
Setelah beberapa detik berselang, Dr. Cherry pun mulai membuka dialognya, “:Rivandy, bagaimana dengan hari pertamamu? Apakah menyenangkan,”
“Biasa saja sampai kau membuat kondisi menjadi kacau karena kau terlalu … ” ucapku terpotong karena aku menahan malu.
“Terlalu apa?” Goda Dr. Cherry mendengar keraguanku.
“Ah Sudahlah! Aku malu. Lalu, apa yang ingin kau bicarakan?” Tanyaku mengalihkan pembicaraan dan berusaha untuk menahan rasa maluku.
“Sederhana saja. Aku memberikan sesuatu padamu. Ambillah! Jangan dibuka dulu!” Pesannya sambil memberikan kado kecil kepadaku setelah mendekatiku..
Aku pun segera membuka kado warna merah dengan tali warna hijau yang mengikat kado tersebut tanpa pikir panjang. Setelah kubuka, aku pun terkejut melihat itu. Aku ingin sekali mengeluarkan air mataku secara deras, tapi kutahan karena aku tidak tahu caranya menangis.
“A-apa ini?” Aku hampir mengucurkan air mataku karena melihat foto itu.
“Huft! Sudah kubilang, jangan dibuka, dasar tuli!” Tegur Dr. Cherry yang segera mendekatiku.
“Aku tidak mengerti. Apa maksudmu mengirimkan foto ini kepadaku?” Aku segera menghindari pandangan itu ke bawah.
“Karena itulah, aku mengajakmu kesini untuk melindungimu dari segala ancaman,” jawabnya dengan wajah serius sekaligus kasihan sambil memelukku erat.
“Rupanya, kau …,” ucapnya terpotong sambil mengelus kepalaku.
“Iya, itu benar.” Aku pasrah dengan pernyataan yang keluar dari mulut Dr. Cherry.
“Tapi, …,”” ucapanku terpotong membalas pelukan dari Dr. Cherry.
“... Jangan pernah beritahu kepada orang lain! Aku memohon dengan sangat. Pernyataan itu telah membunuhku,” pesanku kepada Dr. Cherry yang sudah seperti ibuku sendiri.
“Aku tidak bisa kemana-mana lagi,” cetusku yang sudah tidak ada harapan.
“Sudah! Yang penting kamu selamat untuk sementara. Aku akan melakukan sesuatu agar kamu bisa tenang untuk sementara. Sisanya tergantung padamu,” pesannya lemah lembut memelukku yang hampir mengucurkan air mata.
“Oh iya. Kamu boleh memanggilku Cherry-Neesan,” lanjutnya sambil memperkenalkan diri.
“Iya, Cherry-Neesan,” panggilku dengan nada pelan.
Aku dan Cherry-Neesan berpelukan erat. Jika saja ada seseorang yang memasuki ruangan ini tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, aku akan hancur saat itu juga.
Setelah pelukan yang cukup hangat menenangkanku, Cherry-Neesan membicarakan sesuatu padaku mengenai kelas yang sudah dibagikan. Aku pun menerima kertas pembagian kelas itu. Saat aku mencari di kelas A, aku mendapati namaku yang berada di absen yang cukup bawah.
Aku mendapatkan kelas A dengan 23 murid yang tidak ku kenal. Aku cukup tenang sekaligus was-was dengan nama yang tidak ku ketahui. Setelah melihat kelas itu, aku bangkit dari pelukan itu dan bertanya, “Cherry-Neesan. Jika saja aku dikelilingi oleh banyak gadis, apa yang kamu lakukan?” dengan sedikit ketenangan.
“Aku akan merayu mereka agar kamu tidak bisa dikelilingi oleh para gadis itu,” jawabnya dengan sedikit menunjukkan aura sadisnya.
“Oh, begitu. Aku akan ke kelas sekarang juga. Aku tidak boleh terlambat ke kelas kali ini,” pamitku ingin segera ke kelas.
“Satu lagi, dibalik foto itu, ada alamat di restoran bintang 5. Aku harap kamu akan datang jika kamu memiliki waktu luang,” pesan Cherry-Neesan sebelum aku meninggalkan.ruang kepala sekolah.
:Um. Aku akan kesana jika ada waktu untukmu.” Aku undur diri dari ruangan kepala sekolah dan bergegas menuju sekolah.
[*^*]
Akhirnya, aku pun keluar dari ruang kepala sekolah. Aku pun memeriksa sesuatu di dalam kado yang diberikan oleh Cherry-Neesan. Terdapat foto, nama alamat restoran dan tanggalnya, dan sebuah GPS akademi dengan tujuan tidak tersesat di jalan lurus.
Aku pun membaca peta itu. Setelah membaca peta dengan cepat dan teliti, aku pun segera bergegas untuk ke Kelas I Saintek A. Terdapat 6 kelas Saintek dan 6 kelas Soshum. Jadi, totalnya 36 kelas dengan 36 negara.
Terdapat Kelas Saintek (Sains Teknologi) dan Kelas Soshum (Sosial Humaniora) dengan ilmu yang sesuai dengan kelas itu. Lalu, terdapat Kelas A, B, C, D, E dan F dengan pembagian siswa secara acak.
Aku segera bergegas secepat mungkin agar aku tidak terlambat. Aku harus siap menjalani hari pertama akademi ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
John Singgih
hadiah khusus dari dr. cherry
2022-02-26
0
Alter-Ruu
ck ah i lost my pistol! i want to shot rivandy straight into he's head! dari awal dia udah... beuh!!!
2021-06-01
0
MA YONG
Oke. Onee San! Mulai dari sini semakin seru
2021-01-05
2