15 September 2025, jam 07:12, aku berjalan ke akademi bersama kedua gadis yang sedang mengobrol. Gadis twintail dan gadis bersyal merah berada karena apatermenku bersebelahan dengan Aurora dan Akishima.
[*^*]
2 hari yang lalu setelah aku bolos bersama Akishima, Aurora ngomel di depan apartemenku jam 07:23 karena aku menghilang di akademi kemarin. Karena itu, ia sering berkunjung di apartemenku setelahnya. Lalu, Akishima mengomel di depan apartemen beberapa menit setelahnya dengan alasan yang kemarin.
Jadinya, Aurora dan Akishima bekerja sama untuk menyerangku dengan sebuah kata yang menyeramkan itu.
Karena itu, aku harus memenuhi permintaan mereka meskipun permintaan yang aneh. Seperti, membelikan mereka pembalut, melayani nafsu birahi mereka, dan lain sebagainya. Karena aku tidak tahan dengan permintaan mereka, aku harus lari dari mereka dan menuju ke Taman Gorky.
Sialnya, lagi aku malah mencium gadis violet secara tidak sengaja karena aku terpeleset. Jadinya, aku harus menggali informasi padanya. Namun, informasi itu hanya pada sapu tangannya yang berada di saku celananya. Saku celana itu berisikan nama toko bunga yang aku beli seminggu yang lalu.
Toko Bunga Anita. Itu yang tertulis di sapu tangannya.
Aku pun menggendong gadis itu dan bergegas ke toko yang tertera di sapu tangan itu. Setelah sampai dengan berjalan cukup lama, aku sampai di Toko Bunga Anita. Aku masuk ke sana dan memberitahu kepada Bibi Anita mengenai itu. Dia membawa Sheeran ke apartemennya dan aku merasa lega saat itu.
Aku segera bergegas untuk pulang ke rumah, namun hari sudah malam..Dengan terpaksa aku menginap di apartemen Sheeran karena bujukan dari Bibi Anita yang memaksa itu. Aku tinggal di apartemen yang sama dengan Sheeran. Apartemen yang ditinggalnya cukup usang tapi rapi.
Setelah jam menunjukkan pukul; 21:00, aku yang sudah beraktivitas, langsung menuju ke ranjang Sheeran. Tidak lupa aku mengecas handphone-ku dan tidur bersama Sheeran karena tidak ada tempat lain yang bisa aku baring. Jangan khawatir! Aku tidak melakukan apapun kepada Sheeran.
Keesokan harinya, jam 05:11, aku terbangun dari tidurku. Setelah itu, aku mandi dengan peralatan mandi gadis itu. Setelah berpakaian, aku mengabari Bibi Anita untuk pulang menuju apartemenku. Bibi Anita memberikan bekal kepadaku untuk dibawa pulang. Lalu, aku pergi meninggalkan apartemen dan menuju ke apartemenku pada jam 06:00.
Setelah sampai di apartemen jam 06:50 pagi, aku bertemu dengan mereka lagi di depan apartemenku. Akhirnya, aku diomelin lagi oleh mereka berdua. Mereka menunggu di depan apartemenku semalaman. Setelah aku membangunkan mereka, mereka memarahiku dengan omelan yang menyeramkan itu lagi.
Rasanya aku ingin muntah dan tidak berdaya dengan omelan itu. Kalau mereka tahu aku tidur di samping gadis berambut violet itu, aku akan dibunuh oleh mereka.
Beginilah jadinya. Aurora dan Akishima selalu menempel padaku saat ini.
[*^*]
“Rivandy, apa kamu tidak mencoba es krim ini? Enak, lho,” tawar Aurora menyodorkan es krim rasa vanila padaku.
“Tidak. Aku tidak terlalu ingin es krim,” jawabku dengan nada malas.
“Bagaimana dengan rasa coklat?” Tawar Akishima menyodorkan es krimnya kepadaku.
“Aku sedang tidak mood,” beberku alasan kenapa aku tidak terlalu suka es krim.
“Ayolah! Tidak ada yang bisa menolak coklat,” oceh Akishima sambil memakan es krimnya.
“Maaf, bulan depan uang saku-ku dipotong 55% oleh pihak akademi untuk memperbaiki kerusakan yang kemarin dibuat oleh seseorang.” Aku menghela nafasku dan menjelaskan kenapa aku menjadi murung saat aku dan Akishima berada di Kremlin.
“Heh? Siapa yang melakukan itu?” Tanya Akishima tanpa rasa bersalah.
“Apa kamu masih belum sadar juga, Akishima?!” Aku menatap Akishima dengan tajam dan berpaling darinya.
“Sudahlah! Kita harus cepat ke sekolah. Jika kita terlambat, kita akan dihukum, lho.” Aurora mempercepat jalannya untuk ke akademi.
[*^*]
Kami sampai di akademi setelah berjalan cukup lama. Tersisa 30 menit lagi bel berbunyi untuk masuk ke kelas. Di saat kami memasuki akademi dan segera masuk ke kelas masing-masing, ada seorang gadis yang sedang mengincar sesuatu.
Gadis berambut violet itu sedang menyembunyikan dirinya sambil mengambil ancang-ancang. Ia mengawasi kami dari belakang sedari awal di tengah perjalanan. Ia mempersiapkan semuanya dan menunggu momen itu jika ia sudah siap.
“Aku menemukanmu, Sayang,” bisik Sheeran dalam hati dengan matanya yang berubah menjadi mata cinta.
[*^*]
Saat perjalanan menuju ke kelas Saintek, kami berjalan untuk menghindari kerumunan para gadis dari Klub Pangeran. Akishima menunjukkan jalan pintas kepada kami. Kami mengikutinya dari belakang. Aku merasakan sesuatu yang janggal. Aku merasa aku kehilangan seseorang. Karena kecemasan itu, aku menoleh kepada Aurora dan mengeluarkan suaraku.
"Oh iya, Aurora. Evelyn mana?" Tanyaku menyadari dengan keberadaan Evelyn.
"Aa. Dia sakit dan harus dirawat di rumahnya," jelas Aurora menjawab pertanyaanku.
"Soal suratnya, aku harus ke rumah Evelyn dan membawa suratnya kesini," lanjutnya sambil memperlihatkan surat kepadaku
"Tolong pinjam sebentar!" Aku mengambil surat itu dari Aurora. Surat itu berisikan surat ketidakhadiran Evelyn karena ia memiliki suatu penyakit yang ia tidak boleh dibocorkan ke siapapun.
"Ini. Jagalah baik-baik!" Pintaku segera mengembalikan surat itu kepada Aurora.
Aurora hanya mengangguk saja. Kami berjalan memutar untuk menghindari keributan. Semoga saja kami selamat dari serangan Klub Pangeran walaupun Stephany, Millia, dan Aria terlihat seperti Aurora. Aku berada dibelakang Aurora dan Akishima untuk melihat keadaan di sekitar.
Tiba-tiba ...
"Sayang!" Seru gadis yang sedang berlari menuju kepadaku.
Gadis violet-magenta berlari menuju ke arahku. Ia berlari cepat dengan mata cintanya untuk memelukku karena rasa pangeran itu lebih enak daripada rasa stroberi. Ia mendekatiku tanpa melihat di sekitarnya.
Sheeran memelukku dari belakang.
Aku yang dipeluk itu segera melepaskan pelukan itu. Aku menjerit, "Hei! Apa yang kau lakukan? Tolong lepaskan aku!" Mencoba melepaskan pelukan Sheeran.
"Tidak mau! Aku tidak akan melepaskanmu, Sayang!" Rengek Sheeran tidak mau melepaskan pelukannya.
Di tengah keributan itu, Akishima dan Aurora sedang mencari keadaan di sekitar. Mereka terganggu dengan suara bising dari belakang. Karena suara bising itu terjadi, Akishima memutuskan untuk merespon keributan itu.
Akishima yang mendengar suara berisik. Ia pun mengomel, "Rivandy. Jangan berisik! Aku sedang …," terkejut melihat ada seorang gadis yang sedang memelukku dari belakang.
Akishima yang melihat itu langsung mengeluarkan senjata miliknya, yakni Accuracy International AS50. Senapan runduk ini memiliki panjang 1369 mm dengan panjang larasnya 692 mm, berat senjata 12,2 kg, peluru dan kaliber yang digunakan 50 BMG, rerata tembakan semi otomatis, dan dengan jarak efektif 1,5 km.
Ilustrasi Accuracy International AS50
Akishima memasukkan amunisinya dan menembak Sheeran yang sedang memeluk Rivandy. Sheeran yang melihat ada seorang gadis yang menembaknya itu segera menghindar dan segera membalas tembakan itu dengan senjata Five Seven-nya. Aku yang terdiam itu nyaris terkena tembakan senapan runduk itu dan menghindar ke kiri.
“Akishima. Apa yang kau lakukan?!” Aku membentak Akishima yang sengaja menembakku.
Aku yang sudah menghindar itu langsung menghela nafasku dan melihat konflik di antara kedua gadis itu. Akishima tidak peduli dengan bentakan itu. Dia menatapku dengan sinis karena aku dipeluk oleh seorang gadis dan menoleh ke Sheeran.
{Five Seven (Scumbria)}
“Hoho. Kita lihat siapa ini.” Tatapan Akishima menjadi tajam melihat seorang gadis violet itu.
“Hmph! Aku datang kesini untuk merebut ‘Sayangku’ dari tangan gadis murahan sepertimu,” tantang Sheeran menyodorkan Five Seven-nya.
“Hah?! Siapa yang kau panggil ‘Gadis Murahan,’ Gadis Mesum?” Ejek Akishima menantang Sheeran.
“Apa maksudmu ‘Gadis Mesum’ yang kau ucapkan, dasar murahan?!” Sheeran mengejek balik.
“Argh! Aku tidak tahan lagi. Aku akan menghajarmu!” Tekad Akishima dengan
“Power Ranger : Berubah!” Akishima berpose seperti Power Ranger.
Transformasi Power Ranger terjadi dengan cahaya yang mengkilap . Akishima mengganti melepaskan seragamnya dan mengenakan seragam Power Ranger berwarna coklat. Setelah transformasi itu, ia menjadi seorang Power Ranger pembela kebenaran.
Aku mengambil seragam Akishima yang tergeletak di lantai koridor. Tidak lupa aku mengambil pakaian dalamnya yang berwarna coklat kehitaman itu. Ketika aku
Di tengah konflik itu, Sheeran pun mengejek, “Halah! Pakai Power Ranger segala. Transformasi macam apa itu kalau kau tidak mengenakan pakaian dalam mu?” Melihat pakaian Akishima tanpa pakaian dalam.
“Kya! Berisik! Orang mesum sepertimu tidak akan bisa mengerti dengan transformasi ini,” oceh Akishima menghadapi ejekan itu.
“Aku akan menghancurkanmu sekarang juga,” lanjutnya.
“Power Ranger : Pegasus Strike Assault!” Akishima mengeluarkan tembakan
Sheeran menghindari tembakan itu dan menembak kembali serangan itu dengan cepat. Akishima bergerak cepat sembari memegang senapannya dan berlari secara acak untuk menembak Sheeran.
Dengan mata violet yang tajam, Sheeran dapat memprediksi pergerakan musuhnya. Namun, itu belum sebanding dengan “Ace Spyxtria” Tahun Pertama, Cherry Spyxtria.
Karena bunyi peluru yang sangat berisik itu, beberapa siswa yang melihatnya menyerukan kepada siswa lain. Siswi dari Klub Pangeran itu langsung bergerak cepat untuk melihat kejadian dua gadis yang sedang bertengkar itu. Mereka mengirimkan sandi morse kepada anggota lain untuk merencanakan sesuatu.
Sesuatu yang sangat jahat dan kejam.
[*^*]
Pertarungan Akishima dan Sheeran semakin ramai dan semakin memanas. Para siswa dan siswi yang melihat pertengkaran itu bersorak dan mendukung siapa yang menang. Aurora yang sudah melihat di sekitar menepuk dahi melihat keramaian itu. Aku yang sedang berada di belakang kerumunan itu hanya memegang seragam dan pakaian dalam Akishima dengan erat sambil mencium bau aroma yang harum di pakaian Akishima.
“Harumnya. Ini rasa bunga Sakura,” pujiku dalam hati.
Aku mencium aroma bunga Sakura itu tanpa melihat kerumunan di sekitar. Aurora berusaha untuk menghentikan Akishima dan Sheeran. Namun, tidak bisa.
Akishima yang melihatku membentak, “Rivandy! Apa yang kau lakukan? Jangan mencium seragamku!” Sambil fokus bertarung.
“Sayang, cium seragamku! Sekalian pakaian dalamku yang sudah dicuci kemarin.” Mata cinta Sheeran muncul lagi di tengah konflik.
“Apa yang maksudmu? Kita sedang bertarung,” oceh Akishima sambil melakukan tembakan beruntun.
“Hmph! Asal kau tahu. Aku dan sayangku itu tidak akan terpisahkan. Siswa amatir seperti kalian tidak akan pernah memahami perasaanku ini.”
“Setelah aku bertemu dengannya di taman, dia mendekatiku dengan romantis dan menciumku. Rasanya aku ingin terbang ke luar angkasa. Setelah aku dicium, aku dibawa ke apartemen dan mengambil mahkotaku,” jelas Sheeran dengan gaya romantisnya.
“Aku mau lagi. Tapi, aku harus siapkan pil KB terlebih dahulu. Kalau aku hamil, bisa gawat,” ungkap Sheeran dengan senyuman nakalnya.
“Heh?” Aurora terkejut dengan pernyataan itu.
“Heh?” Akishima terkejut dengan pernyataan itu.
“Heh?!” Siswa dan siswi yang sedang menonton pertarungan terkejut dengan pernyataan itu.
Karena semua orang terkejut dengan pernyataan itu, Sheeran yang sedang berbunga-bunga itu melesat kepadaku dan memegang tanganku.untuk segera kabur dari sini. Aku yang terlena dengan bunga Sakura itu segera sadar dengan uluran tangan Sheeran itu.
“Sheeran. Apa yang terjadi?” Tanyaku kepada Sheeran dengan nada tidak peka itu sedang kabur dari rombongan itu.
“Kita akan kabur, Sayang,” jawabnya dengan nada cintanya.
“Hei! Kembalikan seragamku, dasar beruang!” Seru Akishima dengan pakaian Power Ranger-nya.
“Beraninya kau! Akan kuhajar kau sekarang juga!” Seru Aurora dengan tatapan iblisnya.
“Pangeran, ambillah mahkotaku!” Seru gadis Klub Pangeran dari Perancis.
“Aku juga!” Seru gadis Klub Pangeran dari Polandia.
“Punyaku juga!” Seru gadis Klub Pangeran dari Korea Selatan.
Aku dan Sheeran sedang dikejar oleh sebuah rombongan yang tidak ku ketahui sambil menghina & memujiku secara bersamaan.
Sebenarnya, apa yang terjadi?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments