12 September 2025, jam 06:00, aku sudah siap untuk pergi ke akademi. Dengan senjata AWM dan Desert Eagle yang sudah berada di genggamanku, aku sudah siap untuk menerima pelajaran militer kali ini.
Ini hari terakhir hari jam pelajaran militer karena hari Senin aku akan mendapatkan kelas jam pelajaran sekolah pada umumnya.
Aku segera bergegas menuju ke akademi karena aku agak khawatir dengan kondisi mereka. Aku harap mereka baik-baik saja.
[*^*]
Setelah sampai di akademi, aku berjalan untuk mencari mereka, Lokasi terakhir yang ku ingat adalah di pertengahan tangga. Aku mencari lokasi itu. Namun, tidak ingat dengan lokasi yang sebenarnya.
Yang ku ingat hanya di sebelah kanan pengejaran kemarin, aku melihat lapangan sepak bola dan taman kecil. Aku segera bergegas kesana untuk mengecek kondisi mereka. Tidak mungkin dengan ikatan itu bisa ditangani oleh mereka berempat. Mereka menggunakan ikatan tali yang rumit pada tangan dan kaki mereka. Mereka juga memborgol dua anak lelaki itu. Mustahil mereka dibebaskan begitu saja mengingat mereka dibiarkan saja.
Entah kenapa kekhawatiranku semakin memuncak. Mereka mungkin sudah sekarat dan tidak bisa ditolong lagi. Mereka tidak bisa pulang ke rumah untuk mandi dan kelaparan. Aku harus mencari mereka sebelum terlambat.
"Aurora! Evelyn! Dimana kalian? Aku mencarimu," pikirku sambil berlari tanpa arah sekalipun sehingga aku menarik perhatian lagi.
"Kyaa! Ada pangeran yang berlari di lorong!" Seru wanita yang dari Korea Selatan.
"Wah! Dia benar-benar kesini," ujar siswi dari UEA terkagum dengannya.
"Pangeran!" Seru sekumpulan gadis yang mengejarku.
Saat ada pergerakan yang aneh yang menuju ke arahku, aku merasa tidak enak. Ternyata aku dikejar sekitar 50-60 gadis berbagai negara. Aku berlari menghindari kasih sayang mereka karena aku tidak bisa berhadapan dengan mereka satu per satu. Mungkin ada orang lain yang ingin didekati 50-60 wanita. Itu cukup beruntung sehingga mereka ingin hidup lebih lama lagi.
[*^*]
Setelah 10 menit berselang, mereka masih mengejarku Aku mencari peluang untuk menghindari pengejaran ini. Jika ini diteruskan, hidupku akan berakhir dengan banyak gadis yang mengelilingiku. Mereka ingin sekali menjadi istriku di masa depan nanti.
Aku pun mendapatkan ide. Aku mempercepat kecepatan lari sebesar 12 m/s dan berbelok kiri dan kanan secara acak, sehingga mereka tidak bisa mengejarku.
Jarak aku dan mereka semakin menjauh. Aku mengambil kesempatan itu untuk menghilangkan diri dari hadapan mereka. Aku masuk ke dalam ruangan dengan cepat. Mereka masih mencariku di lorong.
Aku lega dengan kondisi ini. Aku terbebas dari kejaran mereka. Berkat ruangan ini, aku bisa terbebas dari kejaran gadis itu.
"Syukurlah! Aku bisa lepas dari kejaran mereka." Aku menghela nafas sejenak dan menenangkan diri.
Namun, aku tidak menyangka dengan ruangan yang aku masuki. Aku tidak percaya apa yang kulihat. Semuanya berisi bra dan celana dalam. Para gadis Kelas II sedang mengganti baju mereka setelah berlatih di Klub Militer jam 05:00 pagi. Aku terkejut melihat itu. Aku masih normal, kok. Tidak pernah tertarik dengan tubuh gadis itu.
Gadis dari Klub Militer terpesona dengan wajah dan postur tubuhku. Mereka teriak histeris bukan karena mereka malu, melainkan mereka mencintaiku. Mereka jatuh cinta pandangan pertama.
"Pangeranku!"
"Gabung ke Klub Militer, dong! Kamu bisa ganti baju bersama kami," ajak salah satu gadis itu.
"Pangeran. Aku mau kita bersama sampai tua nanti," ajak siswi kelas II yang berasal dari Indonesia.
"Tidak, terima kasih. Aku pergi dulu," tolakku sambil lari keluar dari ruang ganti wanita.
Gadis dari Klub Militer tidak terima aku melarikan diri karena menolak ajakan mereka. Jadi, mereka mengejarku tanpa mengenakan seragam mereka sekalipun. Mereka tidak peduli apakah mereka sudah berseragam atau belum. Yang penting bisa berpelukan dengan seorang pangeran sepertiku.
"Setidaknya pakai baju kalian!" Aku berteriak kepada mereka yang mengejarku, namun mereka tidak menyerah dan terus mengejarku.
[*^*]
20 menit berselang, aku tidak bisa berlari lebih lama lagi. Mereka masih mengejar dan mengejar. Aku segera menuju ke pintu akademi, namun. Aku terkejut melihat sekumpulan siswa yang mengejarku tadi. Alhasil, aku dikejar oleh 100 wanita sekaligus. Terkadang, mereka menjebakku agar aku menghentikan langkah lariku.
Sudahlah, aku tidak tahan dengan 100 gadis sekaligus. Ini terlalu berlebihan.
Aku terus berlari dan menghindari jebakan itu. Aku tidak bisa berpikir dan tidak bisa kemana-mana lagi. Apakah aku harus menyerahkan seluruh hidupku untuk 100 wanita itu? Ini tidak ada pilihan lain. Aku memutuskan untuk menyerahkan seluruh hidupku tapi tidak bisa. Hati nuraniku ingin meneruskan pelarian ini.
Namun, langkahku terhentikan dengan pelukan seorang wanita. Wanita itu memelukku dengan kasih sayang, sehingga aku bisa tenang untuk sementara. Kepalaku berada dalam belahan dada wanita itu. Wanita itu adalah Cherry-Neesan.
Cherry-Neesan mengeluarkan bom asap di depannya sehingga dia bisa melarikan diri dengan aman. Jadi, gadis yang mengejarku tidak bisa menemukan Cherry-neesan dengan mudah. Aku pun dibuat tidak sadarkan diri sebelum Cherry-Neesan melakukan aksinya.
Aku dibawa ke ruangan kepala sekolah oleh Cherry-Neesan dan para gadis itu tidak bisa menemukanku sampai bel pertama berbunyi.
[*^*]
Jam 10:23, di ruangan kepala sekolah. Aku membuka mataku dengan perlahan sembari melihat di sekitar. Selimut yang menyelimutiku, sofa yang empuk dan bantal yang lembut. Aku melihat ke atas dan terlihat Cherry-Neesan yang sudah berada di atas pandanganku.
Aku yang masih belum paham dengan kondisi ini. Aku pun memanggil, “Cherry-Nee … san?” Dengan pandanganku masih kabur.
Cherry-Neesan yang masih terdiam itu mulai menyahut, “Ara ara. Apa kamu sudah sadar?” Sembari mengeluskan wajahku yang tampan layaknya seorang pangeran.
Aku yang sudah memperjelas pandanganku mulai bertanya, “Ini dimana?” Sambil berbaring di dekat Cherry-Neesan.
Ia menjawab dengan sedikit rayuan, “Ini di ruangan dimana kita hanya berdua saja,”
“Oh iya. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu,” ucapku tanpa ada pergerakan sekalipun.
“Soal Aurora, Evelyn dan kedua siswa itu, apa Cherry-Neesan melihatnya?” Tanyaku sembari melihat Cherry-Neesan yang sudah di pandanganku.
“Jangan khawatir, mereka akan baik-baik saja, kok,” jawab wanita berambut pirang itu.
Aku hanya mengangguk saja dengan jawaban itu. Sepertinya aku aman untuk sekarang. Mungkin, aku akan menjenguk Aurora dan Evelyn dan mengucapkan permohonan maaf kepada mereka.
Selang beberapa menit kemudian, aku merasakan hal yang aneh bagiku. Aku merasakan sesuatu pada tubuhku. Tubuhku merasa kehilangan sesuatu. Selain itu, aku melihat Cherry-Neesan hanya mengenakan pakaian dalamnya. Aku spontan memeriksa tubuhku. Ternyata, aku dilucuti oleh Cherry-Neesan.
“Hei! Dimana bajuku?” Aku berdiri dan menahan malu sambil menutupi tubuhku yang sudah dilucuti.
“Oh. Aku sudah mencuci bajumu, lalu aku menyetrika seragammu dan meletakkan di meja kerjaku dengan rapi,” jelas Cherry-Neesan.
“Terus, bagaimana dengan kelasku? Aku tidak bisa masuk ke kelas dengan keadaan begini,” omelku dengan wajah memerah.
“Jangan khawatir! Aku sudah membuat surat izin untuk tidak ke mengikuti pelajaran. Jadi, kamu disini untuk sementara,” goda Cherry-neesan berpose nakal.
“Lagipula, kenapa Cherry-neesan berpakaian seperti itu?” Comelanku semakin menjadi-jadi.
Cherry-Neesan tertawa dengan comelanku. dia pun membalas, “Kamu ini memang imut dan nakal, pangeran manis,” tersenyum nakal.
“Apa maksudmu dengan nakal?” Tanyaku penasaran.
“Kamu tidak tahu? Punyamu sangat besar, tubuh sixpack, dan wajah tampanmu. Siapa yang menolak itu? Aku pun mencoba cairanmu yang lengket, lalu aku menghisap cairanmu selama sejam, tapi aku sudah capek dan memutuskan untuk menidurkanmu di pangkuanku,” jelasnya dengan santai.
“Oh iya. Aku sudah membuat bekas di lehermu, dan di bibirmu.” lanjutnya.
“Kyaa! Cherry-Neesan mesum! Aku membencimu!” Jeritku blak-blakkan dengan wajah semakin memerah.
Cherry-Neesan malah tertawa kecil dengan reaksiku dan mulai bercanda,“Rivandy ini. jangan bereaksi seperti itu! Kamu seperti anak gadis saja,” sambil beranjak dari sofa dan mulai mengenakan pakaiannya.
Aku pun mengomeli Cherry-Neesan yang nakal telah merebut keperjakaanku. Cherry-Neesan malah tidak mendengarkanku. Aku berhenti mengomel setelah aku kehabisan kata-kataku karena aku mengomelnya cukup lama.
[*^*]
Setelah penjelasan itu, aku mulai mengenakan pakaianku. Aku mencium aroma wangi dari bunga Rose. Menyengatkan sekali. Ini sama seperti bom asap itu. Ini cukup membuatku terangsang. Tubuhku bergetar dengan cepat. Aku merasakan ingin melakukan sesuatu yang nakal. Cherry-neesan memang nakal.
“Huh! Keperjakaanku sudah hilang,” keluhku dalam hati mengambil kopi itu dan meminumnya.
“Lalu, Cherry-Neesan membawaku kesini untuk apa? Apakah kamu menyampaikan sesuatu kepadaku?” tanyaku sudah berseragam rapi.
“Begini, ….” Cherry-Neesan mulai bercerita tentang suatu kejadian kepadaku.
Aku mendengarkan cerita itu dengan seksama. Dia menceritakan tentang kejadian kemarin dan tadi pagi. Aku dikejar oleh 50-60 gadis yang memiliki latar belakangnya yang berbeda-beda. Aku mencelanya dengan menyebutkan nama Stephany, Aria, dan Millia. Mereka bukan orang yang buruk. Mereka sama seperti Aurora dan Evelyn.
“Jadi begitu,” ucapku mengakhiri suatu diskusi.
“Untuk mengatasi permasalahan ini, kamu harus memiliki seorang pengawal untuk menjaga keamanan dan ketertiban akademi. Jadi, aku akan menjadi pengawalmu untuk sementara,” ajaknya.
“Aku menolak,”
“Heh? Kenapa?” Tanya Chery-Neesan polos.
“Tidak usah ditanya lagi!” Aku mendesis berpaling darinya.
“Terserah! Jika kau menyesal, datanglah kepadaku!” Ucap Cherry-Neesan kesal kepadaku.
Akhirnya, diskusi berakhir pada pukul 12:12. Aku berpisah dengan Cherry-Neesan dan menuju ke tempat yang ku tuju. Aku akan menghampiri Aurora dan Evelyn.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Alter-Ruu
di bounty satu sekolah karena jadi murid petakilan ❌
di bounty seluruh cewek akademi karena tampan ✅
2021-06-01
1
FLox
Maaf jika menyinggung.. entah kenapa Rivandy ini terlalu populer hingga aku ingin melakukan sesuatu yang jahat kepadanya.. mohon maaf.. kalau boleh tahu ini arc yang ke berapa ya ?
2020-11-03
8