13 September 2025, jam 06;00, Di suatu bangunan bertingkat dua, terdapat bangunan yang cukup tua dan sedikit usang. Pengurus apartemen itu mulai melakukan aktivitasnya disaat mereka sedang tertidur. Dia menyiram tanaman, menghias bunga, dan membersihkan bangunan itu.
Apartemen di lantai bawah terdapat suatu suara yang menghilangkan ketenangan itu. Alarm berbunyi dengan keras di dalam apartemen itu. Seorang gadis berambut violet sebahu sedang mengigau di dalam tidurnya. Ia membalikkan tubuhnya dari kanan ke kiri, sehingga selimut yang digunakan gadis itu menjadi berantakan.
5 menit kemudian, alarm kembali berbunyi dengan cukup keras. Dengan bunyi alarm itu, pengurus apartemen itu mendekati sumber suara itu dan sedang menuju apartemen gadis itu.
“Sheeran! Bangun! Alarm yang kamu gunakan sedang berbunyi tuh,” Seru pengurus apartemen itu meneriaki dari luar pintu.
“Ngh!” Gadis itu langsung bangun dari tempat tidurnya dan kembali menjawab, “Hmm!” Sambil mengambil handphone-nya dan mematikan handphone itu.
Gadis yang sedang berpandangan kabur itu segera menghampiri pengurus apartemen itu di luar pintunya. Ia pun berucap, “Iya, Bibi. Aku sudah bangun, nih!”
“Ini waktunya mencuci baju sekarang! Jadi, mandilah dan cepatlah berpakaian! Banyak pakaian yang harus kamu jemur di sini."
“Um.” Gadis itu langsung mengangguk dan segera menuju ke kamar mandi dengan pakaiannya yang berantakan itu.
Ia segera mengambil handuk yang sudah dikeringkan sejak kemarin dan bergegas menuju ke kamar mandi. Ia membuka pakaiannya dan langsung menyirami tubuhnya dengan shower. Setelah mandi, ia pun segera merapikan rambutnya dan menjepit rambut di bagian belakang dengan busur magenta dan kepang samping setelah mengeringkan rambutnya dengan handuknya.
Setelah ia mengenakan pakaian dalam warna violet-magenta, ia mengenakan baju putih dengan batas sampai di pahanya. Setelah itu, dia bergegas keluar dari apartemennya untuk membantu pengurus apartemen itu untuk mencuci bajunya.
Sheeran Chezka. gadis yang berambut violet dengan warna mata violet di kedua matanya. Kulit yang halus dan postur tubuhnya sedikit berisi.
Sheeran pergi menuju ke pengurus apartemen untuk mencuci baju. Pengurus apartemen itu berbadan gemuk, ibu rumah tangga, dan sangat disiplin. Namun, tidak banyak orang yang tinggal di sana. Hanya beberapa orang yang sudah mengenalnya sejak lama yang bisa tinggal di sana.
"Bibi Anita. Apakah bibi tidak libur sehari saja?" Tanya Sheeran sambil menjemur pakaian.
"Tidak bisa. Aku sangat sibuk, sayang," sahut Bibi Anita yang merupakan pengurus apartemen itu.
"Terus, … apa yang ini? ****** *****?" Tanya Sheeran merasa jijik dengan menjemur pakaian yang dipegangnya.
"Oh. Itu popok bayi," jawab Bibi Anita sambil menghabiskan jemurannya.
"Kenapa malah dijemur?" Tanya Sheeran dengan raut wajah datar.
"Karena aku tidak mau menghabiskan uangku hanya untuk popok," jelas Bibi Anita secara spontan
Sheeran hanya pasrah mendengarnya. Ia tidak tahu apa yang Bibi Anita pikirkan. Bibi Anita tidak mau menghabiskan waktu dan uangnya hanya untuk hal yang tidak berguna itu. Mereka sedang menghabiskan pakaian yang mereka jemur yang berjumlah 100 pakaian. 200 pakaian lainnya yang belum mereka jemur dan masih dalam proses pemutaran di mesin cuci putar.
Setelah Sheeran membantu Bibi Anita, ia meminta izin kepada Bibi Anita untuk membeli beberapa barang untuk masakannya. Setelah membeli barang di supermarket, Sheeran membawa beberapa daging ikan mentah dan beberapa sayur menuju ke apartemennya. Ia mencoba memasak pada saat ia tiba di apartemennya. Namun, secara tidak sengaja jari tangan Sheeran, sehingga teriakannya membuat Bibi Anita terkejut.
Dengan sigap dan penuh persiapan, Bibi Anita langsung bergegas menuju ke apartemen Sheeran. Ia sudah terbiasa dengan teriakan Sheeran. Ini sedikit terganggu pada awalnya. Tapi, Bibi Anita sudah membiasakan diri dengan teriak nya itu.
Ia pun masuk ke ruangan Sheeran dan bersiap untuk mengobati luka di jari gadis itu. Sheeran mendekati Bibi Anita dan duduk disampingnya yang tidak jauh dari dapur tersebut.
"Aduh, lagi-lagi, luka sayatan pisau," resah Bibi Anita menghela nafasnya.
"Sebaiknya kamu pelan-pelan, Sayang," saran Bibi Anita sedang mengobati luka Sheeran di dapur.
"Lihat! Kamu harus menjaga kesehatan jarimu. Banyak orang yang diluar sana yang tidak punya penghasilan untuk mengobati luka ini. Sudah beres," omel Bibi Anita menyelesaikan mengobatinya dengan sapu tangan milik suaminya yang telah lama meninggal akibat virus Corona yang telah menyerang Rusia 5 tahun yang lalu.
Sheeran berterima kasih kepada Bibi Anita karena mengobatinya membuatkan sarapan untuknya. Sheeran tidak merasa bahwa ia terbebani. Ia hanya mensyukurinya karena ia adalah salah satu penganut Ortodoks dari semua penduduk Rusia.
[*^*]
Jam 13:10, ia mempersiapkan sesuatu. Ia mengenakan pakaian yang masih ia pakai dan menggunakan tasnya untuk berjaga-jaga. Ia juga mempersiapkan parfum miliknya untuk berjaga-jaga agar ia bisa mencari sesuatu yang ia cari selama ini. Sheeran sudah siap dengan sandal kayunya.
"Kamu mau ke taman lagi?" Tanya Bibi Anita kepada Sheeran yang ingin pergi.
Sheeran mengangguk mendengar perkataan dari Bibi Anita itu.
"Hati-hati! Banyak kejahatan di luar sana," pesan Bibi Anita kepada Sheeran sebelum pergi.
Sheeran melambaikan tangannya untuk mengucapkan selamat tinggal. Ia pergi ke Gorky Park untuk mencari sesuatu yang penting baginya.
[*^*]
Jam 14:43, Sheeran sudah berada di Gorky Park sejam yang lalu. Taman yang indah, banyak yang berlalu lalang di taman itu, dan banyak para kekasih yang sedang berkencan di sana. Ia masih belum menemukan yang ia cari.
Ilustrasi Gorky Park
Ia harus mencari sesuatu yang sangat penting. Ia mencari dari segala penjuru. Dari gerbang hingga tempat utama taman tersebut belum ia temukan. Namun, hasilnya tetap nihil dan tidak ada apa-apa di sana.
Ia memakan bekal sembari melihat sekitar setelah melakukan pencariannya. Ia tetap teguh dalam pencariannya dan tidak mau menyerah dalam hal itu.
"Aku harus mencarinya sampai ketemu. Aku takkan menyerah," tekadnya menghabiskan bekalnya dan mulai mencari.
Ia melakukan pencariannya lagi selama 5 tahun belakangan itu. Selama tahun tersebut ia sudah melakukan pencariannya. Tapi, dalam 5 tahun tersebut, ia tidak bisa menemukannya
Ia tidak akan menyerah begitu saja karena ia tidak mau kehilangan kesempatan itu. Ia khawatir jika ia tidak menemukan apapun. Ia merasa ingin menangis dalam pencarian tersebut. Jika ia tidak menemukan apa-apa, maka ia akan kehilangan harapannya.
Ia tidak mau mengulangi kejadiannya yang sangat fatal itu. Ia juga harus bertahan hidup dengan kondisi yang tidak berpihak kepadanya. Ia hampir putus asa dalam pencariannya. Ia pikir ia tidak bisa menemukannya. Sangat membuang waktu. Tapi, itu tidak menghalanginya untuk mencari lagi.
Sebab, sesuatu yang ia cari adalah … pangeran.
Ia mencari pangeran yang akan mengubah hidupnya suatu hari.
Menurut ramalan, Sheeran akan mengubah hidupnya jika ia menemukan pangeran di taman. Pangeran itu akan membuatnya hidupnya bahagia dan dapat membuat Sheeran menjadi nyaman bersama dengannya. Tapi, dengan syarat, Sheeran harus mencari pangeran itu atau tidak sama sekali.
Salah satu tempat ia bisa mencari pangeran itu hanyalah di taman. Bukan di tempat lain. Karena jika ia mencarinya di tempat lainnya, ia tidak bisa menemukan pangeran sampai kapan pun. Sheeran menerima saran dari horoskop dan segera mencari pangeran selama 5 tahun lamanya.
Jam 16:18, Sheeran sudah kehilangan tenaga untuk mencari pangeran. Ia sudah tidak mampu lagi untuk bergerak dan mengawasi dengan seksama. Ia sudah tidak.bisa lagi mencari karena waktu matahari untuk tenggelam.
Tidak hanya tenaga yang terkuras, harapan, waktu, dan semangatnya sudah terkuras banyak sekali. Sheeran tidak bisa melakukan pencarian itu lebih lanjut lagi karena ia sudah mencari pangeran di seluruh taman Gorky.
“Percuma saja. Pencarian hari ini gagal,” batin Sheeran dengan harapan yang semakin menurun.
“Apakah aku harus pulang saja?” Batinnya dalam hati sembari berjalan menuju gerbang Taman Gorky.
“Ya sudahlah. Aku akan mencobanya besok,” lanjutnya dalam hati sembari mencoba untuk meninggalkan taman.
Sebelum ia berjalan lambat meninggalkan taman, ia melihat seseorang yang memiliki wajah tampan yang menyerupai pangeran. Ia melihat tubuh orang itu yang tinggi. Saking tingginya, hanya ia yang bisa menyamai tinggi mobil Toyota Fortuner. Ia juga melihat cara berjalannya yang elegan dan anggun layaknya pangeran.
Dia berambut hitam natural, namun sangat anggun. Mata hitamnya yang sangat menawan dengan mulutnya yang seksi itu. Orang itu adalah seorang yang berpenampilan layaknya seorang pangeran.
Sheeran melihat orang itu dengan kedua mata violet-nya Dia melihat orang itu dengan seksama. Lalu, ia mengikuti jejak kakinya untuk mengawasi keberadaannya agar pangeran itu tidak hilang dari pandangannya.
[*^*]
Setelah mengamati pangeran yang sedang berbaring di taman sendirian, wajah Sheeran semakin memerah. Ia tidak mengetahui apa yang ia rasakan. Ia merasa bahwa ia jatuh cinta pada pangeran itu. Ia dengan tenang dan memandang langit dengan matahari yang akan tenggelam.
Jantung Sheeran sangat berdetak kencang sehingga ia tenggelam dalam imajinasinya. Ia berimajinasi bahwa ia dan pangeran itu akan menikah dan hidup bersama dengan kedua anaknya. Selain itu, ia juga berkhayal bahwa ia ingin berduaan dengannya dan tidur bersamanya di ranjang romantis.
Sementara Sheeran sedang berkhayal mengenai masa depannya, pangeran itu, Rivandy sedang berbaring dengan memandang langit sore yang indah itu. Ia juga melihat raman yang ramai sedang menjalankan aktivitas mereka yang sangat menyenangkan itu. Ia pun berbaring dengan tenang dan ia menutup matanya dengan perlahan tak lama kemudian.
2 menit kemudian, ia tidak bisa menahan kantuknya yang sangat banyak itu. Alhasil, ia semakin lama semakin tenang dan tidak bersuara apapun. Ia pun tertidur dengan gaya yang anggun.
Sheeran yang telah selesai berkhayal itu langsung kembali ke alam sadarnya. Ia melihat Rivandy yang tertidur pulas. Sheeran yang melihat Rivandy tertidur di padang rumput mengerutkan wajahnya sambil menghela nafasnya secara mendalam.
“Dia tertidur pulas,” bisiknya kepada diri sendiri.
Ketika Rivandy sedang tertidur, ia mendekati Rivandy dengan perlahan tanpa mengeluarkan suara yang bising. Kemudian, ia berjalan mendekati dan memegang tangannya setelah itu. Ia pun tersipu malu dengan tangan Rivandy yang lembut dan penuh dengan aura kesejukannya. Ia memegang tangan itu secara perlahan agar tidak membuatnya terbangun.
Akhirnya ia membuat keputusan untuk berbaring bersamanya menemani tidurnya sementara Rivandy tidak sadar jika ada seorang gadis yang berada dalam sisinya. Sheeran menyentuh dada Rivandy dan merasakan kehangatan tubuh pangeran itu.
Suasana yang sangat menyenangkan dan tentram. Di tengah banyak orang yang sedang ramai, mereka sedang bersantai di padang rumput taman Gorky di musim gugur.
“Aku akan selalu berada di sisimu, Pangeran,”.bisiknya kepada Rivandy yang sedang tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Vincent Da Vinci
ini cerita tentera , tp kenapa pula cerita pasal watak2 yg x penting???? susah mahu faham jalan cerita. bye
2023-08-05
0
Alter-Ruu
itu cewek apaan!? sox kenals!
btw...
hey kalian tahu pekerjaan apa yang tak mengenal PHK?
memanjat tembok kremlin dan menunggu datangnya zaman komunisme🙃
2021-09-19
1