Matahari menerbitkan dirinya di sebelah Timur. Laut yang tenang tanpa sampah dan pencemaran laut. Kapal pesiar sedang melakukan perjalanan mereka untuk menuju ke pelabuhan yang lain.
Di dalam kapal pesiar yang cukup besar untuk menampung 500 orang, terdapat seorang nahkoda berkumis hitam dengan mengendarai kapal dengan riang gembira. Dia melihat pemandangan laut yang indah sembari mendeteksi perjalannya dengan GPS.
Beberapa waktu berselang, terdapat seorang kru yang sedang terburu-buru untuk menghadap ke nahkoda yang sedang keadaan santai itu.
“Lapor, Laksamana!” Lapor kru itu sembari mengucapkan kehormatan kepadanya.
“Ada apa, wahai kru yang kubanggakan?” Banyolnya yang cukup mencairkan suasana.
“Saya melaporkan kepada anda bahwa ada penumpang gelap yang sudah membunuh dua kru yang lain dengan senapan pisaunya,” papar kru itu dengan keringat dingin.
“Apa?! Ada penumpang gelap?!” Kejutnya sambil memukul meja.
“Iya, Laksamana,” sahut kru itu dengan pura-pura berani.
“Kalau begitu, antar aku kesana! Aku akan membunuhnya karena dia sudah membunuh kru yang kubanggakan!” Tegas nahkoda berkumis hitam itu mengambil senapannya dan bergegas keluar bersama krunya.
[*^*]
Nakhoda berkumis hitam dan kru itu pun langsung berlari menuju TKP, dimana penumpang gelap itu membunuh kru itu dengan pisaunya. Setelah sampai di gudang itu, ia melihat seorang remaja yang tinggi badan 180 cm sedang menusuk kru dengan sadis.
Nahkoda tersebut terkejut dengan momen itu. Ia melihat krunya yang sedang ketakutan akibat seorang remaja itu. Ia melihat ada 5 mayat yang tergeletak dengan luka tusuk di perutnya.
Nahkoda berkumis itu pun menghampiri salah satu kru yang sedang ketakutan itu dan bertanya, “Apa yang terjadi?” dengan tatapan yang cukup menenangkan.
“Dia hampir membunuhku. Tolong aku!” Kru itu memohon kepada nahkoda itu dengan rasa ketakutannya.
Nahkoda itu pun langsung menghadap ke remaja itu.
“Wahai makhluk durjana! Ada apa gerangan sampai engkau membunuh para kru ku yang berharga ini?” Tanya nahkoda itu dengan banyolannya.
Pemuda itu terdiam mendengar banyolan itu. Ia tidak menjawab pertanyaan itu. Orang yang melihatnya menggeleng kepalanya karena mereka tidak tahu apa yang ia ucapkan.
Karena kesal dengan respon itu, nahkoda itu sangat marah dan berseru, "Katakan sesuatu, dasar bodoh!" Sambil mengarahkan.senjatanya ke remaja itu.
Remaja yang di hadapan nahkoda beserta dengan beberapa kru yang bersamanya langsung menyerang dengan tatapan yang dingin.
Nahkoda yang melihat remaja menyerangnya langsung mengarahkan senjatanya dan menahan serangan dari remaja itu. Ia bisa menahan serangan dari remaja itu. Namun, ia harus terhempas beberapa meter ke belakang
Dengan kesempatan itu, remaja itu langsung berlari ke belakang dan menusuk nahkoda itu dari belakang. Nakhoda yang melihat itu mengetahui apa yang akan terjadi. Dia membalikkan badannya dan mulai menahan serangan itu.
Tapi, itu hanya tipuan. Remaja itu membuat targetnya untuk berbalik badan. Akhirnya, remaja itu menusuk perut nahkoda itu dan melakukannya secara berulang.
Nahkoda yang melihat itu terkejut dengan tindakan remaja itu. Alhasil, nahkoda itu terjatuh akibat tusukan yang dalam di perutnya, tepatnya di lambung dan usus dua belas jari.
Para kru yang melihat itu pun semakin ketakutan. Tatapan iblis remaja itu membuat orang yang melihatnya tidak tahan dengan tatapan itu.
Remaja itu pun langsung bergerak menuju krunya setelah menatap mereka dengan cukup lama.
Selang beberapa detik, remaja itu berhenti bergerak. Kru yang ketakutan itu cukup beruntung karena remaja itu berhenti bergerak. Remaja yang berhenti bergerak itu jatuh ke lantai secara mendadak.
Sebelum ia kehilangan kesadarannya akibat tersungkur di lantai, dia melihat ada seseorang yang mengobrol dengan para kru untuk membicarakan hal yang penting.
Remaja itu tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Dia pun kehilangan kesadarannya sebelum mengetahui hal itu.
[*^*]
Di rumah sakit suatu negara, aktivitas di tempat itu sangat sibuk. Banyak dokter dan perawat melakukan tugas mereka. Dokter yang memeriksa dan menyembuhkan pasien. Perawat yang merawat pasien sampai sembuh.
Di tengah kesibukan itu, ada seorang remaja yang sedang tertidur di ranjang. Ia memiliki tinggi badan 180 cm dan berat badan 60 kg. Lalu, ia berambut hitam namun berantakan beserta wajahnya layaknya seorang pangeran di suatu kerajaan.
Setelah melalui kegelapan itu, aku pun membuka mataku secara perlahan. Kemudian, melihat di sekitar dengan perasaan kebingungan. Aku merasa aku dibawa seseorang yang menuju ruangan ini.
"Apa ini?"
"Aku dimana?"
"Apa yang terjadi?"
Begitulah yang aku pikirkan.
Kemudian aku melihat setelah aku bertanya dalam hati. Aku melihat sebuah kota dan banyak bangunan yang tersusun rapi. Mataku tertuju kepada sebuah bangunan yang berwarna merah dan besar.
Beberapa menit kemudian, seseorang itu masuk kedalam ruangan dan menyapaku. Dia menghampiriku dan membawa makanannya dari restoran cepat saji.
Ia memberikan itu padaku. Ia orang yang ramah. Sedikit berkumis, perawakan manusia 40 tahun, dan berambut hitam rapi dan lurus. Tinggi dan beratnya hampir sama denganku. Hanya beda jauh sedikit.
Dia terus mengoceh sementara aku tidak bisa bicara. Dia memberikan suatu kehangatan di sekitarnya. Aku hanya bisa menyimak dan mendengarkan ucapannya.
Dia juga memberiku sebuah nama karena aku tidak pernah menyebutkan namaku di tengah obrolan itu.
Ia menuliskan nama itu di kertas HVS tebal dan memperlihatkannya kepadaku dengan senyuman dan keramahannya. Aku pun mengangguk sebagai tanda persetujuanku.
Nama itu adalah Rivandy Lex.
[*^*]
Beberapa hari setelah kejadian itu, aku sudah diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit. Paman itu mengantarkanku pulang ke rumahnya. Terdapat rumah dua tingkat yang ada di depanku bersama dengan halaman depan dan belakang yang diisi beberapa tanaman hias.
Kami pun memasuki rumah itu dan membersihkan diri sebelum matahari terbenam. Setelah itu, kami pun makan malam sembari mendengarkan ucapan yang dikeluarkan oleh paman itu.
[*^*]
Setahun kemudian dengan menjalani kehidupan dengan paman itu, aku dan paman itu berpisah setelah menjalani waktu yang menyenangkan. Aku sudah merasa lebih baik tapi aku belum pernah tersenyum. Itu sudah cukup baginya.
Paman itu harus pergi keluar benua untuk menjalankan misinya. Dia pun bekerja sama dengan organisasi PBB untuk memberantas kejahatan yang akan mengancam keselamatan dunia yang hanya dihitung jari saja.
Paman itu berpesan kepada ku sebelum pergi, "Ingatlah, Nak! Aku sudah mendaftarkanmu di Akademi Militer Spyxtria Jangan khawatir! Kau sudah lulus seleksi dengan mudah. Jika kau sudah memasuki akademi itu, temuilah orang itu dan nikmatilah hidupmu! Itu akan menjauh lebih baik,"
"Oh, iya satu lagi. Jika kamu mendapatkan gadis yang kamu suka, jangan sungkan-sungkan untuk mengatakannya kepadaku! Aku akan menggelar pesta jika hal itu terjadi, Rivandy," lanjutnya.
Paman itu pergi. Aku pun mematuhi pesan itu dan selalu mengingat pesan itu dari sekarang. Aku pun melakukan aktivitas yang selalu aku lakukan. Membaca buku pelajaran magister, membersihkan rumah, dan memasak.
Aku pun tertidur dengan posisi menyamping setelah menjalani aktivitas yang cukup sepi itu.
Aku pun tertidur jam 00:00 dengan langit malam dan bulan sabit.
Tinggal seminggu sebelum hari pertama masuk akademi, 1 September 2025
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
John Singgih
tanggal yang sama dengan Harry Potter masuk ke akademi sihir Hogwarts
2022-02-25
0
Cool freze
impostor ada 2
2020-12-11
4
Aya-DNA
MCnya penurut juga ke paman itu
2020-12-09
2