Senin, 8 September 2025, jam 06;00, seorang laki-laki berkulit sawo matang sedang berpakaian kemeja seragam Akademi Militer Spyxtria. Dia memiliki tinggi badan sekitar 165 cm dengan sedikit otot di lengannya.
Tatapan mata yang sedikit mengancam dan rambut hitam yang sudah disisir olehku, Setelah berpakaian rapi seperti seorang pekerja kantoran, ada seorang wanita yang menghampirinya sambil memeluknya. Denis menerima pelukan itu tanpa membalas pelukan itu.
Tubuhnya yang halus itu bersentuhan dengan pelukan itu. Mereka merasa seperti pasangan suami istri yang mesra.
“Sayang, sudah membawa bekalnya belum?” panggilnya.
“Sudah. Aku sudah membawanya,” balas Denis dengan cukup bertenaga.
“Belajar yang baik, ya! Soalnya, aku sayang sama kamu,” ucap wanita itu dengan aura yang berbunga-bunga.
“Aku mau pergi dulu. Jangan lupa bereskan rumah saat pulang nanti!” Pesannya kepada wanita yang sudah dewasa.
“Roger, sayang!” Wanita itu langsung mematuhi dan melakukan gestur seperti seorang tentara.
Denis tersenyum melihat perbuatan wanita itu. Dia selalu membuatnya ingin hidup lebih lama. Mereka berjalan menuju pagar yang masih tertutup. Wanita itu mencium pipinya sebelum dia pergi ke akademi. Denis melambaikan tangannya sebelum pergi meninggalkan rumah ini.
[*^*]
Sebagai Klan Spyxtria, Denis tidak boleh terlambat sekalipun. Klan ini bertahan lama sampai sekarang karena dengan ilmu pengetahuannya, klan ini memiliki peran yang penting sebagai perpustakaan untuk penduduk Rusia.
Ia berjalan tegak dan tidak pernah membungkuk sekalipun. Ia berjalan sendirian di trotoar kota Moskow yang asri. Tidak ada kejahatan yang terjadi di sana lantaran banyak penjagaan yang ketat dengan polisi yang terorganisir dan terstruktur.
[*^*]
Denis sudah tiba di gerbang akademi dengan cepat setelah dia berjalan cukup lama tanpa menggunakan angkutan umum. Dia melihat seseorang yang membaca buku saat dia melintas ke kelas. Kelas I Soshum D. Dia sama seperti Denis. Orang itu dikelilingi oleh kedua gadis yang sangat akrab dengannya. Dia tidak menghiraukan seperti itu.
Denis datang ke kelas dan bertemu seseorang yang dia kenal seminggu yang lalu. Dia berbadan besar dengan tinggi badan yang tidak jauh dari Denis. Wajahnya yang bersahabat dan tangannya yang besar menyapa dengan hangat.
“Denis,” panggilnya sambil melambaikan tangannya.
“Ah. Hammer,” sahutku sambil menghampirinya.
“Denis, tugasnya bagaimana? Aku tidak mengerti,” ungkapnya sembari memperlihatkan mengenai tugas Sejarah Rusia.
“Ayolah! Ini saatnya kelas militer. Aku tidak memikirkan tugas ketika ada kelas militer,”
“Yah, padahal aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu,” cetusnya ketus.
[*^*]
.Pelajaran dimulai setelah bel berbunyi untuk kelas militer.287 siswa dari negara yang terpilih dari PBB dikumpulkan di gedung militer yang sudah dikoordinasi oleh guru militer mereka masing-masing.
Setelah beberapa selang kemudian, Denis, Hammer, dan siswa Kelas I Soshum D berbaris dengan rapi sambil mengepalkan tangannya di samping pinggang. Mereka istirahat di tempat dan diarahkan oleh guru militer mereka, Terry Sereczarta. Pak Terry menghadap kepada mereka setelah tiba di ruangan pelatihan kami.
Dia pun menyapa para siswa dengan sigap dan menjelaskan tentang ilmu yang dia dapat pada saat ia dilatih di Distrik Khamovniki. Setelah menjelaskan tentang kemiliteran, mereka memilih senjata yang mereka mau. Saat giliran Denis, ia melihat banyak senjata yang terpampang di atas meja.
Dia melihat senapan yang banyak disana. Denis pun memilih jenis senjata yang ingin ia gunakan untuk melatih diriku. Dia melirik sesuatu yang memikat perhatiannya ketika dia melirik semua senjata dengan iseng. Dia melirik sebuah senjata yang ingin ia coba. Itu adalah Steyr AUG.
Ilustrasi Steyr AUG
Steyr AUG, senjata yang memiliki panjang 790 mm dengan berat 3,6 kg serta panjang barelnya sepanjang 508 mm. Senjata ini dapat diisi oleh peluru 5,56 45 mm NATO, Parabellum 9 19 mm, dan 300 AAC Blackout, dengan tingkat api 680-750 ronde/ menit, kecepatan moncong 970 m/s, jarak tembak efektif 300 meter, dan jarak tembak maksimum 2,700 meter.
M-9 Bayonet dengan spesifikasi panjang pisau 30 cm, dan bilahnya 7 inci yang didesain oleh Mickey Finn pada Perang Teluk 1, Invasi AS ke Panama 1989, dan Perang Irak.
Ilustrasi M-9 Bayonet
Giliran Hammer, dia memilih perisai yang digunakan oleh polisi dengan bahan anti peluru dan anti ledakan dan senjata senapan serbu untuk menunjang pertahanan dan serangannya. Ini sangat cocok baginya.
[*^*]
Setelah mereka memilih senjata mereka inginkan, mereka akan bertarung terlebih dahulu untuk preview pengetahuan militer mereka terlebih dahulu. Mereka bertarung dengan Kelas I Saintek A, Mereka pun masuk ke dalam arena yang berbentuk seperti segi enam dengan panjang sisinya 1000 meter (luas segi enam tersebut menjadi 1.500.000√3 meter). Sebelum pertarungannya dimulai, ada notifikasi dari handphone mereka. Notifikasi itu adalah ....
[Misi Hari Ini : Kalahkan Kelas I Saintek A]
[Cara Memenangkan Pertarungan : Rebut Kubik Kuantum dari Musuh! Jangan Sampai Musuh dapat Merebutnya!]
Denis dan para siswa Kelas I Soshum D mengatur posisi walaupun mereka tidak tahu betul dengan ilmu militer. Sementara lawannya, sudah siap dengan kedua gadis dan satu siswa pangeran berada di garis depan.
“Ready! Set! Go!” Sistem itu memulai pertarungan, sehingga pertarungan itu pun dimulai. dengan sengit. Siswa pangeran itu berlari ke arah yang berlawanan sambil memegang AWM (Arctic Warfare Magnum) warna hijau rumput. Kedua gadis itu langsung bergerak ke depan, sehingga para murid yang lainnya mengikuti mereka.
Hammer dan pengguna perisai lainnya langsung maju ke depan dan menembaki garis depan itu secara membabi-buta. Gadis twintail warna biru langit yang memegang Koch UMP berlari dengan cepat dan menembak perisai anti peluru itu. Anehnya, peluru itu malah mengenai senapan serbu itu dan melompat ke langit dan salto ke belakang melewati garis depan.
“Gila! Bagaimana dia bisa melakukannya?” Puji Hammer melihat gadis twintail melompat tinggi dan salto melewati garis depan.
Gadis twintail itu langsung menyerang pengguna perisai tersebut sehingga membuka peluang untuk rekan lainnya untuk maju. Gadis lolita tersebut langsung bergerak cepat dan menghabisi dengan kekuatan M134 Minigun yang awalnya menjadi belati.
Denis yang melihat itu langsung bergegas menuju Kubik Kuantum itu berada. Dia meninggalkan pertempuran yang sisa-sia itu. Ini lebih baik daripada dikalahkan oleh gadis twintail itu.
Bagaimana ia bisa melakukan itu? Padahal, hanya orang profesional saja yang bisa melakukan itu. Lalu, ia hanya seminggu di akademi ini. Denis ingin tahu apa yang ia pelajari di akademi.
[*^*]
Sesampainya di arena, terdapat kubah berukiran emas yang berdiri kokoh disana. Denis pun memasuki kubah itu dan menemukan kubik itu. Saat dia ingin mengambilnya, sebuah peluru 300 Winchester Magnum melesat mengenai kaki kanannya. Denis yang terkena tembakan itu jatuh tersungkur dekat kubik itu.
Dia yang tidak bisa berjalan itu melihat seseorang yang berjalan menuju ke arahnya. Denis ingin menembaknya, Namun. Steyr AUG miliknya tidak berfungsi dengan baik karena ia memasang jebakan elektrik sebelum Denis kesana. Pada akhirnya, ia dikalahkan dengan telak oleh orang itu.
[*^*]
Sebelum Denis keluar dari arena itu, terdapat suatu notifikasi yang berada di hadapannya.
[Misi Gagal]
[Siswa Kelas 1 Saintek A, Rivandy Lex mengambil Kubik Kuantum]
“Rivandy?!”
“Huft! Padahal sedikit lagi,” umpatnya kesal dengan kekalahan itu.
Setelah kekalahan itu, mereka mendapatkan score yang diperoleh. Denis melihat score itu dengan kesal.
[Denis Spyxtria
Kelas I Soshum D
Preview Score : C
Catatan : Tidak apa-apa gagal. Yang penting bisa meraih kemenangan di ronde selanjutnya!]
Dia menggerutu dengan score yang ia raih. Ia memutuskan untuk diam sebentar sebelum bel berbunyi. Denis juga melihat sekumpulan gadis yang meneriaki dengan sebutan “Pangeran” sambil memberikan sebuah kasih sayangnya kepada siswa itu.
Gadis twintail dan gadis lolita langsung menjaga siswa pangeran itu dari sekumpulan siswi itu. Namun, sekumpulan siswi itu membuat kedua gadis itu dikeroyok dengan cepat sehingga siswa pangeran itu lari menghindari sekumpulan gadis itu yang sangat mencintai pangeran itu. Pangeran itu tidak dapat berbuat apa-apa.
Denis tertawa melihat kejadian itu, sehingga ia tidak menyadari bahwa Pak Terry sudah ada di hadapannya. Akhirnya, Denis dimarahi habis-habisan dan dihukum membantu Pak Terry usai pelajaran militer.
[*^*]
Kelas pun usai. Hammer pun menghampirinya setelah itu.
“Denis, kamu ingin ke kantin tidak? Aku lapar nih,” ajak Hammer bersahabat.
“Tidak. Aku sedang dihukum. Nanti saja,” tolaknya dengan ajakan itu.
Hammer meninggalkannya yang saat bertugas itu. Memalukan sekali. Denis akan membalas perbuatannya, Ri-chan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
John Singgih
Dennis berniat balas dendam
2022-02-27
0
FLox
Aku masih meihat ada sudut pandang orang pertama yang menggunakan kata 'aku' di sini.. gak terlalu banyak cuman sedikit aja.. kayaknya masih bentrokan nih sama dengan sudut pandang pertama dengan sudut pandang ketiga.. wkwk.. aku dulu juga pernah gitu karena kebiasaan pakai sudut pandang orang pertama.. jadi menurutku keadaanmu tidak terlalu parah denganku.. jadi semangat nulisnya..
2020-10-23
2