Part 14

"Ihhh kok nggak dijawab sih." kata Erin dengan nada manja lalu melepaskan tangan Andira dari pinggang Rafan dan mendorong Andira kebelakang.

Erin bergelayut manja ditangan Rafan,Rafan masih belum menimbulkan reaksi apa pun.Karena geram Andira menjambak rambut Erin sehingga ikatannya terlepas.Ingin mengambil simpati Rafan,Erin tidak membalasnya.

"Au,au sakit." rintih Erin

Tersadar dari lamunannya,Rafan langsung melepaskan tangan Andira dari rambut Erin,lalu menarik tangan Erin menjauh dari Andira.

"Lo apa-apaan sih?" kata Rafan lalu menghempaskan tangan Erin.

"Gue??" tunjuk Erin kedirinya sendiri.

"Harusnya dia yang lo tanya?" sambung Erin.

"Lo mau ganggu hubungan gue sama Andira."

"Rafan sayang,Andira itu yang ganggu hubungan kita,kita kan udah nikah." kata Erin lembut.

"Gue mencintai Andira bukan elo."

"Yakin?kalau memang betul lo cinta sama Andira,kenapa lo bawa gue kesini,sedangkan Andira tinggal disana sendirian."

"Dengar ya! lo jangan percaya diri amat dah."

"Eumm mari kita berdamai." kata Erin mengulurkan tangannya.Rafan hanya memandang tangan Erin malas.

"Gue mau kita layaknya suami istri,seperti pasangan suami istri pada umumnya." kata Erin.

"Gue sih malas." ujar Rafan lalu pergi.

"Gue akan buat lo jadi nggak malas." teriak Erin semangat.

Rafan hanya memandang sekilas lalu berjalan tanpa memperdulikan Erin.

****

Saat ini Erin sedang berada disebuah cafe dengan minuman green tea yang berada di meja nya.Dia meneguk green tea habis dengan satu tarikan napas.Kejadian di taman tadi membuatnya haus.

"Gue harus semangat lagi untuk mengambil hatinya Rafan,dan untuk hari ini cukup dulu." gumam Erin.

Sehabis dari cafe Erin memutuskan untuk pergi ke Mall.Sesampai di Mall Erin berkeliling dan ingin membeli cemilan yang banyak.

"Woii." teriak seseorang tepat ditelinga Erin.

Membuat Erin menghentikan aktivas nya memilih cemilan dan menoleh.Dan melihat Dandi nyengir

"Ck,lo kalau nyapa orang sopan sedikit napa,nggak usaha teriak teriak dan nggak usah juga ngagetin." ucap Erin cerewet.

"Eh sepertinya Erin dulu balik lagi."

"Ha? maksudnya?kalo omong yang jelas dong." kata Erin lalu melanjutkan memilih cemilan lagi.

"Erin yang dulu kan ceria,cerewet,dan suka jahilin,dan akhir akhir lo berubah dan sekarang lo balik lagi." kata Dandi menjelaskan.

"Iya dong,kita nggak boleh larut dalam kesedihan."

"Kesedihan??"

"Iya udahla nggak usah dibahas." kata Erin takut kalau Dandi menanyainya lebih lanjut.

"Lo sama siapa kesini?" tanya Erin mengalihkan pembicaraan.

"Eummm ngantar Mama gue beli keperluan rumah."

"Yaudah sana!nanti Mama lo nyariin lo lagi." kata Erin.

"Kalau gitu gue duluan ya,bye." kata Dandi lalu pergi.

Melihat Dandi pergi menjauh,Erin menghembus kan nafasnya lega.

"Untung aja dia pergi kalo nggak bisa jantung gue bisa meledak." gumam Erin

Erin pulang dengan banyak bungkusan ditangannya,sekali kali dia bersandung ria.

Sampai dirumah Rafan,Erin menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu dengan menelungkup badannya dan masih bungkusan cemilan ditangannya.

"Aduh capek banget." keluh Erin

Erin bangkit dan berjalan menuju kamarnya dengan malas.Belum sampai kekamarnya,Erin berniat untuk masuk kekamar Rafan.Dia melangkah menuju kekamar Rafan,Erin memegang ganggang pintu dengan hati hati.

"Lo mau ngapain ha?mau nyuri?" kata Rafan yang berada dibelakang Erin.

"Bu-bukan." kata Erin menyangkal cepat.

"Kan gue mau masuk kekamar suami gue,emang salah?"

"Salah besar tanpa meminta izin pemiliknya dahulu." kata Rafan lalu mengeser tubuh Erin dari pintu kamarnya.

Rafan membuka pintu kamarnya dan hendak melangkah masuk.

"Dan lo sampai kapanpun nggak akan pernah masuk kekamar gue." kata Rafan lalu menutup pintu dengan kuat.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!