Ketika bel pulang sekolah,Erin bersenandung ria berjalan menuju parkiran.Dia melihat Rafan yang masih diparkiran sambil memainkan handphone duduk diatas motornya.
"Rafan cayang gue numpang lagi ya." ujar Erin dengan senyum manis dibuat.
Rafan melihat Erin sekilas,lalu melihat handphone nya lagi dengan serius.
Erin duduk di jok belakang karena melihat reaksi Rafan begitu.Rafan yang menyadari Erin duduk dibelakang.
"Turun,turun." ujar Rafan.
"Tidak mau."
Karena mengetahui Erin keras kepala,Rafan turun dari motornya menghadap Erin.
"Please,gue mohon,kali ini jangan ganggu gue." ucap Rafan sambil menyatukan tangannya tanda memohon.
"Oh oke." kata Erin canggung lalu turun dari motor Rafan.
Rafan mengendarai motor nya lalu meninggalkan sekolah.
"Yahh gue sama siapa dong pulang."keluh Erin berjalan kedepan pintu gerbang sekolah.
" Erin."teriak Dandi memanggilnya.
"Iya." jawab Erin
"Kok belum pulang?" tanya Dandi.
"Ini mau pulang." kata Erin tanpa meminta Dandi untuk menberikan nya tumpangan,karena takut ditolak!
" Sama gue aja yuk."ajak Dandi.
"Beneran?" tanya Erin dengan mata berbinar.
"Iya,udah duduk aja sini." ucap Dandi sambil menepuk-nepuk jok belakang motor nya.
"Ya udah,yuk." kata Erin tanpa menolak.
Erin pun pulang dengan diantar Dandi si ketua kelas.Sesampai dirumah Erin.
"Makasih ya pak ketua." ucap Erin sambil membungkukkan badannya.
"Iya,kok lo lucu banget sih?" kata Dandi lalu mengacak rambut Erin gemas.
Deg
"Masa sih pak ketua?kata Mama aku aja seperti monyet sedangkan kata Rafan ,aku nenek lampir." ucap Erin sambil menelan salivanya susah payah dan menutupi rasa gugup .
"Mata mereka aja nya yang rabun." kata Dandi sambil tersenyum.
"Yaudah kalau gitu, gue mau pamit dulu sama Mama lo." sambung Dandi lalu turun dari motornya.
"Eh nggak usah pak ketua."kata Erin sambil menahan tubuh Dandi yang ingin melangkah masuk kedalam halaman rumah.
" Kenapa?"tanya Dandi mengernyit dahi bingung.
"Eumm Mama nggak ada dirumah,Mama ditoko." kata Erin cepat.
Kalau Mama tahu bisa kena bully gue nanti habis habisan.
"Oh kalau gitu,gue pamit ya."
"Iya,hati hati."
Dandi melajukan motornya meninggalkan rumah Erin.Erin melambaikan tangannya saat Dandi mulai menjauh.
Erin pun melangkah masuk kerumah nya,terdengar keributan didalam rumahnya.Ia melangkah masuk mengendap-endap dan melihat Nando dan Shita nya sedang bertengkar di ruang tamu.
"Erin masih membutuhkan mu,Nando.Coba kamu pikirkan baik baik jangan asal mengambil keputusan." kata Shita lantang.
"Aku akan tetap menceraikan mu,kalau soal uang,aku akan memberi kalian uang bulanan." kata Nando tetap pada pendirian nya.
"Uang bulanan ha?dari berapa bulan kau tidak menafkahi ku dan Erin.Sehingga membuat ku harus menjual segala perhiasan lalu membuka toko kue kecil kecilan." kata Shita sinis.
"Maaf aku hanya sibuk."
"Sibuk?sesibuk apa kau sehingga memberikan uang saja tidak sempat,atau kau habiskan semua uang mu itu ke jalang mu."
"Tutup mulut mu."ujar Nando marah.
" Apa yang membuat mu menceraikan ku?sehingga rumah tangga yang kita bangun selama 20 tahun ini hancur begitu saja."kata Shita menahan air mata nya agar tidak keluar.
"Aku sudah menikah dengan wanita lain dan memiliki seorang putra." ujar Nando datar.
Begitu sengit pertengkaran mereka,sehingga mereka tidak mengetahui keberadaan seseorang yang sudah menangis terisak menahan suara.
Erin memutuskan pergi keluar rumah dengan air mata mengalir tanpa mau ikut campur.
"Aku tidak mau kalian berpisah Papa,Mama...hiks...hiks. aku tidak membutuhkan Papa yang selalu disamping kami...hiks..tapi tolong jangan bercerai dengan Mama." gumam Erin menangis
Erin berjalan menyusuri komplek,Dia memutuskan ke Mall dengan menggunakan taksi.
"Lebih baik aku ke Mall untuk menghilangkan sedih." gumam Erin lalu menghapus air mata nya kasar.
Erin berkeliling Mall tanpa masih membuat perasaan gelisah.
Tiba tiba Erin melihat sepasang laki-laki dan perempuan sedang tertawa bersama.Seketika otak jahil nya muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments