Sudah dua minggu kejadian dimeja makan berlalu.Hubungan Erin dan Rafan juga tambah tidak ada komunikasi dalam sehari pun.Erin hanya pulang menumpang tidur dan makan diluar.Berangkat kesekolah naik taksi dan pulang jam 7 tujuh malam.Seterus itu Erin tidak keluar dari kamar.
Saat ini hari libur membuat Erin malas keluar dari rumah.Ia memutuskan mengunci pintu kamarnya dan memainkan handphone .Sudah dua jam Erin bermain handphone tanpa mandi atau mencuci wajahnya terlebih dahulu.
"Ck,gue lapar banget."
"Lebih baik gue keluar cari sarapan." gumam Erin
Erin mandi terlebih dahulu dan bersiap.Dengan pakaian kaos panjang warna abu-abu dan celana jeans selutut lalu rambut dikucir kuda.Sambil membawa handphone dan dompet,Erin menuruni tangga.
"Nak Erin mau kemana?" sapa Bi Ijah
"Eummm mau cari sarapan bik." jawab Erin mengusap tengkuknya.
"Sarapan disini saja." ajak Bi Ijah
"Tapi....."
"Tenang nak,Nyonya pergi keluar kota dan tuan Rafan pergi sama nona Andira."
Lebih baik aku sarapan disini aja,untuk menghemat uang.
"Boleh bik." ucap Erin tersenyum.
Erin berjalan menuju meja makan dengan Bi Ijah disampingnya.Duduk makan sendirian dipaling pojok membuat Erin tidak nyaman.
"Bik sarapan disini aja."
"Maaf nak Erin tidak bisa?"
"Loh kenapa bik?"
"Kami sebagai pembantu tidak perbolehkan makan dimeja makan ini."
"Udah nggak papa bik,orang nya nggak ada disini kok."
"Memang Nyonya tidak ada,tapi Nyonya melihat nya dari situ." tunjuk Bi Ijah kearah CCTV diatas sebelah kanan.
Erin menoleh kearah tunjukan Bi Ijah dan melihat CCTV.
"Yah!!"
Erin memutuskan makan dengan cepat agar tidak bertemu dengan Rafan.Setelah selesai, Erin ingin beranjak kekamar lagi.
"Nak Erin."panggil Bi Ijah kepada Erin yang mulai menjauh dari meja makan.
"Iya bik."
Bi Ijah berjalan menghampiri Erin dengan langkah pelan.Erin terpaksa menunggu Bi Ijah untuk menghampiri nya.
"Nak Erin mau nggak berkeliling rumah ini?"
"Boleh bik."
Bi Ijah menunjukkan setiap sudut ruangan rumah Rafan dan membuat Erin terkagum.Sambil berkeliling Bi Ijah selalu menjelaskan tentang rinci ruangan itu dan Erin mendengarkannya dengan antusias.
"Dan itu ruangan musik tuan Rafan." tunjuk Bi Ijah kearah pintu yang terkunci.
"Rafan suka musik juga bik?"
"Dulu tuan Rafan selalu bermain musik tapi sekarang tidak,mungkin Nyonya melarangnya."
"Eummm,menurut Bibik Rafan itu bagaimana?"
"Menurut Bibi, tuan Rafan itu baik,keras kepala,juga mudah emosian,dan menurut atau rela melakukan apapun dengan orang yang paling dia sayang."
"Baik?"
"Iya, dua tahun yang lalu, tuan Rafan balapan mobil dan tanpa sengaja menabrak suami saya,sehingga membuat suami saya meninggal dan tuan Rafan membiayai semua nya dari rumah sakit sampai ke pemakaman,dan memberi saya beberapa puluh juta uang dan menyuruh saya untuk tinggal disini sebagai pembantu."jelas Bi Ijah panjang lebar.
Erin mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti.
"Nak Erin,menurut Bibi lebih baik kamu berdamai dengan tuan Rafan.Lalu buatlah tuan Rafan mencintai mu supaya pernikahan kalian bertahan selamanya.Pernikahan itu bukan main main,cukup sekali dalam seumur hidup,Bibi yakin tuan Rafan tidak mencintai Andira,lalu cepatlah bertindak sebelum terlambat." nasehat Bi Ijah panjang lebar.
"Tapi bik..." ragu Erin
"Kejarlah nak,sebelum terlambat."
Erin berpikir mendengar kata Bi Ijah.
Iya benar aku harus mengambil hati Rafan sebelum Andira.
"Bik,biasanya Rafan dan Andira pagi-pagi begini kemana?" tanya Erin semangat
"Paling paling ke taman komplek ini,sambil jogging."
"Makasih bik." jawab Erin lalu pergi .
Erin menuju taman dengan berlari,sampai ditaman Erin mengedarkan pandangan mencari seseorang dan Ia menemukan nya.Erin berlari semangat menghampiri nya.
"Good morning my husband." sapa Erin tersenyum manis.
Rafan terbodoh mendengar sapaan Erin.Dan tidak menunjukkan reaksi apa pun.Sedangkan Andira melihat Erin seakan mau menerkamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
usagi rhein
kasian
2020-04-28
1