Setelah sampai dihalaman rumah Erin,Erin turun dari mobil tanpa berkata apa pun kepada Rafan.
Erin berjalan menuju tangga menuju kamarnya.Saat melintas dari ruang tamu,Erin melihat bercak darah di sofa.
Erin berjalan kearah dapur dan mengambil pisau lalu kembali lagi ke ruang tamu.Tiba tiba Rafan masuk dan melihat Erin memegang pisau.Dia pun berlari menangkap pisau Erin dengan cepat.
"Lo apa-apaan sih?" teriak Erin ketika Rafan mengambil pisaunya.
"Gue tau kalo lo terpukul dengan kejadian ini,tapi ngggak usah bunuh diri juga bodoh!!"
"Siapa yang bunuh diri?" tanya Erin jengah.
"Awas!!" sambung Erin lalu mengambil pisau ditangan Rafan.
Erin pun berjalan ke arah sofa lalu menikam nikam dan mengores sofa itu tepat dibagian bercak darah tersebut.Rafan yang melihat Erin tidak berkutik.
Setelah puas dengan membuat sofa itu menjadi tidak layak di pakai,Erin pun berhenti dengan napas tidak teratur lalu menjatuhkan pisau nya sembarangan dan menaiki tangga dengan berlari.
****
Saat sampai dirumah Rafan mereka disambut pelayan dengan membungkukan badan.Vanya berdiri didepan pintu dengan angkuh.
"Ayo masuk sayang." kata Vanya sambil merangkul bahu Rafan tanpa memperdulikan Erin yang berada dibelakang yang keberatan membawa barang-barangnya.
Rafan pun begitu juga tidak memperdulikan Erin.Rafan menyambut Mamanya dengan senang hati.
aku pikir tante vanya itu baik,tapi sama saja,anak sama Mama.Erin
"Kalian tidak boleh sekamar,dan disini kalian hanya sebatas pembantu dengan majikan." kata Vanya.
apa?pembantu?.Erin
"Maaf tante,kalau soal beda kamar,saya setuju.Tapi saya istri sah nya Rafan,dan tante harus menerima itu dan saya bukan pembantu." kata Erin tanpa ada rasa ketakutan.
"Ck,dengar ya, keluarga kamu itu sama keluarga saya jauh banget kastanya,jadi kamu itu tidak cocok menjadi menantu saya,yang cocok itu Andira."kata Vanya merendahkan.
"Rafan, kamar gue dimana??" tanya Erin tanpa memperdulikan perkataan Vanya.
"Bibi!!" teriak Rafan
"Iya tuan." jawab seorang wanita paruh baya berlari mendekati Rafan.
"Antarkan dia kekamarnya,yang diatas paling pojok kali."
"Baik tuan."
Wanita tadi itu pun mendekati Erin.
"Mari bibi antar Non." kata Wanita itu lalu hendak mengambil koper Erin.
"Eh nggak usah bik,nggak usah,tunjukin aja jalannya."kata Erin sopan.
" Mari."
Erin pun diantar kekamar dengan wanita tadi.
Erin membawa koper nya dengan susah payah.
"Nama bibi siapa?" tanya Erin.
"Nama saya Ijah,non bisa manggil saya bi ijah."
"Nggak usah manggil non,bik.Panggil nama aja,Erin."
"Tidak sopan non."
"Kok nggak sopan bik,malah saya yang tidak sopan,udah panggil nama saya saja,nggak ada penolakan."
"Baik Erin."
Bi Ijah pun berhenti dipintu kamar.
"Ini kamarnya nak Erin."
"Makasih Bibik" kata Erin lalu tersenyum.
Bi Ijah pun tersenyum mengangguk dan pergi.
Erin membuka pintu kamarnya perlahan lahan dan masuk meletakkan koper lalu membaringkan badan nya dikasur.Dia mengamati setiap sudut kamarnya.
"Lumayan juga." gumam Erin.
Karena kelelahan Erin tidak lama mata nya terpejam dan pergi kealam mimpi.
****
Erin terlihat bangun kesiangan dan bersiap untuk sekolah.Erin menurun tangga dengan menenteng tas disebelah bahunya sambil melihat jam ditangannya.
"Aduhh gue terlambat lagi." runtuk Erin
Melihat Rafan sedang berdiri di halaman rumah.Mata Erin berbinar.
"Rafan gue nebeng ya kesekolah?" kata Erin
"Nggak boleh,Rafan pergi sama Andira."
Belum sempat Rafan menjawab,Vanya sudah menjawab duluan.Rafan mendengar itu hanya mengganguk tanda menyetujui ucapan Mama nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
cemplon
kenapa gitu sih mama sm anak..hik hik😢
2020-05-25
0