Part 8

Sudah sebulan Shita menghilang membuat Erin tidak bersemangat hidup.Sehingga sering membuat Erin jarang kesekolah.Erin sebulan lalu berbeda dengan Erin sekarang.

Dulu yang selalu ceria dan suka menjahili orang.Sekarang berbeda menjadi orang pendiam dan berbicara seperlunya saja.

"Aku harus mencari kerja,bahan kebutuhan sudah habis,dan uang tinggal dua puluh ribu lagi." gumam Erin sedih saat melihat lemari es nya yang tidak ada isi nya.

Erin pun pergi sekolah tanpa sarapan.Erin pergi kesekolah nya dengan berjalan kaki.Jarak antara rumah dan sekolah nya tidak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan berjalan kaki.

Disekolah pun,Erin tidak menjahili Rafan lagi.Tentu saja itu membuat Rafan bingung.

Sesampai dikelas Erin duduk dikursi dengan menaruh tas nya di bagian perutnya.Untuk menahan rasa lapar.

Tiba tiba Rafan datang dengan bungkusan makanan ditangannya.Rafan duduk lalu memakan roti dengan lahap.Membuat Erin menjadi semakin lapar karena melihat Rafan dari pantulan jendela kaca.

Rafan yang menyadari Erin melihatnya dari pantulan jendela kaca.Semakin menjadi jadi,Rafan mengunyah makanan dengan berbagai gaya.

Erin langsung menelangkupkan wajah nya dimeja supaya tidak melihat yang membuatnya semakin lapar.

****

Pelajaran dimulai, Erin tidak bisa lagi menahan rasa laparnya.

"Bu." ujar Erin lemas

"Iya,kamu kenapa Erin?wajah kamu pucat sekali."

"Saya tidak apa apa buk,saya hanya mau izin ke toilet."

"Oh kalau begitu pergilah."

"makasih buk."

Erin pun berlalu dari kelas menuju kantin.Erin memesan roti yang harganya sedikit terjangkau dan tidak memesan minum.

Memakan roti nya dengan lahap sehingga tidak menyadari sepasang mata mengamatinya.

"lapar amat neng." sapa Dandi menghampiri Erin.

"Eummm iya."

"Lo kenapa sih akhir akhir ini?selalu aja ngehindar dari semua orang,dan nggak sejahil dulu."ujar Dandi lalu duduk disamping Erin.

" Nggak papa,gue duluan ya."jawab Erin lalu pergi dari kantin

"Kan betul,dia ngehindar." gumam Rafan.

Erin pun kembali lagi kekelas dan mulai fokus belajar.

****

Sudah beberapa cafe Erin datangi untuk bertanya lowong kerja.Tapi hanya jawaban "tidak ada" yang ia dapat.

Ia sudah putus asa,akhirnya Erin memutuskan untuk bertemu Papa nya.Yang sudah kejadian hari itu,Erin tidak pernah lagi berjumpa Nando.

Setelah sampai dirumah sakit,Ia berjalan ke repsionis.

"Permisi mbak,boleh bertemu dokter Nando Langga bagian kulit."

"Sudah buat janjian dek?"

"Eumm belum." kata Erin mengusap tengkuknya.

Tiba tiba Erin melihat Nando berjalan di lobby.

"Papa!" teriak Erin.

Nando pun menoleh dan berhenti berjalan menunggu Erin menghampirinya.Erin berlari lari kecil menuju Nando.

"Papa,Erin butuh uang,bahan dapur semuanya sudah habis,dan uang Erin tinggal sepuluh ribu lagi."

"Oh maaf,soal itu Papa lupa."ujar Nando lalu mengambil dompetnya.

Bagaimana dia bisa lupa dengan anaknya sendiri,oke Erin.lo harus baik baik biar dapat uang

" Nih!"kata Nando sambil menyodorkan kartu ATM.

"Pin nya tanggal lahir mu." sambung Nando.

"Makasih Papa."

Nando hanya membalas nya dengan senyuman.

"Kalau gitu Papa kerja dulu." ujar Nando lalu hendak pergi.

"Papa." panggil Erin lagi.

"Iya?"

"Eummm Papa tahu,Mama dimana?" tanya Erin.

"Maaf soal itu Erin,Papa pastikan kalian tidak bertemu lagi sampai kalian mati pun." ujar Nando serius.

"Pulanglah kerumah dan makanlah dengan kenyang." sambung Nando lalu pergi.

Mendengar itu membuat Erin tertegun.

Tidak bisa menjumpai Mama selamanya,bahkan satu bulan membuat ku rindu yang sangat luar biasa.

Terpopuler

Comments

Ida Bimantara Didi

Ida Bimantara Didi

kejam amat pak

2020-07-08

0

Siti Saudah

Siti Saudah

😭😭😭😭 kejam amat si bapak

2020-06-12

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!