Hari senin, menjadi hari yang paling sibuk bagi semua orang terutama didunia para pekerja. Termasuk untuk seorang pegawai sebuah perusahaan konstruksi ternama dikota ini. Andira Faranisa, tengah bersiap untuk berangkat ke kantor, demi menggapai cita-cita dan mengais rupiah untuk melanjutkan hidupnya.
Kemeja slim fit berwarna merah marun sudah membalut indah ditubuhnya, dipadu dengan rok span berwarna cokelat muda. Tak lupa ia poles make up tipis-tipis yang memberikan kesan natural tanpa menutupi wajah aslinya.
Dira sudah sangat percaya diri dengan style nya saat ini, apalagi dengan model rambut barunya. Kemarin hari minggu, Dira memanfaatkan waktu untuk pergi ke salon, mengubah gaya rambutnya yang kini menjadi pendek sebahu, menambah kesan manis pada wajahnya. Benar kata orang-orang, memiliki rambut pendek akan menjadikan wajah terlihat lebih muda. Dira percaya itu.
Suara knop pintu yang diputar mengalihkan pandangan Dira dari cermin, ia menoleh kebelakang. “Kurang sexy Dira!” sentak Tante Sophie yang protes soal penampilan Dira. “Rok kamu kurang pendek, bagaimana kamu bisa memikat hati dan mata atasan-atasan kamu dikantor kalau penampilan kamu kayak begitu? Kamu nggak pingin apa punya suami kaya? Kalau cewek-cewek lain itu ya pasti bakalan berlomba-lomba—“
“Cukup Tante, cukup! Aku pergi dulu.” Dira meraih tas slempangnya dari dalam lemari, tak lupa ia membawa beberapa map hasil gambar tangannya beberapa hari yang lalu untuk ia presentasikan hari ini. Kabarnya mereka akan kedatangan atasan baru.
Jabatan Project Manager di perusahaan tempat Dira bekerja akan digantikan oleh orang baru hari ini. Tentu kabar ini menjadi kabar yang sangat baik untuk Dira karena Pak Bian yang menjabat sebagai Project Manager lama akan di mutasi ke kota lain sejak hari kamis yang lalu. Mengapa hal itu membuat Dira bahagia? Karena tidak akan ada lagi laki-laki norak yang selalu mengirimkannya bunga di setiap hari rabu. Mengirimkannya sarapan sehat setiap hari kamis. Bahkan Pak Bian juga selalu mengirimnya pesan singkat kata-kata gombal untuk mencoba merayunnya agar mau menerima Pak Bian menjadi kekasihnya.
Menurut Dira, cara seperti itu justru norak lebay dan menjijikkan. Dira lebih suka dengan cowok yang pendiam, cool dan bicara seperlunya saja. Menurutnya cowok seperti itu yang bisa bikin hari meleleh.
“Ra, kamu kalau masih mau tinggal sama Tante, ya harus nurut apa kata Tante!” hentak Tante Sophie sekali lagi sebelum Dira benar-benar meninggalkan rumah.
Dira menghela napas kasar, ia benci sekali dengan keadaan ini. Andai boleh memilih, Dira ingin sekali tinggal terpisah dari Tantenya ini, meski akhirnya terkesan seoalah ia adalah keponakan yang tidak tahu diri.
Sejak SMA, Dira tinggal berasama Tante Sophie. Adik dari Mamanya. Menjadi seorang anak korban keegoisan orang tua memang tidaklah mudah. Mama dan Papa Dira harus mengakhiri hubungan mereka sebagai suami istri, berakhir di meja hijau karena mereka memiliki pilihan masing-masing.
Benar kan kalau orang tua bercerai itu pasti akan mengakibatkan dampak buruk terhadap anaknya? Itulah yang dialami Dira saat ini. Ia tak pernah lagi merasakan hangatnya kasih sayang orang tua. Mamanya sudah memiliki keluarga baru begitu juga dengan Papanya yang tak pernah sekalipun menanyakan tentang kabarnya.
Terpaksalah Dira harus tinggal bersama Tante Sophie, yang masih mau membiayai hidupnya sejak SMA. Tapi untuk masuk ke duni perkuliahan Dira harus berjuang mendapatkan beasiswa. Mungkin wajar jika Tante Sophie selalu memaksanya untuk mencari pacar atau calon suami yang kaya. Tapi apa harus sampai menampilkan paha mulus seperti yang dimaksud Tante Sophie tadi? Tidak kan? Tentu Dira tidak mau.
🌸🌸🌸
Sorak sorai tepuk tangan terdengar begitu ramai memeriahkan aula perusahaan konstruksi PT. Alandra Wijaya tempat mereka mengadu nasib. Acara lepas sambut jabatan sekaligus makan siang itu terlihat begitu meriah. Semua karyawan perusahaan berkumpul disana. Saat ini, mereka sedang mendengarkan pidato perpisahan oleh Bian.
“Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh karyawan yang sudah banyak membantu saya.” Ucap Bian. “Ada satu hal yang sangat ingin saya sampaikan hari ini sebelum saya benar-benar meninggalkan perusahaan ini, meninggalkan kota ini...” Bian pria tampan nan mapan yang mampu menyihir banyak wanita yang melihatnya, kini terlihat begitu gugup.
Tiba-tiba suasana menjadi hening, mereka sangat ingin mendengar lanjutan dari kalimat yang akan dilontarkan Bian. “... saya... sangat menyukai Andira Faranisa,” sontak semua mata tertuju pada Dira, yang tak mengenal Dira pun berusaha mencari tahu siapa sosok perempuan yang disebutkan oleh Bian. Sementara Dira masih berdiri kaku, dengan lutut yang gemetaran. Telapak tangannya dingin, jantungnya berdegup kencang.
Bukan Dira terkesan karena ungkapan suka dari mantan Bos nya itu tetapi menurutnya hal ini begitu konyol dan... memalukan. Sumpah rasanya ingin sekali Dira menghilang saat ini.
“... bahkan saya bukan hanya menyukainya sepertinya saya mencintainya, Dira... mau kah kamu menjadi pendamping hidup saya?” masih dengan suasana yang sama, sebagian orang bersorak dan bertepuk tangan mendengar itu.
Dira yang tidak tahu harus berbuat dan menjawab apa akhirnya membuka suara. “Maaf Pak Bian yang terhormat, saya sudah punya calon suami,” ucapnya penuh percaya diri. Padahal entah dimana keberadaan calon suami yang Dira maksud itu.
Semua hadirin bersorak lemas, itu artinya Bian ditolak! “Ehem...” Bian berdehem sebelum melanjutkan kalimatnya. “Oke... tak masalah, sepertinya saya terlambat, terimakasih Dira sudah membut hari-hari saya bersemangat setiap harinya karena kamu.” Ucapnya kemudian mengakhiri pidatonya siang ini.
Pwuiihhh... norak! Bucin!
Seorang lelaki yang tengah duduk di barisan paling depan, bergidik jijik melihat ungkapan cinta seorang Project Manager kepada bawahannya.
Heran gue, apa cinta harus mempermalukan diri sendiri seperti itu? Lelaki itu masih saja membatin*.*
“Baiklah terimakasih Pak Bian Alamsyah atas waktunya selama ini, dan sekarang kita sambut seseorang yang kini menggantikan posisi Pak Bian sebagain Project Manager di perusahaan ini, kepada Pak Rafkha Narendra Akbar, kami persilahkan dengan segala hormat,” Seorang MC di atas panggung terlihat begitu bersemangat dengan acara ini.
Dira yang masih terdiam dengan kejadian barusan, tak begitu fokus mendengar apa yang dikatakan MC. Ia masih terduduk kaku, sambil meremaas tisu ditangannya. Kesal dan malu bukan main. “Ra! Ra! Dira!” hentak Fatya, Dira yang sedari tadi melamun, kini tersadar itu pun karena merasakan kakinya diinjak oleh Fatya.
“Apa sih Fat?” sambil mengusap kakinya yang sedikit sakit karena terkena ujung heels Fatya. Sahabatnya ini memang sedikit kejam, tapi hatinya seperti malaikat.
“Lo liat itu siapa yang ada didepan!” titahnya. Dira pun menoleh malas, tapi seketika matanya membulat saat melihat siapa yang sedang berdiri di panggung itu.
Ya Allah.
Dira mencoba menetralkan denyut jantungnya. Ini lebih mendebarkan dari pada mendengar ungkapan cinta dari Bian tadi. Jantungnya seolah mau lepas dari tempatnya. Ini gila! Benar-benar gila! Bahkan saking bahagianya, senyumpun Dira tidak mampu.
“Ra, kedip Ra!” Fatya kembali berkicau sambil menyenggol siku sahabatnya itu.
Dira pun tersadar, “Fat, bener kan yang gue liat waktu itu? Memang dia kan?” Dira mencoba meyakinkan sekali lagi. Fatya mengangguk tanda setuju dengan Dira.
“Berarti lo nggak lagi ngehalu waktu itu,” Timpal Fatya.
Saat menatap Rafkha yang dengan gagahnya berbicara di atas panggung, dentuman jantung Dira semakin menjadi-jadi. Cool dan kerennya masih sama seperti dulu, semakin tampan dan berkharisma tentunya. Kalau setiap hari senin hingga jum’at terus berhadapan dengan Rafkha di kantor, bagaimana caranya Dira harus move on dari cinta pertamanya?
🌸🌸🌸
Jangan lupa dukung author dengan pencet like dan komen di setiap eps nya ya. Semoga suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
klo jodoh ga kemana kan Ra...🥰
favorit kan thir..
2023-08-07
0
Sunarti
mt aja cinta Dira utk Rafkha tdk bertepuk sebelah tangan
2023-04-22
0
FUZEIN
Samalah kita...yang ketawa terbahak2..melompat kinja..tu la paling kite tak suka
2023-01-02
0